Pages

Kamis, 16 Agustus 2012

Salib 5: MENGAPA AL-QURAN MENYANGKAL SALIB?


SALIB 5: MENGAPA AL-QURAN MENYANGKAL SALIB?

TANTANGAN: Tidak sedikit orang Musllim sudah meninggalkan Islam
dan hari ini mengikut Yesus Kristus. Namun, kadangkala muncul situasi, dimana mereka tergoda untuk kembali kepada Islam. Apakah mungkin untuk menyiapkan para petobat baru itu untuk menghadapi situasi yang demikian? Apakah ada argumen yang bisa menolong seorang mantan Muslim agar tidak pernah lagi percaya kepada penyangkalan Al-Quran terhadap penyaliban Kristus?

JAWAB: Ya, ada beberapa argumentasi yang demikian. Sebagaimana diketahui, Al-Quran mengatakan bahwa Kristus tidak disalibkan, tetapi dibuat sehingga di depan orang-orang Yahudi seolah-olah mereka memang sudah menyalibkan Kristus yang sebenarnya. Dan (terkutuklah mereka, orang Yahudi) karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surat al-Nisa' 4:157-158).

Ide ini muncul dari masa sebelum Islam di antara orang-orang Kristen Gnostik, yang mencampurkan iman Kristen mereka dengan agama Gnostik. Karena hal itu, mereka dikutuk dan ditolak oleh para Bapa Gereja mula-mula, dan dinyatakan sebagai sesat. Mereka menulis teks, yang kebanyakan sudah hilang di saat ini, tetapi yang, juga, dikutip oleh Bapa-Bapa gereja mula-mula dalam buku-buku mereka mengenai bidat-bidat. Di sini kita bisa melihat contohnya: seorang Kristen Syria dan penganut Gnostik, Basilides, yang hidup antara tahun 125 dan 169 M, adalah pemimpin sebuah kelompok di Aleksandria. Seorang Bapa gereja, Irenaeus dari Lyon, menuliskan tentang dia di dalam karyanya “Melawan Bidat-Bidat” (Buku 1, 24, 4) bahwa Basilides mengajarkan:

“Bukan Dia (yaitu Kristus) yang menderita, tetapi seseorang yang bernama Simon dari Kirene, yang menggantikan Dia memikul salib (bandingkan Matius 27:32). Orang ini kemudian diubahkan oleh Dia (yaitu oleh Kristus) sehingga ia dianggap sebagai Yesus, dan kemudian disalibkab, karena ketidaktahuan dan kesalahan, sementara Yesus sendiri mengambil rupa Simon, dan berdiri di sana, mentertawakan mereka. Karena Ia memiliki kuasa yang melampaui tubuh dan memiliki Nous (pikiran) Bapa yang tidak dilahirkan itu, Ia bisa mengubah diri-Nya sekehendak-Nya, dan setelah itu naik kepada Dia yang mengutus-Nya, sambil mencemooh mereka, karena Ia tidak bisa ditangkap, dan tidak bisa dilihat oleh mereka semua ...” (Diterjemahkan dari bahasa Jerman dari: Norbert Brox, "Irenäus von Lyon. Epideixis, Adversus Haereses, volume 1. Fontes Christiani, volume 8/1", 1993 (Herder, Freiburg) halaman 201.)

Teks ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar bukan Muhammad sendiri yang memunculkan penyangkalan akan penyaliban Kristus, atau menerima hal itu dari Allah. Namun, ia melanjutkan apa yang didengarnya dari orang-orang Kristen Gnostik yang demikian. Jadi Al-Quran memiliki jejak bidat Gnostik sejak jaman sebelum Islam. Contoh yang lebih jauh lagi tentang hal yang demikian di dalam Al-Quran ditemukan di dalam sepenggal kisah dari sebuah manuskrip bidat yang sangat menghujat yang saat ini hanya ada dalam terjemahan Koptik. Kitab itu disebut “Wahyu Petrus,” dan dituliskan oleh seorang Kristen Gnostik sekitar tahun 200. Di sana tertulis demikian:
“(Kristus berbicara kepada Petrus): Karena itu datanglah, mari kita menuju ke (penglihatan akan) kesempurnaan persidangan dari Bapa yang tak bernoda. Karena lihatlah, akan tiba mereka yang akan mendatangkan ke atas diri mereka (sendiri) penghukuman (yang ditanggungkan kepada-Ku), dan mereka akan dipermalukan. Tetapi Aku tidak bisa mereka sentuh. Dan engkau, Petrus, akan berdiri di tengah mereka. Jangan takut! (Aku berkata kepadamu) karena kegentaranmu (halaman 81). Pikiran mereka akan ditutup, karena yang tidak nampak itu sudah datang kepada mereka.’

