Waspadalah
Mengapa harus waspada?
Karena Tuhan Yesus mengajarkan mendekati akhir zaman, akan muncul ajaran-ajaran yang menyesatkan.
Intinya, ajaran sesat akan membelokkan kita untuk tidak menyembah Allah.
Buku yang berjudul: YESUS TIDAK DATANG- Theo Christi
Menyatakan ciri-ciri dari ajaran/sekte-sekte yang sesat
Ajaran-ajaran sesat itu, umumnya memiliki ciri-ciri yang secara menyeluruh memiliki kesamaan.
Padahal di antara sesama sekte berbahaya itu tidak terdapat jaringan kerja satu sama lain.
Artinya ada oknum yang sama (iblis) yang bekerja dibalik semua sistem yang bergerak di balik semua sekte-sekte itu.
1. Bersifat eksklusif
Mereka membangun keyakinan bahwa kebenaran hanya dipercayakan pada mereka.
2. Bersifat legalistik
Untuk menjaga kelangsungan ajarannya, pemimpin utama mendelegasikan otoritasnya pada pemimpin tingkat tinggi.
Semuanya di bawah satu garis komando yang kuat dan jelas.
Setiap perkataan pemimpin utama merupakan hukum yang mutlak dilakukan, pantang dibantah atau dipertanyakan oleh siapapun.
Keras dan kaku.
Setiap tindakan pembangkangan diperhadapkan dengan sanksi yang keras.
3. Bersifat mengeksploitasi ketahanan tubuh seseorang
Diperas tenaganya sedemikian rupa dengan upacara, ibadah, berjam-jam bahkan hampir seharian.
4. Memiliki teknik isolasi
Orang-orang yang direkrut diasingkan dari keluarga, teman, masyarakat dan media massa.
5. Pola makan mengalami perubahan
Para anggotanya dibuat tidak mendapat gizi yang cukup, sehingga merusak ketahanan tubuh mereka, turunnya stamina dan daya tahan tubuh akan menyebabkan pikiran seseorang mudah untuk berada dalam kondisi pasif, saat itulah menjadi rentan terhadap proses pencucian otak.
6. Bersifat elitisme
Akar kata elitisme dalam bahasa latin memiliki pengertian terpilih atau merupakan kelompok yang terbaik, yang paling hebat.
Pemimpin sekte merasa diri paling hebat.
Yang melawan dikutuki dan diintimidasi.
7. Menciptakan ketakutan dalam diri pengikutnya
8. Terdapat dominasi yang kuat
Bagi para anggota baru yang direkrut, biasanya pemimpin beserta pembantu-pembantunya meminta komitmen mereka dengan memakai alasan agamawi agar anggota baru tersebut menyerahkan harta bendanya, meninggalkan pekerjaannya, setelah tidak berpenghasilan, harga diri lenyap, tidak berdaya, mereka akan semakin menggantungkan nasibnya kepada pemimpin. Jadi dominasi sang pemimpin atas kehidupan anggotanya semakin kuat.
9. Idealisme tanpa disertai penundukan diri
Sekte berbahaya biasanya terbentuk dari sekumpulan orang-orang idealis yang kecewa dan marah terhadap gereja.
10. Tidak terdapat privasi di dalam sekte
Hubungan suami isteri dihasut sedemikian rupa, sehingga hubungannya menjadi renggang. Ketika hubungan suami isteri tidak beres, menjadi jalan masuk untuk free seks.
11. Lambat atau cepat penyimpangan rohani akan menyebabkan penyimpangan seksual.
Contohnya: Children of God
KESIMPULAN:
Bagaimana supaya kita waspada terhadap ajaran sesat:
1. Utamakan ibadah kepada Allah dalam Yesus Kristus
2. Pertahankan ketaatan, kesetian, kesucian hidup
3. Tekun dalam pengajaran Firman
4. Jangan gelisah melihat perubahan-perubahan yang terjadi
Muncul ajaran sesat
Peperangan
Bencana
Perubahan politik
5. Jangan takut menghadapi hal-hal yang akan terjadi
Kita belum disiksa, dibunuh
Sekalipun mungkin kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin
Ada orang demi aman dirinya, menyerahkan orang lain.
Bertahanlah sampai pada kesudahannya
A.
Ketika meneliti 3 Sekte yang ada di Bandung yaitu Sibuea (Bale Endah); Haidi (Lengkong); Hiping. Mereka melakukan indoktrinasi, menyatakan dirinya sebagai wakil Allah yang menerima wahyu Allah secara langsung, memecah belah keluarga, dan melakukan hal-hal yang amoral dsb. Berbicara mengenai ajaran sesat, kita harus kembali ke Alkitab di mana orang menekankan sesuatu dan mengabaikan hal yang lainnya.
B.
Dalam sejarah gereja, perdebatan seru selalu mengarah pada Kristologi (keberadaan, pekerjaan, kedatangan Kristus ke dua). Ajaran bidat menyangkal Allah yang berotoritas dan menyelamatkan mereka. Sebagai orang Kristena, apakah kita mengakui Kristus sebagai Allah atau tidak?
C.
