leh Arifin Zaelani
Banyak orang bertanya kepada saya, kenapa saya meninggalkan agama Islam. Bagi Muslim ini memang sangat tak masuk akal. Mereka memilih untuk percaya bahwa orang menjadi murtad karena disogok oleh agen rahasia Nasrani/Yahudi. Mereka enggan menerima kenyataan bahwa setiap orang punya hak untuk menentukan pilihannya sendiri dan bahkan ada orang yg merasa bahwa Islam tidak cocok baginya.
Berikut ini adalah alasan saya.
Berikut ini adalah alasan saya.
Hanya beberapa tahun yang lalu saja saya masih percaya bahwa kepercayaan saya kepada Islam bukan sebuah kepercayaan buta, tetapi karena hasil penyelidikan dan penelaahan selama bertahun-tahun. Memang saya membaca banyak buku-buku Islami yang ditulis oleh orang-orang yang pikirannya sesuai dengan saya dan mengemukakan filosofi yang sesuai dengan pandangan saya, sehingga hal ini semakin meyakinkan saya bahwa saya sudah menemukan kebenaran.
Semua hasil penelaahan saya sesuai dengan iman saya. Sama seperti kebanyakan Muslim, saya tadinya percaya bahwa kalau mau benar-benar mengetahui sesuatu, maka belajarlah dari sumbernya. Tentu sumber Islam itu adalah Qur’an dan buku-buku yang ditulis oleh ilmuwan Islam. Karena itu, saya merasa tidak perlu lagi mencari dari sumber lain untuk menemukan kebenaran, apalagi memang saya begitu yakin sudah menemukannya. Seperti yang sering dikatakan para Muslim “Talabe ilm ba’d az wossule ma’lum mazmum”. Usaha mencari ilmu pengetahuan lain setelah menemukannya (Islam) adalah sebuah kebodohan.
Tentu saja ini salah! Bagaimana jika kita ingin tahu kebenaran tentang suatu aliran kepercayaan yang berbahaya? Apakah cukup dengan hanya bergantung melalui informasi dari pemimpin kepercayaan itu dan semua penganut¬penganutnya yang sendirinya telah tertipu oleh pemimpin itu? Diperlukan penelaahan secara saintifik (berdasarkan ilmu pengetahuan) untuk menelaah kepercayaan itu, karena penelaahan sains tidak mengutarakan hasil penyelidik¬annya berdasarkan iman yang buta. Mereka membuat penelaahan yang seksama dari bukti yang ada. Ini sungguh berbeda dengan cara pendekatan agamawi yang didasarkan pada iman dan kepercayaan semata.
Untuk itulah saya kembali membaca isi Qur’an dan saya temukan perintah¬perintah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Saya merasa sangat tertekan dan risih membaca ajaran seperti ini.
Untuk itulah saya kembali membaca isi Qur’an dan saya temukan perintah¬perintah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Saya merasa sangat tertekan dan risih membaca ajaran seperti ini.
Qs 16:106 ”Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar..”
Orang mungkin berpikir bahwa azab yang besar itu nantinya terjadi di akherat. Tapi Muhammad memastikan orang-orang itu mendapat hukuman di bumi pula. Lihat ayat-ayat berikut:
Sahih Bukhari Volume 6, Buku 61, Nomor 577 “Aku mendengar Nabi berkata,”Di hari-hari akhir (dunia) akan muncul orang-orang muda dengan pikiran-pikiran dan ide-ide yang bodoh. Mereka akan berkata baik, tapi mereka akan meninggalkan Islam seperti anak panah yang keluar jalur, iman mereka tidak lebih dalam dari tenggorokannya. Maka, jika kalian menemukan mereka, bunuh mereka, karena akan ada upah bagi para pembunuh itu di Hari Kebangkitan.”
Sahih Bukhari Volume 4, Buku 63, Nomor 260 “Ali membakar beberapa orang dan berita ini terdengar oleh Ibn ‘Abbas, yang berkata,”Jika aku berada di posisinya, aku tidak akan membakar mereka, seperti yang dikatakan sang Nabi, ’Jangan hukum (siapapun) dengan Hukuman Allah (yaitu: api).’ Tidak ragu lagi, aku sudah akan membunuh mereka, karena Nabi berkata, ’Jika seseorang (Muslim) meninggalkan agamanya, bunuh dia.’”
