“Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari saudara-saudaramu,
sama seperti aku (Musa) akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan Allahmu,
dialah yang harus kamu dengarkan” (Ulangan 18:15). “Seorang
nabi akan kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti
engkau ini (Musa); Aku akan menaruh FirmanKu dalam mulutnya, dan ia akan
mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya” (Ulangan
18:18).
Nabi ini akan terbit dari tengah-tengahmu.
Siapa yang dimaksudkan dengan “dari tengah-tengahmu”? Pertama, perlu
diperhatikan kitab itu ditulis kepada siapa? Dalam Ulangan 1:1 dengan
jelas dikatakan, “Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa kepada seluruh orang Israel …
Silsilah Isa Al-Masih dalam Injil Matius maupun Lukas menunjukkan Isa
Al-Masih lahir dari tengah-tengah bangsa Israel.
Nabi ini akan terbit dari antara saudara-saudaramu.
Supaya hal ini tidak menimbulkan kebingungan di kemudian hari, Musa
memberikan identifikasi jelas tentang golongan ini. Misalnya,
Ulangan18:2 berbicara tentang suku Lewi yang tidak diberikan milik
pusaka di tengah-tengah
saudara-saudaranya. Maksudnya dari tengah-tengah suku Israel.
Juga Ulangan 17:15 menekankan hal yang sama, “Dari tengah-tengah
saudara-saudaramu haruslah engkau angkat seorang raja atasmu;
seorang asing (misalnya, Arab) tidak boleh kauangkat atasmu.” Arti saudara baik dalam
Al-Quran maupun dalam Kitab Ulangan adalah sama. Istilah AKH (baik
bahasa Ibrani maupun Arab) menunjuk pada saudara dalam hubungan keluarga
dan anggota suku. Istilah yang sama dipakai dalam Sura 7:65, “Dan (kami
telah mengutus) kepada kaum Aad saudara mereka Hud.”
Nabi ini harus seperti
Musa.
a. Seorang yang dari kaum
Israel: Isa Al-Masih saja yang cocok dengan penggenapan ini.
b. Seorang yang membawa
wahyu Allah yang sesuai – Musalah yang membawa Taurat atau
Hukum Allah yang disebut Perjanjian Lama. Isa Al-Masih membawa Injil
atau kabar kesukaan hal anugerah Tuhan yang disebut Perjanjian Baru
(lihat Yohanes 1:17). Berita yang dibawa Isa Al-Masih sesuai dan malah
merupakan penggenapan dari wahyu Musa. Sebaliknya berita yang
disampaikan oleh Muhammad dalam banyak hal bertentangan dengan Taurat
(misalnya korban darah, syahadat, naik haji dan lain-lain).
c. Seorang yang menyatakan
kuasa Allah dengan mujizat yang nyata. Musa-lah yang banyak
membawa mujizat dalam Perjanjian Lama (lihat Keluaran dan Bilangan).
Demikian juga kenyataannya Isa Al Masih juga melakukan segala macam
mujizat (penyembuhan, membangkitkan orang mati, dan lain-lain) sebagai
bukti bahwa Dialah utusan Allah.
d. Seorang yang secara langsung
mendengar berita dari Allah. Ini ditegaskan dalam Ulangan
34:10, “Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka.” Lagi dalam Bilangan 12:8, “Berhadapan muka Aku berbicara dengan
dia (Musa).“ Al-Quran menegaskan ini, “Dan Allah telah berbicara kepada
Musa dengan langsung (Sura4:164).” Sedangkan Muhammad, bukankah
ia mendengar pesan Tuhan melalui malaikat Jibrail, berarti tidak
langsung dari Allah?
Sebenarnya penggenapan Firman Allah kepada Musa ini sudah ada.
Ditulis dalam Kisah Para Rasul 3:18-24, tentang Isa Al-Masih – “Bukankah
telah dikatakan Musa; Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang
nabi dari antara
saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam
segala sesuatu …”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas
artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link
ini.