(by: Daniel)
Terbukanya Celah Kegelapan
Pada suatu hari, seorang paranormal, datang berkunjung ke rumah Pak Bambang Prasetyo, ayah Lala. Paranormal yang adalah tetangga Lala itu mengatakan bahwa ada sesuatu yang khusus pada Lala, kesaktian supranatural dari Kakek Lala akan turun kepada Lala, anak ke-2 dari 2 bersaudara itu. "Ketika Paranormal itu meminta Lala untuk berpuasa, saya pikir itu bukanlah sesuatu yang berbahaya buat anak saya," ujar Pak Bambang, yang sebelum menikah dengan Ibu Annie memeluk agama Islam
. Lala pun mulai berpuasa. Ia menerima anjuran itu. Sang paranormal berkata bahwa ilmu yang Lala miliki bisa digunakan untuk kebaikan dan menolong banyak orang. Salah satunya menyembuhkan orang sakit. Meskipun masih ragu, namun Lala menurutinya. Paranormal itu menasihatkan Lala untuk hidup jujur, jangan curang dan berbuat tidak benar, sehingga Lala semakin tertarik. Bahkan ia menyampaikan pesan Kakek Lala supaya Lala rajin belajar. Lala juga percaya bahwa itu benar.
Kejadian Supranatural
Satu hari setelah berpuasa dan mengikuti ritual yang disarankan, Lala bisa melihat dan berbicara dengan arwah yang sudah mati. Arwah-arwah itu berwujud manusia dan sering mendatangi Lala sambil menitipkan pesan untuk keluarga yang mereka tinggalkan. Salah satu arwah berpesan kepada anak-anaknya supaya mereka segera berkunjung ke kuburannya. Kemudian Lala menyampaikannya.
Suatu ketika, Lala menyadari bahwa ia memiliki kemampuan untuk memindahkan barang apa pun tanpa menyentuhnya. Cukup dengan berkonsentrasi maka barang tersebut akan bergerak ke mana pun Lala kehendaki. Bahkan orang sakit dapat Lala sembuhkan.
Memasuki tahun 2001, Lala bertemu dengan Sunan Gunung Jati dan Sunan Kali Jaga. Ia bisa pindah ke satu tempat ke tempat lain, muncul pada saat orang lain tidak melihatnya. Setiap kali mengisi bensin di sebuah pom bensin, kasirnya selalu berkata bahwa Lala sudah membayarnya. Padahal Lala tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Kejadian-kejadian itu membuat Lala semakin disanjung oleh teman-temannya. Namun teman-teman Lala yang beragama Kristen tidak menunjukkan kekaguman kepada Lala, sehingga Lala merasakan suatu kejanggalan.
Tamu Misterius Datang Ke Dalam Kamar
Suatu hari, sepulangnya Lala dari kampus, ia melihat seorang laki-laki berwajah tampan sedang duduk di atas tempat tidurnya. Mukanya telihat halus dan licin. Lala hendak memarahinya karena ia lancang masuk ke dalam kamar, namun mulut Lala tidak dapat mengeluarkan suara. Laki-laki itu menatap Lala dengan tatapan tajam lalu berkata, "Kamu adalah pilihanku, dan kamu akan kujadikan permaisuri. Akan kuberikan semua fasilitas yang kamu butuhkan, rumah, uang, mobil dan harta yang melimpah, sehingga kamu tidak merepotkan orang tuamu lagi." Lala sempat terbuai dengan tawaran itu. "Jika kamu menjadi permaisuriku maka kita berdua akan membuat Bandung berdarah," ucap laki-laki itu lagi. Lala mulai ketakutan dan sadar bahwa laki-laki ini bukan manusia. Mulutnya yang sempat terkunci tiba-tiba bisa berbicara kembali. "Saya tidak mau," jawab Lala. Wajah laki-laki misterius itu berubah menjadi tidak bersahabat, seperti penuh dengan amarah. Dalam sekejap mata tiba-tiba ia menghilang dari kamar Lala. Dan seiring kepergiannya, terasa guncangan hebat dalam kamar Lala sehingga membuat seisi kamarnya berantakan. Bahkan orang tua Lala yang sedang berada di lantai atas ikut merasakan guncangan tersebut. Perasaan Lala mulai tidak karuan. Ia mulai merasa khawatir dan bertanya dalam hati, apa yang sekiranya akan terjadi dalam hidupnya setelah kejadian ini.
