Selasa, 16 Juli 2013

TUJUAN UTAMA YESUS DATANG BUKAN UNTUK DISEMBAH


Kebenaran dalam pikiran para muslim adalah “menyembah Allah”. Jika mereka telah menyembah Allah lima kali sehari dengan gerakan-gerakan
tubuh yang telah ditentukan, dengan arah kiblat yang tepat, maka mereka merasa dirinya telah benar dan mereka percaya akan
mendapatkan pahala dan ampuan. Demikianlah culture iman Islam.

Bahkan, tak perlu orang Kristen heran, muslim berkeyakinan: Jika semakin banyak menyebut nama Allah maka semakin banyak pula pahala dan ampunan yang akan mereka dapatkan.

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al-Ahzab 41).

Orang Kristen sangat jauh dari keyakinan dan budaya iman seperti itu. Bukan karena banyak-banyak menyebut nama Tuhan sehingga berkenan kepada-Nya, tetapi karena melakukan kehendak Allah Bapa. Kata Yesus: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21).

Tuhan Kristen bukanlah tuhan yang haus akan penyembahan. Tetapi yang dikehendaki-Nya adalah percaya kepada Allah, mengasihi sesama, menyangkal diri sendiri, memikul salibnya sendiri dan mengikut Tuhan.

“Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”” (Matius 16:24).

“Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Matius 9:13).

Jadi, yang utama bagi Tuhan orang-orang Kristen bukanlah penyembahan.

“Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."” (Matius 22:37-40).

Yesus datang menjadi Anak Manusia sangat jauh dari tujuan agar Dia disembah-sembah oleh manusia dengan tunduk sujud kepada-Nya. Sebab ada saatnya pada akhir zaman semua manusia akan bertekuk lutut di hadapan Tuhan Yesus Kristus.

Pada kedatangan Yesus yang pertama, Ia datang untuk mengajar, menyembuhkan, membebaskan manusia dari belenggu dosa dengan memberikan diriNya sebagai tebusan dosa manusia, untuk menggenapi Hukum Taurat.

Tetapi pada kedatangan Yesus yang kedua kali di kemudian hari, Ia akan datang dengan segala Kemuliaan dan KuasaNya untuk membangkitkan semua orang mati dan menghakimi semua orang.

Kata Yesus: “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.” (Matius 24:30). “Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:27).

Tentang kedatanganNya yang pertama, Yesus berkata: "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45).

Yesus datang ke dalam dunia meninggalkan kemulianNya di Sorga, dan menjadi hina dan miskin di dunia.

Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." (Lukas 9:58).

Rasul Paulus menuliskan kepada Jemaat Filipi:

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:5-11).

FLATFORM KEBENARAN bagi Islam dan bagi Kristen sangat berbeda total. Islam menyerukan umatnya agar sebanyak-banyaknya menyebut nama Allah, taat menyembah Allah sesuai jadwal setiap harinya dengan tata cara gerakan-gerakan tubuh yang sudah ditentukan. Tetapi orang-orang Kristen diminta untuk mengasihi Allah dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya, dan dengan segenap akal budinya; mengasihi sesama seperti dirinya sendiri, menyangkal dirinya sendiri (ke-aku-annya), memikul salibnya sendiri, dan mengikut Tuhan.

Karena perbedaan flatform tersebut, maka menjadi berbedalah definisi “Tuhan” (Ilah) antara Islam dan Kristen. Arti “Tuhan” bagi Islam adalah “Sesembahan”, tetapi bagi Kristen arti “Tuhan” adalah “Pemilik” atau “Tuan” atau “Penguasa Mutlak”. Muslim menyembah Tuhan karena diwajibkan menyembah. Tetapi Kristen menyembah Tuhan karena Tuhan yang adalah Pemilik segala sesuatu, telah berkenan menebus dirinya dari hukuman atas dosa-dosanya yang tak sanggup dibayarnya.

Lihatlah Ayat Al Quran An-Nas 3: “Ilahinnas” diterjemahkan menjadi “Sesembahan manusia”. Padahal arti seharusnya adalah: ‘Tuhan (Pemilik) manusia”. Karena itulah para muslim sangat tertarik dengan pertanyaan ini: Adakah Yesus menyebut dirinya: Aku adalah Tuhan dan sembahlah Aku? Padahal mereka tidak tahu bahwa Yesus tidak pernah juga mengatakan: Aku bukan Tuhan dan jangan sembah Aku.

Tetapi lihat perkataan-perkataan Yesus yang menunjukkan ke-Tuhan-an-Nya ini (jauh dari maksud “sesembahan”):

“Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Matius 28:18).

“Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku” (Lukas 10:22a).

“Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya” (Yohanes 16:15).

“Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak.” (Yohanes 5:22).

“Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.” (Yohanes 17:5-6).

PARA MUSLIM berkata: Yesus bukan Tuhan. Namun di dalam benaknya arti Tuhan adalah “Sesembahan”, bukan Pemilik (Tuan) atas segala sesuatu. Tuhan dalam pikiran muslim adalah Tuhan yang haus untuk di-sembah-sujud-i oleh manusia. Tuhan dalam hati muslim adalah jika namanya disebut sebanyak-banyaknya akan memberi pahala dan ampunan dosa.

NAMUN orang-orang Kristen menyebut Yesus Tuhan, bukanlah karena Yesus “gila disembah”. Tetapi karena Yesus telah merendahkan diri-Nya menjadi sama dengan manusia, merelakan diriNya sebagai tebusan dosa manusia agar orang-orang yang percaya kepada-Nya mendapat karunia keselamatan. Dan karena kerendahan hati dan ketaatan Yesus hingga mati di kayu salib, Yesus dipermuliakan Allah, menjadi nyata bahwa segala kuasa Allah telah dimiliki-Nya yang telah ditentukan sebelum dunia dijadikan oleh Dia, Firman Allah, Yesus Kristus.

TAMBAHAN, PERLU DIKETAHUI: Jika Iblis, musuh Kristus itu, menciptakan sebuah agama tentu akan berbeda dengan ajaran Yesus Kristus; maka corak agama itu adalah sebagai berikut:

(1) Menyangkal Yesus Kristus Anak Allah, dan Pemilik segala sesuatu.
(2) Menyangkal salib Yesus Kristus sebagai jalan penebusan dosa manusia.
(3) Menolak Tuhan Yesus dengan jurus jitu: Allah itu hanya satu.
(4) Menghindari pengenalan akan Kebenaran yaitu Allah, dengan membenamkan pikiran para jemaahnya pada penyembahan allah palsunya secara ketat dengan berbagai aturan gerak-gerik tubuh.
(5) Menyembah allah buatannya adalah kebenaran mutlak.
(6) Menolak ajaran kasih dan perdamaian, digantinya dengan pemaksaan kehendak.
(7) Mengajarkan kekerasan bagi pengikutnya terhadap orang lain (kafir).
(8) Menanamkan perasaan jemaahnya telah dizholimi oleh orang-orang kafir, sehingga jemaahnya wajib balas dendam.
(9) Mengajarkan perjuangan untuk menegakkan agama, berjuang di jalan allahnya, bukan berjuang untuk mendidik moral dan mengikis kesombongan jemaahnya.
(10) Menghadiahi jemaahnya dengan kepuasan seksual hingga iming-iming bidadari khayalan yang super cantik.

Semua ciri-ciri itu ada dimiliki oleh agama Islam.

by order post:
@[ev.muridtadin wawan muslimmurtad part IV] 

Cari artikel Blog Ini

copy right