Setelah Ia mengatakan semuanya itu, aku melihat Dia seolah-olah Ia ditangkap oleh mereka. Dan aku berkata, “Apakah yang aku lihat ini, Tuhan? Engkaukah yang mereka tangkap, dan akukah yang Engkau tangkap? Dan siapakah itu, siapakah (yang berdiri) di dekat kayu itu dan bergembira sambil tertawa ? Dan siapakah itu yang kaki dan tangannya mereka paku?’ Juruselamat berkata kepadaku, “Ia yang engkau lihat (berdiri) di samping kayu dan bergembira serta tertawa, itulah Yesus yang hidup. Tetapi dia yang tangan dan kakinya tertembus paku adalah yang kedagingannya (keserupaannya) yang adalah “Tebusan” yang (sendirian) mereka (bisa) permalukan. Ia diserupakan dengan Dia. Tetapi lihatlah (dengan seksama) kepadanya dan Aku.’ Tetapi aku, ketika aku memandang (dan sudah melihat), lalu berkata, ‘Tuhan, tidak ada yang dapat melihat Engkau. Mari kita pergi dari sini.’ Tetapi Ia berkata, ‘Aku sudah mengatakan bahwa mereka (itu) buta. Biarkan saja mereka! Tetapi engkau, perhatikan betapa sedikitnya mereka memahami perkataan merka sendiri. (halaman 82). Karena anak-anak dari kemuliaan (sia-sia) mereka yang sudah dipermalukan dan bukan hamba-Ku.’ Tetapi aku melihat sesuatu yang mendekati kami yang sangat mirip dengan Dia dan yang berdiri di samping kayu sambil tertawa—Ia dibentuk di dalam Roh Kudus—dan inilah sang Juruselamat.

Dan ada cahaya yang sangat besar, yang tak terkatakan yang melingkupi mereka, dan sejumlah besar yang tak terkatakan dan tak kelihatan dari bala tentara malaikat memuji mereka. Tetapi akulah orang, yang sudah melihat Dia, ketika Ia dinyatakan sebagai Dia yang dimuliakan. Karena yang mereka pakukan (di kayu salib) adalah yang sulung, dan kediaman setan-setan, dan kendi batu (Catatan: menurut sebuah legenda palsu Salomo dikatakan sudah mengurung setan-setan di dalam kendi-kendi batu), dimana mereka berdiam, Elohim, kayu salib, yang ada di bawah Hukum. Tetapi Dia yang berdiri di dekatnya adalah Juruselamat yang hidup, yang sebelumnya ada di dalam dia, yang sudah ditangkap dan kemudian (lagi) dilepaskan, yang (sekarang) berdiri dalam (keriangan) gembira, karena [Ia] melihat bahwa mereka, yang melakukan kekejaman kepada-Nya, terpecah-pecah di antara mereka sendiri. (halaman 83). Karena itu Ia mentertawakan kebutaan mereka, karena Ia tahu bahwa mereka dilahirkan buta. Karena itu kemudian (hanya) yang bisa menderita yangg memang akan , yaitu sebagaimana tubuh itu adalah ‘Tebusan.’ Tetapi dia, yang mereka (harus) lepaskan, adalah badan tak tak berbadan milikku. Aku (sendiri), adalah Roh, yang hanya bisa dipahami di dalam pikiran, penuh dengan terang yang benderang. Inilah yang engkau lihat datang kepadamu. ...” (Diterjemahkan dari bahasa Jerman di dalam: Wilhelm Schneemelcher (ed.), "Neutestamentliche Apokryphen. Volume II. Apostolisches, Apokalypsen und Verwandtes", 5th edition, 1989 (Mohr-Siebeck, Tübingen) halaman 642-dst)

Teks penghujatan ini berisi pandangan yang salah dan berbahaya dari dunia Gnostik: Dunia material disebut jahat karena dianggap tidak diciptakan oleh Allah, tetapi oleh suatu roh jahat (the Demiurge). Hanya dunia Roh yang diterima sebagai miliki Allah yang baik dan benar. Semua orang, melalui pengetahuan, disebut perlu membebaskan Roh ilahinya sendiri dari kungkungan material badaniahnya dan kemudiandianggap memiliki kemampuan untuk menyatukan diri dengan Allah. Bisa dilihat dari teks yang demikian bahwa Al-Quran, sampai kepada formulasi yang khususnya, mengambil gagasan penyangkalan penyaliban Kristus dari kaum Gnostik. Bagi seorang mantan Muslim, penemuan yang demikian akan menghancurkan kewibawaan Al-Quran. Ketika ia tergoda untuk kembali kepada Islam ia bisa menanyakannya sendiri. Apakah aku percaya kepada sesuatu yang jelas tidak diwahyukan oleh Allah, tetapi muncul dari percampuran agama-agama dari masa sebelum Islam dan yang kemudian masuk ke dalam Al-Quran?

