Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.(yesaya 26:4)
"Tunjukilah kami jalan yang lurus ... " (Al Fatihah 6)
Sabda Isa kepadanya, "Akulah jalan ... " (Injil, Rasul Yahya 14:6)
Pages
▼
Rabu, 26 Juni 2013
inilah "akibat" dari negara yang "MENERAPKAN HUKUM SYARIAT ISLAM" PASTI TUH NRGARA TAMBAH BODOH alias tolol dan tambah keterbelakangan "MENTAL".... OWO BAR-BAR "TOLAK SYARIAT ISLAM SEKARANG JUGA"
Inilah
yang terjadi jika kaum kecanduan agama kuasai negara. Akan banyak
aturan-aturan tak masuk akal dengan dalih agama. Wajar, karena orang
yang telah kecanduan agama akan mabok dan kehilangan daya kritis di
otaknya. Yang ada hanya indoktrinasi, indoktrinasi, dan indoktrinasi.
Di Indonesia ada aturan dilarang ngangkang khusus bagi wanita. Selain
itu, ada aturan dimana agama jadi ajang pemaksaan: pemaksaan baca tulis
Quran, pemaksaan berjilbab, pemaksaan syahadat ulang bagi sekte agama
nonmainstream jika hendak menikah, dsb.
Di Turki, bahkan,
pramugari Turkish Airlines dilarang memakai lipstik warna merah. Entah
apa dampak lipstik warna merah bagi keselamatan penerbangan. Yang jelas
secara akal sehat, tidak ada. Sehingga wajar banyak protes keras atas
aturan tak masuk akal demikian. Dalam kaitan ini, ada usulan bernada
olok-olok, antara lain mengapa lipstik warna merah tak diganti lipstik
warna putih saja biar Islami.
Turki memang negara sekuler.
Namun pasca berkuasanya kaum Islam konservatif di sana, warna Islam
(versi mereka) mulai diberlakukan dengan tegas. Di samping itu, Turki
mulai mengambil posisi konfrontasi dengan negara-negara yang
berseberangan dengan ideologi politik Islam konservatifnya. Inilah yang
terjadi jika agama dibawa-bawa ke politik. Agama akan dijadikan
legitimasi konflik terhadap pihak yang berseberangan kepentingan dan
ideologi.
Di Arab Saudi, konon diberitakan, ada razia orang
ganteng yang masuk ke negaranya. Ada beberapa orang ganteng terjaring
razia dan diusir dari negara itu karena ditakutkan akan membuat wanita
Arab tergoda pada kegantengan itu. Wuih. Benar-benar.
Di Lembah
Swat, perbatasan Pakistan-Afganistan, seorang bocah perempuan bernama
Malala Yousafzai diberondong tembakan mematikan oleh gerilyawan Taliban,
organisasi politik islam garis keras. Bukan karena Malala melawan
Taliban dengan senjata. Melainkan karena Malala melakukan aktivitas
advokasi hak pendidikan bagi perempuan di Lembah Swat.
Di
Malaysia, para Islamis sempalan garis keras tak berkutik di negara itu,
berkat keras dan tegasnya hukum diberlakukan di bawah titel “The
Internal Security Act 1960″. Di bawah rezim hukum ini siapapun yang
merongrong kedaulatan dan keamanan negara, termasuk kaum Islamis garis
keras, akan ditangkap dan dijebloskan ke penjara tanpa perlu disidangkan
dan tanpa perlu batasan waktu berapa lama penahanan dilakukan.
Akhirnya, kaum Islamis garis keras di Malaysia mengungsi ke Indonesia
untuk menyalurkan syahwat kecanduan agamanya, terutama yang bersifat
desktruktif. Maka berdatanganlah ke Indonesia dari Malaysia orang
seperti Abu Bakar Baasyir, Nordin M Top, Dr Azhari, dan entah siapa
lagi.
Mereka itu (Nordin M Top cs) adalah Islam garis keras
yang diduga kuat berpaham Wahabi, yang bersemboyan di mana langit
dipijak di situ harus berdiri Negara Islam dan Khilafah. Di luar prinsip
mereka adalah thogut dan harus dihancurkan.
Apa yang terjadi
di Turki, Afganistan dll niscaya akan terjadi juga di Indonesia jika
kaum kecanduan agama menguasai negara. Ideologi negara Pancasila, yang
sifatnya menyatukan semua elemen bangsa tanpa sekat SARA, akan diganti
dengan ideologi politik agama tertentu saja. Lihatlah, di level daerah
sudah mulai marak!
Penulis yakin seribu persen, bahwa jika kaum
kecanduan agama khususnya kaum Islam garis keras diberi ruang untuk
berkiprah lebih luas di sektor publik, maka dunia akan bergerak menuju
abad kegelapan. Wanita akan dikekang habis-habisan. Kekerasan akan
merajalela dengan alasan agama. Pembatasan interaksi dengan pihak luar
akan diberlakukan dengan ketat. Dst.
Itulah yang terjadi jika kaum kecanduan agama kuasai negara...