Ketika
warga Amerika Serikat memikirkan segala sesuatu yang menakutkan yang
kita baca sedang terjadi di seluruh dunia ini berasal dari kegilaan
Muslim, mereka berpikir bahwa hal itu terjadi jauh dari perbatasan
negara mereka. Faktanya adalah, wabah Islamis ini berada tepat di
halaman belakang mereka. “Population Reference Bureau memperkirakan
adanya 507.000 wanita dan anak gadis (dengan kata lain, ada setengah
juta) di AS yang beresiko menjalani atau telah menjalani Female Genital
Mutilation (FGM), di mana sebagian atau seluruh alat kelamin mereka
dipotong dengan tujuan untuk mengendalikan seksualitas dan memastikan
keperawanan hingga menikah, hal ini meningkat dua kali lipat
dibandingkan dengan perkiraan jumlah yang terjadi dalam 15 tahun (yang
lalu).” (Reuters). Hal ini merupakan perubahan signifikan yang terjadi dari studi tahun 2000 yang memperkirakan adanya 227.887 wanita dan anak perempuan yang berada di bawah resiko praktek tersebut.
“Ketika
Anda berpikir bahwa kita memiliki banyak sekali komunitas imigran di AS
yang tidak meninggalkan kebudayaan mereka, jumlah mereka sangat besar,”
tutur Amy Logan, co-president dari U.S National Committee for UN Woman
di San Fransisco yang menjabat sebagai konsultan dokumenter.
Prosedur
mengerikan tersebut melibatkan Clitodectomy (di mana sebagian atau
seluruh klitoris dan/atau kulup dihilangkan) atau Excision
(menghilangkan sebagian atau seluruh klitoris dan labia minora, dengan
ataupun tanpa pemotongan labia majora) atau Infibulation (bentuk yang
paling ekstrim, berupa pemotongan seluruh alat kelamin eksternal dan
menjahit kedua sisi vulva menjadi satu). Prosedur tersebut juga
melibatkan segala macam prosedur memuakkan di mana seolah-olah Allah
menyatakan perang melawan alat kelamin wanita, mulai dari menusuk,
melubangi, mengiris, memotong, dan membakar.... Imajinasi jahat yang
berakar dari dunia Muslim tidak memiliki akhir.
Dan
seolah-olah hal ini sajalah yang perlu ditanggung oleh seorang wanita.
Pada umumnya prosedur tersebut dilakukan tanpa melakukan pembiusan, dan
dapat berdampak buruk pada
kesehatan seumur hidupnya, termasuk infeksi kronis, pendarahan, sakit
yang hebat ketika buang air kecil, ketika menstruasi, dan ketika
berhubungan seks. Prosedur ini dapat mengakibatkan komplikasi saat
melahirkan dan meningkatkan resiko kematian pada bayi yang baru lahir.
Wanita juga bisa mengalami trauma psikologis sebagai akibat menjalani
FGM. Meskipun advokat anti-FGM sering melaporkan kasus kematian sebagai
akibat langsung maupun tak langsung dari praktek tersebut, tidak ada
data statistik yang pasti mengenai berapa banyak perempuan yang
meninggal akibat praktek ini.
Di
kalangan internasional, FGM merupakan pelanggaran hak asasi manusia,
penyiksaan dan kekerasan tingkat tinggi terhadap wanita dan anak gadis.
Dibandingkan
dengan sunat laki-laki (menghilangkan kulit khatan, yang tidak
menimbulkan efek buruk terhadap organ kelamin laki-laki tersebut), FGM
diibaratkan seperti memotong seluruh alat kelamin laki-laki.
FGM
menghalangi kesenangan dan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa dan
komplikasi bagi seksualitas wanita dan kesehatan reproduksi. Dengan
kata lain, jika prinsip mata ganti mata (Quran 5:45) diberlakukan,
seperti yang diajarkan oleh Al-Quran, maka demi keadilan, setengah juta
umat Muslim laki-laki di AS pun harus merelakan organ kelamin mereka
diamputasi.
Quran berkata:
Dan
Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya
jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung,
telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada
kisasnya........ Barangsiapa
tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka
itu adalah orang-orang yang zalim. (Quran 5:45)
Maka
terjadilah, setengah juta penis Muslim sebagai ganti setengah juta
klitoris yang hilangkan. Hanya pada saat itulah seseorang dapat berkata
bahwa keadilan telah ditegakkan.
Perbandingan
antara dua keyakinan, Islam vs. Kristen, dapat kita baca dalam Bibel
“Dan Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (Setan) dengan wanita
ini, dan antara keturunanmu dengan keturunannya. Dia akan meremukkan
kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kejadian 3:15).
Tuhan
yang benar menghormati kedua belah pihak, pria dan wanita. Dia
mengatakan hal yang sebelumnya tidak kita ketahui, bahwa dibutuhkan dua
benih (dari pria dan wanita- penerj.), bukan hanya satu (seperti yang
dikatakan Quran), untuk menciptakan manusia hidup. Hal ini adalah salah
satu dari berbagai alasan yang mengakibatkan saya mempertanyakan Islam
dan memeluk kekristenan di mana Tuhan menghormati wanita sehingga Dia
memilih dari benih sang Perawan, yang akan menghancurkan kepala ular
yang merupakan bapa dari Islam.
Pada
akhirnya, apa yang dibutuhkan dunia adalah pengertian bahwa perang
terhadap para wanita merupakan peperangan roh. Roh tersebut menginginkan
hal yang bertentangan dari yang Tuhan kehendaki, bahwa Sang Putra dari
Sang Perawan, disertai suara Sangkakala, akan menjadi pemenangnya,
sementara Islam akan seluruhnya dilenyapkan dari muka bumi.
Sumber : shoebat.com