Sahih Bukhari Volume 4, Buku 63, Nomor 261 “Delapan orang dari suku ‘Ukil datang kepada sang Nabi dan mereka merasa udara Medina tidak cocok bagi mereka. Karena itu mereka berkata,”O Rasul Allah! Tolong berikan kami susu.” Rasul Allah berkata, ”Aku anjurkan kalian untuk bergabung dengan kelompok unta-unta.” Maka mereka pergi dan minum air kencing dan susu unta (sebagai obat) sampai mereka sehat dan gemuk. Lalu mereka membunuh gembala unta dan melarikan unta-unta itu, dan mereka meninggalkan agamanya setelah tadinya mereka adalah Muslim. Pada saat sang Nabi diberitahu hal ini oleh orang yang minta tolong padanya, ia menyuruh beberapa orang untuk memburu para pencuri unta itu, dan sebelum matahari bertambah tinggi, pencuri-pencuri itu dibawa kepada Nabi, dan Nabi memotong tangan-tangan dan kaki-kaki mereka. Ia meminta paku, yang dipanaskan dan ditusukkan ke dalam mata para pencuri, dan mereka diterlantarkan di Harra (daerah berbatu di Medinah). Mereka minta air, dan tidak ada seorang pun yang memberi mereka air sampai mereka mati.”
Dan sebagian terjemahan dari Sunan Abu Daud, Buku 38, Nomor 4339disampaikan oleh Aisha, Ummul Mu’minin: “Rasulullah (saw) berkata: Darah seorang lelaki Muslim, yang mengaku tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, secara hukum tidak boleh ditumpahkan kecuali oleh karena satu dari ketiga hal ini: orang yang berzinah setelah menikah, dan hukumannya adalah dirajam; orang yang melawan Allah dan RasulNya, dan hukumannya adalah ia harus dibunuh atau disalib atau diasingkan dari tanah ini; atau orang yang membunuh dan hukumannya adalah ia harus dibunuh. “
Berikut ini sangat mengerikan. Aku berani berkata bahwa orang mana pun yang membaca ini dan tidak merasa muak berarti tidak dapat disebut manusia.
Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomor 4348 ”Disampaikan oleh Abdullah Ibn Abbas: Seorang pria buta punya seorang budak wanita yang sedang mengandung (bayi pria buta itu sendiri) dan budak ini suka mengolok-olok dan menghina sang Nabi. Ia melarang budak ini tapi budaknya tidak mau berhenti. Ia memarahinya, tapi budak itu tetap tidak meninggalkan tabiatnya. Suatu malam, budak itu mulai mencemooh sang Nabi dan menghinanya. Lalu pria itu mengambil sebuah pisau, menempelkannya di perut budak itu, lalu menusuknya, dan membunuhnya. Janinnya keluar diantara kakinya yang berlumuran darah. Pagi harinya, sang Nabi diberitahu tentang hal ini. Dia mengumpulkan orang-orangnya dan berkata: Aku meminta dengan sangat demi Allah, orang yang melakukan hal ini untuk berdiri mengaku. Pria buta itu lalu melompat dan dengan gemetar berdiri.
Dia duduk di sebelah sang Nabi dan berkata: Rasul Allah! Akulah majikan budak itu; ia seringkali menghina dan mengolok-olokmu. Aku melarangnya, tapi dia tidak berhenti. Aku memarahinya, tapi dia tidak meninggalkan tabiatnya. Ia punya dua anak laki-laki seperti mutiara dari budak perempuan ini, dan ia
adalah kesayanganku. Kemarin malam, dia mulai lagi menghina dan mengolok¬olok engkau. Lalu kuambil sebuah pisau, menempelkannya di perutnya, dan menusukkannya sampai aku membunuhnya.
Sang Nabi berkata: Oh jadilah saksi ini, tidak ada pembalasan yang perlu dibayar bagi darahnya”.
