Kamis, 30 Mei 2013

buku MENGENAL MUHAMMAD part 7 (halaman 61-70)




lagi sebelum melaksanakan pernikahan (yakni meniduri sibocah). Muhammad setuju, tapi
sementara menunggu itu, dia menikahi Sauda dulu beberapa hari kemudian.
[27] Sahih Bukhari, Volume 9, Book 87, Number 140
Muhammad menciptakan sebuah harem yang terdiri dari banyak wanita. Dia mencoba
menggantikan hilangnya ‘ibu penyenang’nya dengan setumpuk wanita muda. Dia terus
menambah koleksi istri dan selirnya tapi tak satupun memenuhi kebutuhan kekanakannya
seperti yang dilakukan oleh Khadijah. Dia butuh seorang
ibu utk mengurus ‘jiwa
kekanak2an’nya, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh ‘istri2 remaja’ bagi seorang lelaki
yang sebenarnya patut jadi kakek mereka.
Keyakinan Muhammad atas Tindakannya
diterjemahkan oleh: pod-rock
Dari awal masa mudanya, Muhammad menghadiri pasar malam yang diadakan secara berkala
di Okaz, dimana orang2, dari segala tempat bertemu utk berdagang dan bersuka ria. Disana,
para pengkhotbah kristen membacakan kisah2 nabi dari Bible mereka utk menangkap para
hadirin. Muhammad terkagum-kagum oleh kisah2 tersebut. Menjadi orang yang dicintai dan
dihargai adalah satu2nya pemikiran yang memenuhi benaknya. “Betapa hebat rasanya
menjadi seorang nabi, menjadi orang yang dicintai dan ditakuti setiap orang,” itu yang dia
pikirkan sambil mendengarkan kisah2 tersebut. Sekarang, istrinya meyakinkan dia bahwa dia
telah menjadi seorang nabi dan bahwa fantasinya telah menjadi kenyataan. Sepertinya Tuhan
pada akhirnya memperhatikan dia dengan murah hati, telah memilih dia diantara semua orang
dan mengangkat dia menyampaikan pesan2nya dan mengundang orang2 untuk tunduk.
Pikiran2 yang ada dalam benak Muhammad semuanya mengenai hal yang besar2. Malah ide
besar dan keyakinannya yang teguh inilah yang membangkitkan para pengikutnya utk
berusaha mendapatkan perhatiannya, utk membunuh, menjarah dan membunuh, meski itu
ayah mereka sendiri, demi Muhammad. Berkat ide2 besar tentang superioritas inilah, dia
selalu merasa berhak utk mendapat perlakuan spesial.
Muhammad adalah orang yang selalu berhasrat utk memanipulasi dan mengeksploitasi. Dia
bangun kerajaannya tanpa pernah turun sendiri melakukan pertempuran secara langsung.
Dengan menjanjikan hadiah didunia lain dan sebuah surga penuh dengan pesta seks tak
berkesudahan bagi mereka yang percaya padanya, dia mampu membuat mereka gigih
bertempur dalam namanya, menghabiskan kekayaan mereka demi dia, mengorbankan nyawa
mereka, merampok utk membuat dia kaya dan melesatkannya ke puncak kekuasaan.
Orang Narsisis adalah ahli penipuan. Mereka sendiri, sebenarnya, adalah korban pertama dari
penipuan itu juga. Mereka secara tidak sadar menyangkal gambaran diri mereka yang miskin
dan tidak toleran dengan menggelembungkan ego mereka tentang hal2 besar. Mereka
mengubah diri mereka menjadi sebuah gambar yang berkilauan akan hal2 hebat dikelilingi
oleh dinding2 penyangkalan. Tujuan dari penipuan diri ini adalah agar tidak mempan terhadap
kritik luar dan lautan keraguan yang berputar2 dalam diri mereka. Orang narsisis adalah
pembohong alami, mereka benar2 percaya akan kebohongan yang mereka buat sendiri dan
sangat sangat tidak suka bila ditentang.
67
Vaknin menyatakan, “Orang narsisis selalu berada dalam usaha utk mencapai kesenangan dan
drama yang dimaksudkan utk mengurangi kebosanan dan kesedihan yang meresap masuk.
Tentu saja, usaha itu sendiri dan tujuannya harus memenuhi pandangan2 besar yang orang itu
punya tentang dirinya sendiri (pandangan yang sebenarnya palsu). Mereka harus dibuat
setaraf dengan pandangannya mengenai hak dia dan keunikannya." [28]
[28] Dr. Sam Vaknin Narcissism FAQ #57
Hal ini menjelaskan peperangan terus menerus yang dilakukan Muhammad. Drama, aliran
adrenalin dan kesenangan adalah suplai2 yang dibutuhkan jiwa narsisistiknya. Betapapun, si
narsisis itu sendirilah yang pertama percaya akan omong kosong yg dia ucapkan.
