Pages

Kamis, 06 Desember 2012

Ulama Muslim Mesir: “Islam memerintahkan seorang pria untuk memukuli isterinya sebagai usaha terakhir sebelum menceraikannya, supaya isterinya menyadari kesalahannya, kemudian memperlakukan suaminya dengan baik dan hormat

 


Saksikan Videonya di SINI
Ketika Aisyah berpikir dan yakin bahwa Nabi Muhammad tidak akan memperlakukannya sama seperti isteri-isterinya yang lain, dan ketika ia (Rasullullah) meninggalkan kamar Aisyah, kemudian ia  pergi menemui isterinya yang lain. Aisyah mengikutinya dan memata-matainya. “Aisyah berkata bahwa ketika Nabi mengetahui hal ini,”Ia memberikanku sebuah pukulan yang sangat menyakitkan.”

Baru-baru ini saya berdebat dengan seorang
apologet Muslim di Chichago. Dalam perdebatan itu, saya berulangkali mengutip ayat-ayat yang sama dari Qur’an dan sumber-sumber Muslim sebagaimana yang berulangkali diucapkan oleh Ulama Islam di sini, dengan tujuan supaya pengunjung Muslim yang menyaksikan perdebatan itu merasa jijik sehingga “sikap masa bodoh mereka” jadi terguncang. Tetapi saya ragu bahwa mereka akan memperhatikan isu yang diangkat oleh Abd Al-Rahman Mansour.
“Ulama Mesir Abd Al-Rahman Mansour memberikan arahan bagaimana sesungguhnya aturan memukuli isteri dalam Islam,” dari MEMRI,
Ini adalah sebuah kuliah yang disampaikan oleh ulama Mesir Abd Al-Rahman Mansour, yang disiarkan oleh Al-Nas TV pada tanggal 17-18 Agustus 2012
Islam memerintahkan seorang pria untuk memukuli isterinya sebagai usaha terakhir sebelum menceraikannya, supaya isterinya itu menyadari kesalahannya, kemudian memperlakukan suaminya secara baik dan hormat, dan sadar bahwa suaminya itu punya status yang lebih tinggi dibandingkan dengan dirinya.”
Saya katakan ini kepada setiap suami: Jangan terburu-buru untuk memukulinya ketika timbul masalah. Oh hamba Allah, Allah bersabda: “Tegurlah mereka yang engkau khawatir telah berperilaku tidak taat, pisahkan mereka di tempat tidur mereka, dan pukuli mereka.” Tapi jangan memukulinya karena marah.

Inilah yang dikatakan oleh Qur’an 4:34
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah maha tinggi lagi maha besar.”

Ini yang harus anda ketahui: Jika sang isteri menyerukan nama Allah, maka pemukulan itu harus dihentikan.
[...]
Ketika Aisyah berpikir dan yakin bahwa Nabi Muhammad tidak akan memperlakukannya sama seperti isteri-isterinya yang lain, dan ketika ia (Rasullullah) meninggalkan kamar Aisyah, kemudian ia pergi menemui isterinya yang lain. Aisyah mengikutinya dan memata-matainya. “Aisyah berkata bahwa ketika Nabi mengetahui hal ini,”Ia memberikanku sebuah pukulan yang sangat menyakitkan.”
Hal ini dilakukan oleh Nabi untuk mendisiplinkannya, bukan karena Nabi senang memukul atau melukainya. Nabi melakukan hal ini untuk mendisiplinkan wanita ini.
[...]
Seorang wanita yang baik, bahkan ketika ia dipukuli oleh suaminya, menaruh tangannya di tangan suaminya dan berkata: “Aku tidak akan merasa tenang hingga engkau tidak lagi marah kepadaku. Inilah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad bagaimana seharusnya sikap dari isteri-isterinya.

Diposkan oleh Robert pada tanggal 4 September, 2012
Artikel dikutip dari www.bacabacaquran.com