Dia duduk di sebelah sang Nabi dan berkata: Rasul Allah! Akulah majikan budak itu; ia seringkali menghina dan mengolok-olokmu. Aku melarangnya, tapi dia tidak berhenti. Aku memarahinya, tapi dia tidak meninggalkan tabiatnya. Ia punya dua anak laki-laki seperti mutiara dari budak perempuan ini, dan ia
adalah kesayanganku. Kemarin malam, dia mulai lagi menghina dan mengolok¬olok engkau. Lalu kuambil sebuah pisau, menempelkannya di perutnya, dan menusukkannya sampai aku membunuhnya.
Sang Nabi berkata: Oh jadilah saksi ini, tidak ada pembalasan yang perlu dibayar bagi darahnya”.
Saya merasa kisah ini mewujudkan ketidakadilan. Muhammad memaafkan seorang lelaki yang membunuh perempuan hamil beserta anaknya sendiri hanya karena dia berkata bahwa perempuan ini menghina sang Nabi!?
Baca juga yang dibawah ini! Pria-pria Arab ternyata punya kebiasaan meniduri budak-budak wanita mereka. Qur’an mengabadikan tradisi ini.
Baca juga yang dibawah ini! Pria-pria Arab ternyata punya kebiasaan meniduri budak-budak wanita mereka. Qur’an mengabadikan tradisi ini.
Qs 33:52 “Tidaklah diperbolehkan bagi kalian (untuk menikahi lebih banyak) perempuan-perempuan setelah ini, ataupun mengganti mereka dengan istri-istri lain, meskipun kecantikan mereka menarik hatimu, kecuali yang dimiliki oleh tangan kananmu (sebagai budak perempuan).”
Muhammad sendiri meniduri Mariyah tanpa mengawininya, dan Mariyah adalah budak istri Muhammad yang bernama Hafsa.
Memaafkan seseorang yang membunuh orang lain hanya karena dia mengatakan perempuan itu menghina Muhammad adalah perbuatan yang tidak dapat diterima. Bagaimana jika orang itu bohong untuk menghindari hukuman? Apa yang disampaikan kisah ini tentang rasa keadilan Muhammad? Bayangkan berapa banyak wanita tak bersalah yang dibunuh para suaminya dalam kurun waktu 1.400 tahun ini! Dan luar biasa juga bahwa para suami yang seenaknya menuduh istri mereka telah menghina Rasulullah dan oleh karena itu dengan enteng pula main tancap pisau ke perut istri; oleh Tuhan dan Hadis bisa mengelak dari hukuman???
Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomor 4349 “Disampaikan oleh Ali ibn Abu Talib: Seorang wanita Yahudi sering menghina dan mengolok-olok sang Nabi. Seorang pria lalu mencekiknya sampai dia mati. Rasulullah mengumumkan tidak perlu hukuman untuk membalas darahnya. “
Tidak mudah untuk membaca cerita-cerita macam ini tanpa hati tergerak. Tidak ada alasan untuk mengira bahwa cerita-cerita ini dipalsukan. Untuk apa para pengikut Nabi, yang berusaha keras menggambarkan nabi mereka sebagai orang yang penuh belas kasihan, memalsukan begitu banyak cerita yang membuat nabi tampak seperti penguasa bengis? Saya tidak dapat lagi menerima tindakan brutal terhadap orang-orang yang memilih untuk tidak menerima Islam. Iman adalah pilihan pribadi. Aku tidak dapat lagi menerima bahwa seseorang yang mengeritik sebuah agama harus dihukum mati.