Teror Akibat Dendam Amarah Lucifer
Lima hari berlalu dari kejadian itu, ternyata belum terjadi apa-apa dalam kehidupan Lala. Ia pergi ke kampus seperti biasanya. Ketika pulang kuliah, ia melihat keadaan di dalam mobilnya berantakan. Tiba-tiba saat ia hendak masuk ke dalam mobil, pintu mobil Lala tertutup sendiri dan terbanting keras sehingga menjepit tangan Lala. Lala menjerit kesakitan namun tidak ada satu orang pun yang mendengarnya. Setelah cukup lama menahan sakit, barulah pintu itu terbuka kembali dan Lala dilarikan oleh satpam kampusnya ke rumah sakit Bandung.
Keesokan harinya, di saat Lala sedang jalan-jalan dengan teman-temannya, sesuatu yang keras seperti memukul kepalanya. Teman-teman Lala tidak melihat apa-apa, bahkan menganggap Lala hanya bergurau. Sampai tiba-tiba wajah Lala lebam dan terluka dengan sendirinya. Hanya Lala sendiri yang merasakan pukulan-pukulan itu. Seperti ada roh halus yang sedang menghajarnya.
Di dalam kelas, ketika Lala sedang mengikuti pelajaran salah satu mata kuliahnya, tiba-tiba tubuh Lala terlihat seperti ada yang menarik, dan kursi yang Lala duduki melayang ke atas udara. Seisi kelas merinding ketakutan dan bingung dibuatnya. Teman-teman Lala mulai panik melihat kejadian itu. Dan untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali, mulai di hari selanjutnya mereka mengadakan doa bersama sebelum kuliah dimulai. "Kehidupan saya tidak tenang karena ‘mereka' selalu mengganggu saya," ujar Lala.
Gangguan belum berakhir. Sewaktu makan, Lala tidak bisa memasukkan makanan yang ada di sendok ke dalam mulutnya. Ketika ia mencoba dengan garpu, garpu itu melesak ke dalam mulutnya dan menusuk ke lidah. Teman-temannya berusaha membantu Lala menarik garpu itu, namun tidak berhasil. Darah mulai mengalir dari dalam mulut Lala. Akibat dari kejadian itu Lala tidak bisa makan selama satu minggu, badannya mulai terlihat kurus sehingga ia harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus.
Sesampainya di rumah sakit, jarum infus yang hendak dimasukkan ke pembuluh darah Lala sulit untuk dimasukkan. Dokter yang bertugas semakin dibuat heran ketika muncul tanda seperti simbol ‘X' berwarna merah di dahi Lala. Simbol itu seperti luka yang kering. Bahkan beberapa waktu kemudian muncul tulisan ‘SATAN' di tubuh Lala. "Saya dipermalukan sekali oleh Lucifer," ujar Lala.
Teror demi teror terus berdatangan. Semakin hari semakin aneh dan mengerikan. Tiba pada puncaknya ketika Lala sedang masuk ke dalam kamar mandi, ia menghilang seketika. Teman-temannya sempat terbelalak ketika mereka melihat kamar mandi dalam keadaan kosong. Karena sebelumnya mereka sempat melihat dengan jelas Lala masuk ke dalam situ. Akhirnya disebarkan berita kalau Lala hilang. Seorang petugas polisi menemukan Lala sedang berdiri di pinggir jalan. Kejadian itu terulang kembali pada hari berikutnya. Lala menghilang dan ia tiba-tiba sudah berada di pegunungan Ciwidey.
