Pages

Kamis, 11 Juli 2013

buku MENGENAL MUHAMMAD part 14 (halaman 131-140)


istrinya (Hafsa) sedang tidak ada di rumah. Dia berusia 51 tahun ketika dia menikahi Aishya
yang berusia 6 tahun dan menidurinya ketika Aisha baru berusia 8 tahun 9 bulan dan masih
bermain dengan boneka2nya. Muhammad mengaku dapat ‘wahyu2’ terbaik ketika tidur di
bawah satu selimut dengan
anak perempuan kecil ini. Di puncak kekuasaannya, Muhammad
melihat anak perempuan balita dan mengatakan pada orangtua anak itu bahwa dia ingin
mengawininya jikalau anak itu sudah tumbuh besar. Untunglah bagi anak itu, Muhammad
mati tak lama setelah mengatakan hal itu. Muhammad mengambil wanita2 remaja sebagai
hadiah2 pribadi dari Allâh tatkala melakukan penyerangan2 dan menghabisi suku2 dan
membunuhi sanak keluarga mereka. Dia menjadikan para wanita remaja itu sebagai budak2
seks di haremnya.
Tentu saja, banyak Muslim awal yang heran andaikata Muhammad itu rasul tuhan,
mengapa tindakannya sangat jauh dari suci. Kita tidak bisa menyamaratakan bahwa Arab2
kuno tidak punya nurani sama sekali dan tidak tahu apa yang dilakukan Muhammad adalah
salah. Akan tetapi, jika mereka ragu, mereka tidak berani menyatakan hal itu. Muslim takut
akan ancaman dan hukuman. Mereka yang tidak setuju cepat2 disingkirkan.
Di satu kejadian, Muslim mujahirin (Muslim suku Quraish yang hijrah dari Mekah ke Medina
sebagai pendatang), berkelahi dengan orang2 Medina ketika menjarah sebuah kota. Abdullah
147
ibn Ubayy, orang Medina yang menyelamatkan Banu Nadir dari niat pembantaian
Muhammad, merasa marah. Dia berkata, “Apakah kalian sebenarnya melakukan hal ini?
Mereka bertengkar dengan kepentingan kita, mereka berjumlah lebih banyak di tempat kita
sendiri, dan tiada yang begitu cocok bagi kita dan gelandangan Quraish seperti yang
dikatakan orang kuno ‘Beri makan anjing dan anjing itu akan melahapmu.’ Demi Allâh, jika
kita kembali ke Medina, yang kuat akan mengusir yang lemah.” Lalu dia pergi ke orang2nya
yang berada di sana dan berkata, “Inilah yang kau lakukan terhadap dirimu. Kau biarkan
mereka menguasai tanahmu, dan kau bagi kekayaanmu dengan mereka. Jikalau kau simpan
kekayaanmu bagi dirimu, maka mereka sudah pergi ke tempat lain.” Ketika berita ini didengar
Muhammad, dia berkeputusan untuk membunuh Ibn Ubayy. Tatkala mendengar hal ini, putra
Ibn Ubayy yang telah masuk Islam datang kepada Muhammad dan berkata padanya,
“Kudengar kau ingin membunuh ‘Abdullah b. Ubayy karena mendengar apa yang
diucapkannya. Jika kau harus melakukan hal itu, maka perintahkanlah aku untuk melakukan
hal itu dan aku akan bawah kepalanya, karena suku al-Khazraj tahu tiada seorang pun yang
lebih berbakti kepada ayahnya selain aku. Aku takut jika kau memerintahkan orang untuk
membunuhnya, jiwaku tidak akan mengijinkan aku melihat pembunuh ayahku berjalan
diantara orang2 dan aku akan bunuh dia, dan karenanya aku membunuh orang beriman
(Muslim) gara2 orang tak beriman (kafir), dan akibatnya aku akan masuk neraka.” [254]
[254] Ibn Ishaq. Sirat Rasul Allah.
Abdullah ibn Ubayy adalah orang besar bagi masyarakatnya, dan orang2 Medina
menghormatinya. Ini adalah keadaan yang sulit. Memerintahkan seorang anak laki untuk
membunuh ayah sendiri, yang orang penting seperti ibn Ubbay, dapat mengakibatkan keadaan
yang tidak merugikan bagi Muhammad. Bagaimana jika anak itu hanya ingin menguji
kebenaran berita Muhammad ingin membunuh bapaknya dan mengakibatkan anak ini
melawan Muhammad untuk membela bapaknya? Muhammad dengan cerdiknya menolak
tawaran dan membiarkan pertikaian itu berlalu. Akan tetapi, perkataan anak laki itu dipujipuji
sejarawan Muslim sebagai contoh iman yang sejati. Ini adalah tingkat pengaruh yang
dituntuk Muhammad dari pengikutnya. Dia membuat orang2 saling memata-matai dan
menciptakan suasana penuh ketakutan di mana segala benih penentangan bisa dicabut dari
akarnya.
Kejadian menarik bisa dilihat pada saat Abdullah ibn Ubayy meninggal. Putra Abdullah ibn
Ubayy memohon Muhammad untuk berdoa di pemakaman ayahnya. Karena pentingnya
posisi ibn Ubayy, Muhammad merasa harus memenuhi permintaan putra ibn Ubayy. Ketika
dia berdiri untuk berdoa bagi almarhum ibn Ubayy, Omar ingat Muhammad tidak mau berdoa
di kuburan ibunya sendiri. Dia memegang baju Muhammad dan berkata: “Rasul Allâh,
akankah kau berdoa bagi orang ini, sedangkan Allâh melarangmu berdoa bagi yang tidak
beriman?” Dia menjawab: “Allâh telah memberikan pilihan sewaktu dia berkata: Mintalah
ampun bagi mereka, atau jangan mintakan ampun bagi mereka; jika kau minta ampun bagi
mereka sebanyak tujuh puluh kali, maka tuhan tidak akan mengampuni mereka (Q.9:80) dan
aku akan memberi tambahan pada tujuh puluh kali minta ampun.” Sungguh ironis bahwa
Muhammad memanggil ibn Ubayy “munafik” padahal julukan itu paling cocok bagi dirinya
sendiri.
