Jumat, 24 Agustus 2012

MEMBACA TANDA-TANDA KEDATANGAN YESUS SANG MESIAS DAN AKHIR DUNIA


Posted by Teguh Hindarto


Midrash Matius 24:1-36
Nats: Matius 24:36

Akhir-akhir ini di Jakarta beredar selebaran dengan judul AKHIR DUNIA 21 OKTOBER 2011 di kalangan jemaat Kristen. Rupanya selebaran ini adalah hasil terjemahan dan tidak ada nama penulis dan alamat pembuat selebaran kecuali alamat darimana tulisan berbahasa Inggris ini bermula yaitu di Sharon Hill, Amerika Serikat. Isi brosur tersebut nampaknya dibuat sebelum tahun 2011 karena ada petikan kalimat, “Kita sebentar lagi akan menginjak tahun 2011 M!” (hal 3)

Dalam selebaran tersebut diperingatkan bahwa Tanggal 21 Mei 2011 akan terjadi Penghakiman Tuhan dan Pengangkatan orang Kristen ke awan-awan menyongsong Yesus Sang Mesias di udara. Selengkapnya selebaran tersebut menuliskan demikian:

Dengan karunia dan kasih yang luar biasa dari (Tuhan), Dia memberi kita peringatan dini mengenai apa yang akan Dia lakukan. Tanggal 21 Mei 2011 akan mengawali masa penyiksaan mengerikan selama 5 bulan bagi semua penghuni bumi. Pada Hari Penghakiman, 21 Mei 2011, masa penyiksaan yang mengerikan selama 5 bulan akan dimulai untuk semua penghuni bumi. Pada tanggal 21 Mei inilah (Tuhan) akan mengangkat semua orang mati yang pernah mati dari kubur mereka. Gempa bumi akan membinasakan seluruh dunia ketika bumi tidak lagi menutupi orang-orang yang mati terbunuh di sana (Yesaya 26:21). Orang yang meninggal sebagai orang yang diselamatkan akan mengalami kebangkitan dari tubuh mereka dan segera meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Mereka yang mati sebagai orang yang belum diselamatkan juga akan dibangkitkan, tetapi mereka hanya memiliki badan-badan tanpa nyawa yang berserakan di seluruh permukaan bumi. Kematian akan terjadi di mana-mana. Tuhan juga menekankan pembinasaan mengerikan selama 5 bulan ini di ayat akhir dari kitab Kejadian bab 7: Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya. Kejadian 7:24. Tanggal 21 Oktober 2011 merupakan lima bulan setelah tanggal 21 Mei 2011. Adapun tanggal 21 Oktober 2011 juga merupakan hari terakhir dari Hari Raya Tabernakel Alkitabiah (diadakan bersamaan dengan Hari Raya Pengumpulan Hasil). Tabernakel diadakan pada bulan ke-7 dari kalender Ibrani” (hal 6-7).
Darimana dalil perhitungan tanggal 21 Mei 2011 sebagai Hari Penghakiman dan Tgl 21 Oktober 2011 sebagai akhir dunia? Penulis selebaran tersebut mendasarkan pada penafsiran Kejadian 7:4 yang menyatakan demikian, “Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu". Kalimat “tujuh hari lagi” (Ibr: leyamim od shiba) menurut mereka harus diartikan bukan tujuh hari secara hurufiah melainkan secara rohaniah dengan dikaitkan ayat lain yang menyatakan bahwa satu hari sama dengan seribu tahun yaitu dalam surat 2 Petrus 3:8 sbb: “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan (YHWH) satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari”. Ayat ini merupakan kutipan dari Mazmur 90:4. Berdasarkan pemahaman satu hari dihitung seribu tahun maka kalimat “tujuh hari lagi” dalam Kejadin 7:4 ditafsirkan dengan 7000 tahun lagi. Untuk mengetahui kapan 7000 tahun yang dimaksudkan dimana Tuhan akan mengirimkan bencana besar maka penulis selebaran tersebut mencari data sejarah yang menurutnya akhir-akhir ini ditemukan yang menyatakan bahwa peristiwa banjir Nuh terjadi pada tahun 4990 SM. Maka angka 4990 + 2011 akan mendapatkan angka 7001. Karena menurut mereka tidak ada tahun nol maka angka 4990 + 2011 – 1 sehingga mendapatkan angka 7000. Nah, menurut mereka tahun 2011 merupakan kegenapan waktu 7000 tahun yang Tuhan janjikan akan memusnahkan dunia setelah peristiwa Nuh. Berikut kutipan pernyataan mereka: “Karena baru-baru ini kita telah menemukan mereka sbb:

