Kisah Zinah Muhammad dengan Mariya (babunya Hafsah)
Cerita ini khusus untuk teman muslim yang masih percaya kepada Muhammad
(si nabi palsu itu). Kisah ini di dasari dari hadist yang sahih, yang
meskipun sudah ada kata “shahih”, nanti paling-paling muslim akan
berkata “oOo, itu hadist sudah dipalsukan”.
——-
Kisah Zinah* Muhammad dengan Mariya (babunya Hafsah)
* Zinah di sini berarti ngeseks di luar ikatan perkawinan
Ulasan Ali Sina:
Muhammad dalam banyak hal telah melakukan hal-hal yg tidak saja
bertentangan dengan prinsip etika yang diakui secara umum (bahkan dalam
masyarakat ketika dia tinggalpun), tapi juga dia bertentangan dengan
aturan-aturan yang telah dia tetapkan sendiri. Pada dasarnya dia
melakukan apa yg dia suka, dan ketika hal itu mengagetkan para
pengikutnya, dia keluarkan ayat dari Allah khayalannya utk membenarkan
tindakan2nya dan membuat semua peng-kritiknya menjadi terdiam.
Dengan ayat2 dikantungnya, siapapun yg membisikan kata2 menentang
ketidak sopanan Muhammad, akan dituduh menyangkal Owoh dan tentu saja,
sebagai penyangkal Owoh situasinya sudah jelas. Hal itu menjadi
Faslul-khitab (Akhir dari diskusi). Contoh2nya banyak sekali. Ini salah
satunya:
Quran membatasi empat istri bagi para pengikutnya.
Tapi Muhammad pikir dia tidak perlu mengikuti aturan yg dibuatnya
sendiri dan dg begitu dibuatnya Allah menurunkan ayat 33:49-50 yg
memberitahu bahwa dia adalah sebuah perkecualian dan boleh punya wanita
sebanyak mungkin sebagai istri, selir, budak atau ‘pemberian’ (Habba)
semau dia suka. Lalu ditambahkannya “sebagai pengkhususan bagimu, bukan
untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang
Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya
yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan/kesulitan bagimu. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Perkawinan Para Pedofil oleh Kaum Hamas.
Kesulitan/kesempitan apa? Kesulitan mengontrol birahinya, kesulitan
karena menjadi manusia yg sopan, yg setia pada satu perempuan! Apakah
kita harus percaya pada orang yg kesulitan mengontrol insting
binatangnya dan menyebutnya sebagai “ciptaan terbaik”? Bukankah tindakan
itu lebih terlihat dari perkataan? Disatu pihak dia hidup seperti
binatang buas dan dilain pihak dia begitu sombong hingga menaruh
kalimat2 sanjungan utknya sendiri dan diakuinya sebagai kalimat2 tuhan.
Ingat nggak ketika dia masih di Mekah, hidup mengisap kekayaan istrinya,
Muhammad tidak berani membawa wanita lain kerumah Khadijah.
Semua petualangan seksualnya dimulai ketika dia mulai berkuasa.
Satu hari Muhammad mengunjungi istrinya Hafsa, anak perempuan dari Umar
dan ketika bertemu pembantu Hafsa, yang bernama Mariyah, Muhammad pun
dilanda birahi terhadapnya (Mariyah). Dia suruh pergi Hafsa dg
membohonginya bahwa ayahnya ingin bicara. Ketika Hafsa sudah pergi, dia
bawa Mariyah ketempat tidur dan disetubuhi olehnya. Hafsa kembali karena
ayahnya bilang tidak minta bertemu dgnya dan serta merta mengetahui apa
yg sedang terjadi, sadar kenapa Muhammad menipunya agar pergi. Hafsa
jadi marah dan mulai mengamuk menarik perhatian orang2 (Ah! Wanita akan
tetap selalu seperti wanita!) Untuk menenangkannya, Muhammad berjanji
utk melarang dirinya sendiri bertemu Mariyah. (Dari sinilah penamaan
Surat Tahrim Quran bab 6 diambil). Tapi, dia tetap menginginkan Mariyah.
Bagaimana caranya orang melanggar sumpahnya sendiri? Well, tidak sulit
jika anda punya Allah dikantungmu. Jadi Allah menurunkan surat Tahrim
dan bilang bahwa oke-oke saja utk melanggar sumpah dan menyetubuhi budak
perempuan yg jadi haknya. Malahan sebenarnya sang Allah pembuat jagat
raya ini marah pada Muhammad dan bahkan menegurnya dg pedas karena
mengingkari kenikmatan jasmani bagi dirinya sendiri dan karena telah
berjanji utk tidak berlaku seperti itu lagi sepanjang hidupnya hanya
untuk menyenangkan istrinya. Ha ha ha… Loe muslim pada tolol semuah
Al-Tahrim 66.1-5
[66.1]Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya
bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[66.2] Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian
membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[66.3] Dan ingatlah ketika Nabi
membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya
(Hafshah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafshah)
menceritakan
peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua
pembicaraan antara Hafshah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad
memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan
menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala
(Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu
Hafshah bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?”
Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
[66.4] Jika kamu berdua bertobat
kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk
menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan
Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula)
Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu
malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
[66.5] Jika Nabi
menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya
dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang
beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan ibadah, yang
berpuasa, yang janda dan yang perawan.
Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu. Enak sekaleee!!
Ibnu Sa’d menulis: “Abu Bkr menceritakan bahwa rasul (PBUH) melakukan
persetubuhan dg Mariyah dirumah Hafsa. Ketika rasul keluar rumah, Hafsa
duduk digerbang (dibelakang pintu yg terkunci). Dia bilang pada nabi, O
rasul, apa anda melakukan ini di rumahku dan ketika giliranku? Nabi
berkata, kendalikan dirimu dan biarkan aku pergi karena aku telah
membuatnya (Mariyah) haram bagiku. Hafsa berkata, Aku tidak terima
kecuali kamu bersumpah bagiku. Hazrat (yg mulia) itu berkata, Demi Allah
aku tidak akan menyentuhnya lagi.” (Tabaqat volume 8, halaman 223).
Seperti biasa, para muslim membenarkan Muhammad karena melanggar
sumpahnya. Tidak jadi masalah apa yg Muhammad lakukan. Para muslim akan
selalu membenarkan tindakannya. Mereka telah menyerahkan intelegensia
mereka padanya dan telah berhenti berpikir. Ibn Sa’d melanjutkan: Qasim
ibn Muhammad berkata bahwa janji nabi ini yg melarang Mariyah baginya
adalah tidak sah, jadi tidak menjadi sebuah pelanggaran. (Tabaqat volume
8, halaman 223).
Pertanyaannya adalah jika sumpah ini tidak
sah, kenapa dia melakukan sumpah itu dan jika sumpah itu sah kenapa dia
langgar? Terdapat banyak sekali contoh2 bahwa Muhammad melanggar
sumpahnya sendiri. Disini, dia bersumpah pada tuhannya dan bahkan itupun
tidak jadi halangan baginya. Tuhannya adalah hasil isapan jempoknya,
imajinasinya dan dia tidaklah begitu bodoh utk membiarkan sumpah demi
hasil imajinasinya menghentikannya menyetubuhi Mariyah yg cantik. Ide
utamanya adalah menciptakan tuhan yg menyetujui apapun yg dia inginkan
dan bukan utk membuat halangan2 untuknya.
Quran membatasi empat
istri bagi muslim. Tapi, Muhammad pikir dia tidak terikat oleh aturan
itu dan dengan demikian dia buat Allahnya menurunkan ayat2 Qur’an
33:49-50 yang mengatakan padanya dia adalah sebuah pengecualian dan
boleh punya sebanyak mungkin wanita, sebagai istri, selir atau budak,
sebanyak dia mau. Lalu dia tambahkan “ini hanya khusus bagimu, bukan
untuk semua orang mukmin, supaya tidak menjadi kesulitan bagimu. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Kesulitan apa seeh yang dimaksud ayat di atas?
Kesulitan mengontrol birahinya, menjadi manusia normal yang santun, setia pada satu istri!
Apa kita harus percaya pada orang yang sulit mengontrol insting
kebinatangannya padahal katanya dia adalah “makhluk ciptaan yang
terbaik?” Bukankah tindakan berbicara jauh lebih kencang daripada
perkataan? Disatu pihak, dia hidup seperti binatang buas, dan dilain
pihak dia berbicara tentang dirinya sendiri dengan begitu mulia, menaruh
perkataan2 pujian dimulut Allahnya utk dia. Ingat ketika masih di
Mekah, hidup dari harta istrinya, Muhammad tidak berani membawa wanita
lain kerumah. Semua kelakuan birahinya dimulai ketika dia berkuasa. Apa
kita harus percaya bahwa ketika dia masih muda dan kuat dia tidak punya
kesulitan ini dan hanya tidur dengan wanita yang lebih tua tapi
kesulitannya muncul di 10 tahun terakhir kehidupannya ketika dia sudah
tua dan ditimpa segala macam penyakit? Atau kita harus artikan ini
sebagai pertanda lain dari orang yang beranjak tua dan bertingkah liar
dengan kebebasan yang dia temukan, seperti anak kecil yang dibiarkan
bebas ditoko permen, tidak mampu membatasi dirinya sendiri?
Mariyah adalah perempuan muda Koptic yang sangat cantik yang dikirim
sebagai hadiah dari Pejabat di Mesir kepada Muhammad. Dia suruh Hafsa
pergi dengan alasan dipanggil ayahnya. Segera setelah istrinya pergi,
dia gagahi Mariyah diranjangnya Hafsa. Tahu ayahnya ternyata tidak
memanggil, Hafsa kembali dan menemukan apa yang terjadi serta sadar
kenapa Muhammad menipunya. Dia marah dan mulai berteriak2 (Ah, wanita
akan selalu wanita!) Utk menenangkannya, Muhammad bersumpah utk melarang
Mariyah dipakai olehnya. (Dari sinilah nama Surat Tahrim (Larangan)
dalam Quran didapatkan). Tapi, dia masih birahi terhadap budak cantik
itu. Bagaimana caranya membatalkan sumpah? Well, gampang saja kalau anda
punya Allah dikantung. Pencipta Jagat Raya ini lalu menurunkan Surat
Tahrim dan bilang tidak apa-apa melanggar sumpah dan melakukan seks
dengan budak cantik itu karena dia adalah “harta milik tangan kanannya.”
