Makna
Seperti Musa dan Yosua bekerja sama dalam pertempuran
melawan Amalek, demikianlah Tuhan bermaksud agar doa syafaat dan
penginjilan bertugas secara gabungan. Keduanya seperti tangan dalam
sarung tangan, atau air di sungai, atau cabang dalam pokok anggur.
Doa
syafaat yang tidak dikaitkan dengan penyelamatan jiwa-jiwa, bagaikan
anak panah yang dilepaskan tanpa sasaran, atau seorang atlet yang
berlari dalam perlombaan yang tidak memunyai garis akhir, atau
pertandingan sepak bola tanpa jala gawang. Jika kita berdoa untuk
kebangunan rohani, kita harus berbuat sesuatu untuk hal itu. Doa syafaat
adalah pekerjaan persiapan, sebuah bajak yang menghancurkan tanah untuk
ditabur dan dipanen. Itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu
bersyafaat sampai ada kebaktian penginjilan atau pekerjaan serupa itu
diselenggarakan, tetapi itu berarti bahwa kita harus memunyai suatu
penglihatan dan rencana untuk menjangkau jiwa-jiwa. Penginjilan tanpa
doa syafaat bagaikan mesin yang dijalankan tanpa tenaga listrik, atau
menangkap ikan tanpa jala dan berusaha menangkap ikan seekor demi seekor
pada ekornya.
Warisan Anda yang Sah
Serangan Amalek merupakan suatu usaha orang kafir
untuk mencegah Israel agar tidak mendapatkan warisan mereka. Itu
menyoroti topik yang wajar tentang usaha perantara yang tertera dalam
Mazmur 2:8, "Mintalah kepadaKu maka bangsa-bangsa akan Kuberikan
kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu."
PERHATIKAN... kita mula-mula MEMINTA (memohon) dan
kemudian MEMILIKI. Memohon (mengantara) diikuti dengan penginjilan --
sesungguhnya memasuki negeri dan memilikinya. Asas itu juga ditunjukkan
dalam 1 Timotius 2:1 yang memberitahukan kepada kita untuk bersyafaat
bagi semua orang. Doa syafaat memunyai sasaran tertentu, seperti yang
dinyatakan 1 Timotius 2:4 -- supaya semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Inilah caranya dunia dapat
diselamatkan -- melalui doa syafaat dan penginjilan. Kita juga harus
memerhatikan bahwa Musa duduk. Ia tidak memaafkan diri dengan ucapan
"saya letih", karena manusia harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu
(Lukas 18:1) dan jangan jemu-jemu berbuat baik (Galatia 6:9). Ia
menetapkan dirinya untuk berdoa sampai kemenangan tiba. Ini adalah
masalah menguasai suatu kawasan pertempuran khusus, bukannya berdoa
dalam suatu cara yang umum atau berpuasa untuk alasan yang tidak khusus.
Menyisihkan waktu untuk berdoa adalah suatu kewajiban yang benar,
tetapi doa syafaat melibatkan suatu serangan yang diarahkan melawan
musuh yang sudah dikenal.
Lebih lanjut dan sangat penting, Musa bukan hanya
mengucapkan sebuah doa. Tangannya tetap teracung sampai Yosua telah
menghancurlumatkan Amalek. Itulah doa syafaat dan ketekunan yang
menjamin kemenangan. Suzette menamakannya "RINTIHAN". Ia memberikan
definisi seperti berikut mengenai doa syafaat: "Berdoa agar kehendak
Allah terjadi di dunia; campur tangan, menengahi, dan bekerja dengan
Allah; menjadi bagian dari pekerjaan Allah, melayani-Nya dalam doa;
mendoakan beban Allah dan bukannya pendapat kita sendiri; hal yang
dikehendaki-Nya, bukan hal yang kita pikirkan yang harus kita doakan,
dengan demikian 'menerima pikiran Kristus'; melihat perlunya tindakan
Allah, kemudian dengan berani dan yakin memohon agar Ia bertindak.
Definisi
Kata "syafaat" mula-mula muncul dalam Yesaya 53:12,
ketika membicarakan tentang Kristus yang "berdoa untuk
pemberontak-pemberontak". Kata Ibraninya ialah "baga" yang berarti
"bertubrukan dengan kekerasan". Kamus Vine menyatakan bahwa "baga"
berarti "memukul, melawan, bertindak keras terhadap, menyerbu, datang di
antara, menyebabkan untuk memohon, bertemu dengan, dan berdoa". Jadi,
ada dua segi yang terpisah di sini -- peperangan dan rintihan. Pertama,
"baga" berarti sesungguhnya menghadapi Setan dalam Nama Yesus atas nama
orang banyak, dengan demikian memukul, melawan, dan bertubrukan
dengannya. Kata itu juga mengesankan rintihan yang lembut -- "datang di
antara" atau menghadap Bapa atas nama orang banyak. Dengan demikian, doa
syafaat memunyai dua segi: menghadapi Setan dan menghadapi Allah.
