Pages

Jumat, 05 April 2013

Tahukah anda apa yang dimaksud dengan fitnah ala Islam? (NYOK KITE SIMAK)



Muhammad berkata bahwa dirinya Nabi. Ketika anda menyangkalnya, kamu dianggap FITNAH.

Lalu bagaimana cara Muhammad membuktikan dirinya nabi? 


Tidak ada cara yang
masuk akal, kecuali berseru-seru:


“Wahai orang-orang, aku adalah Nabi. Allah telah menetapkan aku menjadi nabi sekalian alam, untuk membimbing kalian ke jalan yang lurus. Masuklah Islam, maka dirimu akan selamat. Bila kalian menolak, ketahuilah, nyawa kalian berada di tanganku.”

Bagaimana kalimat self-proclaim dan berisi ancaman seperti itu dapat dijadikan bukti kebenaran?

Tidakkah ini sifat kanak-kanak? Ya, ini sifat kanak-kanak, bila yang memilikinya adalah manusia yang usianya masih kecil.

Tapi apa sebutannya kalau yang mengidap sifat itu adalah orang dewasa yang sudah berumur 40 tahunan?
Sinting? Gila? Sakit Jiwa? Gendheng? Edan? Kentir? Sarap?

Muhammad berkata: Fitnah lebih kejam dari pembunuhan.

Maksud dia adalah: membunuh tidak apa-apa, asal untuk membungkam fitnah terhadapnya.

Selama masih ada orang-orang yang berani menentang kenabiannya, berarti masih ada fitnah, dan membunuh tidak diharamkan. Membunuh bahkan dianjurkan.

QS 8:39
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

QS 2:191
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu; dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.

Dan selama masih ada orang-orang kafir di bumi ini, berarti masih ada fitnah, dan membunuh adalah lebih mulia daripada membiarkan fitnah.

Coba, anda pikir orang yang punya jalan berpikir seperti itu layakkah dianggap manusia normal?
===================================

Semua orang bisa meniru dia, karena menjadi nabi palsu seperti Muhammad sangatlah mudah. Tapi masalahnya, kenapa selama 1400 tahun tidak ada seorang pun yang mampu menyaingi kegilaannya? Karena orang-orang itu lebih waras dan lebih bernurani daripada Muhammad.

Ada orang-orang tertentu yang ingin jadi nabi, seperti Mirza Ghulam Ahmad. Tapi dia tidak memaksakan kehendak, karena dia masih punya rasa perikemanusiaan. Dia masih punya rasa malu. Dan orang yang masih punya rasa malu, menunjukkan otaknya masih waras.

Muhammad beda. Dia tidak punya rasa malu. Walau dia tidak punya bukti apa-apa untuk meyakinkan orang bahwa dirinya benar-benar Nabi, tanpa malu dan tanpa sungkan dia mengancam: “PERCAYA atau MATI”.

Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 halaman 374:

Al-Abbas bin Abdul Muththalib berkata, “Aku membawa pergi Abu Sufyan bin Harb ke tempat istirahatku dan ia menginap di tempatku. Esok paginya, aku membawa Abu Sufyan bin Harb ke tempat Rasulullah SAW. Ketika beliau melihat Abu Sufyan bin Harb, beliau bersabda, “Celakalah engkau wahai Abu Sufyan, apakah belum tiba waktu bagimu untuk mengetahui bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah?”

Abu Sufyan menjawab: “Aku percaya akan hal itu”.

Muhammad lalu berkata kepadanya: “Celakalah engkau wahai Abu Sufyan, bukankah ini saatnya bagimu untuk mengetahui bahwa aku adalah Rasul Allah?”

Abu Sufyan menjawab: “Demi Allah, wahai Muhammad, hatiku ragu akan hal ini.”

Al-Abbas bin Abdul Muththalib berkata kepada Abu Sufyan bin Harb: “Celakalah engkau wahai Abu Sufyan, masuk Islamlah! Bersaksilah bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah sebelum lehermu dipenggal dengan pedang”.

Abu Sufyan pun ketakutan dan akhirnya bersyahadat untuk Muhammad.

Hadis Sahih Bukhari, Volume 1, Book 2, Number 24:
Dikisahkan oleh Ibn ‘Umar:
Rasul Allah berkata, “Aku telah diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangi orang2 sampai mereka mengaku bahwa tidak ada yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, dan melakukan sembahyang dengan sempurna dan membayar zakat, sehingga jika mereka melakukan hal itu, maka selamatlah NYAWA dan HARTA MEREKA dariku kecuali dari hukum2 Islam dan amal mereka akan dihitung oleh Allah.”