“Kalender sejarah Alkitabiah pada halaman-halaman Alkitab, kita menemukan bahwa banjir hari Nuh terjadi pada tahun 4990 SM. Tanggal ini benar-benar akurat (untuk informasi lebih lanjut tentang kronologi sejarah Alkitabiah, silakan kunjungi: www.familyradio.com). Pada tahun 4990 SM (Tuhan) menyatakan kepada Nuh bahwa masih ada 7 hari lagi sebelum air bah itu meliputi bumi. Sekarang, jika kita kalikan 1000 tahun untuk tiap hari dalam 7 hari itu, kita dapatkan 7000 tahun. Dan apabila dari tahun 4990 SM kita proyeksikan 7000 tahun ke depan, kita temukan bahwa proyeksinya jatuh pada tahun 2011 M. 4990 + 2011 = 7001 Catatan: Bila dihitung dari tanggal Perjanjian Lama ke tanggal Perjanjian Baru, kurangi hasilnya satu tahun karena tidak ada tahun nol, sehingga: 4990 + 2011 – 1 = tepat 7000 tahun. Tahun 2011 M akan menjadi tahun ke-7000 dari banjir hari Nuh. Tahun itu akan menjadi akhir jangka waktu yang diberikan kepada umat manusia untuk menemukan karunia di mata (Tuhan)” (hal 2-3).

Ir. Herlianto, MTh. Dalam bukunya Akhir Zaman Kapan Akan Terjadi? Menjelaskan sbb: “Sejarah telah mencatat bahwa sejak abad pertama sudah banyak perhitungan-perhitungan yang dilakukan umat untuk menentukan waktu akhir zaman dan kedatangan Yesus kedua kali, tetapi ramalan-ramalan mengenai akhir zaman itu memuncak dengan timbulnya ajaran-ajaran bidat yang mulai banyak bermunculan pada abad ke-19 sehingga dapat disimpulkan bahwa ‘salah satu ciri kegiatan bidat adalah kepastiannya dalam menghitung waktu akhir zaman’, padahal justru hal ini dilarang oleh Tuhan untuk dilakukn manusia!”[1]

William Miller seorang pendiri gereja Advent meramalkan bahwa akhir dunia akan terjadi pada tahun 1874. Dalil yang dipergunakan adalah penafsiran terhadap Daniel 8:14 yang menyatakan bahwa pemulihan tempat kudus akan terjadi selama 2300 tahun dan dihubungkan dengan nubuatan 70 Minggu dalam Daniel 9:24-27. Menurut Miller 70 Minggu atau 490 hari nubuatan Daniel akan berakhir pada angka 457 SM bertepatan dengan Ezra membangun Bait Suci. Maka angka 2300 dalam Daniel 8:14 dikurangi 457 akan ditemukan angka 1843[2].

Charles Taze Russel pendiri Saksi Yehuwa meramalkan bahwa kedatangan Yesus kedua kali untuk menghakimi akan terjadi pada tahun 1914. Dalil yang dipergunakan adalah berdasarkan Imamat 26:18 yang menyatakan bahwa Tuhan akan menghukum tujuh kali lipat diartikan dengan tujuh tahun atau 2520 atau 2520 tahun. Menurutnya, pembuangan ke Babel terjadi pada tahun 606 SM dan berakhir pada tahun 1914 M karena angka 2520 dikurangi 606[3].

Hadi Wiryono dalam sebuah artikel berjudul Saat Pengangkatan Sudah di Ambang Pintu meramalkan bahwa tahun 1992 adalah peristiwa pengangkatan Gereja Tuhan. Dalil yang dipergunakan adalah umur bumi sejak penciptaan adalah 4000 tahun dan bumi akan berakhir pada hari yang keenam atau tahun yang keenam ribu. Maka jika angka 6000 dikurangi 4000 akan jatuh pada tahun 1999. Dan angka 1999 jika dikurangi 7 tahun dalam nubuatan minggu terakhir dalam Daniel 8:14 akan ditemukan tahun 1992[4].

Semua perhitungan dan kalkulasi telah dipublikasikan dan disebarluaskan oleh para tokoh keagamaan sejak zaman lampu sampai hari ini. Kita masih ingat kasus Sekte Pondok Nabi pimpinan Pdt Mangapin Sibuea yang menyatakan bahwa Tanggal 10 November 2003 Yesus Sang Mesias akan datang untuk kedua kalinya. Ketika tanggal yang dimaksud berlalu tidak seperti yang diramalkan, maka Pdt. Mangapin Sibuea ditangkp dan 300 anak buahnya terlantar serta ditampung di Gereja Bethel Tabernakel Bandung[5].  Sebelumnya kita pun dibingungkan dengan ramalan Bangsa Maya kuno di Meksiko yang menyatakan bahwa zaman akan berakhir di tahun 2012. Dan terakhir yang kita dengar hari ini adalah ramalan bahwa Tgl 21 Mei 2011 dan Tgl 21 Oktober 2011 sebagai angka-angka penting terkait penghakiman dan kiamat.