Sama seperti Jim Jones, Muhammad juga menciptakan suasana teror sehingga yang
meragukan dirinya tidak berani menyatakan pikirannya. Dia melarang pertanyaan2 yang
susah dan jadi sangat marah jikalau ada yang melakukannya.
Hadis berikut adalah contoh di mana Muhammad marah pada mereka yang berani
mempertanyakan keputusannya. Hal ini terjadi ketika dia membagi-bagi semua jarahan yang
dirampas di Perang Hunain kepada para pemimpin Mekah untuk “melunakkan hati mereka”
148
dan “membuat Islam terasa manis di mulut2 mereka.” Pengikutnya yang membantunya
berperang tidak kebagian jatah apapun. Seorang berkata: “Wahai Rasul Allâh! Bersikaplah
adil.” Sang Nabi berkata, “Awas kamu! Siapa yang bisa berlaku adil jika aku tidak? Aku akan
celaka jika aku tidak berbuat adil.” Omar berkata, “Wahai Rasul Allâh! Ijinkan aku
memancung kepalanya.” [255]
[255] Sahih Bukhari Volume 4, Book 56, Number 807
Orang yang bertanya ini berasal dari suku Banu Tamim. Masyarakat Banu Tamim belum jadi
Muslim. Mereka bergabung bersama Muhammad karena mengharapkan harta jarahan belaka.
Tapi setelah Muhammad menang perang, dia tidak merasa perlu lagi memenuhi janjinya.
Orang dari suku Tamim ini tidak kenal Muhammad dan perangainya. Pengalaman ini jelas
membuka matanya dan orang2 lain di sekitarnya. Pelajaran yang diambil adalah tidak seorang
pun yang boleh mempertanyakan keputusan Muhammad meskipun tidak adil sekalipun.
Siapapun yang mempertanyakannya akan mendapat murka Muhammad dan dapat terancam
dibunuh. Hanya yang membebek saja yang selamat. Dalam suasana seperti ini, kebenaran
selalu dikorbankan. Apakah kaum politikus kiri jaman modern yang mendukung Muslim
menghabisi nilai2 Yudeo-Kristen di dunia Barat dapat mengambil pelajaran? Tentunya dapat,
tapi apakah pelajaran ini mendukung mereka?
Osherow melanjutkan: “Keadaan Kenisah Rakyat jadi sedemikian menekan, isi khotbah Jim
Jones dan perilakunya sangat bertentangan, sehingga tidak mungkin jemaatnya tidak bisa
melihat hal ini dan mempertanyakan gerejanya. Tapi keraguan ini ditekan. Tiada yang
mendukung ketidaktaatan terhadap perintah2 sang pemimpin dan tiada kawan yang
menyatakan ketidaksetujuan dengan mayoritas jemaat. Yang tidak taat dan menentang dengan
cepat dihukum. Mempertanyakan kata2 Jones atau bahkan keluarga dan teman2nya saja sudah
berbahaya. Orang yang menyadap pembicaraan dengan cepat melaporkan segala pertentangan,
dan bahkan anggota2 keluarga sendiri pun melakukan hal ini.”
Sama seperti Jones, Muhammad bergantung kepada para penyadap, seperti yang dikatakan
Osherow: “Ini tidak hanya menghilangkan sikap menentang, tapi juga menghilangkan sikap
solidaritas dan kesetiaan orang terhadap sanak keluarga dan kawan2 mereka sendiri.”
Dalam Islam, para Muslim diminta untuk mengawasi dan memperingatkan satu sama lain jika
ada yang keluar dari “jalur yang benar”. Hal ini disebut Amr bil ma’roof (perintah akan
kebenaran) dan Nahi min al munkar (pelarangan akan kesalahan). Akan tetapi, yang
benar dan yang salah bukanlah hal yang sama yang diakui orang pada umumnya dan
yang sesuai dengan Hukum Emas (perlakukan orang lain seperti dirimu sendiri ingin
diperlakukan). Yang benar adalah yang diijinkan sang Nabi dan yang salah adalah
yang dilarang sang Nabi. Dengan kata lain, setiap orang adalah “Abang Besar” dan
pengamat orang lain dan harus menegur untuk membenarkan Muslim lain dan jika perlu
melaporkan mereka ke ketua Muslim. Setelah terjadinya Revolusi Islam di Iran, anak2
diperintahkan untuk melaporkan segala kegiatan tidak Islam yang dilakukan orangtua mereka.
Beberapa anak muda dilaporkan oleh ayah mereka sendiri kepada Pemerintah dan mereka lalu
dihukum mati. Penyampai laporan lalu dipuji-puji dan ditinggikan agar yang lain mau berbuat
sama.
Osherwo berkata: “Jones berkhotbah bahwa semangat kekeluargaan harus dibentuk dalam
gerejanya, dan dia menekankan pengabdian masing2 anggota jemaat ditujukan bagi sang
“Bapak” (dirinya sendiri).”