Dr. Vaknin menjelaskan: “Pegangan sang narsisis akan kenyataan adalah lemah (orang
narsisis kadang gagal dalam test kenyataan). Tak dapat disangkal, sang narsisis sering seperti
percaya pada perkataan mereka sendiri. Mereka tidak sadar akan sifat patologis dan sumber
dari ‘khayalan diri’ mereka dan dg demikian secara teknis mereka delusional/menganggap
khayalan sebagai kenyataan. (meski mereka jarang menderita halusinasi, kesulitan berbicara
atau kelakuan yang tak menentu atau tidak normal). Dalam kalimat yang lebih tepatnya, orang
narsisis kelihatan seperti orang sakit jiwa.” [29]
[29] http://samvak.tripod.com/journal91.html
Vaknin, tapi berkata bahwa orang narsisis, meski ahli dalam penipuan diri atau bahkan adalah
seorang penipu yang berbahaya, mereka ‘biasanya sadar sepenuhnya akan perbedaan antara
benar dan salah, kenyataan dan karangan, hal ciptaan dan yang telah ada, benar dan salah.
Orang narsisis secara sadar memilih utk mengadopsi satu versi kejadian, sebuah cerita yang
bisa membuat dia lebih besar, keberadaan sebuah dongeng, sebuah kehidupan ‘yang tak ada’
dari permainan pikiran ‘bagaimana-jika’ (what-if). Dia secara emosional menanam saham
dalam mitos pribadinya sendiri. Orang narsisis merasa lebih baik dalam fiksi dibanding
kenyataan – tapi dia tidak pernah kehilangan pemikiran akan fakta bahwa itu semua hanya
fiksi saja. Orang narsisis punya kontrol penuh akan kemampuannya, sadar akan pilihannya
dan orientasi tujuannya. Tingkah lakunya diniatkan dan terarah. Dia adalah seorang
manipulator dan khayalannya ada utk melayani tipu muslihatnya. Karena itu ia punya
kemampuan seperti bunglon utk berganti samaran, berganti tingkah laku, dan pendirian secara
seketika… Orang narsisis “berusaha utk mengkondisikan orang2 terdekat dan yang
mencintanya utk secara positif membangun “dirinya yang palsu’ yang dikhayalkannya.” [30]
Dalam kasus Muhammad, peran itu dimainkan oleh Khadijah.
[30] Ibid.
Hal ini agak sulit utk dimengerti. Disatu pihak, Vaknin bilang orang narsisis tidak pernah
kehilangan kenyataan bahwa semua itu hanyalah fiksi, dan dilain pihak dia bilang bahwa
pegangan orang narsisis pada kenyataan adalah lemah dan sering mereka percaya akan omong
kosong mereka sendiri. Meski ini menimbulkan dilemma logika bagi orang normal, tapi tidak
demikian bagi orang narsisis yang berbohong dan lalu meyakinkan dirinya sendiri akan
bohong itu seakan hal itu benar dan akan mengubah ceritanya kapan saja ia suka.
Kita cenderung percaya bahwa kalau tidak orang itu gila atau ia seorang pembohong dan
bahwa keduanya sama-sama berjalan sendiri2. Ini tidak benar. Sering para kriminal berdalih
gila utk lolos dari hukuman dan masyarakat, termasuk juga para profesional kejiwaan,
percaya pada dalih ini. Kebodohan ini telah mencapai tingkat kemustahilan. James Pacenza,
58 tahun, yang dipecat karena menghabiskan waktunya melakukan chat porno di internet,
menuntut perusahaan yang memecatnya IBM, dengan kesalahan pemecatan dengan mengaku
bahwa dia ketagihan chat online tersebut dan IBM harusnya bersimpati dan merawatnya
bukan memecat. Dia dihadiahi kompensasi 5 juta dollar. [31]
[31] http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/6682827.stm
68
Yang sebenarnya adalah bahwa orang narsisis sepenuhnya sadar akan tindakan2 mereka.
Pembunuh berantai di New York, David Berkowitz, yang menyebut dirinya ”Son of Sam,”
lolos hukuman mati karena kejahatannya begitu tak masuk akal hingga tiap orang berpikir dia
tidak bertanggung jawab atas tindakannya karena gila. Sebenarnya dia sepenuhnya sadar yang
dia lakukan itu salah. Itu sebabnya dia mencoba dengan keras utk mengelabui polisi bahkan
mengejek mereka. Betatapun, dia adalah seorang narsisis dan butuh perhatian lebih. Jadi dia
tinggalkan petunjuk2 agar ditemukan. Kegembiraan karena menjadi tenar dari pemberitaan
kasus tersebut lebih menarik bagi dia dibanding kebebasannya. Dia tidak bisa utk tidak
menikmati semua ketenaran itu. Apa yang Berkowitz lakukan konsisten dengan penyakit
Narsisistik. Ketika dia tertangkap dan dipenjara, dia putuskan utk menjadi Kristen yang
dilahirkan kembali. Kenapa tidak dia lakukan sebelumnya? Apa dia mendapat bedah jiwa
dipenjara? Tidak! Dia hanya memutuskan utk mengubah taktik agar mendapat perhatian yang
begitu dia dambakan lagi. Di penjara, satu-satunya jalan utk itu adalah dengan menjadi orang
suci. Orang narsisis seperti bunglon. Dia dengan teliti mengawasi orang lain utk melihat hal
apa yang bisa mendatangkan perhatian lebih banyak lalu bertindak sesuai dengan itu.
Orang dengan penyakit jiwa sadar akan tindakan2 mereka. Mereka tahu bedanya salah dan
benar. Yang diinginkan psikopat narsisis hanyalah perhatian. Bagaimana cara
mendapatkannya tidaklah penting. Jika mereka bisa mendapatkannya dengan menjadi
pembunuh berantai, mereka akan menjadi itu dan jika utk itu harus menjadi orang yang
religius, itulah yang akan mereka lakukan.