Bagaimana kita menyikapi perilaku ramal meramal angka tahun akhir dunia dan kedatangan Yesus Sang Mesias ini? Pembacaan Matius 24:1-36 memberikan petunjuk yang jelas mengenai jawaban atas persoalan ini. Konteks perikop berbicara mengenai “tanda-tanda kesudahan zaman” dan “tanda-tanda kedatangan Yesus kedua kali” sebagaimana murid-murid mengawali percakapan dengan Yesus demikian: “Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"(Mat 24:3).

Pertanyaan murid-murid Yesus bukan kapan dunia berakhir dan kapan Yesus datang kedua kalinya. Pertanyaan mereka adalah apakah tanda-tanda dunia akan berakhir dan apakah tanda kedatangan Yesus. Dari sini kita bisa mematahkan semua dalil para peramal tersebut bahwa tidak ada satupun ayat dalam Kitab TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru yang mendalilkan perihal kapan Yesus datang kedua kali dan kapan dunia akan berakhir.

Selanjutnya Yesus memberikan peringatan agar murid-muridnya waspada sehingga tidak mudah disesatkan orang yang mengatasnamakan dirinya sebagaimana dikatakan: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang” (Mat 24:4-5). Kata “waspada” dalam naskah Yunani dipergunakan kata βλεπετε (blepete) dan dalam naskah Aramaik ܐܶܙܕ݁ܰܗ݈ܪܘ (ezdahru) yang bermakna “perhatikanlah”. Yesus pun tidak mematikan kapan dia datang dan kapan dunia akan berakhir. Sebaliknya Yesus meminta para muridnya untuk memperhatikan atau berwaspada. Mengapa? Agar mereka tidak disesatkan oleh apapun karena mereka yang menyesatkan pun menggunakan nama Yesus dan ajaran dari Kitab Suci.

Pernyataan Yesus menjadi dasar yang kuat bagi kita bahwa Yesus pun tidak pernah memastikan perihal tanggal, hari, bulan, tahun kedatangannya dan akhir dunia. Yesus justru meminta murid-muridnya dan kita sebagai penerus ajaran rasuli agar memperhatikan atau waspada atas pertanda zaman melalui gejolak alam dan sosial politik dunia. Kewaspadaan tersebut diperlukan akan kita tidak mudah disesatkan.

Nyatanya sampai hari ini banyak orang yang mengaku sebagai pengikut Yesus menjadi korban penyesatan dan membiarkan dirinya disesatkan oleh nabi-nabi palsu dan peramal kedatangan Yesus dan akhir dunia. Banyak orang-orang yang memberikan telinganya bagi dusta tidak memperhatikan firman Yesus Sang Mesias, Gembala Agung mereka.

Selanjutnya Yesus secara panjang lebar memberikan tanda-tanda kedatangannya dan akhir dunia agar para muridnya memperhatikan (Mat 24:6-34) sbb:
  1. Akan terjadi peperangan
  2. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat
  3. Akan ada aniaya dan kebencian yang hebat terhadap pengikut Yesus Sang Mesias
  4. Akan muncul murtad karena aniaya hebat tersebut
  5. Kasih kebanyakan orang menjadi dingin
  6. Terjadinya pemberitaan Injil dimana-mana sampai semua bangsa mendengar tentang Yesus
  7. Akan muncul Pembinasa Keji alias Anti Mesias alias Dajjal
  8. Munculnya mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu
  9. Setelah semua tanda di atas digenapi maka langit dan bumi akan serta benda-benda angkasa akan musnah
  10. Anak Manusia yaitu Yesus Sang Mesias Juruslamat akan datang di awan-awan menjemput orang-orang pilihannya ke langit
Yesus Sang Mesias menutup penjelasannya dengan mengatakan: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." (Mat 24:36). Jika Yesus saja berkata tidak mengetahui melainkan hanya Bapa sendiri, lalu mengapa para peramal dan nabi-nabi palsu telah bertindak melebihi pengetahuan dari Yesus Sang Mesias? Dalam hal ini, siapapun yang mempercayai perhitungan dari para peramal dan nabi palsu tersebut sesungguhnya telah menghina dan mengabaikan sabda Yesus Sang Mesias dan lebih mendengarkan  khayalan dan bualan para nabi palsu tersebut.

