Kamis, 15 Agustus 2013

buku MENGENAL MUHAMMAD part 17 (halaman 160-167) TAMAT (THE END)



menantang mereka.
Dalam pertemuan itu, Muhammad tampak tenang dan Abu Bakr bicara mewakili dirinya.
Orwa yang tidak mempedulikan Abu Bakr, bersikap terus terang sesuai dengan adat Arab
Bedouin, dan mengulurkan tangannya untuk menjamah jenggot Muhammad. Ini adalah tanda
persahabatan dan kekeluargaan dan bukan tindakan menghina. “Minggir!” bentak seseorang
sambil memukul tangan Orwa. “Singkirkan tanganmu dari Rasul Allâh!” Orwa tercengang
oleh bentakan anak muda itu dan bertanya, “Siapakah kamu?” “Aku adalah
keponakanmu,
Moghira,” jawab anak muda itu. “Sungguh tak tahu budi!” tukas Orwa (yang dulu membayar
uang darah atas beberapa pembunuhan yang dilakukan keponakannya tersebut), “padahal
kemaren baru saja aku menebus nyawamu.”
Orwa kaget atas kesetiaan dan pengabdian pengikut2 Muhammad. Sekembalinya ke Mekah,
dia melaporkan bahwa dia banyak melihat raja2 seperti Khosrow, Caysar, dan Najashi, tapi
dia belum pernah melihat perhatian dan rasa hormat yang begitu besar yang diterima
Muhammad dari pengikutnya. “Mereka cepat2 mengamankan air yang digunakannya untuk
wudhu, menyimpan ludahnya, atau rambut yang jatuh dari kepalanya.” [313]
[313] Sirat Ibn Ishaq, p.823
Dari kisah ini sudah jelas bahwa Muhammad menjadikan dirinya pusat penyembahan bagi
aliran ciptaannya. Dialah tuhan yang dikhotbahkannya sendiri. Ketaatan padanya sama
dengan ketaatan pada Allâh dan menentangnya berarti menentang Allâh. Inilah yang memang
diangan-angankan para narsisis dan psikopath – jadi reinkarnasi Tuhan. Muhammad menipu
semua orang sampai dia mencapai takhta Allâh dan de facto menjadi Tuhan itu sendiri.
Jeanne Mills menulis: “Aku heran karena tidak banyak perbedaan pendapat diantara anggota2
gereja ini. Sebelum kami bergabung dalam gereja ini, Al dan aku bahkan tidak bisa setuju
untuk memberi suara pada pemilu presiden. Tapi sekarang setelah kami bergabung dalam
gereja Jim, dalam keluarga tidak lagi terdapat perdebatan2. Tiada lagi pertanyaan siapa yang
benar, karena Jim-lah yang selalu benar. Ketika keluarga kami berkumpul untuk
membicarakan masalah keluarga, kami tidak menanyakan pendapat masing2 anggota keluarga.
Tapi kami ajukan pertanyaan seperti ini pada anak2, “Apakah yang akan Jim lakukan?” Hal
ini menyingkirkan masalah dalam kehidupan. Kami percaya adanya “rencana illahi” yang
mengatakan Alasan Utama adalah selalu benar dan akan berhasil. Jim selalu benar dan
barangsiapa yang setuju padanya akan benar pula. Jika kau tidak setuju dengna Jim, maka kau
tentu salah. Begitu saja masalahnya.” [314]
[314] Mills, J. Six years with God. New York: A & W Publishers, 1979
Muslim percaya dua hal: (1) Qur’an dan (2) Sunnah. Qur’an adalah perkataan Muhammad
(yang diakui Muslim sebagai perkataan Allâh) [315] dan Sunnah adalah kisah yang
disampaikan orang2 tentang apa yang dikatakan dan diperbuat Muhammad. Rincian
keterangan Sunnah ditulis dalam berjilid-jilid buku ahadis (kumpulan hadis). Ilmuwan hukum
Islam belajar bertahun-tahun untuk memahami semua ketarangan detail dalam ahadis dan
Muslim tidak berani bertindak apa2 sebelum bertanya dulu pada para ilmuwan Islam dan
belajar tentang aturan Islam yang benar dari mereka. Sunnah adalah “tata cara hidup” Islam
yang dicontohkan Muhammad ketika dia masih hidup. Terdapat banyak keterangan lengkap
yang ditulis oleh sahabat2 dan istri2 Muhammad. Semuanya dijabarkan secara rinci. Semua
tindakannya dicatat. Yang perlu dilakukan semua Muslim adalah menghabiskan waktu
179
bertahun-tahun untuk mempelajari tata cara hidup Islam yang “penting” ini, yang sesuai
dengan contoh2 yang dilakukan nabinya. Dengan mengikuti contoh ini secara persis mereka
yakin telah memenuhi kewajiban sebagai Muslim sejati dan nantinya akan diberi upah atas
ibadah “baik” mereka.
