Rabu, 22 Agustus 2012

Mukmin Mesir Yang Radikal Diselamatkan Oleh Isa Al-Masih

Nama saya Ibrahim, berasal dari daerah Delta Sungai Nil, Mesir. Sejak kecil saya taat pada agama Islam, belajar Al-Quran di sebuah toko dan diajar takut pada Allah. Saya menikmati ibadah orang Sufi di mana kami mencintai
kepribadian Muhammad. Melafalkan ayat-ayat Al-Quran memberikan saya rasa damai. Tidak ada alasan untuk ragu pada agama Islam. Menekankan takut pada Allah, berbuat amal, dan hidup suci.

“Persaudaraan Muslim”, Kelompok Radikal

Di usia empat belas tahun, saya bertemu dua orang yang mengajak saya bergabung dalam “Persaudaraan Muslim.” Mereka sangat ramah dan mendukung saya menjadi seorang Muslim yang taat. Mereka tahu saya dapat berbicara dengan baik, dan berkata saya dipanggil untuk menyebarkan Islam. Saya menjadi Muslim yang radikal. Berkhotbah dari mesjid ke mesjid agar setiap orang mengikuti ajaran Nabi Muhammad dengan sungguh-sungguh.

Kristen Amerika Bernama John.

Ketika saya menyebarkan Islam, saya bertukar surat dengan seorang Kristen bernama John. Saya mendapat alamatnya di sebuah majalah yang berisi “Sahabat Pena” di Amerika Serikat. Saya menganjurkan agar dia menjadi seorang Muslim. Dia juga menganjurkan agar saya menjadi seorang Kristen.  Kami bertukar surat selama dua tahun.
Suatu hari dia berkunjung ke desa saya. Ini pertama kali saya bertemu dengan orang Kristen. Saya terkesan dengan sifatnya yang penuh dengan keterus-terangan, kesungguhan dan keterbukaan. Dia memiliki kehidupan doa yang luar biasa. Dia lebih banyak berdoa daripada berbicara. Saat berbicara, dia mengutip ayat-ayat dari Alkitab. Dia menjelaskan siapa Isa Al-Masih dan keselamatan yang ada dalam nama-Nya. John bahkan menyebut Allah sebagai Bapa. Orang ini benar-benar yakin bahwa dia akan masuk surga. Saya iri padanya.

Saya Tidak Pasti Masuk Sorga

Islam mengajarkan kami bahwa pada hari Pengadilan, semua perbuatan baik dan jahat akan ditimbang. Tergantung mana yang lebih berat, masuk surga atau neraka. Saya tidak tahu pasti apakah saya akan masuk surga atau neraka. Islam tidak pernah memberikan kepastian mengenai surga. Hal ini sangat mengganggu saya. Saya hanya bisa berharap pada kemurahan Allah.

Isa Atau Muhammad - Konflik Dalam Batin

Walau John sudah pulang ke negaranya, namun kata-kata dan doa yang ia ucapkan selalu berada di pikiran saya. Hati saya penuh dengan kebimbangan. Saya rindu hubungan dengan Allah seperti yang dimiliki John. Saya ingin tahu secara pasti apakah saya akan masuk surga. Allah perlu memberikan jalan yang pasti pada saya. Suatu hari di Masjid, dalam hati saya berteriak pada Allah, “Tuhan, tunjukkan saya kebenaran! Apakah Isa Al-Masih atau Muhammad?”

Isa Al-Masih Muncul Dalam Mimpi

Malam itu Isa Al-Masih muncul dalam mimpi saya dan berkata dengan suara lembut.  Ia mengasihi saya. Saya sadar betapa kerasnya saya melawan Dia selama ini. Saya menjawab, “Saya mengasihi-Mu juga! Engkau adalah kekal selamanya.” Ketika saya bangun, saya menangis dengan penuh suka cita. Saya dipenuhi oleh gairah yang luar biasa dalam Isa Al-Masih. Saya bernyanyi dan melompat memuji Dia.

Menyebarkan Sukacita Keselamatan

Saya dipenuhi sukacita keselamatan dan ingin membagikannya pada semua orang. Dengan sungguh-sungguh saya menjelaskan ke teman saya bahwa Isa Al-Masih benar disalib dan oleh darah-Nya kita semua diselamatkan jika kita percaya. Kami berdoa bersama dan dia menerima Isa Al-Masih. Dia bergetar dan berkeringat saat kami berdoa. Dia mengalami kuasa dahsyat dari Isa Al-Masih.

DipenjaraDipenjara Karena Percaya Pada Isa Al-Masih

Teman saya yang menerima Isa Al-Masih ditangkap oleh beberapa orang dari “Persaudaraan Muslim.” Mereka mengancam akan membunuhnya jika dia tidak mengaku siapa yang menginjilinya. Diapun mengakuinya. Bagi mereka, saya adalah seorang murtad yang harus mati. Saya melarikan diri sebab Muslim Radikal berniat membunuh saya. Keluarga juga sudah tidak mengakui saya lagi. Saya bersembunyi di rumah orang Kristen. Ketika saya pulang ke kota saya, saya ditangkap dan dipenjarakan karena iman saya pada Isa Al-Masih.

Dibebaskan dan Hidup Yang Baru

Di penjara saya berdoa agar suatu hari saya bisa menyembah Allah secara bebas. Ketika saya bebas, seorang penginjil Palestina memperkenalkan saya pada seorang Kristen.  Dia membantu saya mendapatkan visa ke Amerika.  Sekarang saya sudah menjadi penduduk tetap di Amerika. Saya menikah dengan seorang wanita percaya dengan hati untuk dakwah. Sekarang kami berdua bisa membagikan kasih Isa Al-Masih dan Kabar Baik-Nya pada saudara-saudara kami yang Muslim.

Cari artikel Blog Ini

copy right