Pages

Minggu, 12 Agustus 2012

Kesaksian " Hindu SIKH Masuk Kristen " , Ny Balwinder Singh

KESAKSIAN “HINDU SIKH MASUK KRISTEN” :
“ Ny Balwinder Singh”

Kalau pada hari ini saya boleh mengaku pada kebenaran Alkitab dan mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan Dan Juruselamat, hal ini memang sungguh ajaib. Saya katakan ajaib karena saya dulunya tidak pernah bisa mengerti mengapa seorang manusia sampai boleh disebut Tuhan oleh orang-orang Kristen. Saya adalah seorang manusia yang dulunya tidak pernah merasa simpati sama kepercayaan orang-orang Kristen. Malah pernah saya di dalam hati mentertawakan Alkitab sebagai buku yang tak bernilai, tak menarik hati saya untuk membacanya. Saya pandang remeh sekali sama Alkitab. Saya mengatakan semua agama baik kecuali Kristen, yang men-Tuhan-kan manusia, dan menjamin dosa manusia bisa ditebus manusia yang bernama Yesus. Saya merasa tak masuk akal. Namun apa jadi, Allah menunjukkan kebenaran yang sungguh daripada-Nya.
Di dalam keluarga saya, ada seorang kakak ipar saya beserta suaminya yang baru menjadi pengikut Yesus Kristus. Mereka selalu bersaksi pada saya tentang kuasa Yesus, tapi saya tidak pernah bisa masuk akal, tak mahu saya percaya. Malah saya selalu menyadarkan mereka supaya mereka kembali ke agama semula yaitu SIKH. Saya katakan : “ Agama Kristen ini jeleknya banyak, terutama sekali suka mengagamakan orang yang sudah beragama “. Tanpa setahu saya, suami saya rupanya sudah lama menjadi pengikut Kristus, beliau merahasiakan dari saya karena takut akan keretakan rumah tangga kami. Lebih kurang setahun setelah perkawinan kami, beliau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat semasa beliau bekerja di Balikpapan tanpa diketahui oleh saya.
Saya benar-benar benci mendengar nama Yesus dulunya, apa lagi menyebut nama tersebut, saya rasa lucu dan jijik. Demikian bencinya sampai timbul niat dan usaha saya mahu menyebarkan agama Sikh ke kalangan orang Kristen supaya mereka boleh mengerti Tuhan itu bagaimana sebenarnya. Tetapi Tuhan tidak sampaikan maksud saya ini. Dalam pada itu kakak ipar saya ini tak hentinya bersaksi tentang Yesus. Saya malah mahu muntah mendengar cerita-ceritanya tentang : “Kesembuhan “. Saya merasa aib besar telah menimpa keluarga saya dengan beralih kepercayaannya itu. Jiwa saya merasa tidak tenteram lagi. Pikiran saya sering terganggu karena situasi rumah sering tegang. Saya merasa berdosa kalau tidak dapat berbuat sesuatu untuk agama saya (SIKH). Hati saya mulai bertanya pada Tuhan : “Ya.., Tuhan, aib macam apakah ini yang menimpa keluarga kami ? Benarkah Yesus itu Tuhan ? Ya, Tuhan, kalau benar Yesus itu Tuhan tolong tunjukkan pada saya kuasanya itu . Ya, Tuhan saya tidak mahu menyembah sesuatu yang salah ! Saya hanya ingin tunduk pada-Mu ya Tuhan, yang mencipta langit dan bumi.