[315] Ada orang2 yang yakin bahwa Qur’an adalah hasil karya tulis beberapa orang. Contoh ilmuwan seperti itu
adalah Denis Giron http://www.infidels.org/library/modern/ ... tiple.html
Hal yang baik dan buruk dalam Islam tidak ditentukan dengan apa yang orang awam anggap
sebagai hal yang baik dan buruk, tapi ditentukan dari apa yang dilarang dan dianjurkan oleh
Muhammad.
Bagaimana Muhammad dapat mengembangkan kemampuan hebat untuk menipu orang
banyak, yang pengaruh tipuannya sukar dilenyapkan? Muhammad adalah orang narsisis dan
apapun yang dikerjakannya adalah bagian dari sifat kelainan jiwa narsistik. Semuanya itu ke
luar dari dirinya secara alami, dan kemampuan seperti ini juga dimiliki narsis sukses lainnya
seperti Hitler, Stalin, Jim Jones dan Saddam.
Osherow menulis tentang hal ini ketika dia menjelaskan tentang Jim Jones: “Meskipun sudah
jelas dia tidak punya pengetahuan ilmiah akan ilmu psikologis sosial, Jim Jones menggunakan
teknik2 ampuh dan efektif untuk mengontrol kelakuan orang2 yang mengubah perilaku
mereka. Beberapa pengamatan membandingkan teknik2nya dengan teknik2 yang digunakan
untuk “cuci otak,” karena keduanya juga menggunakan komunikasi kontrol, pemanfaatan rasa
bersalah, dan kekuasaan atas jati diri seseorang [316] dan juga isolasi, perintah2 yang harus
ditaati, tekanan fisik, dan penggunaan pengakuan2. [317] Tapi menggunakan istilah cuci otak
membuat proses kejiwaan ini jadi terdengar janggal dan tidak wajar. Ada hal2 yang aneh dan
mengerikan dalam sifat paranoia Jones, angan2 tentang dirinya yang maha hebat, sadisme,
dan obsesinya terhadap keinginan bunuh diri. Apapun tujuannya, dengan menyusun rencana
dan angan2 khayalannya, dia mampu memanfaatkan cara2 psikologi sosial yang ampuh untuk
mewujudkan keinginannya. Keputusan yang membuat suatu kelompok masyarakat
menghancurkan diri sendiri adalah perbuatan tidak waras. Tapi pelaku perbuatan ini adalah
orang2 “normal” yang dikondisikan dalam keadaan yang begitu menekan, sehingga mereka
jadi koban tekanan dari dalam dan juga dari luar kelompok.”
[316] Lifton, R. J. Appeal of the death trip (Tuntutan Perjalanan Kematian) New York Times Magazine, January
7, 1979.
[317] Cahill, T. In the valley of the shadow of death (Di Lembah Maut). Rolling Stone. January 25, 1979.