Suatu hari Lala melihat sosok iblis keluar masuk dalam tubuhnya. Perlahan penglihatannya mulai memudar dan semua yang dilihat Lala seperti buram. Pada akhirnya Lala tidak dapat melihat sama sekali. Semua serba gelap. Beberapa menit kemudian sebuah tangan yang besar terasa seperti mencekik leher Lala. Dan Lala menjadi bisu seketika itu juga. Di saat yang bersamaan, kaki Lala juga lumpuh. Kejadian itu terjadi pada bulan April 2002. Tidak sampai di situ saja. Iblis juga menyumbat pikiran Lala sehingga Lala menjadi amnesia dan tidak mengenali satu orang pun yang ada di dekatnya. Stres yang hebat mulai Lala alami. Ia merasa tidak memiliki pengharapan. Nilai-nilainya hancur dan teman-temannya satu per satu mulai pergi menjauhi dirinya.
Pencobaan Bunuh Diri
Lima hari sudah Lala lewati dalam keadaan buta, bisu, lumpuh dan tidak mengenali suara-suara yang ia dengar. Pilihan yang terlintas dalam pikiran Lala hanya ada 2; menyerahkan diri kepada iblis atau bunuh diri. Karena sudah tidak kuat menahan penderitaan tersebut, Lala memutuskan untuk bunuh diri. Ia mencoba meraba-raba seisi kamarnya untuk mencari barang yang tajam supaya dapat menikam lehernya sendiri dan menghabisi nyawanya. Tetapi niat itu batal ketika seseorang masuk ke dalam kamarnya dan menggenggam tangan Lala. Orang itu menuliskan sesuatu di atas tangan Lala, "Ini mama." Dan lagi ia menuliskan sebuah kalimat, "Segala sesuatu indah pada waktu-Nya. Yesus sayang sama Lala." Hingga akhirnya Lala menemukan pilihan yang ke-3, yaitu menerima Yesus.
Mujizat Kesembuhan Terjadi Saat Pelepasan
Sementara itu, selain kedua orang tua Lala, ada banyak orang berdoa untuk Lala. Karyawan Maranatha di bagian pembukuan juga ikut berpuasa untuk Lala, bahkan mereka berdoa selama berjam-jam. Mereka berdoa agar Tuhan segera menolong dan mengasihani Lala. "Saya melihat suatu keindahan yang Tuhan perlihatkan. Rumah kami menjadi rumah doa," ucap Pak Bambang dengan wajah berseri-seri ketika memberikan kesaksian. Kebahagiaan terpancar dari mimik wajahnya yang tenang ketika ia mengingat kembali kejadian itu. Akhirnya mujizat kesembuhan terjadi. Doa orang benar besar kuasanya. Lala bisa mendengar dan berbicara lagi, meskipun ia belum bisa melihat.
Lala mulai ikut bernyanyi memuji dan menyembah Tuhan bersama teman-temannya. Dan secara ajaib perlahan-lahan warna hitam yang menutupi penglihatannya mulai berubah menjadi warna-warni. Lala bisa melihat kembali. "Saya mulai mengamati bahwa pujian dan penyembahan ada kuasa. Tuhan bertahta di atas puji-pujian," ujar Lala.
Kejadian Aneh Muncul Kembali
Beberapa hari kemudian, ketika sedang berada di dalam mobil bersama kedua orang tua dan pamannya, Lala tiba-tiba menghilang. Kejadian itu membuat mereka menjadi ngeri dan panik, karena Lala tidak lagi berada bersama mereka. Sedangkan Lala sendiri tiba-tiba sudah berada di dalam sebuah rumah besar yang aneh. Beberapa anak muda menyapa kehadiran Lala. Lala tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Kuasa iblis seperti sedang menguasainya. Lalu datang seseorang memasuki ruangan, seorang laki-laki yang dahulu pernah berada di dalam kamar Lala. "Mungkin kamu lupa sama saya, tapi hari ini kamu akan saya jadikan permaisuriku," ucap laki-laki itu. Dalam keadaan tidak berdaya, iblis membawa Lala ke pelaminannya. Anak-anak muda yang berada di dalam ruangan tersebut membaca sebuah mantera sambil mengiringi perjalanan Lala.
Lala dibawa oleh laki-laki itu dan diposisikan di sebelah dia sambil dirangkulnya. Semua orang yang ada di depan Lala memakai baju hitam, dan mereka terlihat sedang memakan daging mentah. Darah segar muncrat dari mulut mereka - mengotori lantai ruangan. Mulut mereka berlumuran darah. Lalu setelah itu anak-anak muda yang berada di dalam ruangan saling berhubungan seks.