Secara luasnya, kita bisa bandingkan pembunuh berantai dengan seorang perokok. Keduanya
tahu apa yang mereka lakukan itu salah. Tapi, dorongan utk itu lebih kuat dari kekuatan
mereka dan mereka menyerah pada hasrat tersebut. Seorang perokok membunuh diri mereka
sendiri dengan pelahan, satu rokok demi satu rokok, dan pembunuh berantai membunuh orang
lain. Kenapa perokok tidak bisa berhenti padahal tahu tembakau itu bisa membunuhnya? Ini
karena dia ketagihan nikotin. Sama juga, seorang psikopat narsisis tidak bisa berhenti karena
mereka ketagihan ‘hentakan adrenalin’ dan kesenangan menjadi tuhan. Mereka tahu apa yang
mereka lakukan itu salah karena mereka bersembunyi dan memainkan polisi. Mereka
meninggalkan petunjuk mengenai diri mereka sampai mereka tertangkap karena dorongan utk
mendapat perhatian begitu kuatnya hingga mereka rela mengambil risiko kehilangan
kebebasan dan nyawanya utk itu.
Bukti lain psikopat tahu apa yang mereka lakukan itu salah adalah mereka tidak mau menjadi
korban perbuatan mereka sendiri. Muhammad merampok dusun2 dan setelah membantai
penduduk tak bersenjata, dia menjarah harta milik mereka. Tapi, dia siksa sampai mati
mereka yang membunuh seorang gembala dan mencuri ontanya. Dia perkosa wanita
tangkapan dalam perampokan2nya, meski mereka ada yang telah menikah, tapi dia tidak bisa
toleran jika ada yang melirik istrinya dan memerintahkan para istrinya utk menutupi wajah
mereka. Bisakah kita katakan dia tidak sadar apa yang dilakukannya itu tidak benar? Tentu
saja tidak! Dia larang membunuh dan mencuri, tapi dia benarkan pembunuhan dan
perampokannya sendiri. Sebagai seorang narsisis, dia percaya dirinya lebih superior dari
orang lain, berhak mendapat hak khusus dan bebas utk melakukan apapun yang didiktekan
olehnya. Muhammad adalah seorang gila sekaligus pembohong. Ini hanya mungkin jika dia
seorang narsisis yang psikopat.
69
Jika Muhammad seorang pembohong, kenapa dia ingin dikenal sebagai 'Amin'
(dipercaya)
diterjemahkan oleh: pod-rock
Amin adalah gelar bagi mereka yang menjual dan membeli barang atas nama orang lain.
Seseorang disebut wali sekolah atau wali kota karena profesinya dan bukan karena dia orang
jujur. Gelar “Amin” adalah label bagi semua profesi. Ini contohnya: Amin El-Makataba (Wali
Perpustakaan), Amin El-Shortaa (Wali Polisi Trustee) Majlass El-Omnaa (bentuk jamak
'Amin', majelis penasehat yg terdiri dari para wali).
Malahan, Abul Aas, suaminya Zeinab dan menantunya Muhammad juga dikenal sebagai
Amin karena bisnisnya. Dia tidak menerima Islam sampai dipaksa utk menerimanya, karena
Muhammad memerintahkan Zeinab utk meninggalkannya jika dia tidak mau.
Muhammad bertindak sebagai wali Khadijah ketika dia membawa barang dagangannya ke
Damaskus dan menjual dalam namanya (Khadijah). Klaim bahwa orang Mekah menyebut
Muhammad sebagai Amin karena mereka menganggapnya jujur adalah salah. Kalau saja
klaim ini benar, mereka tidak akan menolak dan mengejeknya ketika dia bilang telah
menerima pesan Tuhan. Mereka yang kenal Muhammad dengan baik menyebutnya sbg
'pembohong' dan 'orang gila.'
Lebih jauh tentang Pecah-Belah dan Jajah
diterjemahkan oleh: pod-rock
Seperti dinyatakan dalam bab sebelumnya, Muhammad memutuskan ikatan para pengikut dia
dengan keluarganya demi mengamankan dominasi mutlak atas mereka. Dia perintahkan para
pengikut orang mekah, yang pindah ke Medina, agar jangan menghubungi kerabat mereka
dikampung halaman. Meski diperingatkan, beberapa diantara mereka tetap melakukan
hubungan dengan kerabat mereka, ini mungkin karena mereka butuh uang utk hidup. Agar ini
dapat dihentikan, dia mendiktekan ayat berikut dari Allahnya. [32]
[32] Qur’an bisa sangat membosankan, dan itu sebab utama kenapa sedikit saja muslim yang membacanya.
