Kuasa Gelap Di Balik Praktek Spiritisme
KUASA GELAP DI BALIK PRAKTEK
SPIRITISME
“Kamu harus memelihara hari-hari
sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku; Akulah TUHAN. Janganlah kamu
berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu
mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah
TUHAN, Allahmu “ ( Imamat 19:30-31)
Spiritisme
ialah praktek okultisme (kuasa gelap) yang didasarkan kepada keyakinan
bahwa orang mati dapat berhubungan dengan orang hidup atau sebaliknya.
Spiritisme adalah spekulasi yang sangat berbahaya, karena didasarkan
kepada satu keyakinan atau kepercayaan yang sangat ditentang oleh Kitab
Suci, karena Kitab Suci menegaskan bahwa orang yang sudah mati tidak
mungkin lagi datang dan berhubungan dengan orang yang masih hidup atau
sebaliknya. Prof. Blanke dari Zurikh, memperkirakan jumlah pengikut
spiritisme yang berasal dari macam-macam latar belakang agama, sekitar
70.000.000 orang pada tahun 1972. Dan Alkitab menyaksikan bahwa di akhir
jaman praktek spiritisme ( okultisme ),perdukunan, sihir , ilmu klenik,
ilmu gendam, hipnotis,ilmu hitam, guna-guna, ilmu ramal yang dibungkus
secara modern seperti New Age Movement akan semakin meningkat ( Bdk Why 9
: 20-21).
A. Praktek Spiritisme ( Okultisme )
mencakup kelompok-kelompok sebagai berikut :
- Astral-
projection
- Ouija Board
- Mengangkat meja ( meja-meja terangkat sendiri )
- Berbicara dalam keadaan kesurupan
- Jailangkung
- Visi
/mimpi (penampakan roh-roh tertentu)
- Telepati Intelektual
- Penampakan Hantu
- Materialisasi
- Clairvoyance
- Paranormal
(dukun/orang pintar )
- Kartu
Tarot, membaca garis telapak tangan.
- Astrologi
- Hipnotis
amatir
- Kesembuhan
magnetisme
- Daya tarik
magic
- Sugesti-sugesti pikiran
- Magic hitam dan magic putih
- Roh roh seksual
- Penyembuhan Gaib melalui tenaga dalam/hawa murni
- Penyembuhan Gaib melalui Reiki dan meditasi Yoga
B. Bentuk-bentuk spiritisme :
·
Melalui benda-benda yaitu :
1. Main jailangkung
2.
Kuda
Kepang
3. Kapur yang menulis sendiri
4.
Gelas
yang bergerak sendiri
5. Meja/kursi/pisau yang berjalan sendiri tanpa
dipegang.
·
Melalui bunyi-bunyian :
1.
Roh itu
berbicara kepada seseorang yang dalam keadaan tidak sadar, membuat
hal-hal yang abnormal.
2. Wanita bersuara laki-laki atau sebaliknya
3.
Roh-roh
diundang berbicara melalui medium yang kesurupan melalui tari-tarian dan
musik adat.
·
Melalui dukun-dukun :
1.
Nama
dukun ( Di Sangir namanya Doro, di Timor, Ambon ,
dan Irian, namanya Suanggi )
2.
Bahasa
dukun ( Di Minahasa memakai bahasa gunung, di Jawa memakai bahasa Kawi,
di Maluku dengan bahasa Tanah, dsb )
3.
Tempat
praktek dukun ( Di kuburan, di tempat tempat keramat, dirumah-rumah
khusus (tanah Karo), di Baileo keramat (Maluku ) ) .
· Secara langsung
: Roh itu menyatakan diri secara langsung
dalam rupa nenek atau kakek atau saudara yang sudah meninggal. Iblis
bisa menyatakan diri dalam bermacam-macam bentuk, karena mereka tidak
mempunyai daging dan tulang ( Bdk. Luk 24:39, 2 Kor 11:14 ).
·
Melalui adat istiadat
lama/kafir :
1.
Mengunjungi
kuburan dengan tujuan minta berkat atau berbicara kepada arwah dari
orang yang sudah mati atau minta pertolongan dan perlindungan kepada
mereka.
2. Memindahkan tulang orang mati dengan upacara adat
lama yang demonis secara besar-besaran untuk menghormati orang yang
sudah mati.
3. Menabur bunga di laut, di danau atau di sungai
dengan upacara okultisme untuk menolak bala.
4.
Menyiapkan
sajen/sesajen dengan mengharapkan pertolongan roh-roh tertentu.
5.
Berbakti
dan menyembah nenek moyang yang sudah mati.
6.
Berbakti
di tempat-tempat yang dianggap keramat.
7.
Mengunjungi
tempat-tempat keramat untuk meminta “berkat dan rezeki”.
8.
Berbakti
kepada orang suci yang dianggap keramat dan sakti.
9.
Mengadakan
upacara khusus untuk memberi nama kepada bayi sesuai dengan nama roh
yang menjaganya.
Semua praktek okultisme khususnya spiritisme, dikerjakan manusia
karena tidak mengerti letak tempat orang yang sudah mati, seperti berita
Alkitab, sehingga sadar atau tidak sadar manusia melayani dan dilayani
Iblis. Berikut ini beberapa studi kasus dan kesaksian akibat
keterlibatan dengan praktek spiritisme (okultisme) :
· Seorang wanita tua tinggal di rumah yang dipakai
untuk mengadakan pertemuan-pertemuan untuk memanggil roh-roh tertentu.