Laki-laki misterius yang membawa Lala mulai berusaha menjamah tubuh Lala. Kemudian Lala melihat wajahnya berubah menjadi panjang. Tiba-tiba terbesit dalam pikiran Lala sebuah ajakan untuk menyebut nama Yesus. Lala pun berusaha berkata dalam hati, "Yesus tolong saya, walau saya lupa tentang Kau tapi saya tahu Kau mau menolong saya, Yesus tolong saya."
Akhirnya ketika mata Lala berkedip, ia sudah berada di tempat lain lagi. Terlihat banyak angkot-angkot lewat. Lala sedang berada di pinggir jalan. Ia tidak tahu mau pulang ke mana. Walaupun dalam keadaan bingung, namun Lala bersukacita. Ia meneriakkan nama Yesus sehingga orang-orang memperhatikannya.
Lala masih tidak tahu harus pulang ke mana. Ia kembali berseru kepada Yesus. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Lala mendengar suara Tuhan yang lembut, "Anak-Ku, orang tuamu sekarang ada di Gereja Sidang Jemaat Allah, di Jalan Sudirman. Ketahuilah Aku senantiasa menyertai kamu."
Tuhan Yesus Mendatangi Lala
Setibanya di gereja itu, Lala bertemu kembali dengan pamannya. Mereka naik ke atas gedung gereja dan melihat kedua orang tua Lala sedang berdoa. Ibu Annie Prasetyo, ibu Lala, segera memeluk Lala sambil mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Yesus.
Lalu mereka semua turun ke bawah. Saat itu Lala merasa sudah sangat putus asa, dan berkata kepada ibunya bahwa ia mau mati saja. Ibu Annie mencoba menenangkan Lala. Dalam keadaan letih yang luar biasa tiba-tiba Lala melihat Yesus hadir di hadapannya. Mata Lala menatap lurus ke suatu titik. Orang-orang di sekeliling Lala mulai menengking-nengking, karena mereka berpikir Lala kembali didatangi oleh roh jahat. Namun Lala tetap tenang. Yesus mendekati Lala dan berkata, "Anak-Ku, Aku mengasihi engkau." Dia lalu membuka tangan-Nya dan mengajak Lala untuk berdoa, "Bapa Kami yang di sorga..." Lala mengikutinya dan semua orang menangis.
Tak lama kemudian perut Lala dipelintir oleh iblis dan dipukul. Lala menjerit kesakitan. Tangan kiri Lala tetap dipegang oleh Tuhan. Suasana menjadi gaduh, namun Lala sempat mendengar suara Yesus, "Percayakah Kau kepadaku?" Lala menjawab, "Saya mau percaya asalkan saya sembuh dulu!" Hingga akhirnya Lala tidak sadarkan diri. Lau ia dibawa ke ruang doa. Peristiwa yang menggemparkan terjadi. Dalam keadaan tidak sadarkan diri, keluar suara lemah dari mulut Lala, "Ya Yesus, Engkau Anak Allah Yang Maha Tinggi. Engkau adalah Mesias yang sudah mengalahkan saya 2000 tahun yang lalu. Ampuni kami Tuhan." Setelah terbatuk keras, Lala mulai sadar. Tuhan Yesus kembali bertanya kepada Lala pertanyaan yang sama, dan Lala segera menjawabnya, "Saya percaya Tuhan!" Tangan Tuhan menjamah wajah Lala dan seketika itu ingatan Lala mulai pulih. Ia dapat mengenali semua orang yang ada di ruangan tersebut. "Maukah Engkau memikul salib bersama-Ku?" tanya Yesus lagi. "Ya, saya mau!" jawab Lala dengan tegas. "Sampai maranatha," ucap Yesus sebelum Ia pergi berlalu.
Kehidupan Lala dipulihkan dan diubah menjadi baru. Pak Bambang dan Ibu Annie kini mulai terlibat aktif dalam pelayanan. Mereka percaya, bahwa segala sesuatu terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan. (Kisah ini telah ditayangkan 13 Agustus 2007 dalam acara Solusi di SCTV Episode 87).