Pernyataan ini menjelaskan bagaimana sejumlah besar orang2 normal dapat mengikuti ajaran
orang sakit jiwa. Hal ini pun terjadi di Jerman. Hitler adalah orang sakit jiwa, tapi jutaan
orang Jerman percaya bahwa dia waras. Bagaimana mungkin jutaan orang yang cerdas dan
berpendidikan dapat dibodohi dan jadi korban tipuan orang sakit jiwa? Kita bisa lihat hal ini
terjadi berkali-kali dalam sejarah. Para diktator biasanya adalah psikopath, tapi mereka
ternyata mampu mengontrol jutaan orang dan membodohi orang2 yang sangat normal dan
waras.
Cengkraman kejiwaan dari para psikopath ini terhadap korban2 mereka sungguh
mencengangkan. Tidak minggu setelah kejadian bunuh diri massal di Jonestown, Michael
Prokes, yang selamat dari kejadian naas itu karena ditugaskan membawa ke luar kotak uang
Kenisah Rakyat, mengadakan jumpa pers di sebuah motel di California. Setelah Michael
menjelaskan bahwa orang2 telah salah paham dalam menilai Jones dan menuntut disiarkannya
rekaman suara menit2 akhir bunuh diri massal (yang telah dijelaskan di bab awal), dia
berjalan ke dalam kamar kecil dan menembak kepalanya sendiri. Dia meninggalkan pesan
tertulis yang mengatakan bahwa jika tindakan bunuh dirinya membuat orang ingin menulis
sebuah buku tentang Jonestown, maka kematiannya telah jadi hal yang berguna. (Newsweek,
180
1979) Bukankah hal ini menerangkan psikopathologi (= asal usul, perkembangan, dan tujuan
tindakan orang yang mengalami gangguan jiwa) para pembom bunuh diri?
Jeanne dan Al Mills adalah orang2 yang bersuara paling keras dalam mengritik Kenisah
Rakyat setelah mereka meninggalkan perkumpulan itu. Karena inilah mereka jadi target
utama pengikut2 Jones. Bahkan setelah kejadian bunuh diri di Jonestown, keluarga Mills tetap
mengutarakan rasa takut jika mereka akan dibunuh pengikut Jones. Lebih dari setahun setelah
kejadian bunuh diri Kenisah Rakyat, suami istri Mills dan anak2 mereka dibunuh di rumah
mereka di Berkeley. Putra remaja mereka yang juga bekas anggota Kenisah Rakyat, mengaku
berada di ruangan lain di rumah besar itu tatkala pembunuhan terjadi. Tapi tiada seorang pun
jadi tertuduh pembunuhan. Ada tanda2 bahwa Mills mengenal pembunuh mereka. Tiada bukti
adanya pemaksaan masuk rumah, dan mereka ditembak dari jarak dekat. Jeanne Mills telah
mengatakan, “Hal ini akan terjadi; jika tidak hari ini, maka esok hari.” Di rekaman akhir pita
suara Jonestown, Jim Jones menyalahkan Jeanne Mills dan berjanji bahwa pengikutnya di San
Francisco “tidak akan membiarkan kematiannya secara sia2.” (Newsweek, 1980)
Muslim menganggap sudah jadi kewajiban mereka untuk membunuh siapa saja yang
meninggalkan Islam. Kebencian mereka terhadap murtadin begitu kuat. Tiada yang lebih
dibenci Muslim daripada murtadin. Muslim tidak akan membiarkan mereka sampai mereka
menemukan dan membunuh murtadin. Mereka yang berani menolak Islam terancam bahaya.
Muhammad sendiri telah menyatakan:
jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya
(Q. 4:89).
181
Bab 7 - Pertukaran Pikiran (dialog) antar Budaya?
Muslim berkata mereka ingin berdialog (bertukarpikiran) antar budaya. Budaya apa? Islam
sendiri adalah anti budaya. Islam menentang kebudayaan. Islam adalah barbar dan biadab.
Lebih jauh lagi, pertukaran pikiran bukanlah kebiasaan dalam dunia Islam.
