Memalukan! Gencarkan Islamisasi, 80
Anak-anak Kristen di Bangladesh 'Dibeli' dan Dicuci Otak di Madrasah Radikal
Dipublikasikan oleh Kabar Gereja pada 16:07 dengan 0 komentar DAKKA
(BANGLADESH) - International Christian Concern (ICC) mendapatkan laporan bahwa
80 anak dari keluarga Kristen pribumi di Bangladesh telah 'dibeli' oleh para
mullah ke berbagai madrasah (sekolah Islam) yang tersebar di kota Dakka,
ibukota negara. Melalui surel ICC yang diterima TimPPGI pada 14 Agustus 2012,
dibeberkan, aksi islamisasi ini dilakukan dengan motif, tawaran pendidikan dan
kehidupan yang lebih baik di kota. Peristiwa yang terjadi di perkampungan
Kristen di pinggir Chittagong, sebuah kota di bagian selatan Bangladesh pada
Januari dan Februari 2012 lalu. Para mullah atau pemimpin masjid ini memancing
para orang tua agar menyerahkan anak-anak mereka, baik lelaki maupun perempuan,
dengan iming-iming pendidikan yang layak di kota Dakka. Mereka kemudian
memberikan 'ucapan terimakasih' kepada masing-masing orang tua dengan
mengeluarkan uang sejumlah 15,000 TK, (Rp 2,500,000). Diskriminasi pendidikan
menyusahkan warga Krisen pribumi di kota Chittagong yang merupakan keturunan
dari Indo-China membuat para orang tua tidak mewaspadai niat licik para
fanatik. Sayangnya tidak sesuai harapan, para anak kecil yang berhasil dibeli
kemudian dibawa ke Dakka dan Ganzipur dan 'disekolahkan' di madrasah. Mereka
dikunci, dilecehkan secara fisik dan mental, dan dipaksa belajar agama Islam.
Beberapa bulan kemudian, para orang tua yang kehilangan komunikasi dengan anak
mereka mulai mencari keberadaan anak mereka, beberapa mencari dengan usaha
sendiri, lainnya menghubungi Jaringan Cepat Hak Asasi Manusia Bangladesh (HHRT)
yang kemudian menanggapi kasus tersebut dengan sigap. Menurut HHRT, anak-anak
ini diselamatkan dari aksi penganiayaan fisik, ketika mereka menolak untuk
berdoa, membaca Quran dan pelajari bahasa Arab. Sebelas anak yang diselamatkan
di sebuah madrasah mengakui akan melarikan diri setelah mengetahui akan
disunat. Mereka direlokasi ke sebuah tempat dan kembali berhubungan dengan
keluarganya. "Para orang tua tidak mengetahui keberadaan mereka dalam
tujuh bulan terakhir ini hingga saya berhasil menyelamatkan empat anak
laki-laki. [Para Ustad] telah memanfaatkan kemiskinan dan ketidakpedulian [yang
dialami umat Kristen]. Mereka menculik [anak-anak] untuk dipaksa pindah
agama," ujar direktur pelaksana HHRT Seorang gadis yang diselamatkan
mengaku kepada HHRT, mereka dipaksa belajar bahasa Arab selama enam jam dan
dipaksa ikut doa lima waktu dalam sehari. "Jika si gadis tidak mengikui
doa lima waktu, mereka akan memukuli kepalan tangannya. [Sehingga] kepalan
tangannya pun berubah menjadi merah dan kasar," tutur direktur. Sementara
itu staff HHRT masih mencari 69 anak Kristen yang masih disembunyikan di beberapa
madrasah lainnya. Manajer ICC Regional Asia, Corey Bailey mengatakan,
"Pada dasarnya ini merupakan perdagangan manusia yang terjadi kepada
anak-anak Kristen dengan tujuan pencucian otak, guna memaksa mereka masuk Islam
dan masuk [kemudian] dalam lingkungan jihad." "ICC meyakini manusia
tidak boleh dibeli maupun dijual, [dan] kami menentang perdagangan manusia
dengan tujuan pindah agama. Kami menuntut pemerintah Bangladesh agar mengambil
perhatian besar terhadap masalah ini dan memastikan keamanan dari umat Kristen
khususnya suku-suku yang berada di pegunungan."
Lebih lanjut klik: http://www.kabargereja.tk/2012/08/memalukan-gencarkan-islamisasi-80-anak.html
Lebih lanjut klik: http://www.kabargereja.tk/2012/08/memalukan-gencarkan-islamisasi-80-anak.html