Dalam islam, Muslim juga harus bersikap seperti saudara terhadap Muslim lain, tapi pertamatama
mereka harus setia dulu pada Muhammad, atau, seperti yang dikatakannya berkali-kali,
149
pada “Allâh dan rasulnya.” Di saat seorang Muslim murtad, Muslim lain yang bersikap
sebagai saudaranya tidak ragu lagi untuk menyembelih tenggorokannya.
Kesamaan antara Muhammad dan Jim Jones benar2 nyata. Jangan2 yang satu meniru yang
lain. Sudah jelas bahwa semua tindakan mereka merupakan pernyataan pikiran gila penderita
narsisis. Semua kebijaksanaan politis totalitarian, dari Nazisme sampai fasisme, dari
komunisme sampai Islam, adalah aliran sesat dan mengandung sifat yang sama seperti yang
dijabarkan George Orwell dalam novelnya yang berjudul Nineteen Eighty Four (1984).
Hancurnya Hubungan Keluarga
Jim Jones percaya: “Keluarga adalah bagian dari sistem musuh, karena mereka
merugikan pengabdian total seseorang kepada “Alasan Utama”. [256] “Alasan Utama”
ini tentunya tak lain daripadanya dirinya sendiri. Jadi seorang yang dipanggil menghadap
jemaat untuk dihukum bisa menduga anggota keluarganya sendirilah yang jadi pengecam
utama dan paling keras. [257]
[256] Mills, J. Six years with God. New York: A & W Publishers, 1979.
[257] Cahill, T. In the valley of the shadow of death. Rolling Stone. January 25, 1979.
Muhammad memecah-belah keluarga dengan menyatakan bahwa Muslim pertama-tama harus
setia terhadap Allâh dan Rasulnya dan tidak boleh taat pada orangtua mereka jika mereka
menghalangi hubungan Muslim dengan Islam. Ayat Qur’an berikut menjelaskan hal ini:
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah
kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [258]
[258] Qur’an, Sura 29, Ayat 8
“Mengapa tidak banyak orang yang keluar dari aliran itu?” tanya Osherow. “Begitu masuk
Kenisah Rakyat, orang2 tidak boleh pergi; yang tetap pergi dibenci,” jelasnya. “Tiada yang
lebih menjengkelkan Jim Jones daripada hal ini; orang2 yang meninggalkannya menjadi
sasaran kebenciannya dan disalahkan atas segala masalah yang terjadi. Seorang anggota
jemaat ingat setelah beberapa anggota remaja meninggalkan Kenisah Rakyat, ‘Kami sangat
membenci ke delapan orang itu karena kami tahu suatu hari mereka akan mencoba membom
kami. Maksudku, Jim Jones membuat kami benar2 percaya akan hal ini.’” [259]
[259] Winfrey, C. Why 900 died in Guyana. New York Times Magazine, February 25, 1979.
Muslim juga diajarkan cara berpikir yang sama. Seorang Muslim sangat membenci murtadin.
Dalam Islam, murtadin, pemikir merdeka (freethinkers), dan pengritik diancam dan dibunuh.
Muslim yang murtad dituduh melakukan penghujatan dan mereka dihina atau dibunuh.
Osherow menulis: “Sikap menentang menjadi tindakan riskan, dan, bagi kebanyakan anggota,
keuntungan menentang juga tidak jelas. Melarikan diri juga tidak mungkin. Melawan terlalu
berbahaya. Karena tidak ada pilihan lain yang tampaknya lebih baik, maka tunduk jadi sikap
yang paling aman. Kekuasaan yang diterapkan Jim Jones membuat jemaat Kenisah Rakyat
taat. Mereka tetap jadi anggota sebab sukar untuk menentang.” Qur’an pun dengan jelas
menyatakan bahwa Muslim tidak boleh murtad.
Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan
dibutakan-Nya penglihatan mereka. .... Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang
150
(kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, setan telah menjadikan mereka
mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. (Q. 47:23-25)
Di sini Muhammad menjanjikan hukuman illahi bagi murtadin di alam baka. Dia juga
mengumumkan hukuman bagi murtadin di dunia. Bukhari melaporkannya di hadis berikut:
Rasul Allâh berkata, “Darah seorang Muslim yang bersaksi bahwa tiada yang layak disembah
selain Allâh dan bahwa aku adalah rasulnya, tidak boleh dikucurkan selain karena tiga hal:
dalam Qisa melakukan pembunuhan, orang yang telah menikah melakukan zinah dan yang
murtad dan meninggalkan kaum Muslim.” [260]
[260] Sahih Bukhari Volume 9, Book 83, Number 17
Hadis lain menyatakan bahwa beberapa murtadin dibawa menghadap Ali dan dia membakar
mereka. Ketika berita ini didengar Ibn ‘Abbas, dia berkata, “Jika aku berada di tempatnya,
aku tidak akan membakar mereka, sebagai yang dilarang Rasul Allâh yang berkata, ‘Jangan
hukum orang dengan hukuman Allâh (api).’ Aku akan membunuh mereka berdasarkan
perkataan Rasul Allâh, ‘Barangsiapa yang meninggalkan agama Islam, bunuh dia.’” [261]
[261] Sahih Bukhari Volume 9, Book 84, Number 57
Pengaruh Bujukan
Apa sih awalnya yang menyebabkan orang2 tertarik bergabung di gerejanya Jim Jones? Mari
kita bahas pertanyaan ini dan membandingkannya dengan orang2 yang baru masuk Islam
(mualaf).