Di bulan September 2006, para Muslim sekali lagi mengangkat senjata. Kali ini gara2 ucapan
Paus Benedict XVI di Universitas Regensburg di Jerman, di mana dia menjabat sebagai
profesor di bidang theologia. Di pidatonya yang berjudul “Iman dan Akal” dia menjabarkan
perbedaan mendasar antara pandangan Kristen bahwa Tuhan adalah makhluk berakal, dan ini
serupa dengan konsep Yunani tentang logos, dan pandangan Islam bahwa “Tuhan sama sekali
di luar akal,” sehingga melakukan apapun yang menyenangkan hatinya, tidak dibatasi apapun,
termasuk akal, dan, karenanya, perbuatannya tidak masuk akal bagi manusia.
Paus Benedict mengutip percakapan yang terjadi di tahun 1391 antara Kaisar Bizantium
Manuel II Paleologus yang terpelajar dan ilmuwan Persia tentang hal Kristen dan Islam.
“Dalam diskusi ini,” kata Paus, “sang Kaisar membahas tentang jihad (perang suci Islam) dan
mengatakan pada rekan diskusinya, ‘Tunjukkan padaku apa yang baru yang diajarkan
Muhammad, dan yang kau akan temukan hanyalah kejahatan dan kebiadaban, seperti
misalnya perintahnya untuk menyebarkan agamanya dengan pedang.’ Setelah menyatakan
pendapatnya secara tegas, sang Kaisar melanjutkan dengan menerangkan alasan2 yang rinci
mengapa menyebarkan agama dengan pedang merupakan perbuatan yang tidak masuk akal.
Kekerasan merupakan sifat yang berlawanan dengan Tuhan dan sifat asli hati nurani. 'Tuhan',
katanya, ‘tidak suka pertumpahan darah – dan bertindak secara tak masuk akal merupakan
hal yang bertentangan dengan sifat Tuhan. Iman tidak lahir dari jiwa ataupun tubuh.
Siapapun yang ingin mengajak orang untuk beriman harus mampu bercakap secara baik dan
masuk akal, tanpa kekerasan dan ancaman… Untuk meyakinkan jiwa yang berlogika, orang
tidak perlu bawa senjata2 berat macam apapun, atau ancaman2 mengambil nyawa orang
itu …. Pernyataan jelas dalam keterangan yang menentang kekerasan ini adalah: tidak
melakukan hal yang sesuai dengan akal sehat merupakan hal yang bertentangan dengan jati
diri Tuhan.’
Paus juga mengutip perkataan Theodore Khoury, yang adalah pengedit dan penyusun buku
tentang percakapan di atas. Theodore Khoury menjelaskan: “Bagi sang Kaisar, karena
Bizantium dibentuk berdasarkan filosofi Yunani, maka pernyataannya menerangkan bentuk
negaranya sendiri. Tapi bagi ajaran Muslim, Tuhan itu sama sekali di luar akal. Keinginan
Tuhan tidak terikat jalan pikiran manusia apapun, tidak pula akal sehat manusia.” Khoury lalu
mengutip tulisan ahli Islam Perancis yakni R. Arnaldez, yang menerangkan bahwa Ibn Hazn
menyatakan bahwa “Tuhan tidak terikat pada perkataannya sendiri, dan tiada sesuatu pun
yang membuatnya wajib menyatakan kebenaran pada kita. Jika Tuhan memerintahkannya,
bahkan kita pun harus menyembah berhala.” Pidato sang Paus membuat kaum Muslim di
seluruh dunia merasa sakit hati.
Menteri Luar Negeri Mesir berkata: “Ini merupakan pernyataan yang sangat disesalkan dan
jelas menunjukkan sikap yang tidak mengerti akan Islam yang sebenarnya.” Dia menyatakan
bahwa hal ini akan “mengakibatkan ketegangan dan rasa curiga dan pertentangan antar
Muslim dan antar masyarakat Barat juga.”