Betapapun membosankannya, dalam bab ini saya akan mengutip beberapa ayat Quran sebagai bukti dukungan
atas penggambaran saya akan Muhammad.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi
teman-teman yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa
kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang
kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah,
Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-
Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita
Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu
sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang siapa di antara kamu yang
melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. [33]
[33] Qur’an, sura 60, Verse 1
Kita lihat desakan untuk terasing dari keluarga juga ada dalam ayat berikut:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu
pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa
di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orangorang
yang lalim. (Q 9.23)
70
Kenapa Muhammad begitu berkeras ingin mengisolasi para pengikutnya? Vaknin
menjelaskan: “orang narsisis adalah guru ditengah2 lingkaran aliran pemujaan (cult). Seperti
guru2 lain, dia menuntut kepatuhan total dari pengikutnya: istrinya, anaknya, anggota
keluarga lain, teman2 dan sahabat. Dia merasa berhak utk dipuji dan diperlakukan secara
khusus oleh para pengikutnya. Dia menghukum mereka yang menyimpang dan domba2 yang
tersesat. Dia paksakan disiplin, ketaatan pada ajarannya, dan tujuan2 umumnya. Jika dalam
kenyataan dia kurang berhasil – semakin keraslah penguasaannya dan semakin luaslah
pencucian otaknya.” [34]
[34] http://samvak.tripod.com/journal79.html
Dalam hal ini, Muhammad tidak bisa berhasil sepanjang para pengikutnya masih tinggal di
Mekah dan mereka yang mampu, ketika keadaan tambah keras, juga kembali kekeluarga
mereka. Berdasarkan kebutuhan utk mengisolasi para pengikutnya, pemimpin cult sering
mengurung mereka dalam sebuah kamp dimana mempermudah dia utk mencuci otak mereka
dan utk memaksakan kontrol total atas mereka. Pertamanya Muhammad mengirim para
pengikut yang pertama ke Abyssinia, tapi kemudian, ketika dia membuat pakta dengan orang2
Arab di Yathrib, dia memilih kota itu sebagai markasnya. Dia bahkan mengubah nama
Yathrib dan memanggilnya Medina (yang merupakan kependekan dari Medinatul Nabi, Kota
sang nabi).
Vaknin menyatakan: “Para anggota – sukarela – dari aliran pemujaan/cult sang narsisis
menempati tempat khayal dari bangunan khayal sang narsisis. Dia paksakan pada mereka
kegilaan yang serupa, penuh dengan khayalan penyiksaan, dengan “musuh”, cerita2 mitos,
dan skenario kiamat jika dia dicemoohkan." [35]
[35] Ibid.
Lihat betapa akuratnya penggambaran tentang Muhammad dan para muslim yang sampai hari
ini masih punya khayalan penyiksaan dan melihat musuh dimana-mana. Mereka percaya akan
cerita2 mitos seeprti Malaikat Jibril membawa wahyu pada Muhammad dan kisah2 dongeng
lain seperti Jin, Mi’raj (kenaikan Muhammad ke surga), Hari Kiamat, dll.
Menurut Vaknin, “Pendirian yang ditanam dalam2 oleh orang narsisis, bahwa dia telah
dianiaya oleh orang2 yang lebih rendah harkatnya, orang2 pencela, atau orang jahat yang kuat
dan berkuasa, berfungsi melayani dua tujuan psikodinamis. Yaitu menegakkan keagungan
sang narsisis dan menolak kerukunan.” [36]
[36] www.suite101.com/article.cfm/6514/95897
Vaknin menulis: “Orang narsisis mengklaim sebagai orang yang sempurna, superior, berbakat,
pandai, maha kuasa dan maha tahu. Dia sering berbohong dan mengarang-ngarang utk
mendukung pengakuannya yang tak berdasar. Dalam cult ini, dia mengharapkan kekaguman,
pujian, hormat dan perhatian terus menerus yang sepadan dengan kisah2 dan pengakuan2nya
yang aneh. Dia menafsirkan kembali kenyataan utk disesuaikan dengan khayalannya.
Pemikirannya dogmatis, kaku dan bersifat mendoktrinasi. Dia tidak menyambut pikiran2
bebas, pluralisme, atau kebebasan berbicara dan tidak membolehkan kritik dan ketidak
setujuan. Dia menuntut – dan sering mendapatkannya – kepercayaan sepenuhnya dan
pemindahan kekuasaan kedalam tangannya semua keputusan2. Dia paksakan kepada para
pengikutnya agar memusuhi kritikan, pihak berwenang, institusi, musuh2 pribadinya atau
media – jika mereka mencoba membuka kedok tindakan2nya dan menguak kebenaran. Dia
memonitor dari dekat dan menyensor informasi dari luar, memberikan pada para pengikutnya
hanya data dan analisa yang sudah dia pilih2.” [37]
[37] http://samvak.tripod.com/journal79.html
71
Dengan menguraikan karakteristik sang narsisis, Vaknin, secara tidak sengaja dan dengan
akurasi yang mengherankan telah menjelaskan benak Muhammad dan cara pikir muslim. Para
muslim pada umumnya juga adalah orang2 narsisis karena mereka berusaha meniru nabinya.
Perbandingan antara Islam dan Aliran Pemujaan dari Sang Narsisis
diterjemahkan oleh: pod-rock
Berikut ini adalah penjelasan mengenai cult (aliran pemujaan sesat) dari seorang narsisis.
Pertama mari kita lihat apa yang Vaknin katakan tentang ini dan kemudian saya akan
mengutip episode2 dari kehidupan Muhammad dan membiarkan para pembaca utk
memutuskan apa semua itu bersesuaian atau tidak.