Pada suatu hari, seorang paranormal, datang berkunjung ke rumah Pak Bambang Prasetyo, ayah Lala. Paranormal yang adalah tetangga Lala itu mengatakan bahwa ada sesuatu yang khusus pada Lala, kesaktian supranatural dari Kakek Lala akan turun kepada Lala, anak ke-2 dari 2 bersaudara itu. "Ketika Paranormal itu meminta Lala untuk berpuasa, saya pikir itu bukanlah sesuatu yang berbahaya buat anak saya," ujar Pak Bambang, yang sebelum menikah dengan Ibu Annie memeluk agama Islam
. Lala pun mulai berpuasa. Ia menerima anjuran itu. Sang paranormal berkata bahwa ilmu yang Lala miliki bisa digunakan untuk kebaikan dan menolong banyak orang. Salah satunya menyembuhkan orang sakit. Meskipun masih ragu, namun Lala menurutinya. Paranormal itu menasihatkan Lala untuk hidup jujur, jangan curang dan berbuat tidak benar, sehingga Lala semakin tertarik. Bahkan ia menyampaikan pesan Kakek Lala supaya Lala rajin belajar. Lala juga percaya bahwa itu benar.
Kejadian Supranatural
Satu hari setelah berpuasa dan mengikuti ritual yang disarankan, Lala bisa melihat dan berbicara dengan arwah yang sudah mati. Arwah-arwah itu berwujud manusia dan sering mendatangi Lala sambil menitipkan pesan untuk keluarga yang mereka tinggalkan. Salah satu arwah berpesan kepada anak-anaknya supaya mereka segera berkunjung ke kuburannya. Kemudian Lala menyampaikannya.
Suatu ketika, Lala menyadari bahwa ia memiliki kemampuan untuk memindahkan barang apa pun tanpa menyentuhnya. Cukup dengan berkonsentrasi maka barang tersebut akan bergerak ke mana pun Lala kehendaki. Bahkan orang sakit dapat Lala sembuhkan.
Memasuki tahun 2001, Lala bertemu dengan Sunan Gunung Jati dan Sunan Kali Jaga. Ia bisa pindah ke satu tempat ke tempat lain, muncul pada saat orang lain tidak melihatnya. Setiap kali mengisi bensin di sebuah pom bensin, kasirnya selalu berkata bahwa Lala sudah membayarnya. Padahal Lala tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Kejadian-kejadian itu membuat Lala semakin disanjung oleh teman-temannya. Namun teman-teman Lala yang beragama Kristen tidak menunjukkan kekaguman kepada Lala, sehingga Lala merasakan suatu kejanggalan.
Tamu Misterius Datang Ke Dalam Kamar
Suatu hari, sepulangnya Lala dari kampus, ia melihat seorang laki-laki berwajah tampan sedang duduk di atas tempat tidurnya. Mukanya telihat halus dan licin. Lala hendak memarahinya karena ia lancang masuk ke dalam kamar, namun mulut Lala tidak dapat mengeluarkan suara. Laki-laki itu menatap Lala dengan tatapan tajam lalu berkata, "Kamu adalah pilihanku, dan kamu akan kujadikan permaisuri. Akan kuberikan semua fasilitas yang kamu butuhkan, rumah, uang, mobil dan harta yang melimpah, sehingga kamu tidak merepotkan orang tuamu lagi." Lala sempat terbuai dengan tawaran itu. "Jika kamu menjadi permaisuriku maka kita berdua akan membuat Bandung berdarah," ucap laki-laki itu lagi. Lala mulai ketakutan dan sadar bahwa laki-laki ini bukan manusia. Mulutnya yang sempat terkunci tiba-tiba bisa berbicara kembali. "Saya tidak mau," jawab Lala. Wajah laki-laki misterius itu berubah menjadi tidak bersahabat, seperti penuh dengan amarah. Dalam sekejap mata tiba-tiba ia menghilang dari kamar Lala. Dan seiring kepergiannya, terasa guncangan hebat dalam kamar Lala sehingga membuat seisi kamarnya berantakan. Bahkan orang tua Lala yang sedang berada di lantai atas ikut merasakan guncangan tersebut. Perasaan Lala mulai tidak karuan. Ia mulai merasa khawatir dan bertanya dalam hati, apa yang sekiranya akan terjadi dalam hidupnya setelah kejadian ini.
