Penolakan Muslim
“Allah
adalah satu-satunya Tuhan sejati, yang telah menciptakan jagat raya.
Alkitab Kristen menggambarkan banyak karakter Tuhan yang tidak dapat
disetujui oleh orang Muslim. Hanya dalam Quran saja seseorang dapat
menemukan gambaran Tuhan yang benar.”
Ketika
umat Muslim menyebut Tuhan dengan
nama Arab “Allah”, mereka menggunakan kata berdasarkan akar semitis yang juga dapat ditemukan dalam bahasa Ibrani, yaitu “Elah”, “El” dan “Elohim”. Para penyembah berhala di Arab (pagan Quraish) lebih dulu memakai kata “Allah” daripada umat Muslim (Islam).[1]
nama Arab “Allah”, mereka menggunakan kata berdasarkan akar semitis yang juga dapat ditemukan dalam bahasa Ibrani, yaitu “Elah”, “El” dan “Elohim”. Para penyembah berhala di Arab (pagan Quraish) lebih dulu memakai kata “Allah” daripada umat Muslim (Islam).[1]
Meskipun
sosok Allah yang mereka pahami adalah ‘Allah yang berkonotasi politeis,
dan yang disembah dengan pengantara yaitu putri-putri Allah (al Lat, al
Uzza, al Manat). Sementara sosok ilah yang diperkenalkan oleh Muhammad
adalah Allah yang berkonotasi monoteis, sebagai akibat perjumpaan
Muhammad dengan orang-orang Yahudi dan Kristen. Muhammad sendiri di
awal-awal pelayanannya tidak mau menggunakan nama Allah, sebaliknya
menggunakan kata “Rabb” atau “ar Rahman’ (Tuhannya orang Yemen). Baru
kemudian setelah orang Arab siap menerima konsep Allah yang berkonotasi
monoteis, barulah Muhammad memakai nama itu, membersihkan ke-359
patung-patung berhala yang ada di Ka’bah di Mekkah…namun meninggalkan
satu batu hitam (Hajar Aswad) di pojok Ka’bah yang sampai kini umat
Muslim kesulitan menjawab apakah batu Hajar Aswad itu adalah
representasi dari sosok Allah yang tidak kelihatan atau apakah batu
hitam itu adalah Allah itu sendiri atau apa.
Apakah
Tuhan yang esa, yang telah menyatakan diriNya dalam sejarah keselamatan
di Alkitab, juga telah menyatakan diriNya dalam Quran? Apakah kesaksian
tentang Tuhan di Alkitab dan di Quran saling bersesuaian? Jawabnya
TENTU SAJA TIDAK! Sebuah penjelasan singkat diberikan dalam
paragraph-paragraf berikut.
Ada
sejumlah orang Kristen yang menyatakan bahwa semua Muslim berdoa kepada
satu sosok roh jahat atau satu sosok Ilah yang palsu. Pernyataan ini
terlalu sederhana dan berbahaya. Kita harus sangat hati-hati untuk
menghakimi satu sama lain, bahkan sebaiknya menyerahkan penghakiman
hanya pada Tuhan. Ada banyak orang non-Kristen yang sama halnya dengan
banyak orang Muslim, dengan tulus berdoa kepada Tuhan, meskipun mereka
sangat sulit untuk dapat mengenalNya. Itu terjadi karena mereka belum
mendengar pesan dari Yesus, sama halnya dengan yang terjadi pada umat
Muslim, agar dapat diperdamaikan dengan Tuhan.
Kisah nyata
Seorang
Muslim mengkaitkan dengan kisah berikut: “Di masa lampau saya telah
menaikkan doa-doa pribadi kepada Allah. Namun demikian, oleh karena
Allah itu jauh, malaikat yang berurusan dengan doa pribadi saya harus
melakukan perjalanan yang panjang saat membawa doa pribadi saya kepada
Allah. Sejauh ini tak satupun dari permohonanku yang telah dijawab
Allah. Saya sangat curiga jangan-jangan malaikatku tidak menjalankan
tugasnya dengan baik. Besar kemungkinan ia tak pernah mencapai Allah
sebaliknya menjadi lelah dan jatuh tertidur dalam perjalanannya, atau ia
telah bertemu dengan malaikat yang lain kemudian bercakap-cakap
dengannya dan lupa untuk menyampaikan permohonanku kepada Allah! Saya
menjadi sangat frustasi dan tidak tahu apa yang harus kulakukan!”
Banyak
Muslim yang tak punya jaminan bahwa doa-doa yang mereka naikkan sampai
kepada Allah. Karena itu orang Kristen punya kesempatan yang sangat baik
untuk menjelaskan konsep mengenai Tuhan, yang senantiasa dekat dengan
kita dan mendengar kita melalui Roh KudusNya.
Kalau
demikian, bagaimana Allah digambarkan dalam Quran? Beberapa
karakteristik tampaknya sama dengan yang digambarkan dalam Alkitab,
misalnya Tuhan adalah pencipta, Ia maha penyayang, maka kuasa, maha tahu
dan kekal – namun beberapa karakter yang paling penting secara
fundamental berbeda. Ketika gambaran lengkap mengenai Tuhan dalam
Alkitab diperbandingkan dengan Allah dalam Quran, maka menjadi jelas
bahwa Tuhan yang esa dan satu-satunya itu mustahil telah menyatakan
diriNya baik dalam Alkitab maupun dalam Quran. Perbedaan-perbedaan
serius dicantumkan dibawah ini:
Karakteristik
|
Tuhan dalam Alkitab
|
Allah dalam Quran
|
Relasi
|
Bapa dengan anak (relasi yang saling mengasihi)
|
Tuan dengan hamba (relasi majikan dengan pekerja)
|
Pewahyuan
|
Menyatakan kehendakNya dan diriNya sendiri
|
Hanya menyatakan kehendakNya
|
Keselamatan
|
Hanya melalui Yesus, dengan kepastian akan keselamatan
|
Lewat mengakumulasi amal dihadapan Allah dalam bentuk perbuatan baik. Tak ada kepastian keselamatan
|
Perjanjian
|
Perjanjian dengan jaminan bahwa Ia akan memelihara-nya, menyediakan banyak janji.
|
Tak ada perjanjian, sedikit janji, Allah digambarkan sebagai sosok yang berubah-ubah
|
Damai
|
Dengan cara menerima pemberian hidup kekal melalui Kristus (damai dalam batin)
|
Ketika Islam didirikan di seluruh bumi (damai secara politik)
|
Natur
|
Trinitas
|
Allah adalah satu/tauhid, tanpa anak atau partner
|
Dari
keterangan diatas kita dapat simpulkan bahwa Tuhan dalam Alkitab tak
mungkin sama dengan Allah dalam Quran. Dengan cara yang sama seperti
ketika Petrus memperkenalkan Tuhan yang sejati kepada seorang perwira
Roma (Kisah Para Rasul 10), orang Kristen pada masa kini pun diberi
tugas untuk memperkenalkan Tuhan dan pesan-pesan AlkitabiahNya di dalam
Yesus Kristus kepada umat Muslim.
[1]
Meskipun umat pagan Arab dan umat Muslim menyebut “Allah” ketika mereka
berbicara tentang Tuhan, tetapi pemahaman mereka mengenai istilah ini
berbeda. Pagan Arab memahami kata ini dalam konteks ilah politeis yaitu
sebagai sosok Dewa Tertinggi yang disembah di Ka'bah, sementara Islam
memahaminya dalam konteks monoteis, tetapi tetap dengan pusat
penyembahan yang sama sebagaimana pagan Arab.
SOLI DEO GLORIA
www.alfa-ome.ga