Antara jam 00:00 s/d 01:00 pagi, ada bunyi dahsyat dalam rumah itu.
Meubel dalam rumah itu bergerak sendiri dan terlempar ke udara. Pada
suatu malam 40 buah gelas dihancurkan walaupun disimpan dalam gudang
yang terkunci. Wanita itu bertindak dan tidak lagi sering mengunjungi
pertemuan itu. Tetapi pada suatu malam, pada jam yang sama. Ia merasa
dirinya dipegang di kerongkongannya dan dicekik. Bilamana ia berseru dan
memanggil nama Yesus, serangan itu dengan segera berhenti.
· Seorang wanita Kristen, sekali waktu mengunjungi
seorang spiritist untuk menerima penyembuhan secara gaib. Segera sesudah
itu, ia kehilangan kepastian keselamatannya. Ia mulai mengalami tekanan
(depressi) dan timbul pikiran-pikiran untuk membunuh diri, dan ia juga
kehilangan kuasa untuk menahan hawa nafsu, dan mulai tertarik lagi
kepada alkhohol, rokok dan kehidupan seksualnya tidak lagi wajar.
· Seorang wanita sering pergi ke tempat pertemuan
memanggil roh-roh, bertahun tahun lamanya sampai ia sendiri sudah dapat
berhubungan dengan roh-roh tanpa perantara dukun-dukun. Anaknya sering
mengalami tekanan dan didatangi pikiran untuk membunuh diri.
· Di dalam pelayanan. seorang wanita mengikuti
kebaktian. Ia begitu ditawan oleh Firman Allah, sehingga kadang-kadang
ia bertepuk tangan, karena gembiranya. Setelah diadakan tantangan untuk
meninggalkan hidup lama, ia mengangkat tangan bersama suaminya. Ibu ini
mengalami siksaan ketakutan bertahun-tahun dalam hidupnya. Dalam
pelayanan pribadi (pastoral dan konseling) ia mengaku bahwa ia disuruh
oleh keluarganya ke kuburan seorang pahlawan, yang dianggap keramat
untuk meminta “berkat”, karena dia mempunyai lidah yang aneh. Menurut
keluarganya wanita ini, ketika dia masih gadis, dapat menjadi dukun
besar yang mendatangkan banyak keuntungan. Sesudah pulang dari kuburan
itu ia terus merasa tersiksa oleh ketakutan. Setelah diadakan pelayanan
pribadi dan pengakuan dosa yaitu penyangkalan akan kuasa-kuasa gelap
yang mengikatnya, Tuhan membebaskan dia dari ketakutan dan bersama
suaminya menjadi pengunjung gereja dan kemudian
menjadi majelis gereja yang setia.
· Seorang anak mengikuti ayahnya ke tempat-tempat
keramat, melayani berhala-berhala. Ayahnya memanggil dukun-dukun dan
mempraktekkan spiritisme, khususnya memanggil arwah orang-orang yang
sudah mati. Apabila ayahnya marah, sangat menakutkan dan dengan tidak
segan-segan dia menghancurkan semua barang di dalam rumah. Dalam keadaan
terikat itulah, anaknya hidup dalam kebiasaan onani, mencuri, disiksa
oleh ketakutan, serta tidur di gereja pada waktu mendengar kotbah.
Kemudian oleh karena rahmat-Nya yang besar Tuhan melepaskan dia dari
kutuk, dari cengkraman Iblis dan dari hidup lama, dan kemudian menjadi
hamba Tuhan.
Praktek
spiritisme membuka pintu untuk roh-roh setan masuk kedalam hidup kita,
sehingga mendatangkan bencana, sial, penderitaan dan kekacauan serta
kebinasaan. Adalah bijaksana kalau bertobat dari paraktek ini dan
meninggalkannya serta berbalik dan hidup dengan Tuhan Yesus. Kita tidak
berhubungan dengan orang yang sudah mati, yang rohnya tidak bisa lagi
kedunia ini, tetapi kita bersekutu dan hidup dengan Tuhan Yang Hidup
yang Roh-Nya tinggal bersama kita dan menyertai kita. Ketika kita sudah
dilahirbarukan oleh Roh Kudus, Roh Allah tinggal di dalam hati kita (
didalam diri kita). Rasul Paulus katakan bahwa tubuh kita adalah Bait
Allah yaitu tempat kehadiran Roh Allah. Jadi marilah kita menyucikan
diri kita dari pencemaran jasmani dan rohani. Jikalau selama ini kita
telah berdosa dan terlibat dengan dosa perjinahan rohani ini yaitu “spiritisme” (okultisme) yang menajiskan Bait
Allah, marilah kita datang kepada Tuhan Yesus dan
mengaku atas segala dosa kita dan meminta kepada Bapa agar dosa-dosa
kita dibersihkan dan dibasuh dengan darah Tuhan Yesus ( Bdk 1 Yoh 1:7-9
).Karena Tuhan Yesus adalah pengantara kita kepada Bapa dan Dia adalah pendamaian untuk segala dosa kita ( Bdk 1 Yoh 2 : 1-2
).
Soli Deo Gloria