Pada tahun 1980-an, ada seorang Katolik bernama Arswendo Atmowiloto, seorang penulis novel terkenal dan pemimpin Tabloid Monitor, majalah yang sangat populer pada masa itu. Orang ini pada satu waktu melakukan polling, siapakah orang terpopuler versi pembaca tabloidnya. Bedasarkan surat yang diperoleh dari pembaca, ternyata Muhammad menempati posisi ke 11 sebagai orang terfavorit di Indonesia (versi pembaca Monitor), sementara yang mencengangkan, Arswendo sendiri menempati posisi ke 10. Ini benar-benar berdasarkan surat yang masuk dari para pembaca Monitor. Tetapi apa yang kemudian terjadi sungguh di luar dugaan. Saudara-saudara saya kaum Muslim marah besar dan melakukan demonstrasi besar-besaran di jalan-jalan dan di kampus-kampus, menuntut agar Arswendo Atmowiloto dihukum berat. Bahkan di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), tempat calon cendekiawan dipersiapkan, banyak mahasiswanya yang melakukan unjuk rasa dan menuntut supaya AA dihukum mati, sebab dianggap telah menghina Islam dan Nabi Muhammad. Kemudian setelah melakukan persidangan, hakim memutuskan menjatuhkan hukuman penjara kepada AA selama beberapa tahun. Apakah ini adalah hukuman yang adil? Benarkah AA telah menghina Islam dan nabi Muhammad melalui polling yang ia adakan?
Lihat juga bagaimana Muhammad bersikap kepada orang-orang yang tidak percaya:
Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomor 4359 “Disampaikan oleh Abdullah ibn Abbas: Ayat yang berbunyi “Hukuman bagi orang-orang yang berperang melawan Allah dan RasulNya, dan berjuang keras mengacaukan tanah ini adalah dibunuh, atau disalib, atau potong tangan dan kaki dari arah yang berlawanan atau diasingkan dari tanah ini … yang maha pengampun.” Ini diberikan untuk orang-orang yang menyembah banyak tuhan. Jika ada dari mereka yang bertobat sebelum mereka ditangkap, ini tidak menghindarkan mereka dari hukuman tadi, yang memang layak mereka dapatkan.”
Bagaimana mungkin utusan Tuhan membunuh dan menyalib orang karena mereka menolak dia? Bisakah orang seperti ini jadi utusan Tuhan? Tidakkah ada orang lain dengan moral dan etika yang lebih baik untuk memikul tanggungjawab besar sebagai utusan Tuhan?
Saya tidak dapat menerima kenyataan bahwa Muhamad membantai 900 orang Yahudi dalam satu hari setelah ia menangkap mereka dalam suatu penyerbuan yang direncanakannya. Saya membaca kisah ini dan bulu kuduk saya pun berdiri.
Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomor 4390 “Disampaikan oleh Atiyyah al-Qurazi: Aku adalah seorang dari para tawanan Banu Qurayzah. Mereka (para penawan) memeriksa kami, dan mereka yang sudah tumbuh bulu kemaluannya dibunuh, dan yang belum tidak dibunuh. Aku adalah salah satu dari mereka yang belum punya bulu kemaluan.”
Saya juga terkejut sekali membaca kisah dibawah ini.
Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomor 4396 “Disampaikan oleh Jabir ibn Abdullah: Seorang pencuri dihadapkan pada sang Nabi. Nabi berkata: bunuh dia! Orang-orang berkata: Dia telah mencuri, wahai Rasul Allah! Lalu kata Nabi: Potong tangannya. Maka tangan kanannya dipotong. Ia dibawa keduakalinya pada sang Nabi dan Nabi berkata: Bunuh dia! Orang-orang berkata: Dia telah mencuri, wahai Rasul Allah! Maka Nabi berkata: Potong kakinya! Maka kaki kirinya dipotong. Orang itu dibawa ke hadapan Nabi untuk ketigakalinya dan Nabi berkata: Bunuh dia! Orangorang berkata: Dia telah mencuri, Rasul Allah! Maka Nabi berkata: Potong tangannya! (Maka tangan kirinya dipotong) Orang itu dibawa lagi untuk keempatkalinya dan Nabi berkata: Bunuh dia! Orang-orang berkata: Dia telah mencuri, Rasul Allah! Maka Nabi berkata: Potong kakinya! Maka kaki (kanannya) dipotong. Orang itu dibawa lagi untuk kelima kalinya dan Nabi berkata: Bunuh dia! Lalu kami membawa dia pergi dan membunuhnya. Kami lalu menyeret dia dan melemparkan dia ke dalam sumur dan menimbuni batu-batu di atas tubuhnya. “
Tampaknya Muhammad menentukan hukuman berdasarkan apa yang ia dengar. Dengan memotong tangan seorang pencuri, ia tidak lagi dapat mencari makan kecuali dengan mengemis, dan ini pun sulit karena dia sudah dicap sebagai
pencuri dan dibenci orang (PLUS, tangannya cuma satu! Rada sulit kan, ngemis dgn satu tangan?). Karena itu ia terpaksa mencuri lagi untuk bisa terus hidup. Inikah yang dinamakan Nabi yg Maha Mulia? Rahmatan lil alamin?