Teror Akibat Dendam Amarah Lucifer
Lima hari berlalu dari kejadian itu, ternyata belum terjadi apa-apa dalam kehidupan Lala. Ia pergi ke kampus seperti biasanya. Ketika pulang kuliah, ia melihat keadaan di dalam mobilnya berantakan. Tiba-tiba saat ia hendak masuk ke dalam mobil, pintu mobil Lala tertutup sendiri dan terbanting keras sehingga menjepit tangan Lala. Lala menjerit kesakitan namun tidak ada satu orang pun yang mendengarnya. Setelah cukup lama menahan sakit, barulah pintu itu terbuka kembali dan Lala dilarikan oleh satpam kampusnya ke rumah sakit Bandung.
Keesokan harinya, di saat Lala sedang jalan-jalan dengan teman-temannya, sesuatu yang keras seperti memukul kepalanya. Teman-teman Lala tidak melihat apa-apa, bahkan menganggap Lala hanya bergurau. Sampai tiba-tiba wajah Lala lebam dan terluka dengan sendirinya. Hanya Lala sendiri yang merasakan pukulan-pukulan itu. Seperti ada roh halus yang sedang menghajarnya.
Di dalam kelas, ketika Lala sedang mengikuti pelajaran salah satu mata kuliahnya, tiba-tiba tubuh Lala terlihat seperti ada yang menarik, dan kursi yang Lala duduki melayang ke atas udara. Seisi kelas merinding ketakutan dan bingung dibuatnya. Teman-teman Lala mulai panik melihat kejadian itu. Dan untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali, mulai di hari selanjutnya mereka mengadakan doa bersama sebelum kuliah dimulai. "Kehidupan saya tidak tenang karena ‘mereka' selalu mengganggu saya," ujar Lala.
Gangguan belum berakhir. Sewaktu makan, Lala tidak bisa memasukkan makanan yang ada di sendok ke dalam mulutnya. Ketika ia mencoba dengan garpu, garpu itu melesak ke dalam mulutnya dan menusuk ke lidah. Teman-temannya berusaha membantu Lala menarik garpu itu, namun tidak berhasil. Darah mulai mengalir dari dalam mulut Lala. Akibat dari kejadian itu Lala tidak bisa makan selama satu minggu, badannya mulai terlihat kurus sehingga ia harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus.
Sesampainya di rumah sakit, jarum infus yang hendak dimasukkan ke pembuluh darah Lala sulit untuk dimasukkan. Dokter yang bertugas semakin dibuat heran ketika muncul tanda seperti simbol ‘X' berwarna merah di dahi Lala. Simbol itu seperti luka yang kering. Bahkan beberapa waktu kemudian muncul tulisan ‘SATAN' di tubuh Lala. "Saya dipermalukan sekali oleh Lucifer," ujar Lala.
Teror demi teror terus berdatangan. Semakin hari semakin aneh dan mengerikan. Tiba pada puncaknya ketika Lala sedang masuk ke dalam kamar mandi, ia menghilang seketika. Teman-temannya sempat terbelalak ketika mereka melihat kamar mandi dalam keadaan kosong. Karena sebelumnya mereka sempat melihat dengan jelas Lala masuk ke dalam situ. Akhirnya disebarkan berita kalau Lala hilang. Seorang petugas polisi menemukan Lala sedang berdiri di pinggir jalan. Kejadian itu terulang kembali pada hari berikutnya. Lala menghilang dan ia tiba-tiba sudah berada di pegunungan Ciwidey.