Gnostiksisme, Yesus itu tidak pernah datang ke dalam dunia karena tidak mungkin Alla yang suci itu masuk ke dalam dunia yang kotor ini. Intinya, mereka tidak men-Tuhankan Kristus. (1) Mereka tidak menghormati otoritas Kristus sebagai Allah dan manusia 100 %. (2) Selalu berkaitan dengan akhir zaman, meramal waktu kedatangan-Nya yang ke dua. (3) Memutlakkan dirinya sendiri untuk menjadi otoritas tertiggi bagi orang lain.
D.
Perlu menegaskan mengenai ajaran sesat yang sedang berkembang saat ini. Contohnya: saksi Yehovah yang selalu mendatangi orang-orang untuk membawa mereka kepada pengajarannya. Karena itu untuk menghadapi ajaran sesat ini, para remaja harus mengenal kebenaran itu sendiri. Jadi harus belajar Alkitab biar tidak tersesat.
E.
5 hal yang perlu ditekankan:
1. Anggota Palsu
2. Guru Palsu
3. Ajaran Palsu
4. Menggunakan Alkitab untuk menentang ajaran palsu
5. Menggunakan ciptaan Tuhan sebaik-baiknya.
Ajaran palsu tidak selalu berkaitan dengan Kristologi, tapi juga pengajaran yang ekstrim.
F.
Bagian ini merupakan nubuatan dari Tuhan Yesus , di mana para pengajar sesat menekankan pengajaran mereka dengan mengatasnamakan Kristus, mengokohkan dirinya sebagai Kristus. Sesat dapat menyangkut SEKTE atau SIASAT, yang sering menjadi stigma yang menjadikan ekstrim lain tentang kesesatan. Karena kita tidak boleh dengan secepatnya memberikan label kepada sesuatu dengan ajaran sesat. Hal ini dapat membingungkan jemaat mengenai ajaran yang sejati.
G.
Salah satu ciri orang sesat adalah orang yang gampang mencap orang yang sesat. (1) Ajaran sesat adalah Injil yang berbeda yang menggeser otoritas Alkitab. (2) Injil Plus. (3) Injil Minus. (4) Penekanan hanya pada ibadah / liturgi kaku. (5) Terlalu menekankan hal-hal supranatural. (6) pelayanan yang selalu membesarkan nama diri atau organisasi.
H.
Ajaran sesat muncul dari dalam, kalau dari luar mungkin kita masih bisa berjaga-jaga. Namun yang muncul dari orang-orang berpengaruh. Kalau kita tidak waspada, maka arah tingkat pertumbuhan jemaat akan terancam.
I.
Ada 4 gejala penyesatan yang berkembang dalam hidup manusia:
1. Kenapa manusia menyesatkan dirinya? Karena keinginan untuk meninggalkan hal yang mutlak.
2. Manusia merumuskan untuk memuaskan nafsunya.
3. Manusia menginginkan sesuatu yang baru.
4. Manusia menuntut kebebasan sebagai hal yang mutlak, tanpa sadar mereka tersesat.
J.
Apa Itu Ajaran Bidat
1. Definisi.
Bidat, menurut J. Verkuyl dalam buku Gereja dan Bidat, berasal dari bahasa Arab yang berarti “suatu ajaran atau aliran yang menyimpang dari ajaran resmi”. Ini setali tiga uang dengan pengertian yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): bidat adalah ajaran yang menyalahi ajaran yang benar. Sedangkan menurut DR.H Berkhof dan DR IH Enklaar, ditinjau dari sudut historis bidat adalah persektuan Kristen—berskala kecil—yang dengan sengaja memisahkan diri dari gereja besar dan ajarannya; menekankan iman Kristen secara berat sebelah sehingga menyimpang dari kebenaran Injil.
Dan, Ensiklopedi Gereja memaparkan pengertian bidat sebagai pandangan yang salah tentang apa yang wajib diimani. Dengan demikian, bidat adalah sekte, kelompok, atau gerakan dengan ajaran yang menyimpang dari ajaran utama—khususnya mengenai Allah, Kristus, Roh Kudus, dan keselamatan—sebagaimana yang diajarkan Alkitab.
2. Ciri-ciri Bidat.
Ciri-ciri bidat Kristen yakni memiliki Injil atau ‘kabar baik’ yang berbeda. Kemudian, memiliki Injil plus, artinya memiliki Kitab Suci yang sama tetapi ditambah dengan kitab lain yang menurut penganutnya otoritasnya sama dengan Alkitab. Kemudian, ada juga bidat yang meski berpatokan pada Alkitab, tetapi dengan sengaja mengabaikan beberapa kebenaran yang mereka anggap tidak sesuai dengan ajaran mereka. Penganut bidat juga dikenal ‘gemar’ menciptakan aturan-aturan yang ‘disamakan’ dengan Injil. Misal, ada ajaran bidat yang melarang pengikutnya mengenakan perhiasan dan kerudung. Ada bidat yang memberi pangkat-pangkat kepada anggotanya—meski aturan itu tidak disebutkan dalam Alkitab. Ajaran bidat juga menekankan kepada ibadah yang bersifat supranatural—tidak menyeimbangkan hati, pikiran, dan akal budi—dan membesarkan diri sendiri, sehingga tidak lagi berpusat pada Tuhan melainkan pada pengkultusan individu.