Parlemen Afghanistan dan Menteri Luar Negerinya menuntut pernyataan maaf.
Konsul Penjaga Iran menuduh hal ini sebagai “Akal2an Barat dalam Menentang Islam”
karena “menghubungkan Islam dengan kekerasan.”
182
Juru bicara Pemerintahan Irak bernama Ali al-Dabbagh berkata bahwa “Ucapan Paus
menunjukkan dia salah mengerti tentang prinsip2 Islam dan ajaran Islam tentang pemberian
maaf, kasih sayang, dan pengampunan.”
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa komentar Paus “tidak
bijaksana dan tidak selayaknya.”
Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi mengatakan, “Paus tidak boleh
memandang enteng kemarahan yang telah diakibatkannya.”
Parlemen Pakistan Majlis-e-Shoora mengeluarkan pernyataan yang berbunyi, “Pernyataan2
Paus yang merendahkan tentang filosofi jihad dan Nabi Muhammad telah menyakiti hati para
Muslim di seluruh dunia dan membahayakan hubungan antar agama.” Juru bicara wanita
Kementerian Luar Negeri Pakistan yang bernama Tasnim Aslam berkata, “Siapapun yang
mengatakan Islam sebagai tidak bertoleransi menantang terjadinya kekerasan.”
Ini adalah bukti nyata protes2 dari para pemimpin dunia Islam. Tidak disangkal lagi, pidato
Paus menyulut kerusuhan di seluruh dunia – gereja2 dibakar dan dihancurkan di Gaza, Tepi
Barat, dan di Basra. Di Mogadishu, seorang biarawati Italia yang telah uzur dan juga
pembantunya, dibunuh. Beberapa Muslim bahkan mengajak agar Paus dibunuh.
Menurut surat kabar Inggris, pemimpin organisasi Muslim Inggris al-Ghurabaa yang bernama
Anjem Choudary memimpin demonstrasi unjuk rasa di luar Westminster Abbey. Dia
menuntut agar Paus dijatuhi hukum berat. Pemimpin agama Islam dari Somali yang bernama
Abubakar Hassan Malin menyatakan bahwa Paus harus ditemukan dan dibunuh “di tempat itu
juga.”
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdoğan berkata: “Aku yakin Paus harus menarik
kembali pernyataannya yang tidak benar dan jahat dan minta maaf kepada dunia Islam dan
Muslim… Aku harap dia cepat2 memperbaiki kesalahannya agar tidak menghalangi usaha
tukar pikiran antar budaya dan agama.”
Para Muslim tidak bersikap terbuka akan kritik dan mereka mudah mengancam melakukan
kekerasan jika kau menyebut agamanya penuh kekerasan. Pada saat yang sama mereka
berkata ingin bertukar pikiran. Tukar pikiran seperti apa yang bisa dilakukan jika
mempertanyakan Islam saja sudah bisa mengakibatkan kekerasan dan menyebabkan kematian
bagi sang penanya? Jika Islam itu “salah dimengerti, “ seperti yang dikatakan oleh Muslim,
bukankah mereka seharusnya mengijinkan orang bertanya jawab dengan mereka untuk
menghapus salah pengertian tersebut?
Banyak ayat2 Qur’an yang memerlukan penjelasan yang jelas. “Bunuh kafir di mana pun kau
menemukanya.” (2:191) “Perangi mereka, sampai tidak ada fitnah lagi dan ketaatan adalah
semata-mata bagi Allâh saja. (2:193) “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk
di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.” (8:55) “Kelak
akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala
mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (8:12) “Sesungguhnya orang-orang yang
musyrik itu najis.” (9:28 )
Bagaimana para Muslim menerangkan ayat2 ini? Bukankah ayat2 ini, dan ayat2 serupa
lainnya dalam Qur’an, yang bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan di dalam dunia
Islam? Kebanyakan agama, termasuk Kristen, punya sejarah masa lalu yang penuh kekerasan.
183
Tapi Islam adalah satu2nya agama yang mengajarkan tindakan kekerasan dalam buku sucinya.