Osherow menyebut daya tarik Jim Jones terdapat pada kepribadiannya yang berkharisma dan
keahliannya dalam berkhotbah, juga ditambah dengan keahliannya dalam memanfaatkan
orang yang mudah tertipu. Dengan janji2 dan penampilannya yang diatur rapih untuk
memikat setiap penonton, dia dengan mudah memenangkan hati dan angan2 mereka. Kata2
Cicero tepat dalam menggambarkan hal ini: “jago khotbah dapat membuat hal yang mustahil
dipercaya orang.”
Muhammad juga sadar betul akan pengaruh khotbah. Dia percaya bahwa “dalam kemahiran
berkhotbah terdapat sihir” [262] dan sering berkata: “Dalam khotbah2 yang diucapkan dengan
mahir terdapat pengaruh sihir" (artinya, beberapa orang tidak mau melakukan sesuatu dan
pengkhotbah yang hebat mengutarakan hal itu dan kemudian orang2 mau melakukannya
setelah mendengar khotbah).” [263]
[262] Sunnan Abu Dawud; Book 41, Number 4994
[263] Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 76
Di hadis lain, dia membual, “Aku telah diberi kunci2 khotbah yang berpengaruh dan diberi
kemenangan melalui teror." [264] Dia menggunakan pengaruh khotbah dan bujukan, juga
teror dan ancaman demi keuntungan dirinya sendiri.
[264] Sahih Bukhari Volume 9, Book 87, Number 127
Osherow menulis: “Anggota Kenisah Rakyat terdiri dari masyarakat yang butuh bantuan dan
terlupakan: orang2 miskin, kulit hitam, para jompo dan beberapa pecandu obat bius dan bekas
narapidana.” [265]
[265] Winfrey, C. Why 900 died in Guyana. New York Times Magazine, February 25, 1979.
Bandingkan hal ini dengan pengikut2 pertama Muhammad di Mekah. Mereka kebanyakan
adalah kaum miskin, budak2, anak2 muda pemberontak, dan beberapa wanita yang butuh
perhatian. Dia berkhotbah pada para budak agar mereka melarikan diri dari majikannya dan
151
hijrah; dia mengatakan pada kaum muda untuk tidak mentaati orang tua mereka dan ikut dia
saja; dia berbicara tentang kesamaan sosial dan persaudaraan antar sesama Muslim; dia
menjanjikan setiap orang hadiah besar di alam baka dan kekayaan di dunia fana, kekayaan
yang nantinya datang melalui penjarahan.
Tiga sejarawan utama Muslim yakni Tabari, Ibn Sa’d dan Ibn Ishaq setuju bahwa hanya
beberapa gelintir orang saja yang memeluk Islam secara sukarela. Kebanyakan orang lainnya
memeluk Islam karena rasa takut atau karena serakah ingin dapat bagian harta jarahan.
Meskipun demikian, apapun alasannya, mereka semua memenuhi tujuan Muhammad untuk
menundukkan semua orang pada Islam.
Bualan2 Luar Biasa Besar
Para pemimpin aliran sesat punya pribadi megalomaniak. Baik Jim Jones maupun
Muhammad punya ego (keakuan) yang terlalu membengkak. Untuk memikat anggota baru,
Jones mengadakan pelayanan masyarakat di berbagai kota. Di selebaran2 yang disebarkan
tertulis:
Pendeta Jim Jones… Luar Biasa! Penuh Muzizat! Sukar Dipercaya!
Pelayanan kesembuhan kenabian yang paling unik yang engkau akan pernah saksikan!
Saksikan Firman yang hadir diantara kalian!” [266]
[266] Suicide Cult: The Inside Story of the Peoples Temple Sect and the Massacre in Guyana (201P) by
Marshall Kilduff and Ron Javers (1978)
Muhammad juga punya banyak bualan tentang dirinya sendiri. Allâh yang adalah boneka
ciptaannya seringkali memujinya sebagai:
Kami mengirim kamu sebagai belas kasihan untuk semua makhluk (Q.21:107)
Dan memang kau (Muhammad) punya moral2 yang luhur. (Q.68:4)
Memang benar Rasul Allâh kau adalah contoh baik untuk diikuti. (Q.33:21)
Sungguh benar inilah kata Rasul yang paling terhormat. (Q.81:19)
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya. (Q. 4:65)
Ayat terakhir jelas menunjukkan bahwa Muhammad menuntut ketaatan mutlak dan marah
kalau dikritik atau kalau ada yang tidak setuju dengannya.
Osherow menulis: “Anggota jemaat belajar menanggapi hal yang bertentangan antara khotbah
muluk Jones dan kerasnya aturan dalam Kenisah Rakyat dan menyalahkan semuanya pada
ketidakmampuan diri sendiri dan tidak pada diri Jones. Seorang bekas anggota jemaat yang
bernama Neva Sly mengatakan: ‘Kami selalu menyalahkan diri kami sendiri jikalau ada yang
tidak beres.’ [267] Bahasa aneh dan sumbang mulai berkembang di dalam gereja itu, di mana
‘Sumber Alasan’ adalah apapun yang dikatakan Jim Jones. [268] Akhirnya, dengan
kemahiran berpidato, penipuan, dan bahasa yang muluk, Jones bisa meyakinkan bahwa
kematian sebenarnya adalah ‘langkah selanjutnya’ dan dengan ini dia menutupi tindakan
putus asa bunuh diri sebagai tindakan ‘bunuh diri revolusioner’ yang terhormat dan berani.
Para jemaatnya percaya pada kata2nya.”
[267] Winfrey, C. Why 900 died in Guyana. New York Times Magazine, February 25, 1979.
