KESAKSIAN “HINDU SIKH MASUK KRISTEN” :
Kalau
pada hari ini saya boleh mengaku pada kebenaran Alkitab dan mengaku
Yesus Kristus sebagai Tuhan Dan Juruselamat, hal ini memang sungguh
ajaib. Saya katakan ajaib karena saya dulunya tidak
pernah bisa mengerti mengapa seorang manusia sampai boleh disebut Tuhan
oleh orang-orang Kristen. Saya adalah seorang manusia yang
dulunya tidak pernah merasa simpati sama kepercayaan orang-orang
Kristen. Malah pernah saya di dalam hati mentertawakan Alkitab sebagai
buku yang tak bernilai, tak menarik hati saya untuk membacanya. Saya
pandang remeh sekali sama Alkitab. Saya mengatakan semua agama baik
kecuali Kristen, yang men-Tuhan-kan manusia, dan menjamin dosa manusia
bisa ditebus manusia yang bernama Yesus. Saya merasa tak masuk akal.
Namun apa jadi, Allah menunjukkan kebenaran yang sungguh daripada-Nya.
Di dalam keluarga saya, ada seorang kakak ipar saya
beserta suaminya yang baru menjadi pengikut Yesus Kristus. Mereka selalu bersaksi pada saya tentang kuasa
Yesus, tapi saya tidak pernah bisa masuk akal, tak mahu saya percaya.
Malah saya selalu menyadarkan mereka supaya mereka kembali ke agama
semula yaitu SIKH. Saya katakan :
“ Agama Kristen ini jeleknya banyak, terutama sekali suka mengagamakan
orang yang sudah beragama “. Tanpa setahu saya, suami saya rupanya sudah
lama menjadi pengikut Kristus, beliau merahasiakan dari saya karena
takut akan keretakan rumah tangga kami. Lebih kurang setahun setelah
perkawinan kami, beliau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
semasa beliau bekerja di Balikpapan
tanpa diketahui oleh saya.
Saya benar-benar benci
mendengar nama Yesus dulunya, apa lagi menyebut nama tersebut, saya rasa
lucu dan jijik. Demikian bencinya sampai
timbul niat dan usaha saya mahu menyebarkan agama Sikh ke kalangan orang
Kristen supaya mereka boleh mengerti Tuhan itu bagaimana sebenarnya.
Tetapi Tuhan tidak sampaikan maksud saya ini. Dalam pada itu kakak ipar
saya ini tak hentinya bersaksi tentang Yesus. Saya malah mahu muntah
mendengar cerita-ceritanya tentang : “Kesembuhan “. Saya merasa aib
besar telah menimpa keluarga saya dengan beralih kepercayaannya itu.
Jiwa saya merasa tidak tenteram lagi. Pikiran saya sering terganggu
karena situasi rumah sering tegang. Saya
merasa berdosa kalau tidak dapat berbuat sesuatu untuk agama saya
(SIKH). Hati saya mulai bertanya pada Tuhan : “Ya.., Tuhan,
aib macam apakah ini yang menimpa keluarga kami ? Benarkah Yesus itu
Tuhan ? Ya, Tuhan, kalau benar Yesus itu Tuhan tolong tunjukkan pada
saya kuasanya itu . Ya, Tuhan saya tidak mahu menyembah sesuatu yang
salah ! Saya hanya ingin tunduk pada-Mu ya Tuhan, yang mencipta langit
dan bumi.
Dalam beberapa hari kemudian, anak saya yang
pertama tiba-tiba saja menjadi sakit panas sekali tubuhnya. Begitu
panasnya, ia terus menjadi kuyu, tak berdaya. Saya menjadi takut karena
anak saya tersebut lagi menderita Tuberclosis dan sedang menjalani
pengobatan bulan ke III (tiga). Anehnya tiba-tiba sekitar pukul 12:00
siang, saya bilang suami : “ Ayo, kita coba ke gereja minta di doa’ in
karena dokter spesialisnya buka praktek sore pukul 17:00, nanti bisa
lebih berbahaya kalau dibiarin sampai sore”. Suami saya tidak mahu,
masak orang sakit ke gereja ? Mestinya dibawa ke dokter dong ! Tapi
heran hati saya begitu ingin ke gereja. Karena suami melarang, saya
lantas bawa ke dokter spesialis yang lagi menangani penyakitnya.