Mengapa? Ini adalah pertanyaan sah yang membutuhkan jawaban.
Pertanyaan Kaisar Manuel II Paleologus tetap tidak terjawab. Jawaban seperti “Kau telah
menyakiti hati kami yang peka, kau harus minta maaf, kau bodoh, kau membuat kami
melakukan kekerasan,” dll bukanlah jawaban yang logis. Ini hanyalah jawaban untuk
mengelak memberi keterangan yang sebenarnya. Jika kaum Muslim memang ingin bertukar
pikiran, mereka harus mampu menjawab pertanyaan2 sulit, terutama tentang perbuatan nabi
mereka.
Dalam pidatonya, sang Paus mengajak masyarakat Barat untuk beriman teguh pada Tuhan
berdasarkan pengertian akal sehat. Lalu dia berkata: “Berdasarkan pengertian logos yang
agung ini, berdasarkan adanya akal sehat inilah, maka kita mengajak rekan2 kita untuk
bertukar pikiran tentang budaya.”
Bagi kebanyakan Muslim, tukar pikiran (dialog) hanya bisa terjadi satu arah saja (monolog).
Yang sebenarnya ingin mereka katakan: kau dengar baik2 apa yang ingin kami katakan
padamu dan kau harus setuju. Jika kau mengajukan pertanyaan2 sulit yang tidak bisa kami
jawab, kami akan sakit hati dan kau akan menyesal karenanya. Bagaimana bisa terjadi dialog
dari dua pendekatan yang saling bertentangan seperti ini?
Bukankah masuk akal untuk mempertanyakan bahwa jika memang tidak ada pemaksaan
untuk memeluk Islam, seperti yang dinyatakan dalam sebuah ayat Qur’an, mengapa lalu
begitu banyak ayat lainnya memerintahkan Muslim untuk melakukan jihad? Mengapa begitu
banyak ayat2 Qur’an yang tidak bertoleran terhadap kebebasan menganut kepercayaan lain di
luar Islam? Mengapa meninggalkan Islam diganjar dengan hukuman mati?
Ya, memang kita harus tukar pikiran, tapi ini harus merupakan dialog yang berdasarkan
pertanyaan2 sah, pertanyaan2 sulit, pertanyaan yang belum pernah dijawab sebelumnya.
Kumpul2 untuk saling berpelukan dan bersalaman bukanlah dialog. Menyembunyikan
kotoran selama 1400 tahun di bawah karpet tidak akan membawa Muslim dan non-Muslim
untuk lebih saling mengerti satu sama lain. Terdapat pertanyaan2 yang mendasar, yang
mengganggu tentang Islam dan Muhammad dan semua ini harus dijawab.
Dialog ini harus dimulai dimulai. Kaum Muslim harus mendengar pertanyaan2 ini. Sudah
waktunya mereka menjawabnya. Tingkah laku Muhammad harus diamati dengan cermat dan
ajarannya dibongkar. Jika pertanyaan2 ini dibiarkan tidak dijawab, bagaimana kita bisa
melakukan dialog? Sebelum pertanyaan2 ini dijawab saja dan dunia benar2 mengerti tentang
Islam, maka dunia tidak perlu menerima Islam sebagai agama.
Peradaban manusia sudah mengalami terlalu banyak perang. Sudah terlalu banyak darah yang
dikucurkan dan terjadi pembunuhan2 yang tidak masuk akal. “Para martir yang terlupakan
berbaring di dalam peti matinya, dan mereka berkorban nyawa demi agamanya, tapi ternyata
agama itu dingin yang mati.” [318] Kita tidak butuh perang2 lain. Kita butuh bicara satu sama
lain. Mari kita tinggalkan sejenak sentimental dan fanatik agama, dan mari lakukan dialog
yang sebenarnya, dan menjawab pertanyaan2 yang nyata.