Cult (aliran pemujaan) Narsisis adalah berupa “da’iyah” (karakteristik dari sebuah ajaran yang
diberitakan kepada orang lain) dan “imperialistis” (kebijakan utk mengembangkan kekuatan
dan pengaruh satu negara melalui kolonisasi dan kekuatan militer. Dia selalu mencari2 tenaga
baru – teman2 istrinya, teman2 anaknya, tetangganya, teman sepekerjaan, dll. Dia langsung
berusaha ‘merubah’ mereka kedalam ‘iman’nya – utk meyakinkan mereka betapa indah dan
mengagumkannya dia. Dengan kata lain, dia mencoba mengubah mereka menjadi sumber
penyuplai Narsisistiknya.
Sering, kelakuannya dalam “misi perekrutan” berbeda dengan kelakuannya didalam alirannya
sendiri. Dalam fase pertama pembujukan pengagum baru dan menarik masuk orang2 yang
berpotensi – sang narsisis selalu penuh perhatian, sayang, empati, fleksibel, tidak
menonjolkan diri dan sangat penolong. Tapi dirumah, diantara para ‘veteran’, dia menjadi
tirani, penuntut, cuek, berpendirian keras, agresif dan mengeksploitir.
Sebagai pemimpin jemaahnya, sang narsisis merasa berhak atas fasilitas2 spesial dan
manfaat2 dengan tidak mengikuti aturan orang. Dia mengharapkan utk selalu dinanti-nanti,
bisa memakai uang siapa saja dan memakai harta siapa saja dengan bebasnya dan bebas dari
aturan2 yang dia sendiri tetapkan (jika pelanggaran itu mendatangkan kenikmatan atau
keuntungan).
Dalam kasus2 yang ekstrim, sang narsisis merasa ada diatas hukum, hukum apapun.
Keagungan dan pendirian yang takabur ini berujung pada tindakan kriminal, hubungan incest
atau poligami, dan selalu bergesekan dengan pihak berwenang.
Karena itu sang narsisis mudah panik dan kadang bereaksi keras utk ‘lari’ dari cultnya. Ada
banyak hal yang ingin disembunyikan oleh sang Narsisis. Terlebih lagi, si narsisis harus
menstabilkan perasaan harga dirinya yang berubah-ubah dengan mengambil suplai narsisistik
dari korban2nya. Jadi pengabaian menjadi ancaman yang berbahaya bagi kepribadian
narsisisnya yang tidak seimbang.
Ditambah lagi dengan rasa paranoid si narsisis dan kecenderungan schizoidnya (gila),
kurangnya kesadaran-diri yang introspektif dan sense-of-humor yang tidak ada, serta risiko
mendendam kepada anggota cultnya sudah jelas.
Sang narsisis melihat musuh dan persekongkolan dimana-mana. Dia sering membentuk
dirinya sendiri menjadi ‘pahlawan yang jadi korban (martir)’ dari kekuatan yang gelap dan
mengagumkan. Dalam setiap penyimpangan prinsipnya dia melihat kedengkian dan usaha2
subversif yang tak menyenangkan baginya. Oleh karena itu dia cenderung mengurangi
kekuasaan para pengikutnya dengan segala cara. Orang2 narsisis itu berbahaya. [38]
72
[38] The Cult of Narcissist http://samvak.tripod.com/journal79.html
Sekarang mari kita lihat apa ada kesamaan antara penjelasan ini dgn apa yang kita tahu
tentang Muhammad dan cultnya.
Islam juga berupa ‘daiyah’ dan imperialistis. Tujuan utama dari Muhammad adalah utk
menaklukan dan mendominasi. Dia coba memaksa tiap orang utk masuk kedalam cultnya,
dimulai dari keluarga dan kerabatnya. Dia minta Abu Talib, paman dan pelindungnya utk
masuk islam menjelang ajalnya. Ketika sang orang tua menolak, Muhammad keluar sambil
bergumam, “Aku ingin berdoa baginya tapi Allah melarangku utk melakukannya.” Betapapun,
dia berhasil mengubah anak2nya Abu Talib, termasuk Ali, istrinya dan beberapa teman2nya.
Pertamanya, ketika Muhammad masih lemah dan hanya punya pengikut sedikit, dia sopan,
penuh perhatian, pengasih, empatik, fleksibel, penolong dan bahkan tidak menonjolkan diri.
Terdapat perbedaan sangat kontras antara ayat2 Quran yang ditulis pada periode ini dan yang
ditulis di Medina ketika dia menjadi berkuasa dan kuat dan tidak perlu lagi memakai kedok
utk membujuk orang menjadi pengikut2nya. Setelah dia menjadi berkuasa, dia menjadi
penuntut, tirani, keras kepala, agresif dan mengeksploitir. Lalu dia rampok dusun2 dan kota2
dan setelah membunuh para lelaki yang mampu bertempur dan menjarah mereka, dia tuntut
orang2 yang masih hidup utk tunduk padanya atau mati.
Berikut ini adalah contoh2 jenis ayat yang Muhammad tulis di Mekah.
1. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang
baik. (Q.73:10)
2. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku. (Q. 109:6)
3. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu,. (Q.20:130)
4. ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia. (Q.2:83)
5. Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah
seorang pemaksa terhadap mereka. (Q.50:45)
6. Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah
daripada orang-orang yang bodoh. (Q.7:199)
7. maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (Q.15:85)
8. Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang
yang tiada takut akan hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa
yang telah mereka kerjakan. (Q.45:14)
9. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orangorang
Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.2:62)
10. Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik.