KABAR BURUK: Bukan Muhammad yang memunculkan gagasan penyangkalan akan salib. Ia nampaknya sudah disesatkan oleh para penghasut agama dari kaum Gnostik. Ia tidak hanya mengambil dari mereka gagasan tentang penyangkalan Kristus, tetapi juga secara tidak langsung iman mereka yang berasal dari setan dan yang sesat bahwa suatu roh bisa mengubah tampilan luar seseorang dengan cara sedemikian sehingga ia nampak seperti orang lain. Dengan melakukan hal itu, Muhammad sekali lagi menyatakan bahwa ia tidak bisa dengan jelas membedakan antara wahyu yang Ilahi dengan yang berasal dari si Jahat.

KABAR BAIK: Kristus sungguh-sungguh disalibkan. Ia mati di kayu salib bagi dosa-dosa kita. Bahkan inspirasi setan yang membingungkan dari kaum Gnostik tidak bisa memisahkan kita dari Allah yang benar dan setia, yang dengan cara sedemikian sudah menyatukan diri-Nya dengan kita—melalui iman kepada korban penebusa Anak-Nya Yesus Kristus—yang menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya.

KESAKSIAN: Nama saya Hasan dan saya seorang Kirgiz dari Asia Tengah. Saya lahir dan dibesarkan sebagai seorang Muslim, tetapi Islam kami sanga kental bercanpur denagn praktek sihir Moldo kami. Masih di masa Sovert dulu, saya berpindah dari desa kami di pegunungan ke ibukota. Di sana saya kuliah, tetapi tidak sampai lulus ujian akhir. Karena itu akhirnya saya menjadi operator alat berat di perusahaan konstruksi. Suatu hari saat bekerja saya mengalami kecelakaan dan salah seorang teman sekerja saya meninggal karena kesalahan yang saya lakukan. Akibatnya, saya dimasukkan ke dalam penjara, tetapi saya boleh keluar dari penjara di siang hari. Karena peristiwa itu, saya banyak berpikir tentang Allah. Pada awalnya saya ingin membaca Al-Quran. Tetapi melalui salah seorang rekan di penjara, yang adalah seorang Russia yang beragama Kristen, saya justru mulai belajar Alkitab, dalam kitab itu, saya seperti melihat cermin akan dosa-dosa saya.

Melalui sahabat saya yang orang Russia itu saya bertemu dengan orang-orang Kirgiz yang beragama Kristen. Mereka menjelaskan kepada saya bahwa kematian Kristus di kayu salib sebagai pengganti itu jauh lebih kuat daripada dosa-dosa saya, dan bahwa Yesus bisa menyelamatkan saya. Saya berusaha untuk percaya kepada hal itu, tetapi tidak bisa lepas dari ikatan kuasa gelap di dalam diri saya, yang akarnya adalah dari percampuran antara Islam dengan okultisme sihir itu. Di suatu hari minggu saya bisa hadir, di siang hari, sebuah seminar Kristen tentang okultisme. Ketika saya sungguh-sungguh memahami apa arti sebenarnya dari iman Islam-okultisme kepada roh-roh itu, saya bertobat, meninggalkan semua praktek sihir saya, dan menyerahkan kehidupan saya sepenuhnya kepada Kristus. Saya bebas dari ikatan kuasa kegelapan. Hari ini saya bersaksi kepada orang-orang Kirgiz yang lain tentang bagaimana Yesus membuat hidup saya dimerdekakan.

DOA: Tuhan Yesus, kami mengucapkan syukur bahwa Engkau lebih kuat daripada kuasa kegelapan. Tolonglah saya untuk hanya mengikuti Engkau dan tidak mempedulikan setan-setan itu, sehingga tidak ada pengajaran palsu yang akan muncul dari kehidupan saya, sebagaimana yang terjadi kepada orang-orang Kristen Gnostik itu. Terima kasih bahwa Engkau sudah mati bagi kami di kayu salib.

PERTANYAAN: Pengajaran apa yang muncul sebelum Islam yang kemudian melatar belakangi penolakan Al-Quran akam penyalibak Kristus? Bagaimana hal ini mempengaruhi pemahaman anda akan Al-Quran?

UNTUK DIHAFALKAN: “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus.” (Roma
8:38-39 – Perkataan Rasul Paulus)