Pages

Senin, 17 Desember 2012

MURID MENIRU KELAKUAN BEJAT MUHAMMAD SAW Presiden Mesir Memanggil 3000 Jihadis Asing Untuk "Meneror Kelompok Oposisi"

Seringkali dilupakan bahwa Morsi sendiri, sebagai presiden Mesir, adalah mantan terpidana aksi terorisme yang dipenjarakan karena
rencananya untuk memaksakan penerapan syariah dalam aturan sosial – dan inilah yang sedang ia lakukan saat ini di Mesir, termasuk memanggil dan membebaskan para jihadis untuk menundukkan saudara sebangsanya sendiri yang menentang Islamisasi Mesir – dimana di negara ini masih ada jutaan orang Kristen dan Muslim liberal.

Oleh Raymond Ibrahim pada tanggal 10 Desember 2012 dalam From The Arab World, Islam
Judul sebuah laporan terkini Al Khabar News menyatakan: “Morsi memanggil 3000 jihadis dari Afghanistan, Chechnya, Bosnia, Somalia dan Iran, untuk menjadi pasukan tentara Islam guna menyerang polisi dan kekuatan bersenjata” di Mesir.

Berdasarkan laporan itu, Ibrahim Ali, seorang pengacara dari berbagai kelompok-kelompok Islam, mengatakan bahwa 3000 pemimpin dan anggota-anggota kelompok-kelompok Jihad dan kelompok Islam terkenal – termasuk saudara Khaled al-Islambouli, seorang perwira militer yang menjadi perencana dan turut serta berpartisipasi dalam pembunuhan Presiden Anwar Sadat – akan tiba di Mesir dalam beberapa hari.

Ali menambahkan, kebanyakan dari para pemimpin ini datang dari Afghanistan, Chechnya, Bosnia-Herzegovina, Somalia, Kenya, Iran, dan bahkan London. Laporan serupa juga muncul sebelumnya, yaitu pada bulan November: para jihadis musiman ini kemungkinan telah berada di Mesir. Lebih jauh lagi, kembali ke bulan Agustus, beberapa hari setelah Morsi terpilih menjadi presiden Mesir, ia membebaskan para jihadis yang terbukti bersalah, dari dua organisasi teroris yang paling terkenal, Jihad Islam dan Kelompok Islam – termasuk membebaskan beberapa teroris yang tengah menunggu hukuman mati karena melakukan aksi-aksi teror yang sangat kejam di Mesir.

Seringkali dilupakan bahwa Morsi sendiri, sebagai presiden Mesir, adalah mantan terpidana aksi terorisme yang dipenjarakan karena rencananya untuk memaksakan penerapan syariah dalam aturan sosial – dan inilah yang sedang ia lakukan saat ini di Mesir, termasuk memanggil dan membebaskan para jihadis untuk menundukkan saudara sebangsanya sendiri yang menentang Islamisasi Mesir – dimana di negara ini masih ada jutaan orang Kristen dan Muslim liberal.

Paling tidak orang bisa berargumen, pada saat pemilihan umum Mesir, separuh dari bangsa ini menentang Islamisasi, yang mana pilihan antara Morsi dan tokoh sekularis Ahmed Shafiq terbagi dua (beberapa sumber otoritatif bahkan mengatakan bahwa Shafiqlah yang menang). Sekarang, bahkan ada lebih banyak orang Mesir yang menantang Morsi, sebagaimana yang bisa dibuktikan dari revolusi yang tengah terjadi di negara ini. Sebuah acara perbincangan di El Balad TV memperlihatkan kemarahan yang sangat kuat yang dirasakan oleh rata-rata orang Mesir, ketika seorang wanita Muslim menyampaikan protesnya pada kelompok Ikhwanul Muslim (Persaudaraan Muslim) dengan berkata:

Kalian orang-orang (Persaudaraan Muslim) harus memberikan kepada orang dan kepada ide-ide mereka sejumlah ruang, kalian tidak pantas selalu menjadi marah dan mengajak berkelahi – hal itu tidak bisa diterima. Apa sih sulitnya? Kita telah tiba pada kondisi untuk membenci dunia. Saya bersumpah pada Tuhan, jika ada sebuah gunung yang kosong dimana saya bisa hidup di situ, maka saya akan membawa anak-anakku untuk pergi ke situ! Kalian telah membuat kami jadi benci kepada hidup kami! Sekarang kami akan mengatakan hal ini pada kalian: Saya telah memilih Morsi. Semoga Tuhan membuat tanganku menjadi lumpuh! Semoga sebuah mobil menabrakku saat itu aku pergi ke tempat pemilihan untuk memberikan suaraku!

Jika demikian, apalagi yang bisa dikatakan mengenai seorang presiden Mesir yang meneror warga Mesir agar mereka bersedia menerima hukum Syariah?