[268] Mills, J. Six years with God. New York: A & W Publishers, 1979
Hal inipun persis dengan yang terjadi pada Islam, di mana Muslim secara sukarela
menyalahkan diri sendiri jikalau ada yang tidak beres dan bersyukur pada Allâh untuk semua
152
hal yang baik. Kita juga bisa melihat kesamaan yang tepat antara pengikut Muhammad dan
Jim Jones di saat mereka menghadapi kematian.
Kata asli “kami cinta kematian sama seperti kau cinta kehidupan” yang dikatakan Osama
bin Laden pada suratnya yang terkenal untuk Amerika Serikat sebenarnya terdapat dalam
kejadian Perang Qadisiyya di tahun 636 ketika panglima tentara Muslim yakni Khalid ibn Al-
Walid mengirim pesan surat dari Kalifah Abu Bakr kepada panglima Persia bernama Khosrau.
Suratnya menyatakan: “Kau (Khosrau dan orang2nya) harus masuk Islam, dan dengan begitu
nyawamu selamat, karena jika tidak, kau harus tahu bahwa aku datang padamu dengan
tentara2 yang cinta kematian, seperti kau cinta kehidupan.” Kalimat ini terus dikutip di
khotbah2 Muslim modern, di koran2 dan di buku2 Islam.
Melakukan Muzizat2
Osherow melaporkan kisah berikut, yang ditulis oleh Jeannie Mills, di mana Jim Jones
melakukan muzizat melipatgandakan makanan:
Jumlah orang yang hadir di kebaktian Minggu lebih banyak daripada biasanya, dan karena
suatu alasan anggota gereja tidak membawa cukup makanan bagi setiap orang. Sudah jelas
bahwa lima puluh orang terakhir di antre barisan tidak akan mendapatkan makanan apapun.
Jim mengumumkan, “Meskipun tiada cukup makanan bagi semua orang, aku berkati makanan
yang kita miliki dan melipatgandakannya sama seperti yang Yesus lakukan di Alkitab.
Ternyata, hanya beberapa menit setelah dia mengumumkan hal mengejutkan ini, Eva Pugh
keluar dari dapur membawa dua nampan berisi ayam goreng. Orang2 bersorak bahagia,
terutama yang antre di bagian belakang.
“Ayam goreng yang diberkati” ini rasanya enak luar biasa, dan beberapa orang menyatakan
Jim menciptakan ayam terlezat yang pernah mereka makan.
Salah seorang bernama Chuck Beikman dengan bergurau mengatakan kepada beberapa orang
yang berdiri di dekatnya bahwa dia melihat Eva menyetir mobil masuk beberapa menit lalu
dengan kardus2 dari restoran ayam Kentucky Fried Chicken (KFC). Dia tersenyum ketika
berkata,”Orang yang memberkati makanan ini adalah Kolonel Sanders (pendiri KFC).”
Dalam kebaktian petang hari, Jim mengingatkan bahwa Chuck telah mengolok-olok berkat
darinya. “Dia berbohong kepada beberapa jemaat di sini dengan mengatakan ayam2 itu
datang dari restoran lokal,” kata Jim dengan marah. “Tapi Roh Keadilan menang. Karena
kebohongannya, Chuck sekarang berada di WC pria, berharap dia mati saja. Dia sedang
muntah2 dan mengalami diare begitu parah sehingga dia tidak bisa bicara!”
Sejam kemudian, Chuck Beikman dengan wajah pucat dan gemetar ke luar dari WC pria dan
maju ke depan sambil dituntun oleh salah seorang penjaga. Jim bertanya padanya, “Ada yang
ingin kau sampaikan?”
Chcuk memandangnya dengan lemah dan menjawab, “Jim, aku minta maaf akan apa yang
kukatakan. Mohon maafkan aku.”
Ketika kami melihat keadaan Chuck, kami bersumpah dalam hati untuk tidak akan pernah
mempertanyakan “muzizat” yang dilakukan Jim, setidaknya jangan terang2an. Beberapa
153
tahun kemudian, kami mengetahui bahwa Jim ternyata menaruh racun ringan di sebuah kue
dan memberikannya kepada Chuck.” [269]
[269] Mills, J. Six years with God. New York: A & W Publishers, 1979
Nah, untuk menciptakan “muzizat”-nya, Jones harus bekerja sama dengan Eva.
Pertanyaannya sekarang adalah mengapa wanita ini mau saja diajak menipu? Terdapat hadis2
tentang muzizat Muhammad yang serupa.
Di sebuah hadis, seseorang mengaku melihat Muhammad meletakkan tangannya ke dalam
sebuah pot dan air lalu memancar darinya, sehingga seluruh tentara melakukan wudhu dari
pot itu.
Aku melihat Rasul Allâh ketika sembahyang ‘Asr tiba dan orang2 mencari air untuk wudhu
tapi mereka tidak menemukannya. Tak lama kemudian sebuah pot penuh air untuk wudhu
dibawa kepada Rasul Allâh. Dia meletakkan tangannya ke dalam pot dan memerintahkan
orang2 untuk wudhu dari pot itu. Aku melihat air memancar dari bawah jari2nya sampai
semuanya melakukan wudhu (ini adalah salah satu muzizat sang Nabi). [270]
[270] Sahih Bukhari Volume 1, Book 4, Number 170
Di hadis yang lain kita baca bahwa Muhammad melipatgandakan roti; [271] atau dia
memecah batu besar dengan sekopnya dan batu itu jadi pasir. [272] Atau, dia memberkati
makanan yang tidak cukup untuk empat atau lima orang sehingga makanan itu cukup untuk
memberi makan seluruh tentara. [273]
[271] Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 428
[272] Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 427
[273] Sahih Bukhari, Volume 7, Book 65, Number 293
Terdapat puluhan “muzizat” yang dikisahkan oleh para Muslim dilakukan oleh Muhammad.