Setelah hidup di dunia Barat selama beberapa tahun dan diterima dengan baik oleh orang-orang dari berbagai agama atau yang tak beragama sekalipun, yang mencintai saya dan menerima saya sebagai kawan mereka, saya tidak dapat lagi menerima mandate-mandat Qur’an sebagai firman Tuhan.
pencuri dan dibenci orang (PLUS, tangannya cuma satu! Rada sulit kan, ngemis dgn satu tangan?). Karena itu ia terpaksa mencuri lagi untuk bisa terus hidup. Inikah yang dinamakan Nabi yg Maha Mulia? Rahmatan lil alamin?
Setelah hidup di dunia Barat selama beberapa tahun dan diterima dengan baik oleh orang-orang dari berbagai agama atau yang tak beragama sekalipun, yang mencintai saya dan menerima saya sebagai kawan mereka, saya tidak dapat lagi menerima mandate-mandat Qur’an sebagai firman Tuhan.
Qs 58:22 “Kau tidak akan menemukan orang-orang yang percaya pada Allah dan di hari akhir, berkawan dengan mereka yang melawan Allah dan utusanNya …”
Qs 3:118-120 “O kamu yang percaya! Janganlah memilih bitaanah (penasehat, konsultan, pelindung, penolong, kawan, dll) di luar agama (penyembah berhala, orang Yahudi, orang Kristen, dan orang munafik), karena mereka akan terus berusaha sekuatnya untuk merusak pikiranmu. Mereka ingin menjahatimu. Kebencian sudah muncul dalam mulut mereka, tapi bahkan yang tersembunyi dalam dada mereka lebih buruk lagi. Memang Kami telah menerangkannya padamu, jika kalian mengerti. Lihat! Kalianlah yang mencintai mereka tapi mereka tidak mencintaimu, dan kalian percaya akan semua kitab-kitab (kalian percaya Taurat dan Injil, tapi mereka tidak percaya Qur’an). Dan jika mereka berjumpa denganmu, mereka berkata, ‘Kami percaya.’ Tapi kalau mereka sendirian, mereka menggigit ujung-ujung jari mereka dengan penuh kemarahan padamu. Katakanlah: ‘Matilah dalam kemarahanmu. Tentu Allah tahu apa yang ada dalam hatimu (semua rahasia).’ Jika kebaikan terjadi padamu, mereka bersedih, tapi kalau kejahatan terjadi padamu, mereka bergembira …”
Dan ini:
Qs 5:51 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain…”
Saya mengalami sendiri bahwa perkataan-perkataan di atas itu salah. Lihatlah buktinya saat terjadi krisis Bosnia dan Kosovo; di mana negara-negara Kristen mengadakan perang terhadap sesama negara Kristen untuk membebaskan orang-orang Muslim. Banyak dokter-dokter Yahudi yang dengan sukarela menolong pengungsi-pengungsi Kosovo, meskipun pada kenyataannya selama Perang Dunia II, orang-orang Muslim Albania memihak Hitler dan menolong dia membantai orang-orang Yahudi. Saya sendiri bertemu dengan banyak teman orang Muslim Bosnia yang memperoleh suaka di Inggris.
Semakin jelas bagi saya bahwa orang-orang Muslim diterima oleh orang-orang di seluruh penjuru dunia, tapi meskipun demikian, Nabi kita ingin supaya kita membenci mereka, mengucilkan diri kita dari mereka, memaksa mereka menerima cara kita hidup atau membunuh mereka, menundukkan mereka dan memaksa mereka membayar Jizyah. Sungguh tolol! Sangat menyedihkan! Sungguh tak berperikemanusiaan!