Dari kontroversi angka tahun para peramal dan nabi-nabi palsu tersebut kita sudah dapat melihat dusta mereka dan seharusnya umat Kristiani belajar dari kesalahan mereka dan segera meninggalkan kesesatan tersebut. Bahkan dengan tidak tergenapinya ramalan tersebut sudah membuktikan roh dusta yang sesungguhnya bekerja dibalik para peramal dan nabi-nabi palsu tersebut.

Lalu bagaimana kita menyikapi soal metodologi penghitungan tahun dari para peramal dan nab--nabi palsu tersebut? Kesalahan pertama para peramal dan nabi-nabi palsu tersebut terkait dengan perhitungan yang mereka lakukan adalah menafsirkan dan memastikan bahwa satu hari sama dengan seribu tahun berdasarkan nats dari 2 Petrus 3:8 dan Mazmur 90:4 sbb:

Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan (YHWH) satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari

Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam

Ayat-ayat di atas tidak memberikan petunjuk bahwa satu hari sama dengan seribu tahun atau seribu tahun sama dengan sehari namun di mata Tuhan putaran waktu tidak membatasi eksistensi diri-Nya dan kuasa-Nya. Di hadapan-Nya seribu tahun dapat saja sehari lamanya dan sebaliknya. Ayat ini tidak bisa diterapkan untuk setiap kasus penafsiran yang berbicara mengenai hari-hari dalam Kitab Suci sebagai hitungan tahun. Frasa כיום אתמול (ke yom etmol) yang bermakna “seperti hari kemarin” menunjukkan sebuah kalimat perbandingan dan bukan petunjuk rumus persamaan waktu. Kata depan Ibrani “ke” selalu mengindikasikan sebuah perbandingan atau analogi. Contoh dalam Yesaya 40:2 sbb: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, yaTuhan”. Dalam bahasa Ibrani dituliskan “ke ayal taarog al afiqey mayim, ken nafsyi ta’arog eleyka Elohim”.

Kesalahan kedua para peramal dan nabi-nabi palsu tersebut terkait dengan perhitungan yang mereka lakukan adalah memastikan angka-angka tahun sebuah peristiwa dalam Kitab Suci yang sebenarnya hanyalah angka perkiraan para ahli saja. Sebagai contoh tahun peristiwa banjir Nuh dengan tarikh 4990 atau memastikan tahun kelahiran Yesus pada tahun 7 SM sementara beberpa literatur lain menuliskan angka tahun 4 SM. Semua perhitungan yang dilakukan para ahli hanyalah perkiraan dimana semua tergantung hasil penemuan baru dan catatan sejarah yang ditemukan, sehingga ketika dihubungkan dengan sebuah penafsiran ayat nubuat dalam Kitab Suci, belum tentu akurat atau tepat.

  Kembali kepada sabda Yesus Sang Mesias yang berkata: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang”. Marilah kita dengan seksama memperhatikan berbagai fenomena dan peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di sekeling kita dan di seluruh dunia agar kita tidak disesatkan dan tetap berpegang pada sabda Mesias.

Terkait perhitungan dan ramalan apapun yang mengatasnamakan Firman Tuhan, hendaklah kita menjauhkan diri dari perilaku sia-sia tersebut dan jangan menjadikan diri kita korban dusta peramal dan nabi-nabi palsu. Yesus Sang Mesias sudah bersabda demikian: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." Siapapun yang dengan angkuh dan ceroboh memutlakan hari dan bulan serta tahun kedatangan Yesus dan akhir dunia, sesunguhnya telah menempatkan dirinya lebih tahu dari Yesus yang telah menyatakan diri-Nya tidak tahu selain Bapa-Nya.

Tetaplah bekerja seperti semula dalam takut akan YHWH. Amalkan Jalan Mesias dalam perkataan dan perilaku serta pekerjaan kita. Tetaplah berwaspada membaca tanda-tanda zaman dan jangan membiarkan diri disesatkan oleh siapapun. Akhir midrash ini, marilah kita memelihara sabda Yesus berikut ini:

Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” (Mat 24:42-44)

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang” (Mat 24:46)

End Times:

[1] Bandung: Yayasan Kalam Hidup (tanpa tahun), hal 23

[2] Ibid., hal 23-24

[3] Ibid., hal 24

[4] Ibid., hal 33

[5] KOMPAS, 12 November 2003

Cari artikel Blog Ini

copy right