(Q.29:45)
Sekarang mari kita bandingkan tulisan itu dengan tulisan yang dibuat di Medina ketika
Muhammad sudah menjadi berkuasa.
1. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan
hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu. (Q.9:123)
2. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah
kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (Q.8:12)
73
3. Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Q.3:85)
4. bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka. (Q.9:5)
5. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat
mereka telah mengusir kamu. (Q.2:191)
6. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya
semata-mata untuk Allah. (Q.9:193)
7. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangantanganmu
dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta
melegakan hati orang-orang yang beriman. (Q.9:14)
8. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan
segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan
(yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.. (Q.9:66)
9. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka
janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. (Q.9:28 )
10. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-
Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang
diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang
mereka dalam keadaan tunduk. (Q.9:29)
Ini saja sudah cukup utk bukti bahwa Muhammad berubah secara drastis setelah dia berkuasa.
Pengkhotbah yang baik, perhatian, penuh sayang dan empatik berubah menjadi seorang Lalim
yang penuntut, tirani, kejam dan keras kepala.
Tepat setelah Perang Badar lah kekejaman dan sifat ingin balas dendam Muhammad kepada
lawannya mulai pertama kali muncul dg sendirinya. Muir menceritakan:
Para tawanan dibawa kehadapannya. Ketika dia memeriksa satu persatu, matanya jatuh
dengan nyalang pada Nadir, anak dari Harith (saudara sepupu Muhammad sendiri yang
menulis puisi dan sangat kritis terhadapnya). “Ada maut dalam tatapannya,” bisik Nadir,
gemetar, pada orang disampingnya. “Tidak begitu,” jawab yg lain, “itu hanya imajinasimu
saja.”
Tawanan sial itu punya pikiran sebaliknya, dan memohon pada Musab (teman dia dulu yang
sekarang telah masuk islam) utk menjadi perantara baginya. Musab mengingatkan dia bahwa
dia telah menyangkal iman dan menganiaya orang muslim. “Ah!” kata Nadir, “kalau saja
orang Quraish menangkapmu, mereka tidak akan pernah menghukum mati mu!” “Meski
begitu,” Musab menjawab, “Aku tidak seperti itu; Islam telah memutuskan semua ikatan
kekeluargaan.” Musad, yang menangkapnya, dan tahu bahwa tawanan ini bisa memberinya
uang tebusan yang banyak, merasa rejeki akan lepas dari tangannya, berteriak, “tawanan ini
milikku”! Pada saat itu, perintah utk “Potong Kepalanya!” diucapkan oleh Muhammad, yang
mengawasi semua ini. “Dan Oh Tuhan!” tambahnya, “Apa kau dengan harta jarahanMu
memberi mangsa yang lebih baik dari ini pada Musab?” Nadir tanpa ampun dipancung oleh
Ali.
Dua hari kemudian, sekitar setengah jalan ke Medina, Oqba, tawanan lain, dikeluarkan utk
dipancung. Dia meminta utk bicara dan menuntut kenapa dia diperlakukan lebih parah
daripada tawanan lain. “Karena permusuhanmu pada Allah dan RasulNya,” jawab
Muhammad. “Dan anak perempuanku yg masih kecil!” tangis Oqba, “siapa yang akan
mengurusnya?” – “Api Neraka!” teriak sang penakluk tanpa hati itu; dan seketika itu juga
sikorban dijatuhkan ketanah. “celakalah kau!” lanjut Muhammad, “dan penganiaya! Tidak
74
percaya Allah dan rasulnya dan Kitabnya! Kupanjatkan sukur pada Allah yang telah
menyiksamu dan membuat mataku nyaman dengan itu.” [39]
[39] Sir William Muir: The Life of Mohamet, Vol. 3 Ch. XII Page 115-116
Terdapat kisah cinta yang mengharukan dalam cerita diatas itu yang bahkan lebih
menunjukkan kekejaman dari Muhammad. Setelah beberapa tawanan yang tertangkap dalam
Perang Badar dipancung karena mereka telah menghina Muhammad beberapa tahun
sebelumnya, ketika dia masih di Mekah, sisanya ditawan utk dimintai tebusan pada
keluarganya. Diantara mereka terdapat Abul Aas, suami dari anak perempuan Muhammad,
Zeinab. Keluarga para tawanan mendapatkan apa yang dituntut sang bandit agar orang yang
mereka cintai selamat dari kematian. Zeinab mengirim kalung emas yang dia dapatkan dari
ibunya Khadijah saat menikah utk menebus suaminya. Muhammad, yang mengenali kalung
tsb karena pernah dipakai istrinya Khadijah, tergerak hatinya dan setuju utk melepaskan Abul
Aas tanpa tebusan yang diminta asalkan Zeinab meninggalkan dia (suaminya) dan bergabung
dengannya (Muhammad) di Medina. Orang ini tidak mampu melakukan sesuatu kebaikan
tanpa menuntut sesuatu sebagai balasannya. Bahkan kebaikannya didesain utk membuat
mereka yang menerima kebaikan itu terkesan dan kemudian jadi pindah kepihak dia. Abul
Aas tidak tahan berpisah dari istrinya dan agar bisa bersamanya dia harus masuk islam dan
bergabung bersamanya di Medina, itupun Cuma sebentar karena tidak lama kemudian istrinya
meninggal.