Tidak heran mengapa Muslim begitu membenci Barat dan Yahudi. Muhamad-lah yang menabur benih kebencian itu dan menimbulkan rasa curiga pada orang-orang non-Islam. Bagaimana mungkin orang-orang Muslim bisa bergaul dengan Negara-negara lain sambil menggenggam pesan-pesan kebencian di Qur’an sebagai firman Tuhan?
Banyak orang Muslim yang pindah ke Negara-negara non-Muslim dan diterima dengan tangan terbuka. Banyak dari mereka yang berpolitik dan menjadi bagian dari kalangan pemerintah kelas atas. Kami tidak mengalami diskriminasi dari Negara-negara non-Islam. Tapi lihat bagaimana nabi suci kita menganjurkan kita memperlakukan non-Muslim jika kita menjadi kalangan mayoritas.
Banyak orang Muslim yang pindah ke Negara-negara non-Muslim dan diterima dengan tangan terbuka. Banyak dari mereka yang berpolitik dan menjadi bagian dari kalangan pemerintah kelas atas. Kami tidak mengalami diskriminasi dari Negara-negara non-Islam. Tapi lihat bagaimana nabi suci kita menganjurkan kita memperlakukan non-Muslim jika kita menjadi kalangan mayoritas.
Qs 9:29 ”Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”
Aku juga merasa ayat-ayat berikut tidak sesuai dengan hati nuraniku. Aku mencintai semua manusia dan berharap setiap orang untuk bisa bahagia di bumi ini dan diampuni di akherat. Tapi Nabi-ku melarangku untuk meminta pengampunan bagi orang-orang yang tidak percaya, bahkan jika mereka itu orang tua kita atau orang-orang yang kita cintai.
Qs 9:113 “Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.”
Qur’an dan Ahadith penuh dengan ayat-ayat yang tidak bisa diterima seperti ini sehingga ini merupakan bukti nyata bahwa Muhammad bukanlah seorang nabi, tapi seorang pemimpin suatu aliran kepercayaan saja. Kepercayaan sesat memang memaksa orang untuk mengadukan anggota keluarganya sendiri. Muhammad hanyalah seorang penipu yang bohongnya sangat luarbiasa, sangat memaksa, sehingga orang-orang yang bodoh di zamannya percaya padanya. Lalu generasi berikutnya mewariskan kebohongan ini ke generasi berikutnya. Ahli-ahli filosofi dan para penulis lahir di suasana kebohongan seperti ini dan mengembangakannya lebih lanjut, memuliakannya, dan membuatnya tampak dapat dipercaya. Tapi jika kau menyelidikinya ke dalam intisarinya, jika kau membaca Qur’an dan mempelajari Ahadith, kau akan lihat bahwa itu semua adalah bohong belaka.
Saya tahu kata-kata saya ini menyakiti hatimu. Tapi saya anjurkan engkau agar mengendalikan kemarahanmu dulu, baca tulisan-tulisan saya dan pikirkanlah matang-matang.
Engkau lihat bahwa penolakan saya akan Islam bukan didasari oleh tindakan¬tindakan buruk orang Muslim, tapi oleh tindakan-tindakan buruk pengarangnya sendiri. Semua kekejaman dan tindakan kekerasan yang mengerikan yang dilakukan oleh para Muslim di seluruh dunia diilhami oleh Qur’an dan Sunnah. Karena itu saya menuding Qur’an sebagai dasar tindakan jahat yang dilakukan orang-orang Muslim. Saya tahu bahwa semua usaha untuk memanusiakan masyarakat Islam hanyalah buang-buang waktu belaka karena musuhnya adalah Islam itu sendiri dan inilah sasaran seranganku.
Saya harus melakukan ini, meskipun dengan itu saya menjadi magnet yang menyedot kebencian semua Muslim fanatik. Tidak ada untungnya bagi saya. Satu-satunya alasan kenapa saya begitu menentang Islam adalah untuk membebaskan dunia dari cengkeraman aliran setan ini dan mengembalikan kedamaian dan kesejahteraan, kasih, dan hormat kepada sesama manusia.*