Pages

Senin, 29 April 2013

** KARTINI VS PARIDAH ** (DIALOG BERMUTU)




Jika kita tidak menutup mata.. kita akan menemukan bahwa KARTINI..sang pejuang wanita Indonesia ini....mengakui bahwa banyak kekurangan dari agama Islam yang dia anut. check this out!!

> Mengenai agamaku, Islam, aku harus menceritakan apa? Islam melarang umatnya mendiskusikan ajaran agamanya dengan umat lain. Lagi pula,

aku beragama Islamkarena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, jika akutidak mengerti dan tidak boleh memahaminya?

> Alquran terlalu suci; tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa dipahami setiap Muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Disini, orang belajar Alquran tapi tidak memahami apa yang dibaca.

> Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca.Itu sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi artinya.

> Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati.Bukankah begitu Stella?”
...

(Suratutk Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899)


Kartini yang pada tahun-tahun yang lalu sudah memperjuangkan para wanita di Indonesia....sepertinya harus bersedih melihat sebagian wanita masa kini yang bangga dengan keterpurukannya dalam belenggu syariah dan hukum2 Islam.

Check it out.. PARIDAH... Istri salah satu pelaku BOM Bali, Imam Mukhlas aka Gufron:

Cerita mengharu-biru seputar perjalanan Paridah hingga mengenal Imam Mukhlas alias Ghufron di Malaysia juga terekam bagus.


Awalnya, gadis cerdas; berwatak keras; dan hanya tunduk dengan ilmu itu ragu bersuamikan orang desa dari negeri pengekspor TKI. Karenanya, ia harus bersuamikan orang yang memiliki ilmu

Yang lebih berat bagi Ghufron, dia dilarang melihat calon istrinya sebelum terjadi ijab-kabul. Dan ajaibnya, Saat mendengar ijab-qabul, cinta istri seketika bersemi.

Di bawah Ghufron, Paridah akhirnya benar-benar tunduk. Semenjak menikah, pria Lamongan itu mengurung diri untuk mentarbiyah "santriwati" baru itu selama sebulan. Ia menerapkan tarbiyah pada banyak aspek; fikriyyah, ruhiyyah, diniyyah. Juga tentanga pelajaran akidah, ibadah dan minhajul hayah.

Transfer "energi" yang berlangsung cepat itu membuat wanita penggemar tulisan A. Hassan (Persis) itu lebih memahami arah dan tujuan hidup sang suami, termasuk segala risikonya.

Ia menjadi lebih memahami hak dan kewajibannya; kapan harus bersikap
mendengar dan taat; kapan harus bermusyawarah; apa rahasia yang ia boleh
tahu dan tidak boleh tahu; kapan ia boleh menahan kepergian suami yang juga
ia sebut sebagai gurunya itu.

Dan kapan mesti merelakan; sahabat suami yang mana yang mesti ia tahu dan mana yang tidak mesti tahu; kapan boleh menyatakan ketidaksukaan kepada suami; kapan ia boleh menuntut suami; dan kapan harus bersabar.

"Ternyata suamiku bukan sembarang manusia. Ia mempunyai arah, tujuan, dan cita-cita yang sangat mulia. Ternyata suamiku bukan sekadar binatang ternak
berdasi, yang kerjanya hanya menghabiskan nasi dan mengumbar nafsu birahi, " ujar Paridah.

Menurut Direktur Jazeera, Bambang Sukirno, membaca pergulatan pemikiran Paridah, tak lepas dari shibghah (celupan) seorang Ali Ghufron yang telah berjaya membangun bahtera rumah tangga selama dua belas tahun.

"Anak dan istrinya (Paridah) adalah contoh sebuah "produk" yang ia siapkan jauh-jauh hari. Sebuah ideologi perjuangan, apapun namanya, " ujar Bambang.

***

Seberapa banyak siswayang tahu bahwa Kartini berani mengritik agamanya? Mengritik pemuka agamanya?Seberapa banyak anak didik yang tahu Kartini berani mengritik situasi zamannyayang feodal dan mendiskriminasikan wanita? Seberapa banyak anak didik yangmengetahui bahwa Kartini berani mengritik Poligami? Seberapa banyak anak didikyang mengetahui bahwa Kartini berani mengritik ketidaksempurnaan masyarakatEropa sekalipun memiliki sejumlah keunggulan?

Bertahun-tahunsekolah dan lingkungan masyarakat merayakan Hari Kartini namun hanya berhentidalam tahapan ritual tahunan tanpa muatan kritis yang menjadi “ruh Kartini”.

Salah satu hasilnya?? PARIDAH..dan para istri teroris serta wanita-wanita jihadis....

Silakan merenungkan perjuangan kartini dan bandingkan dengan tindakan bodoh wanita-wanita pemeluk Islam yang sungguh-sungguh.

Segenap admin Hidayah mengucapkan selamat hari kartini untuk seluruh bangsa INDONESIA...