Para muslim menampilkan Islam sebagai sebuah agama damai dan toleran terhadap
orang luar dan akan memasang muka tersenyum pada orang yang berpotensi utk
direkrut. Mereka jadi sangat penolong, rendah hati dan sangat menarik pada orang
yang ingin mereka tarik dan dihadapan media. Diantara mereka sendiri, mereka
bertingkah laku sangat berbeda. Mereka jadi tiran dan penuntut. Sekali kamu masuk
islam dan masa bulan madunya selesai, para muslim akan melepas muka senyum
mereka dan menjadi sangat agresif dan kejam. Mereka mengharapkan pertanyaan2
yang diajukan ‘anggota baru’ itu disudahi, dan setelah masuknya mereka ke islam,
semua kemungkinan keluar dari Islam akan ditiadakan. Ini konsisten dengan aturan
yang diajarkan oleh Muhammad sendiri melalui perbuatan2nya, aturan yang telah
dituliskan dalam hukum2 islam.
Muhammmad merasa berhak mendapat keuntungan dan perlakuan spesial yang tidak
diberlakukan pada yang lain, termasuk para pengikutnya. Dia melakukan hal2 yang tidak saja
bertentangan dengan prinsip2 etika universal, bahkan pada masyarakat dijamannya sendiri,
tapi dia juga dia tindakannya bertentangan dengan aturan2 yang sudah ditetapkan. Dia pada
dasarnya melakukan apa saja hal2 yang dia inginkan dan sukai dan ketika hal itu membuat
para pengikutnya terkejut, dia keluarkan ayat dari Allah khayalannya utk membenarkan
segala tindakannya itu dan membuat terdiam mereka yang mengkritik. Dengan ayat dari Allah
ada dalam kantungnya, siapapun yang berani berbisik menentangnya sama saja dengan
menentang Allah dan, tentu saja, nasib mereka yang mempertanyakan Allah dan Rasulnya
adalah mati. Semua kata-katanya adalah faslul-khitab (akhir dari diskusi). Contohnya banyak,
ini salah satunya:
Quran membatasi empat istri bagi muslim. Tapi, Muhammad pikir dia tidak terikat oleh
aturan itu dan dengan demikian dia buat Allahnya menurunkan ayat2 33:49-50 yang
mengatakan padanya dia adalah sebuah pengecualian dan boleh punya sebanyak mungkin
wanita, sebagai istri, selir atau budak, sebanyak dia mau. Lalu dia tambahkan “ini hanya
khusus bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. ……supaya tidak menjadi kesulitan
bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
75
Kesulitan apa? Kesulitan mengontrol birahinya, menjadi manusia normal yang santun, setia
pada satu istri! Apa kita harus percaya pada orang yang sulit mengontrol insting
kebinatangannya padahal katanya dia adalah “makhluk ciptaan yang terbaik?” Bukankah
tindakan berbicara jauh lebih kencang daripada perkataan? Disatu pihak, dia hidup seperti
binatang buas, dan dilain pihak dia berbicara tentang dirinya sendiri dengan begitu mulia,
menaruh perkataan2 pujian dimulut Allahnya utk dia. Ingat ketika masih di Mekah, hidup dari
harta istrinya, Muhammad tidak berani membawa wanita lain kerumah. Semua kelakuan
birahinya dimulai ketika dia berkuasa. Apa kita harus percaya bahwa ketika dia masih muda
dan kuat dia tidak punya kesulitan ini dan hanya tidur dengan wanita yang lebih tua tapi
kesulitannya muncul di 10 tahun terakhir kehidupannya ketika dia sudah tua dan ditimpa
segala macam penyakit? Atau kita harus artikan ini sebagai pertanda lain dari orang yang
beranjak tua dan bertingkah liar dengan kebebasan yang dia temukan, seperti anak kecil yang
dibiarkan bebas ditoko permen, tidak mampu membatasi dirinya sendiri?
Satu hari Muhammad mengunjungi istrinya Hafsa, anak dari Omar dan ketika melihat
pembantu istrinya, Mariyah, dia birahi terhadapnya. Mariyah adalah perempuan muda Coptic
yang sangat cantik yang dikirim sebagai hadiah dari Pejabat di Mesir kepada Muhammad. Dia
suruh Hafsa pergi dengan alasan dipanggil ayahnya. Segera setelah istrinya pergi, dia gagahi
Mariyah diranjangnya Hafsa. Tahu ayahnya ternyata tidak memanggil, Hafsa kembali dan
menemukan apa yang terjadi serta sadar kenapa Muhammad menipunya. Dia marah dan mulai
berteriak2 (Ah, wanita akan selalu wanita!) Utk menenangkannya, Muhammad bersumpah
utk melarang Mariyah dipakai olehnya. (Dari sinilah nama Surat Tahrim (Larangan) dalam
Quran didapatkan). Tapi, dia masih birahi terhadap budak cantik itu. Bagaimana caranya
membatalkan sumpah? Well, gampang saja kalau anda punya Allah dikantung. Pencipta Jagat
Raya ini lalu menurunkan Surat Tahrim dan bilang tidak apa-apa melanggar sumpah dan
melakukan seks dengan budak cantik itu karena dia adalah “harta milik tangan kanannya.”