Dalam beberapa hari kemudian, anak saya yang pertama tiba-tiba saja menjadi sakit panas sekali tubuhnya. Begitu panasnya, ia terus menjadi kuyu, tak berdaya. Saya menjadi takut karena anak saya tersebut lagi menderita Tuberclosis dan sedang menjalani pengobatan bulan ke III (tiga). Anehnya tiba-tiba sekitar pukul 12:00 siang, saya bilang suami : “ Ayo, kita coba ke gereja minta di doa’ in karena dokter spesialisnya buka praktek sore pukul 17:00, nanti bisa lebih berbahaya kalau dibiarin sampai sore”. Suami saya tidak mahu, masak orang sakit ke gereja ? Mestinya dibawa ke dokter dong ! Tapi heran hati saya begitu ingin ke gereja. Karena suami melarang, saya lantas bawa ke dokter spesialis yang lagi menangani penyakitnya. Herannya, dokter lagi keluar kota, 2 hari baru pulang. Saya jadi bingung, saya harus kemana sekarang ? Mahu ke spesialis lain timbul rasa khawatir disamping saya mempunyai uang hanya pas untuk membayar checking. Saya tidak punya uang untuk membayar bajaj kecuali ongkos becak untuk pulang Rp. 250. Akhirnya saya berjalan kaki menuju ke rumah family saya dengan tujuan beliau bisa menghantar saya dengan kendaraannya untuk spesialis lain. Tapi apa jadinya, bibi tersebut baru saja keluar menemani tetangga yang sakit mahu melahirkan anak. Dalam perjalanan pulang dari rumah bibi, saya berpikir terus, pulang atau ke gereja ? Kalau pulang bagaimana nanti malam jika terjadi apa-apa misalnya step, kalau saya ke gereja, apa nanti kata orang ? Dalam keadaan bingung, tiba-tiba timbul keinginan besar dan keberanian untuk ke gereja. Saya ambil bajaj dan langsung ke gereja dengan uang untuk checking tersebut. Dalam perjalanan hati saya berperang terus, ditengah perjalanan melewati kuil Sikh hati saya ingin saya berhenti di situ tapi ada suara dihati berkata : “Disana tak pernah ada kesembuhan spontan tanpa obat dan tapa nazar “. Hati berperang, tapi mulut tak dapat bersuara. Tibalah saya dimuka gereja. Saya masuk perlahan-lahan. Saya ingin bertemu dengan bapak Pendeta yang pernah mendoakan kakak saya hingga sembuh secara ajaib. Tapi pendetanya keluar, saya hampir pulang. Lantas mereka berkata kami juga bisa berdoa karena yang menyembuhkan hanya Tuhan. Secara tegas saya tekankan bahwa saya bukan orang Kristen, dan kalau saya bisa berada di tempat ini pada saat ini saya sendiripun heran, dan mereka hanya tersenyum mendengar pengakuan saya.
Ketika diajak berdoa terlebih dahulu diberitakan firman pada saya : “ Bahwa upah dosa ialah maut tapi kasih karunia Allah adalah hidup kekal di dalam Kristus Yesus”. Ketika berdoa, saya tidak tahu mengapa saya menangis, saya menangis dengan penuh keharuan. Doa itu begitu indah. Saya belum pernah mendengar doa yang begitu indah yang sanggup menghancurkan hati saya, dan menghancurkan kekerasan hati saya. Selesai berdoa saya pamit mahu pulang. Baru saja di muka pintu gereja saya lagi menunggu bajaj, saya jamah dahi dan tubuh anak saya, ajaib panasnya hilang total. Saya tertegun melihat kuasa nama Yesus. Ketia di bajaj anak saya sudah mulai ngomong seperti tidak ada sakit tadinya. Setiba di rumah semua pada heran melihat kesembuhan yang begitu drastis. Saya memperoleh satu perasaan sepulang dari gereja yang belum pernah saya dapati sebelumnya yaitu perasaan damai. Sampai saat ini tak dapat saya lupakan rasa damai yang saya dapat itu. Satu kesaksian dari saya, lagi hidup saya berubah dalam saya mengiring Tuhan Yesus. Hati pemarah yang saya dapati sejak ayah saya meninggal tiba-tiba jadi hilang. Saya mendapat satu kekuatan yang baru karena sekarang saya menyembah Allah yang saya kenal. Begitulah besar kasih Allah pada saya. Kebencian saya disambut dengan kasih anugerah keselamatan dalam Yesus Kristus. Amin.