Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَاالنَّبِيُّقُلْلأَزْوَاجِكَوَبَنَاتِكَوَنِسَاءِالْمُؤْمِنِيْنَيُدْنِيْنَعَلَيْهِنَّمِنْجَلاَبِيْبِهِنَّذَلِكَأَدْنَىأَنْيُعْرَفْنَفَلاَيُؤْذَيْنَ
“Wahai
Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan putri-putrimu serta
wanita-wanitanya kaum mukminin: Hendaklah mereka mengulurkan
jilbab-jilbab mereka di atas tubuh mereka. Yang demikian itu lebih
pantas bagi
mereka untuk dikenali (sebagai wanita merdeka dan wanita
baik-baik) sehingga mereka tidak diganggu…” (Qs.Al-Ahzab: 59)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Wanita itu aurat maka bila ia keluar rumah syaitan menyambutnya.” (HR. At-Tirmidzi no. 1183, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil no. 273)
Ulama mengakui bahwa yang ia lakukan adalah cara terbaik untuk “menghukum isterinya sebab telah menentang aturan Allah”
MULTAN:
Seorang
ulama memutilasi isterinya pada hari Rabu lalu karena isterinya menolak
mengenakan hijab dan mengantar anak-anak ke sekolah, kata polisi.
Mereka
mengatakan tubuh sang isteri telah ditemukan dekat rumah mereka.
Pengakuan dari suami juga sudah diperoleh dan pisau yang dipakai untuk
memutilasi isterinya itu juga telah ditemukan.
Jasad isteri telah diserahkan pada pihak keluarga setelah pemeriksaan post-mortem selesai dilakukan.
Ahmad
Aziz, ayah dari wanita yang malang ini, Farzana Bibi, 36, mengatakan
bahwa putrinya telah menikah dengan Muhammad Sharif, 42, yang merupakan
warga Bakkhal Bhir di Mumtazabad Colony.
Mereka memiliki 3 orang anak.
Aziz
mengatakan Sharif adalah imam di masjid yang ada di lingkungannya,
disamping memberikan pelajaran Qurlan di rumah mereka. Ia mengatakan
bahwa Sharif adalah seorang yang temperamental dan seringkali memukuli
Farzana Bibi. Ia telah meminta isterinya itu untuk menutupi wajahnya
ketika isterinya meninggalkan rumah.
Sharif
sudah berulangkali meminta isterinya untuk menutupi wajahnya dengan
hijab ketika keluar rumah, tapi isterinya itu menolak. Sharif tak mau
bertanggungjawab atas dosa-dosa isterinya dan itulah alasan mengapa ia
membunuhnya.
Aziz mengatakan Farzana Bibi mengenakan abaya (gaun), tetapi ia tak mau menutupi wajahnya dengan hijab.
Berdasarkan keterangan Aziz, putrinya dan suaminya itu seringkali bertengkar mengenai hal itu.
Polisi
mengatakan Aziz menerima informasi mengenai kejadian tersebut dari
polisi setelah mereka menemukan jasad Bibi. Jasad Bibi pertama kali
ditemukan oleh seorang tetangga, yang kemudian menginformasikannya pada
polisi.
Dalam catatannya polisi mengatakan, Sharif telah mengakui pembunuhan yang ia lakukan terhadap farzana Bibi.
Ia
menulis bahwa tindakannya itu adalah cara terbaik untuk “menghukum
isterinya karena memberontak terhadap aturan-aturan Allah.” Ia ingin
supaya semua perempuan belajar dari contoh yang ia berikan.
Sharif
tak ingin anak-anaknya belajar di sekolah. Sebaliknya menurutnya mereka
harus belajar di pesantren. Tapi ternyata Farzana Bibi telah
mendaftarkan anak mereka di sebuah SMP yang menggunakan bahasa Inggris
sebagai pengantar, dan hal ini berlawanan dengan keinginannya.
Menurutnya ia juga ingin menghukum isterinya karena hal itu.
Sharif
sudah berulangkali meminta isterinya untuk menutupi wajahnya dengan
hijab ketika keluar rumah, tapi isterinya itu menolak. Sharif tak mau
bertanggungjawab atas dosa-dosa isterinya dan itulah alasan mengapa ia
membunuhnya.
Ia mengatakan bahwa ia sudah merencanakan untuk membunuh isterinya sejak beberapa waktu yang lalu.
Pada
Rabu pagi, setelah anak-anak pergi ke sekolah, tulisnya, ia menyerang
isterinya itu dengan sebuah pisau tajam, yang biasanya dipakai untuk
menyembelih hewan. Kemudian ia memutilasi tubuh isterinya menjadi 10
potongan.
Seorang
petugas polisi mengatakan bahwa satu tim polisi kemudian mencari
Sharif. Ia mengatakan anak-anak Sharif telah diserahkan pada orangtua si
korban.
Dipublikasikasi di The Express Tribune, 22 August, 2013.
by order post:
@[siskia.latif]
stay on fb: https://www.facebook.com/siskia.latif