Malah Allah Maha Kuasa, yang sekarang jadi muncikari bagi nabi favoritnya ini, bahkan
marah pada Muhammad dan menegur dia karena menghalangi kenikmatan jasmani bagi
dirinya dan karena telah bersumpah utk berlaku santun hanya demi menyenangkan istrinya.
Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu
mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari
sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(Q 66.1-2)
Ibn Sa’d menulis: “Abu Bakar menceritakan bahwa sang Rasul (PBUH) telah melakukan
hubungan seks dengan Mariyah dirumahnya Hafsa. Ketika rasul keluar rumah, Hafsa duduk
di pintu depan (dibelakang pintu yang terkunci). Dia berkata pada rasul, O Rasul Allah, kau
lakukan ini dirumahku dan ketika giliranku? Rasul berkata, kontrol dirimu dan biarkan aku
pergi karena aku telah mengharamkannya utkku. Hafsa berkata, aku tidak terima, kecuali kau
bersumpah untuk itu bagiku. Rasul berkata, Demi Allah aku tidak akan menyentuhnya
(Mariyah) lagi.” [40]
[40] Ibn Sa’d, Tabaqat Vol 8: p 195
Seperti biasa, para muslim membenarkan Muhammad akan pelanggaran sumpahnya ini.
Tidak jadi masalah apapun yang dilakukan Muhammad, para muslim akan selalu
membenarkan tindakan2nya. Mereka telah menyerahkan kecerdasan mereka padanya dan
berhenti berpikir secara rasional. Ibn Sa’d melanjutkan: “Qasim ibn Muhammad bilang bahwa
sumpah yang melarang Mariyah untuknya sendiri itu cacat – jadi tidak menjadi suatu
pelanggaran (hormat).[41]
[41] Ibid.
76
Pertanyaannya adalah jika sumpahnya cacat, kenapa dia bersumpah, dan jika sah, kenapa dia
langgar? Terdapat banyak sekali contoh2 dari pelanggaran janji dan sumpah Muhammad.
Disini, dia telah bersumpah dalam nama Allahnya dan itupun tidak jadi halangan baginya.
Allahnya hanya isapan jempol khayalannya dan dia tidak bodoh dengan membiarkan
imajinasinya menghentikan dia utk mendapat seks dari wanita secantik Mariyah. Keseluruhan
ide penciptaan Tuhan ini adalah untuk menyetujui apapun yang dia inginkan tanpa halangan.
Seorang Tuhan yang menempatkan batasan2 padanya akan menghalangi keseluruhan tujuan
dari kepura-puraannya menjadi nabi.
Qur’an milik saya berisi tafsir berikut, berdampingan dengan Surat Tahrim:
Juga dilaporkan bahwa nabi telah membagi hari2nya diantara istri2nya. Dan ketika tiba giliran
Hafsa, disuruhnya Hafsa pergi kerumah ayahnya Omar Khattab, dengan alasan ayahnya
memanggilnya. Ketika Hafsa pergi, nabi memanggil budak wanita Mariyah, orang Coptik
yang (belakangan) melahirkan anaknya Ibrahim dan Mariyah adalah hadiah dari Najashi, lalu
melakukan hubungan seks dengannya. Ketika Hafsa kembali, dia dapatkan pintu terkunci dari
dalam. Dia duduk didepan pintu tsb sampai sang nabi selesai dengan ‘bisnis’nya dan kelura
rumah dengan keringat bercucuran diwajahnya. Ketika Hafsa melihat dia dalam kondisi
demikian dia menegurnya dan berkata kau tidak menghargai kehormatanku, kau kirim aku
keluar rumah dengan alasan agar kau bisa meniduri budak wanita itu. Dan pada hari giliranku
ini kau berhubungan seks dengan orang lain. Lalu nabi berkata, diamlah meski dia itu
budakku dan oleh karenanya halal bagiku, utk menyenangkanmu, Aku, saat ini, membuatnya
jadi haram bagiku. Tapi Hafsa tidak menerima ini dan meminta nabi bersumpah demi Allah,
nabi melakukannya. Ketika nabi keluar rumah dia ketuk dinding yang memisahkan kamarnya
dengan Aisha dan menceritakan semuanya. [42]
[42] Diterbitkan oleh Entesharat-e Elmiyyeh Eslami Tehran 1377 lunar H. Tafseer dan
terjemahan kedalam bahasa Farsi oleh Mohammad Kazem Mo’refi
Bagi orang muslim sumpah tidak ada artinya. Mereka menjanjikan sesuatu dan melanggarnya
jika mereka mau. Bukhari melaporkan sebuah hadits dimana Muhammad berkata: “Demi
Allah, dan jika Allah menghendaki, jika aku mengambil sumpah dan belakangan kudapatkan
sesuatu yang lebih baik dari itu, maka aku lakukan yang lebih baik itu dan kuabaikan
sumpahku.” [43] Dan dia sarankan para pengikutnya utk melakukan hal sama: “Jika kau
pernah mengambil sumpah utk melakukan sesuatu dan belakangan kau dapatkan sesuatu yang
lebih baik, maka kau harus mengabaikan sumpahmu dan melakukan hal baik itu.” [44]

Cari artikel Blog Ini

copy right