Suatu hari Lala melihat sosok iblis keluar masuk dalam tubuhnya. Perlahan penglihatannya mulai memudar dan semua yang dilihat Lala seperti buram. Pada akhirnya Lala tidak dapat melihat sama sekali. Semua serba gelap. Beberapa menit kemudian sebuah tangan yang besar terasa seperti mencekik leher Lala. Dan Lala menjadi bisu seketika itu juga. Di saat yang bersamaan, kaki Lala juga lumpuh. Kejadian itu terjadi pada bulan April 2002. Tidak sampai di situ saja. Iblis juga menyumbat pikiran Lala sehingga Lala menjadi amnesia dan tidak mengenali satu orang pun yang ada di dekatnya. Stres yang hebat mulai Lala alami. Ia merasa tidak memiliki pengharapan. Nilai-nilainya hancur dan teman-temannya satu per satu mulai pergi menjauhi dirinya.
Pencobaan Bunuh Diri
Lima hari sudah Lala lewati dalam keadaan buta, bisu, lumpuh dan tidak mengenali suara-suara yang ia dengar. Pilihan yang terlintas dalam pikiran Lala hanya ada 2; menyerahkan diri kepada iblis atau bunuh diri. Karena sudah tidak kuat menahan penderitaan tersebut, Lala memutuskan untuk bunuh diri. Ia mencoba meraba-raba seisi kamarnya untuk mencari barang yang tajam supaya dapat menikam lehernya sendiri dan menghabisi nyawanya. Tetapi niat itu batal ketika seseorang masuk ke dalam kamarnya dan menggenggam tangan Lala. Orang itu menuliskan sesuatu di atas tangan Lala, "Ini mama." Dan lagi ia menuliskan sebuah kalimat, "Segala sesuatu indah pada waktu-Nya. Yesus sayang sama Lala." Hingga akhirnya Lala menemukan pilihan yang ke-3, yaitu menerima Yesus.
Mujizat Kesembuhan Terjadi Saat Pelepasan
Sementara itu, selain kedua orang tua Lala, ada banyak orang berdoa untuk Lala. Karyawan Maranatha di bagian pembukuan juga ikut berpuasa untuk Lala, bahkan mereka berdoa selama berjam-jam. Mereka berdoa agar Tuhan segera menolong dan mengasihani Lala. "Saya melihat suatu keindahan yang Tuhan perlihatkan. Rumah kami menjadi rumah doa," ucap Pak Bambang dengan wajah berseri-seri ketika memberikan kesaksian. Kebahagiaan terpancar dari mimik wajahnya yang tenang ketika ia mengingat kembali kejadian itu. Akhirnya mujizat kesembuhan terjadi. Doa orang benar besar kuasanya. Lala bisa mendengar dan berbicara lagi, meskipun ia belum bisa melihat.
Lala mulai ikut bernyanyi memuji dan menyembah Tuhan bersama teman-temannya. Dan secara ajaib perlahan-lahan warna hitam yang menutupi penglihatannya mulai berubah menjadi warna-warni. Lala bisa melihat kembali. "Saya mulai mengamati bahwa pujian dan penyembahan ada kuasa. Tuhan bertahta di atas puji-pujian," ujar Lala.
Kejadian Aneh Muncul Kembali
Beberapa hari kemudian, ketika sedang berada di dalam mobil bersama kedua orang tua dan pamannya, Lala tiba-tiba menghilang. Kejadian itu membuat mereka menjadi ngeri dan panik, karena Lala tidak lagi berada bersama mereka. Sedangkan Lala sendiri tiba-tiba sudah berada di dalam sebuah rumah besar yang aneh. Beberapa anak muda menyapa kehadiran Lala. Lala tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Kuasa iblis seperti sedang menguasainya. Lalu datang seseorang memasuki ruangan, seorang laki-laki yang dahulu pernah berada di dalam kamar Lala. "Mungkin kamu lupa sama saya, tapi hari ini kamu akan saya jadikan permaisuriku," ucap laki-laki itu. Dalam keadaan tidak berdaya, iblis membawa Lala ke pelaminannya. Anak-anak muda yang berada di dalam ruangan tersebut membaca sebuah mantera sambil mengiringi perjalanan Lala.
Lala dibawa oleh laki-laki itu dan diposisikan di sebelah dia sambil dirangkulnya. Semua orang yang ada di depan Lala memakai baju hitam, dan mereka terlihat sedang memakan daging mentah. Darah segar muncrat dari mulut mereka - mengotori lantai ruangan. Mulut mereka berlumuran darah. Lalu setelah itu anak-anak muda yang berada di dalam ruangan saling berhubungan seks.