[318] Margaret A Murray in "The Genesis of Religion" (Lahirnya Agama)
Sudah bisa dibuktikan dengan mudah bahwa Islam sama sekali bukan agama damai, tapi
kepercayaan yang mengobarkan perang yang berbahaya. Merupakan tindakan yang salah
besar untuk menganggap Islam sebagai salah satu dari banyak agama dan menggolongkan
Islam sebagai agama.
184
Islam adalah gerakan politik fasisme yang serupa dengan Nazisme yang diciptakan orang
sakit jiwa berat. Islam tidak diciptakan untuk menyatukan hati banyak orang tapi untuk
memecah belah mereka, untuk menimbulkan kebencian diantara mereka dan untuk menguasai
mereka, memaksa setiap orang tunduk di bawahnya. Kalau pun semua orang telah memeluk
Islam, perang akan terus berlangsung, karena Muslim akan terus bertempur satu sama lain
untuk menentukan mana yang benar2 Islam “sejati.”
Islam adalah hasil karya orang yang sakit jiwa. Islam diciptakan sebagai alatnya untuk
menaklukkan. Islam tidak membawa apapun kecuali penderitaan bagi pemeluknya dan teror
(ketakutan) bagi yang tidak menganutnya.
Islam harus diberatas agar kemanusiaan dapat terus berlangsung. Tiada jalan tengah atau
kompromi. Islam tidak dapat diubah bentuknya, tapi bisa dihancurkan. Islam itu kaku keras
tapi rapuh.
Akhirnya, yang bisa menghancurkan Islam adalah kebenaran. Islam tidak berdaya jika
dihadapkan pada kebenaran. Yang dibutuhkan untuk menghancurkan doktrin kebencian ini
hanyalah kata2. Kata2 kebenaran merupakan ancaman terbesar dalam Islam. Muhammad tahu
akan hal ini. Karena itulah dia melarang adanya kritik dan mengeluarkan ancaman mati bagi
mereka yang berani menentangnya. Semakin cepat kebenaran menyebar, semakin cepat pula
Islam akan lenyap jadi debu dalam sejarah.
Sekarang kau tahu tentang kebenaran. Selebihnya adalah terserah dirimu sendiri. Tidak
pernah terjadi sebelumnya di mana nasib umat manusia tergantung begitu besar pada setiap
diri manusia satu per satu. Hari ini, kau dan aku akan mengubah sejarah. Yang harus kita
lakukan adalah menyatakan kebenaran. Setelah itu kebenaran akan memerdekakan kita semua.
Tiada tempat bagi Islam di masa depan umat manusia. Ajaran kebencian ini tidak akan
selamat di abad ini dan akan hancur di masa kita masih hidup pula. Islam harus lenyap, karena
tidak hanya Islam itu palsu, bodoh, dan tidak masuk akal, tapi karena Islam juga penuh
kekerasan, tidak bertoleransi, dan jahat. Kita tidak boleh bersikap toleran terhadap aliran yang
tidak bertoleransi. Bagaimana Islam akan berakhir terletak di tangan kita semua – orang2
biasa seperti kau dan aku. Jika kita tidak berbuat apapun, jika kita tidak menentangnya dan
membiarkannya, maka Muslim akan mengakibatkan terjadinya Perang Dunia III dan jutaan
manusia akan mati karena perang nuklir.
Komunisme itu jahat, tapi orang2 komunis cinta kehidupan dan karenaya Perang Dingin dapat
berakhir tanpa terjadi perang nuklir. Muslim cinta kematian. Hal ini merubah semua hal. Kau
mungkin mengira orang yang cinta kematian tentunya orang tidak waras, tapi bagi mereka
kematian merupakan bagian iman di alam baka.