Beberapa dari (katanya) muzizat2 ini diakui sendiri oleh Muhammad. Ini adalah muzizat2
yang diakuinya sendiri, tapi Muslim tidak meragukan hal ini sama sekali. Salah satu muzizat
adalah pengakuannya mengunjungi kota jin. Di hadis lain dia berkata bahwa sekelompok jin
di Medina telah memeluk Islam.[274] Di satu dongengnya, dia mengaku bergulat dengan
setan besar dan berhasil mengalahkannya.
[274] Sahih Muslim Book 026, Number 5559
"Tadi malam seekor setan besar dari para jin datang padaku dan ingin mengganggu
sembahyangku tapi Allâh memampukan diriku untuk menaklukkannya. Aku ingin
mengikatnya pada salah satu pilar2 mesjid agar kalian semua bisa melihatnya di pagi hari…”
[275]
[275] Sahih Bukhari Volume 1, Book 8, Number 450
Dongeng2 seperti ini merupakan makanan bagi pengikutnya yang mudah ditipu. Ibn Sa’d
mengutip kisah yang disampaikan oleh Abu Rafi, salah seorang Muslim, yang berkata suatu
hari Muhammad mengunjunginya dan dia memotong kambing untuk makan malam.
Muhammad suka bahu kambing dan Rafi menyajikannya. Lalu Muhammad minta satu lagi
dan dia pun menyajikannya pula dan setelah habis, dia meminta lagi (Ingat bahwa
Muhammad punya nafsu makan besar tak terpuaskan). Abu Rafi berkata, “Aku berikan kau
kedua belah bahu. Berapa bahu yang dimiliki seekor kambing?” Muhammad menjawab, “Jika
kau tidak mengatakan hal ini, kau sebenarnya bisa menyajikan berapapun bahu kambing yang
kuminta.” [276]
[276] Tabaqat, Volume 1, halaman 375
Meskipun pengakuannya luar biasa, tapi kalau ditantang orang2 yang tidak mudah percaya,
ternyata Muhammad berulangkali menyangkal bisa melakukan muzizat. Dia mengaku bahwa
154
meskipun semua nabi lain diberi kemampuan untuk melakukan muzizat, satu2nya muzizat
yang dimilikinya hanyalah Qur’an.
Sang Nabi berkata, “Tiada nabi diantara para nabi yang diberi muzizat yang mengakibatkan
orang2 jadi yakin dan percaya, tapi aku diberikan Wahyu Illahi yang Allâh nyatakan padaku.
[277]
[277] Sahih Bukhari Volume 9, Book 92, Number 379
Pertanyaannya adalah mengapa para Muslim dengan sesukanya mengarang dongeng muzizat2
yang dilakukan nabi mereka? Ini pertanyaan yang harus dijawab. Dugaanku adalah begitu
Muslim yakin kebenaran Islam, mereka menghalalkan segala cara termasuk berbohong.
Orang2 yang beriman teguh yang biasanya berakhlak luhur dan bermoral, ternyata dengan
sukarela berbohong, ikut bagian dalam melakukan penipun, menindas orang2 lain, dan kalau
perlu bahkan membunuh untuk mendukung agama mereka. “Alasan Utama” jadi begitu
penting bagi mereka sehingga pertimbangan lainnya dikesampingkan. Tatkala orang jadi
begitu percaya akan kebenaran suatu alasan sehingga mereka bersedia mati untuk itu, maka
berbohong ataupun membunuh demi kepentingan alasan itu merupakan hal yang benar
baginya. Hasil akhir menentukan tujuan sebenarnya. Filsafat dan ahli matematika Perancis
bernama Pascal menulis:
“Orang tidak pernah melakukan kejahatan sedemikian menyeluruh dan suka hati,
seperti ketika mereka melakukannya demi keyakinan agama.” Sejarah menyaksikan
kebenaran kata2 Pascal. Telah banyak kejahatan dilakukan atas nama agama. Iman
membutakan jemaat dan iman buta membutakan semuanya. Otoritas Imam Ghazali [278]
dalam Islam tidak dipertanyakan. Dia berkata: “Jikalau mungkin mencapai sebuah tujuan
dengan berbohong dan tidak mengatakan kebenaran, maka diperbolehkan berbohong
tujuannya adalah benar.” [279]
[279] Abu Hamid Muhammad al-Ghazzâlî (1058-1111) dikenal sebagai Algazel adalah salah seorang ilmuwan
Islam yang paling dihormati dalam sejarah pemikiran Islam. Dia lahir di Iran, lalu jadi ahli agama Islam, ahli
filsafat, dan mistik. Dia banyak menyumbang bagi perkembangan Sufisme sebagai bagian dari Islam.
Osherow mengutip Kasindrof, “Jim Jones dengan cerdiknya mengatur kesan gerejanya akan
menarik jemaat baru. Dia menyusun dengan seksama kesan umum gerejanya. Dia
menggunakan surat dan pengaruh politik ratusan anggotanya untuk memuji dan mengesankan
para politikus dan wartawan untuk mendukung Kenisah Rakyat, dan juga untuk mengritik dan
mengancam penentang2 aliran itu.” [280]
[280] Kasindorf, J. Jim Jones: The seduction of San Francisco. New West, December 18, 1978
Jika sebuah surat kabar menulis sesuatu yang dianggap Muslim menghina Islam, maka para
Muslim akan membanjiri kantor2 editor surat kabar itu untuk mengutarakan keluhan mereka.