Malah Allah Maha Kuasa, yang sekarang jadi muncikari bagi nabi
favoritnya ini, bahkan marah pada Muhammad dan menegur dia karena
menghalangi kenikmatan jasmani bagi dirinya dan karena telah bersumpah
utk berlaku santun hanya demi menyenangkan istrinya.
Q 66:1,2
Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya
bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah
Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Ibn Sa’d menulis:
Abu Bakar menceritakan bahwa sang Rasul (PBUH) telah melakukan hubungan
seks dengan Mariyah dirumahnya Hafsa. Ketika rasul keluar rumah, Hafsa
duduk di pintu depan (dibelakang pintu yang terkunci). Dia berkata pada
rasul, O Rasul Allah, kau lakukan ini dirumahku dan ketika giliranku?
Rasul berkata, kontrol dirimu dan biarkan aku pergi karena aku telah
mengharamkannya utkku. Hafsa berkata, aku tidak terima, kecuali kau
bersumpah untuk itu bagiku. Rasul berkata, Demi Allah aku tidak akan
menyentuhnya (Mariyah) lagi.
Referensi: Ibn Sa’d, Tabaqat, Vol 8, hal. 195
Seperti biasa, para muslim membenarkan Muhammad akan pelanggaran
sumpahnya ini. Tidak jadi masalah apapun yang dilakukan Muhammad, para
muslim akan selalu membenarkan tindakan2nya. Mereka telah menyerahkan
kecerdasan mereka padanya dan berhenti berpikir secara rasional. Ibn
Sa’d melanjutkan:
Qasim ibn Muhammad bilang bahwa sumpah yang
melarang Mariyah untuknya sendiri itu cacat V jadi tidak menjadi suatu
pelanggaran (hormat).
Referensi: Ibn Sa’d, Tabaqat, Vol 8, hal. 195.
Qur’an milik saya berisi tafsir berikut, berdampingan dengan Surat Tahrim:
Juga dilaporkan bahwa nabi telah membagi hari2nya diantara istri2nya.
Dan ketika tiba giliran Hafsa, disuruhnya Hafsa pergi kerumah ayahnya
Omar Khattab, dengan alasan ayahnya memanggilnya. Ketika Hafsa pergi,
nabi memanggil budak wanita Mariyah, orang Coptik yang (belakangan)
melahirkan anaknya Ibrahim dan Mariyah adalah hadiah dari Najashi, lalu
melakukan hubungan seks dengannya. Ketika Hafsa kembali, dia dapatkan
pintu terkunci dari dalam. Dia duduk didepan pintu tsb sampai sang nabi
selesai dengan ‘bisnis’nya dan kelura rumah dengan keringat bercucuran
diwajahnya. Ketika Hafsa melihat dia dalam kondisi demikian dia
menegurnya dan berkata kau tidak menghargai kehormatanku, kau kirim aku
keluar rumah dengan alasan agar kau bisa meniduri budak wanita itu. Dan
pada hari giliranku ini kau berhubungan seks dengan orang lain. Lalu
nabi berkata, diamlah meski dia itu budakku dan oleh karenanya halal
bagiku, utk menyenangkanmu, Aku, saat ini, membuatnya jadi haram bagiku.
Tapi Hafsa tidak menerima ini dan meminta nabi bersumpah demi Allah,
nabi melakukannya. Ketika nabi keluar rumah dia ketuk dinding yang
memisahkan kamarnya dengan Aisha dan menceritakan semuanya. [42]
Referensi: Diterbitkan oleh Entesharat-e Elmiyyeh Eslami Tehran 1377
lunar H. Tafseer dan terjemahan kedalam bahasa Farsi oleh Mohammad Kazem
Mo’refi
Bagi orang muslim sumpah tidak ada artinya. Mereka
menjanjikan sesuatu dan melanggarnya jika mereka mau. Bukhari melaporkan
sebuah hadits dimana Muhammad berkata: “Demi Allah, dan jika Allah
menghendaki, jika aku mengambil sumpah dan belakangan kudapatkan sesuatu
yang lebih baik dari itu, maka aku lakukan yang lebih baik itu dan
kuabaikan sumpahku.”
[Ref.: Sahih Bukhari Vol.7 Book 67, No.424]
Dan dia sarankan para pengikutnya utk melakukan hal sama: “Jika kau
pernah mengambil sumpah utk melakukan sesuatu dan belakangan kau
dapatkan sesuatu yang lebih baik, maka kau harus mengabaikan sumpahmu
dan melakukan hal baik itu.”
by order post:
@[siskia.latif]
stay on fb: https://www.facebook.com/siskia.latif