Perang nuklir akan mengakhir Islam, tapi itu terjadi setelah sebagian besar umat manusia atau
mungkin seluruh dunia Islam musnah. Jika kita bertindak sekarang dan mulai mengadakan
dialog, mempertanyakan Islam dan membantu Muslim untuk melihat kebenaran, maka Islam
akan semakin lemah dan Muslim akan merdeka. Muslim adalah korban kebohongan besar
Islam. Mereka tidak butuh belah kasihan, tapi bimbingan. Jika dialog gagal terjadi, maka
perang tidak dapat dihindari lagi. Jika saja dulu ideologi Nazisme dikalahkan sebelum
mencengkeram masyarakat Jerman dan jadi begitu kuat, maka korban jiwa 50 juta manusia
dapat dihindari.
Satu hal yang pasti, hari2 Islam dapat dihitung. Akankah Islam berakhir dengan ledakan hebat,
seperti yang dialami Nazisme, setelah jutaan atau milyaran orang mat? Atau akankah Islam
185
mati dengan sendirinya, seperti yang dialami Komunisme, setelah Muslim melihat kebenaran
dan meninggalkannya? Jawaban pertanyaan ini tergantung dari sikap kita semua hari ini.
Alam tidak mengenal yang baik dan yang jahat; alam mengenal kekuatan. Muslim adalah
kekuatan militan. Mereka secara aktif mempromosikan agamanya melalui penipuan dan teror.
Penipuan dan teror adalah dua strategi jihad, yang wajib dilakukan semua Muslim, sesuai
kemampuan masing2. Sebagian Muslim melakukan jihad dalam hidupnya melalui tindakan
terorisme dan Muslim yang lain dengan cara mengelabui orang2 untuk menganggap Islam
adama damai padahal mereka sendiri tahu bahwa itu tidak benar. Sebagian besar masyarakat
dunia bersikap santai, ramah, dan percaya akan kebebasan beragama. Ini mengakibatkan
perbedaan kekuatan yang tidak seimbang yang menguntungkan Islam. Karena sikap militan
Muslim dan sikap bertoleransi non-Muslim, para Muslim mampu menguasai negara2 yang
jauh lebih kuat. Kemenangan ini membuat mereka semakin berani dan sombong. Jika non-
Muslim tidak bangkit untuk menghentikan Islam dan mengalahkannya, maka Islam akan
menang. Kehancuran umat manusia merupakan kemenangan Islam.
Kau tidak usah jadi jenius untuk mengetahui bahwa hanya diperlukan sedikit militan nekad
untuk menundukkan dan menyandera orang2 sipil tak tahu apa2 dalam jumlah besar.
Muhammad berkoar, “Aku telah dimenangkan melalui teror.” [319] dan para Muslim
menggunakan teror sebanyak mungkin di seluruh perang2 mereka dan mereka menang perang.
Masyarakat non-Muslim dunia tidak sadar dan tidak siap. Inilah yang membuat mereka
mudah dikalahkan. Jika kita tidak bangun dan melihat Islam sebagai musuh yang mengancam
nyawa dan budaya kita, maka kita akan menghadapi masa2 sulit di masa depan. Waktu sudah
tidak banyak tersisa. Jika ideologi Islam tidak segera dikalahkan, kita akan menghadapi masa
depan sedemikian mengerikan sehingga kengerian Perang Dunia II hanya tampak seperti
permainan anak2 saja.
[319] Bukhari, 4.52.220.
Muhammad adalah orang sakit jiwa. Islam adalah hasil ketidakwarasan yang harus segera
berakhir. Jika tidak, maka kita harus membayarnya dengan nyawa kita sendiri.
~ SELESAI ~
Edited by Phao
DAN KAMI UCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH KEPADA PENTERJEMAH BUKU "MENGENAL MUHAMMAD"
Di posting oleh segenap redaksi blog kedar ministry…

Dan jangan lupa kunjungi blog kami kedar ministry
Thank...
tuhan yesus kristus memberkati kita semua dimana pun anda saat ini berada.
Dan nantikan bacaan buku lainnya…

by order admin:
ev.muridtadin wawan muslimmurtad part III
name in facebook:
[@muridtadin wawan muslimmurtad part IV]

Cari artikel Blog Ini

copy right