Mereka terus-menerus mengganggu sampai dikeluarkan pernyataan maaf secara resmi dan
edisi surat kabar itu ditarik. Bagaimana mungkin kita bisa lupa kerusuhan massa dan
pembunuhan orang2 tak bersalah ketika surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, menerbitkan
beberapa kartun Muhammad. Atau juga ketika Paus Benedict XVI mengutip perkataan kaisar
Byzantium yang menanyakan, “Tunjukkan padaku apa hal baru yang dibawa Muhammad?”
Di tanggal 10 November, 2003, Muslim Public Affair Committee atau MPAC di Inggris, yang
adalah badan Islam yang serupa dengan CAIR di A.S., mengeluarkan surat amarah pada
penerbit Amber Books dengan tuduhan penghujatan. Tuduhan itu ditujukan kepada isi buku
yang berjudul The History of Punishment (Sejarah Hukuman) yang diterbitkan oleh Amber
Books.
Buku ini bukan buku tentang Islam. Buku ini menyatakan pandangan tentang hukuman2 di
berbagai budaya dan masyarakat. Dalam buku ini terdapat satu bab tentang cara2 kuno dalam
155
menghukum, seperti hukuman dalam Alkitab, hukuman Romawi dan Sharia. Terdapat
gambar2 di dalamnya, dan salah satunya adalah gambar Muhammad. Muslim segera marah
dengan cepatnya. Pihak penerbit menerima ribuan surat amarah dan ancaman sampai mereka
ketakutan dan menarik kembali buku itu dari peredaran dan menyatakan ucapan minta maaf
resmi kepada pihak Muslim.
Di kasus lain, CAIR berhasil menekan perusahaan film Paramount Pictures untuk mengubah
novel Tom Clancy yang berjudul The Sum of All Fears (Inti Sari Segala Ketakutan) untuk
mengganti terori Muslim di naskah yang asli dengan neo-Nazi. Sutradara film yakni Phil
Alden Robinson dipaksa menulis permintaan maaf kepada CAIR, dan menyatakan bahwa dia
tidak berniat untuk menunjukkan citra negatif Muslim dan menambahkan: “Aku harap kau
berhasil dalam usahamu menentang segala diskriminasi.”
Ketika di tahun 2002, evangelis Pat Robertson dan Jerry Falwell mengutarakan pendapat
mereka tentang Islam, para Muslim di seluruh dunia murka dan membuat onar. Mullah2 Iran
mengancam membalas dan beberapa orang Kristen dibunuh, termasuk beberapa sekolah
anak2 di Pakistan. Bonnie Penner Witherall, yang adalah suster Kristen berusia, ditembak
mati di Sidon, Lebanon.
Curiga akan Non-Muslim
Osherow menulis: “Jones menanamkan kecurigaan atas semua hal yang bertentangan dengan
pesannya, dan menyebut mereka hasil karya musuh. Dengan menghancurkan kesahihan
sumber berita, dia memberi penawar pada anggotanya agar tidak terpengaruh oleh kritik2 dari
luar.”
Hal ini sama dengan yang terjadi pada Muslim, yang menuduh para pengritik Islam sebagai
Zionis dan/atau orang2 yang dibayar oleh “musuh2 Islam.” Siapapun yang berani mengritik
Islam akan didatangi Muslim secara pribadi. Bukannya membantah pendapat pengritik Islam,
Muslim menyerang secara ad homimem. Mereka menghina kritikannya dan mencoba
merendahkannya, tapi tidak mampu menjelaskan argumentasi yang membantah kebenaran
kritik itu.
“Di Jonestown,” kritik Osherow, “semua pikiran2 yang bertentangan yang mungkin
menimbulkan perlawanan dari pihak anggota dikecam. Para anggota tidak melihat kritik
sebagai kenyataan, tapi menganggapnya sebagai tanda mereka kurang beriman dan kurang
mengerti.” Ini juga sama dengan yang terjadi pada Muslim. Mereka menyadari hidup mereka
bagaikan di neraka dan negara2 mereka tidak karuan, tapi mereka memilih menyalahkan diri
sendiri karena kurang bisa menerapkan “Islam yang sejati” sehingga akibatnya hidup mereka
penuh derita. Padahal kenyataannya justru Islamlah sumber derita mereka.
Pembenaran Diri Sendiri
Tolstoy berkata, “Baik untung maupun buntung tergantung pada bagaimana seseorang melihat
kenyataan terhadap cara hidupnya salah tapi mampu mengelabui diri sendiri agar tidak
menganggap nasibnya merana.” [281]
[281] The Kreutzer Sonata
Jim Jones menciptakan suasana dominasi dan pengontrolan total. Osherow menulis:
“Dengan mengamati ketaatan dan pengaturan suasana di Jonestown, maka akan diketahui
mengapa orang2 bertindak sesuatu. Begitu anggota2 sudah masuk ke dalam Kenisah Rakyat
156
di Jonestown, tidak banyak yang dapat mereka lakukan selain mengikuti apa yang
diperintahkan Jim Jones. Mereka di bawah pengaruh kekuasaan mutlak. Mereka tidak punya
banyak pilihan, dikelilingi penjaga bersenjata api dan berada di tengah2 hutan, mereka telah
menyerahkan passport dan surat2 penting mereka, telah bersumpah kepada Jones, dan percaya
keadaan di luar bahkan lebih mengancam. Anggota2 diberi makan yang sangat tidak bergizi,
disuruh bekerja keras, kurang tidur, dan terus-menerus dikecam keras oleh Jones atas
kesalahan2 mereka. Semua ini menekan mereka untuk tunduk terus pada Jones.”