Selain itu, kata syafaat juga digunakan dalam
Perjanjian Baru. Sebuah kata Yunani memunyai dua bagian, pertama berarti
"melampaui" dan bagian lain berarti "bertemu atas nama dari atau demi
seseorang". Dengan kata lain, menjangkau dan berbuat sedapat-dapatnya
kita untuk kepentingan orang lain. Kata lain untuk syafaat mengesankan
"berusaha untuk didengar oleh Raja demi kepentingan orang lain". Ini
menunjukkan persekutuan yang erat diperlukan. Menurut kamus Webster,
syafaat dilukiskan sebagai "penyelesaian sengketa dengan menengahi,
permohonan, doa, atau permohonan untuk kepentingan orang lain", dan kata
kerja "bersyafaat" didefinisikan sebagai "suatu tindakan antara
pihak-pihak dengan pandangan untuk mendamaikan perbedaan atau pokok
pertikaian mereka, menyelesaikan sengketa dengan menengahi atau
mengemukakan demi kepentingan orang lain". Permohonan mendesak,
permohonan resmi, memohon, turut campur, mengemukakan -- itulah doa yang
dinaikkan pada "suhu" yang tertinggi.
Pinehas ikut terlibat ketika Israel sangat berdosa
dan suatu tulah berkecamuk di seluruh negeri. Teror yang menyebar itu
dihentikan dan hal itu diperhitungkan kepada Pinehas sebagai kebenaran
untuk generasi selanjutnya. Doa syafaat melibatkan tindakan menjadi
seorang pendamai, yang membawa kaum pria dan wanita ke dalam sejahtera
Allah. Itu menimbulkan panen kebenaran yang menjangkau masa kekal.
Itulah kuasa yang terdapat dalam doa syafaat. Dalam bersyafaat, penting
bagi kita untuk mendapat pengarahan dari Allah. Kita harus memunyai
sasaran-Nya. Allah membutuhkan saluran-saluran untuk hal yang
dikehendaki-Nya. Kita harus mengetahui urusan-Nya, karena Dia mengetahui
hal yang sedang terjadi ketika kita tidak mengetahuinya, dan sangat
menyadari tempat iblis mengerahkan serangannya.
Rahasia Seorang Pendoa Syafaat
Tuhan mungkin memberi kita beban untuk tugas yang
harus kita lakukan sendiri, seperti berbicara kepada seseorang tentang
suatu urusan pribadi. Tujuan utama dari doa syafaat bukanlah
mendengarkan rahasia-rahasia tentang orang lain dari Allah. Dalam doa
syafaat tidak boleh ada pergunjingan rohani -- memberitahukan
orang-orang apa yang dipikirkan oleh Allah dan menyampaikan rahasia-Nya
kepada semua orang, karena rahasia Allah itu suci. Allah memberitahukan
kita beberapa informasi tertentu, supaya kita dapat bersyafaat bagi
orang-orang lain, dengan demikian mewujudkan maksud-Nya bagi mereka.
Tuhan sepertinya menyampaikan rahasia semacam itu hanya sekitar 2 persen
dari waktu yang ada. 98 persen sisa waktu doa syafaat, dicurahkan untuk
memalingkan dunia kembali kepada Allah sesuai dengan tuntunan Roh
Kudus. Melakukan tugas seorang pendoa syafaat ialah suatu pengalaman
yang mengubahkan kehidupan, tetapi hanya Allah yang dapat membina
seorang pendoa syafaat. Jika Tuhan membawa Anda melalui pengalaman yang
mengubahkan hasrat Anda, menuntut Anda dengan gigih di Takhta Allah
untuk dunia yang tersesat, Anda tidak akan menyesalinya, betapa pun
berat pekerjaan persiapan itu.
Doa syafaat mengubahkan sikap hidup Anda, membawa
Anda kepada suatu kepuasan yang tidak seorang pun dapat melukiskannya
kepada Anda sebelumnya, karena hal itu sangat kaya pengalamannya.
Siapkanlah hati Anda untuk Allah, jangan hanya waktu Anda saja, maka
Anda akan menempatkan harta Anda di tempat yang tidak dapat disentuh
ngengat. Penginjilan harus dilihat sebagai pekerjaan Roh Kudus dalam
setiap pengertian tunggalnya. Semua segi dari suatu kebaktian
penginjilan diserahkan kepada-Nya -- pemberitaannya, nyanyiannya, tata
tertib kebaktiannya, penggunaan setiap pelayanan, dan karunia-karunia
Roh. Itu sebuah usaha besar yang didukung oleh orang-orang percaya lokal
maupun Gereja secara luas. Penginjilan menyingkirkan setiap rintangan,
setiap motif diri yang menghalangi, dan setiap muslihat yang mungkin
akan menahan manusia untuk datang kepada Allah. Penginjilan ialah Roh
Kudus yang bekerja melalui doa syafaat dan pelayanan. GABUNGAN SEMACAM
ITU MENGHASILKAN KEBANGUNAN ROHANI YANG MENAKLUKKAN DUNIA.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku | : | Evangelism by Fire |
Judul buku terjemahan | : | Penginjilan dengan Api |
Judul asli artikel | : | Doa Perantara sebagai Balok Pendobrak |
Penulis | : | Reinhard Bonke |
Penerjemah | : | A.J. Syauta |
Penerbit | : | Yayasan Pekabaran Injil "IMANUEL", Jakarta |
Halaman | : | 311 -- 316 |