Herannya, dokter lagi keluar kota ,
2 hari baru pulang. Saya jadi bingung, saya harus kemana sekarang ?
Mahu ke spesialis lain timbul rasa khawatir disamping saya mempunyai
uang hanya pas untuk membayar checking. Saya tidak punya uang untuk
membayar bajaj kecuali ongkos becak untuk pulang Rp. 250. Akhirnya saya
berjalan kaki menuju ke rumah family saya dengan tujuan beliau bisa
menghantar saya dengan kendaraannya untuk spesialis lain. Tapi apa
jadinya, bibi tersebut baru saja keluar menemani tetangga yang sakit
mahu melahirkan anak. Dalam perjalanan pulang dari rumah bibi, saya
berpikir terus, pulang atau ke gereja ? Kalau pulang bagaimana nanti
malam jika terjadi apa-apa misalnya step, kalau saya ke gereja, apa
nanti kata orang ? Dalam keadaan bingung, tiba-tiba timbul keinginan
besar dan keberanian untuk ke gereja. Saya ambil bajaj dan langsung ke
gereja dengan uang untuk checking tersebut. Dalam perjalanan hati saya berperang terus, ditengah perjalanan
melewati kuil Sikh hati saya ingin saya berhenti di situ tapi ada suara
dihati berkata : “Disana tak pernah ada kesembuhan spontan tanpa obat
dan tapa nazar “. Hati berperang, tapi mulut tak dapat
bersuara. Tibalah saya dimuka gereja. Saya masuk perlahan-lahan. Saya
ingin bertemu dengan bapak Pendeta yang pernah mendoakan kakak saya
hingga sembuh secara ajaib. Tapi pendetanya keluar, saya hampir pulang.
Lantas mereka berkata kami juga bisa berdoa karena yang menyembuhkan
hanya Tuhan. Secara tegas saya tekankan bahwa saya bukan orang Kristen,
dan kalau saya bisa berada di tempat ini pada saat ini saya sendiripun
heran, dan mereka hanya tersenyum mendengar pengakuan saya.
Ketika diajak berdoa terlebih dahulu diberitakan firman pada
saya : “ Bahwa upah dosa ialah maut tapi kasih karunia Allah adalah
hidup kekal di dalam Kristus Yesus”. Ketika berdoa, saya tidak tahu
mengapa saya menangis, saya menangis dengan penuh keharuan. Doa itu
begitu indah. Saya belum pernah mendengar doa yang begitu indah yang
sanggup menghancurkan hati saya, dan menghancurkan kekerasan hati saya.
Selesai berdoa saya pamit mahu pulang. Baru saja di muka pintu gereja
saya lagi menunggu bajaj, saya jamah dahi dan tubuh anak saya, ajaib
panasnya hilang total. Saya tertegun melihat kuasa nama Yesus. Ketia di
bajaj anak saya sudah mulai ngomong seperti tidak ada sakit tadinya.
Setiba di rumah semua pada heran melihat kesembuhan yang begitu drastis.
Saya memperoleh satu perasaan sepulang dari gereja yang belum pernah
saya dapati sebelumnya yaitu perasaan damai. Sampai saat ini tak dapat
saya lupakan rasa damai yang saya dapat itu. Satu kesaksian dari saya,
lagi hidup saya berubah dalam saya mengiring Tuhan Yesus. Hati pemarah
yang saya dapati sejak ayah saya meninggal tiba-tiba jadi hilang. Saya
mendapat satu kekuatan yang baru karena sekarang saya menyembah Allah
yang saya kenal. Begitulah besar kasih
Allah pada saya. Kebencian saya disambut dengan kasih anugerah
keselamatan dalam Yesus Kristus. Amin.