Saya ingin membagikan kesaksian bagaimana saya bertemu dengan Sang Mesias melalui sahabat baik saya.
Bertemu Teman Baru
Saya adalah seorang pria yang dibesarkan oleh satu keluarga Muslim yang sangat mengasihi saya di Teluk Arab. Saat itu, usia saya masih remaja. Seorang teman memperkenalkan saya dengan seorang pria yang berasal dari Asia Selatan. Merupakan kebiasaan orang-orang setempat mengejek bila adaorang dari Asia Selatan. Sayapun melakukan hal yang sama terhadap teman baru itu. Awalnya dia membenci sikap saya, tapi kemudian kami berteman dan sayapun berhenti mengejeknya. Kami menjadi sahabat baik.
Saat itu dia bekerja di sebuah toko musik kecil. Saya sering ke tokonya bila bolos sekolah. Dia selalu mendengarkan keluhan-keluhan saya dan memberikan nasihat bila saya membutuhkannya. Saat itu dia bukan pengikut Isa Al-Masih. Walau kami memiliki sifat jelek, kami tidak pernah melakukan hal-hal yang tidak baik. Kami saling mengasihi seperti saudara.
Kerinduan Akan Hubungan dengan Allah
Beranjak dewasa, saya mulai belajar Al-Quran di sekolah setiap hari. Hal ini didorong oleh keinginan untuk mencari Allah. Saya bertanya-tanya tentang Dia dan menginginkan satu hubungan dengan-Nya. Begitu banyak muncul pertanyaan tentang Allah di pikiran saya. Seperti, mengapa Allah begitu keras dan jauh dari saya pada masa-masa paling sulit.Sebagai seorang Muslim, saya percaya (seperti orang Muslim lainnya) memiliki dua malaikat di pundak. Satu mencatat perbuatan baik, yang lainnya mencatat perbuatan jahat.
Orang Muslim, Bahkan Muhammad, Akan Masuk Neraka
Saat berpikir tentang hidup dan mempelajari Al-Quran, saya menyadari bahwa semua orang Muslim, termasuk nabi Muhammad, akan masuk Neraka. Ini akibat dosa tertentu yang mereka lakukan saat hidup di dunia – Wow! Saya mengetahui beberapa dosa besar yang tidak dapat diampuni Allah (menurut Al-Quran). Dan saya pernah melakukannya.Lagi dipikir, “Mengapa Allah begitu tidak adil? Dia menciptakan saya dari mulanya untuk menghukum saya. Dia tetap menghukum saya atas dosa yang saya lakukan walaupun Dia tahu saya lemah. Dia tahu saya memiliki sifat alami pendosa”.
Dinding pemisah dengan Allah semakin membesar. Sayapun memutuskan, mungkin lebih baik berbuat dosa dan menikmatinya. Toh akhirnya tetap masuk neraka. Saya mulai mencari Allah di tempat yang salah.
Orang Tua Teman Saya Menjadi Pengikut Isa Al-Masih
Satu hari saya berkunjung ke rumah teman saya. Dia dan orang tuanya telah menjadi orang Kristen. Mereka sedang mengadakan pertemuan doa dan memutar film tentang Isa Al-Masih. Sayapun bergabung dengan mereka untuk menonton film tersebut.Sepanjang pemutaran film itu, saya banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan lelucon, seperti, “Bagaimana mungkin seorang nabi bisa muncul di TV? Siapa yang melukis gambar Isa Al-Masih? Apakah mereka punya kamera polaroid saat itu? Ha, ha, ha…” Namun tidak seorangpun yang kelihatan tersinggung atas pertanyaan saya.
Kembali Ke Negara Asal
Setelah sekian lama, akhirnya saya kembali ke negara saya, Arab, untuk melanjutkan sekolah di sebuah universitas. Saya tetap berhubungan baik dengan teman saya walaupun dia telah menjadi pengikut Isa Al-Masih. Dia juga terlibat dengan berbagai kegiatan di sebuah gereja di Teluk Arab. Melihat hal ini, saya cemburu. Saya ingin mengetahui apa yang ditawarkan oleh orang Kristen kepadanya yang lebih baik daripada hubungan persahabatan kami. Saya berpikir, “Apa itu Kekristenan sebenarnya? Tiga Allah? Yang kemudian salah satu allahnya mati dan tinggal dua allah?”Bermimpi Tentang Isa Al-Masih
Sayapun kembali ke Teluk Arab setelah menyelesaikan sekolah satu semester. Satu hari, saya bermimpi tentang Isa Al-Masih. Di dalam mimpi itu, Isa Al-Masih mengundang saya untuk datang kepada-Nya. Dia meminta saya membaca Alkitab karena Dia akan menunjukkan jalan, kebenaran, dan hidup.Keesokan harinya, dengan semangat, saya menceritakan mimpi tersebut kepada ibu saya. Dia berkata mimpi tentang Isa Al-Masih adalah satu “kemenangan” (sebuah mimpi keberuntungan). Sungguh mengagetkan!
Beberapa hari kemudian, saya menemui sahabat dan berharap dia dapat menghabiskan waktu bersama saya. Karena dia akan ke gereja (hari itu hari Minggu) diapun mengundang saya untuk ikut. Saya menyetujuinya karena ada kerinduan yang besar untuk melihat bagaimana pengikut Isa Al-Masih berdoa.
Akhirnya saya mulai berpikir tentang Kekristenan. Sayapun mulai membaca Alkitab. Semakin saya membacanya, semakin besar pula keinginan untuk lebih mengetahuinya. Saya seperti orang yang lapar akan kebenaran. Saya juga banyak mengajukan pertanyaan tentang agama kepada teman saya dan dia selalu menjawabnya.
Bertemu dengan Pengikut Isa Al-Masih dari Amerika
Suatu pagi saya bertemu dengan teman lama saya, seorang Kristen dari Amerika. Ia mengundang saya untuk makan pagi sambil mendiskusikan beberapa pertanyaan dari saya. Saya bertanya, apakah dia ingin menjadi Muslim. Dia menjawab dengan bijaksana. Katanya, “Kamu tahu, jika Islam memberikan apa yang saya miliki dalam Kekristenan, saya akan menjadi Islam.” Dia juga berkata telah membaca Al-Quran. Dia benar-benar menghargai saya dan budaya Arab.Satu Pengalaman Yang Luar Biasa akan Keselamatan
Seminggu telah berlalu ketika saya memenuhi undangan teman untuk pergi ke gereja. Tapi saya tidak pernah lupa dengan kejadian itu. Waktu itu gembala gereja memberikan perjamuan kudus di depan. Saya maju ke depan dan dia berkata, “Ahmad Sulaiman, isi cangkir kecil ini melambangkan darah Isa Al-Masih yang telah dicurahkan untukmu.” Saya tersentuh sekali karena dia tahu nama saya. Ini adalah gereja yang besar.Saya memberikan hidup kepada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat pada saat itu.
Akhirnya sayapun menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat saya. Dia telah menunjukkan jalan, kebenaran, dan hidup itu kepada saya seperti yang dijanjikan-Nya dalam mimpi saya.
Saat ini saya telah menikah dengan seorang wanita cantik yang juga percaya akan Isa Al-Masih dan kami telah memiliki tiga orang putra.
Demikianlah beberapa kisah serta kesaksian dari saya, bagaimana saya bertemu dengan Isa Al-Masih dan juga persahabatan kami.
SOLI DEO GLORIA
www.alfa-ome.ga