Kita tahu bahwa Muhammad bersikap kejam terhadap mereka yang meninggalkannya. Jadi
bisa dilihat bahwa tidak banyak perbedaan antara jalan pikir Muhammad dan Jones. Akan
tetapi, tidak benar kalau dianggap bahwa anggota2 aliran sesat tetap tinggal karena mereka
dipaksa tunduk secara fisik saja. Pemaksaan sikap tunduk secara moral jauh lebih
berpengaruh dan berlangsung lama. Korbannya jadi penurut, bahkan turut berpartisipasi
terhadap penindasan dan perbudakan atas diri mereka sendiri.
Osherow menulis: “Di saat upacara bunuh diri akhir, kebanyakan anggota tidak mungkin lagi
untuk bisa melawan atau melarikan diri. Tapi sebenarnya, tidak dapat disangkal bahwa tidak
banyak yang ingin melawan dan pergi. Kebanyakan anggota percaya pada Jones. Di sebuah
tubuh wanita ditemukan pesan yang tertulis di tangannya di saat2 terakhir yang tertulis: ‘Jim
Joneslah satu2nya yang benar.’ [282] Mereka tampaknya telah menerima pentingnya dan
bahkan “indahnya” kematian. Sebelum upacara bunuh diri berlangsung, seorang penjaga
mendekati Charles Garry, yang adalah salah satu pengacara yang disewa Kenisah Rakyat.
Penjaga itu berkata, “Saat yang indah… kita semua akan mati.” [282]
[282] Cahill T. In the valley of the shadow of death. Rolling Stone. January 25, 1979.
[283] Lifton, R. J. Appeal of the death trip. New York Times Magazine, January 7, 1979.
Anggota yang berhasil selamat di Jonestown adalah seorang dokter gigi dan dia diwawancarai
tentang terjadinya kematian2 itu. Katanya, “Jika aku berada di sana, aku pasti jadi salah
seorang dari mereka yang berbaris untuk minum racun dan merasa bangga melakukannya.
Yang kusedihkan adalah: aku tidak ikut mengalami saat akhir itu.” [284]
[284] Gallagher, N. Jonestown: The survivors' story. New York Times Magazine, November 18, 1979.
Sukar untuk menerangkan dan mengerti peristiwa ini. Kenyataannya adalah begitu seorang
percaya bahwa pemimpin alirannya adalah utusan illahi, maka mereka dengan suka hati mau
jadi partisipan dan pelaku dari pikiran2 pemimpinnya yang tidak waras. Apa yang mendorong
orang normal untuk berlaku ekstrim seperti ini? Apakah ini dapat menerangkan sikap fanatik
dan pengabdian mutlak dari Muslim2 awal terhadap Muhammad? Apakah para Muslim awal
itu melihat Muhammad sama seperti pengikut Kenisah Rakyat melihat Jim Jones? Hadis
berikut ini menerangkan fanatisme buta para Muslim awal.
Rasul Allah datang mengunjungi kami di siang hari dan air wudhu dibawa baginya. Setelah
dia melakukan wudhu, air sisa wudhu dibawa oleh orang2 dan mereka mulai membilasi
tubuh2 mereka dengan air itu (sebagai berkat). [285]
[285] Bukhari Volume 1, Book 4, Number 187
Di hadis lain kita baca:
Ali punya masalah di matanya, sehingga sang Nabi mengulaskan air ludahnya ke matanya dan
memohon Allah untuk menyembuhkan matanya. Ali seketika sembuh bagaikan tidak pernah
sakit sebelumnya. [286]
[286] Bukhari Volume 4, Book 52, Number 253
Semua kebohongan ini dikarang oleh para pengikut Muhammad. Muhammad tidak
mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan selalu menderita sakit tubuh, jadi bagaimana
mungkin dia sanggup mengobati orang lain dengan ludahnya?
157
Isolasionisme (Pengasingan Diri)
Osherow menyebut isolasionisme (pengasingan diri) sebagai “aspek di Jonestown yang
paling merusak.” Katanya, “Sampai saat akhir, kebanyakan anggota Kenisah Rakyat percaya
pada Jim Jones. Pengaruh2 luar dalam bentuk kekuasaan atau bujukan, dapat mengakibatkan
orang jadi tunduk. Tapi yang harus diperhatikan adalah bagaimana anggota memproses
kepercayaan itu dalam pikiran mereka. Meskipun perkataan2 Jones selalu tidak konsisten dan
metodanya kejam, kebanyakan anggotanya tetap tunduk di bawah perintahnya.”
Qur’an juga mengangdung banyak hal yang tidak konsisten, penuh kontradiksi dan salah
keterangan. Qur’an adalah buku yang membingungkan, tulisannya kacau balau, penuh
khayalan dan pernyataan2 yang tidak masuk akal. Buku ini benar2 mimpi buruk bagi seorang
editor. Tapi meskipun begitu, para Muslim menganggapnya sebagai buku muzizat, hanya
karena Muhammad mengatakannya begitu.
Keterangan tepat mengapa orang terus saja percaya hal yang tak masuk akal ditulis oleh
Osherow tentang pengamatannya pada Kenisah Rakyat. Dia menulis: “Begitu diri mereka
terasing di Jonestown, hanya sedikit ada kesempatan dan motivasi untuk menentang; mereka
tidak bisa melawan atau melarikan diri lagi. Dalam keadaan seperti itu, setiap orang berusaha
menerima nasib buruk dirinya sebagai hal yang tidak buruk. Orang yang mengalami nasib
buruk cenderung menilai nasibnya lebih positif dari orang lain. Contohnya, riset psikologi
sosial menunjukkan bahwa jika anak2 tahu bahwa mereka akan disuruh makan sayuran yang