Rabu, 15 Agustus 2012

Dia Telah Membuka Jilbabku

Kesaksian ini ditulis dengan harapan apa yang saya alami, kiranya bisa menjadi berkat baik bagi mereka yang telah percaya maupun yang belum percaya.
Sebelum saya percaya kepada Isa Almasih (Yesus Kristus) sebagai Tuhan dan Juruselamat,
saya adalah seorang muslimah, berlatar belakang dari keluarga muslim dan dibesarkan di Pondok Pesantren MIFTAHUL HUDA (kunci petunjuk)
Sukabumi Jawa Barat. Dari apa yang saya yakini dan pelajari selama itu, saya tumbuh menjadi seorang muslimah yang fanatik dan anti Kristen, dan menjebak bahkan mendebat orang Kristen paling hobi.
Berteriak-teriak di depan gereja dengan bilang: "Maria, dipanggil Yesus cuek saja", pun pernah saya lakukan. Karena saya merasa bahwa apa yang saya yakini waktu itu, adalah yang paling benar dan diridhoi di sisi Allah SWT, sesuai dengan Qs. Ali Imran 19 yang berbunyi: Innaddinna indallaahil Islam.
Sesungguhnya agama (yg diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam. Diluar Islam semuanya adalah sesat, apa lagi orang Kristen, kafir, karena Allahnya ada tiga, Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus. Tapi Alhamdullilah saya tidak pernah sampai membunuh orang Kristen. Dan mengapa saya bisa percaya kepada Isa Almasih sebagai Tuhan dan Juru selamat? Walaupun saya bangga dengan apa yang saya yakini dulu, tapi kalau bicara tentang hari penghakiman, itu paling takut dan paling ngeri karena saya tidak tahu pasti, kalau saya mati mendapat rahmat Allah (masuk surga) atau laknat Allah (masuk neraka), karena saya manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan dosa. Dari Sukabumi saya hijrah ke Bandung untuk belajar ketrampilan.

Dikota kembang ini saya tinggal di pondokan atau kost. Teman-teman saya kebanyakan orang Kristen dan kebiasaan saya yang dulu tidak pernah berubah, menjebak dan mendebat orang Kristen masih sering saya lakukan dan saya tetap benci pada orang Kristen. Entah kenapa suatu hari saya ingin membaca Alkitab punya teman dan di kitab Kejadian ada tertulis, Allah menciptakan manusia dari tanah, saya heran, kok sama dengan Al Qur'an, padahal Injil itu kan sudah dipalsukan, dan orang Kristen sekarang itu kafir. Berawal dari penasaran itu saya mencari teman untuk pergi ke gereja. Saya ingin tahu dan ingin menyelidiki bagaimana orang Kristen beribadah. Benar saya masuk gereja dan pertama itu saya tidak bisa menahan rasa haru dan sedih, saya menangis hingga kebaktian selesai, batin saya berontak antara dosa murtad dan percaya, murtad karena masuk gereja dan percaya kepada Tuhan.

Minggu-minggu berikutnya, saya selalu ingin dan rindu untuk datang ke gereja lagi, dan selama empat bulan saya suka ke gereja, tapi selama itu saya tidak mau berdoa dalam nama Yesus, saya percaya kepada Allah tapi tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan sebagai Anak Allah, karena saya punya dalil yang menyanggah keberadaan itu, yaitu surat Al Ikhlas yang berbunyi: Qulhuwallahu ahad : Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allaahush shamad: Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Lam yalid walain yuulad: Dia tidak beranak dan tidak (pula) diperanakkan Wa lam yakul lahuukufuwan ahad: Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. Meskipun saya ke gereja tapi kewajiban saya selaku orang Muslim untuk shalat lima waktu tetap saya jalankan.