Laki-laki misterius yang membawa Lala mulai berusaha menjamah tubuh Lala. Kemudian Lala melihat wajahnya berubah menjadi panjang. Tiba-tiba terbesit dalam pikiran Lala sebuah ajakan untuk menyebut nama Yesus. Lala pun berusaha berkata dalam hati, "Yesus tolong saya, walau saya lupa tentang Kau tapi saya tahu Kau mau menolong saya, Yesus tolong saya."
Akhirnya ketika mata Lala berkedip, ia sudah berada di tempat lain lagi. Terlihat banyak angkot-angkot lewat. Lala sedang berada di pinggir jalan. Ia tidak tahu mau pulang ke mana. Walaupun dalam keadaan bingung, namun Lala bersukacita. Ia meneriakkan nama Yesus sehingga orang-orang memperhatikannya.
Lala masih tidak tahu harus pulang ke mana. Ia kembali berseru kepada Yesus. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Lala mendengar suara Tuhan yang lembut, "Anak-Ku, orang tuamu sekarang ada di Gereja Sidang Jemaat Allah, di Jalan Sudirman. Ketahuilah Aku senantiasa menyertai kamu."
Tuhan Yesus Mendatangi Lala
Setibanya di gereja itu, Lala bertemu kembali dengan pamannya. Mereka naik ke atas gedung gereja dan melihat kedua orang tua Lala sedang berdoa. Ibu Annie Prasetyo, ibu Lala, segera memeluk Lala sambil mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Yesus.
Lalu mereka semua turun ke bawah. Saat itu Lala merasa sudah sangat putus asa, dan berkata kepada ibunya bahwa ia mau mati saja. Ibu Annie mencoba menenangkan Lala. Dalam keadaan letih yang luar biasa tiba-tiba Lala melihat Yesus hadir di hadapannya. Mata Lala menatap lurus ke suatu titik. Orang-orang di sekeliling Lala mulai menengking-nengking, karena mereka berpikir Lala kembali didatangi oleh roh jahat. Namun Lala tetap tenang. Yesus mendekati Lala dan berkata, "Anak-Ku, Aku mengasihi engkau." Dia lalu membuka tangan-Nya dan mengajak Lala untuk berdoa, "Bapa Kami yang di sorga..." Lala mengikutinya dan semua orang menangis.
Tak lama kemudian perut Lala dipelintir oleh iblis dan dipukul. Lala menjerit kesakitan. Tangan kiri Lala tetap dipegang oleh Tuhan. Suasana menjadi gaduh, namun Lala sempat mendengar suara Yesus, "Percayakah Kau kepadaku?" Lala menjawab, "Saya mau percaya asalkan saya sembuh dulu!" Hingga akhirnya Lala tidak sadarkan diri. Lau ia dibawa ke ruang doa. Peristiwa yang menggemparkan terjadi. Dalam keadaan tidak sadarkan diri, keluar suara lemah dari mulut Lala, "Ya Yesus, Engkau Anak Allah Yang Maha Tinggi. Engkau adalah Mesias yang sudah mengalahkan saya 2000 tahun yang lalu. Ampuni kami Tuhan." Setelah terbatuk keras, Lala mulai sadar. Tuhan Yesus kembali bertanya kepada Lala pertanyaan yang sama, dan Lala segera menjawabnya, "Saya percaya Tuhan!" Tangan Tuhan menjamah wajah Lala dan seketika itu ingatan Lala mulai pulih. Ia dapat mengenali semua orang yang ada di ruangan tersebut. "Maukah Engkau memikul salib bersama-Ku?" tanya Yesus lagi. "Ya, saya mau!" jawab Lala dengan tegas. "Sampai maranatha," ucap Yesus sebelum Ia pergi berlalu.
Kehidupan Lala dipulihkan dan diubah menjadi baru. Pak Bambang dan Ibu Annie kini mulai terlibat aktif dalam pelayanan. Mereka percaya, bahwa segala sesuatu terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan. (Kisah ini telah ditayangkan 13 Agustus 2007 dalam acara Solusi di SCTV Episode 87).