Dua Jenazah pelaku teror di Solo
Sabtu, 01 September 2012
Penyidik
Densus 88/Mabes Polri yang mengikuti operasi ini menceritakan jika
Farhan merupakan alumnus Ponpes Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo yang dipimpin
oleh Abu Bakar Ba'asyir.
“Farhan lama di Filipina Selatan dan baru kembali ke Indonesia sekitar 2010. Tapi apakah dia tergabung dalam Jemaah
Anshoru Tauhid (JAT) atau tidak, kita belum tahu,” imbuh sumber
yang tak mau disebutkan namanya itu.“Farhan lama di Filipina Selatan dan baru kembali ke Indonesia sekitar 2010. Tapi apakah dia tergabung dalam Jemaah
Sementara
Abu Omar alias Abu Umar alias Muhammad Ichwan, 41, adalah teroris
“gaek” yang baru saja divonis 10 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri
Jakarta Barat.
Abu
Omar bersama Priyatmo alias Mamo dan Taufik Hidayat alias Abu Wildan
terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan pemufakatan jahat
dengan memiliki senjata api ilegal untuk melakukan tindakan terorisme.
Abu
Omar yang juga dikenali sebagai Indra Kusuma alias Andi Yunus alias
Nico Salman ditangkap Juli 2011 di Jakarta. Sejak itu Densus aktif
menghabisi jaringannya karena potensinya yang membahayakan.
Abu
Omar ditangkap saat hendak menyelundupkan senjata ke Indonesia dari
Filipina Selatan via Tawau, Malaysia. Dia juga dituduh merencanakan
penyerangan di Kedutaan Singapura, Jakarta.
Sebelumnya,
pihak Polri menyatakan, dana operasional aktivitas kelompok Abu Omar
-- dalam upayanya untuk melancarkan aksi teror -- dihasilkan dari jual
beli senjata api dan dana pribadi.
Mereka
juga menyiapkan rencana menculik dan membunuh kelompok Syiah dengan
sebutan operasi Ightilat. Namun operasi ini belum terencana karena
terburu terbongkar oleh polisi.
Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Solo - Sekolah Pencetak Teroris Kaliber Wahid
Abu
Omar sudah dicari polisi sejak tahun 1999 karena terlibat percobaan
pembunuhan terhadap mantan Menteri Pertahanan Matori Abdul Jalil.
Dia
juga terlibat dalam penyediaan senjata api yang digunakan menyerang
anggota Brimob di Loki, Ambon pada 2005 yang menewaskan lima orang
anggota Brimob.
Penyerangan
ini dimotori oleh Djaja alias Asep Dahlan yang kini mendekam di Lapas
Porong, Jawa Timur. Asep dikenal sebagai anggota Mujahidin Ambon yang
berafiliasi dengan Jamaah Islamiyah.
Anak
buah Abu Omar yang masih dicari adalah Sabar alias Bacho alias Ridho.
Dia adalah pelatih di dalam kamp para militer yang dibuat di Sulawesi
Tenggara bersama dengan Santoso yang juga buron.
Santoso disebut polisi sebagai anggota JAT namun dibantah oleh pengurus JAT.