Hingga pada suatu hari saya jatuh sakit; sesudah dua minggu sakit dan tidak ada tanda-tanda membaik, akhirnya pada hari minggu ketiga, ketika seorang hamba Tuhan mengajak berdoa di televisi saya spontanitas ambil Alkitab dan tiba-tiba Alkitab terbuka sendiri, disitu Tuhan beri ayat untuk saya dan saya ingat sekali ayat itu, Seorang dara yang menderita pendarahan selama 12 tahun ketika Tuhan Yesus lewat dia menjamah jubahnya, dia percaya dengan menjamah jubahnya dia akan sembuh.
Saya pikir itu kok sama dengan saya. Akhirnya saya tantang Yesus, saya berdoa, "Tuhan Yesus kalau memang Engkau Tuhan dan bisa menyembuhkan segala macam penyakit, sembuhkanlah saya", dan mujizat terjadi besoknya, saya sembuh, akhirnya saya kaji lagi surat Al Ikhlas yang menjadi sanggahan untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan saya bandingkan dengan kisah kehidupan Isa Putra Maryam, dari mulai kelahiran, mujizat-mujizatnya, sampai kepada kematian dan kebangkitannya kembali bahkan kedatangannya yang kedua kali. Yang lebih melekat di hati saya, adalah Isa Putra Maryam bisa menghidupkan orang yang sudah mati, kalau manusia bisa seperti itu, dia pasti takabur apalagi kalau tidak ada dasar kasih dalam hatinya dan yang berkuasa atas hidup matinya manusia hanya Penciptanya sendiri yaitu Allah. Dari kesemua ayat-ayat Al-Ikhlas itulah saya bisa membuktikan kalau Isa (Yesus) itu adalah Allah. Yaitu Yesus tidak diperanakan (bukan peleburan benih) dan tidak menganakkan (tidak ada anak) Tuhan bukakan mata rohani saya, yang selama ini tertutup oleh illah-illah zaman ini dan saat itu saya bisa percaya bahwa Isa Almasih (Yesus Kristus) tidak hanya nabi tapi Dia juga benar-benar Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pada suatu hari saya butuh legalisir ijazah saya di Sukabumi untuk melanjutkan sekolah di Bandung saya harus pergi ke sekolah saya yang dulu, dimana saya sekolah dan pesantren. Ketika saya minta legalisasi, entah kenapa surat kelakuan baik saya dari Kepolisian terbaca oleh mereka dan disitu agama saya tertulis Kristen Protestan sedangkan ijazah saya dari Tsanawiyah; akhirnya bukan terima legalisasi tapi malah berdebat dengan guru-guru dan Ustad saya, akhirnya saya pulang ke Bandung dengan tangan hampa. Setelah saya bisa percaya bahwa Isa itu Tuhan, tantangan pertama malah datang dari orang Kristen sendiri. Saya dulu menilai orang-orang Kristen yang suka ke gereja itu baik-baik karena ada ajaran kasih, tapi ternyata tidak, saya pernah dimaki-maki dan diolok-olok, "Kamu jadi Kristennya pura-pura, mana mungkin orang pesantren bisa masuk Kristen" dll. Dari kesedihan itulah saya ingin pulang ke rumah untuk mengadu ke orangtua saya, tapi apa yang saya dapati ketika saya sampai di rumah, semua keluarga menjauhi, saya heran kenapa semuanya berubah seperti ini, bahkan ketika orang tua saya bilang: "Kamu dikasih apa sih sama mereka, sampai kamu bisa menjual agama kamu dan masuk Kristen?" Saya kaget orang tua saya tahu darimana? Dan dikiranya saya masuk Kristen dikasih supermi atau dikasih apa saja sama gereja, seperti apa yang mereka sangka selama ini, bahwa orang Islam masuk Kristen dirayu atau dikasih uang atau pula dikasih makanan. Dan caci maki pun keluar, ayah saya bilang: "Aku tidak pernah menyangka kamu bisa jadi kayak gini, kalau kamu berbuat dosa kayak apapun masih bisa diampuni tapi ini dosa murtad, dosa yang tidak bisa diampuni lagi, dulu aku bangga kamu bisa ngajar-ngajar ngaji, dipakai di masyarakat tapi sekarang tidak ada artinya lagi, aku sampai disidang oleh ketua yayasan dan guru-guru disitu dimaki-maki gara-gara kamu masuk Kristen, kamu sudah benar-benar mencemarkan nama baik dari Pesantren sampai bisa masuk Kristen, entah ditaruh di mana mukaku dan nama baik keluarga ini, kamu kalau binatang itu sudah mesti dibunuh saking sudah benar-benar mencemarkan nama baik, sampah di pinggir jalan masih bisa berharga, tapi kamu tidak ada harganya sama sekali, dan biar kamu tahu nama kamu itu sudah ayah masukkan proposal dan dikirim ke Menteri Agama". "Untuk apa ???" tanyaku. "biar suatu saat kalau terjadi apa-apa sama kamu, saya sebagai orang tua sudah tidak mau bertanggung jawab lagi gara gara kamu masuk Kristen".

Bagaikan disambar geledek di siang bolong, kenapa mereka tega seperti itu, dan lengkaplah sudah penderitaan saya waktu itu, rupanya setelah kejadian legalisasi ijazah itu, ketua yayasan langsung memanggil orang tua saya, hingga akhirnya mereka sepakat nama saya dimasukkan proposal dan dikirim ke Departemen Agama, setelah tahu seperti itu, saya tidak ada pilihan lain lagi selain pergi dari rumah itu dan bertekad dalam hati, "Tuhan Yesus, saya tidak akan meninggalkan Engkau, orang tua saya, yang saya harapkan bisa mencarikan jalan keluar dan bisa menolong penderitaan saya, ternyata malah membuang saya, dan hanya padaMulah Tuhan aku serahkan segala bebanku ini". Sejak saat itu saya hidup sebatang kara, dikota yang tidak ada sanak saudara, bergumul dan bergumul terus dengan berbagai macam tempaan kehidupan baik secara fisik maupun materi.

Sehingga akhirnya tibalah waktunya bagi saya untuk menyatakan iman percaya saya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya melalui Baptisan Kudus di sebuah gereja di Bandung pada bulan Desember 1994. Setelah selesai baptisan itu saya berdoa, "Tuhan, terima kasih karena Engkau telah memeteraikan saya, tetapi saya tidak ingin hanya saya saja yang selamat, saya pun ingin keluarga dan saudara-saudara saya diselamatkan, dan saya ingin menjadi Penginjil, untuk memberitakan kabar keselamatan yang berasal dari Engkau seperti yang telah saya terima". Dan ajaib sekali Tuhan kita itu, Dia kirim dua orang ibu dengan membawa buku-buku penginjilan banyak sekali, padahal sebelumnya saya tidak pernah mengenal dan sama sekali belum pernah bertemu dengan dua orang ibu itu, dan itu merupakan sukacita yang sangat besar sekali saya rasakan, sebagai jawaban dari doa saya untuk menjadi penginjil.

Cari artikel Blog Ini

copy right