KESAKSIAN SABATINA JAMES MANTAN MUSLIMAH PAKISTAN
Posted by siapmurtad under KESAKSIAN, MURTADIN | Tags: Mantan Muslimah Pakistan, Sabatina James |[778] Comments
KESAKSIAN SABATINA JAMES MANTAN
MUSLIMAH PAKISTAN YANG MURTAD DARI ISLAM Kini Menerima YESUS KRISTUS
Sebagai TUHAN dan JURU SELAMAT.
Video-Video Youtube Kesaksian Sabatina James yang Telah Murtad Masuk Kristen
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=uWARKJSKOP4
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=f0ZVFFHtzJQ
Video-Video Youtube Kesaksian Sabatina James yang Telah Murtad Masuk Kristen
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=uWARKJSKOP4
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=f0ZVFFHtzJQ
Namaku adalah Sabatina James.
Aku lahir di tahun 1982 di Pakistan, di negeri yang sampai sekarang dalam nama Islam,
para wanita dibakar hidup² atau dibunuhi oleh ayah² atau saudara² laki mereka.
Aku lahir di tahun 1982 di Pakistan, di negeri yang sampai sekarang dalam nama Islam,
para wanita dibakar hidup² atau dibunuhi oleh ayah² atau saudara² laki mereka.
Orangtuaku adalah Muslim. Di usia 10
tahun, aku pindah ke desa kecil di Austria, dekat Linz. Di sana aku
mengikuti pendidikan di sekolah, tapi sekolah ini justru memulai proses
syahidku.
Semakin banyak aku menyerap cara hidup
Barat, semakin besar pula konflik yang kualami antara dua agama, Islam
dan Kristen. Di rumah orangtuaku, aku selalu mengalami kekerasan fisik
dan tekanan mental, hanya karena aku ingin “merdeka.” Akhirnya malah aku
dikirim ke sekolah Islam di Pakistan di tahun 1999.
Di Pakistan, kami diajar untuk membenci
Barat dan aku mengalami sendiri bahwa sebagai wanita aku tak berharga
sama sekali. Aku dipukuli dan disiksa. Aku dipaksa nikah di luar
keinginanku dengan saudara sepupuku, sehingga aku melarikan diri dan
kembali ke Eropa.
Aku lalu meninggalkan Islam dan memeluk
Kristen. Balasan Islam lalu datang padaku dengan hebatnya: di tahun 2001
ayahku dan seorang imam mengeluarkan keputusan mati bagiku.
Aku harus melarikan diri lagi.
Jutaan wanita telah mengalami siksaan
yang sama seperti diriku. Tapi kebanyakan diem saja ketakutan. Akulah
suara mereka dan aku gunakan organisasiku, Sabatina e.V. untuk menoong
para wanita itu mendapatkan hidup yang lebih baik.
WAWANCARA SABATINA JAMES TENTANG
IMAN, HAK ASASI WANITA & OBAMA.
Oleh Michelle A. Vu , Christian Post Reporter
May 4, 2010|1:29 pm
Oleh Michelle A. Vu , Christian Post Reporter
May 4, 2010|1:29 pm
Sabatina James, bekas Muslimah taat yang
membelot ke Kristen, hidup dengan menanggung resiko yang berbahaya. Dia
harus berpindah-pindah tempat selama 16 kali sejak tahun 2001 karena
ancaman mati padanya sebagai murtadin. Dia sekarang hidup di tempat
rahasia di Eropa di bawah perlindungan polisi.
James bicara dengan The Christian Post
minggu lalu dengan menggunakan telpon genggam yang bisa dibuang setelah
pakai. Penulis buku best seller My Fight for Faith and Freedom dan
pendiri organisasi kemanusiaan, Sabatian EV, bicara terus terang tentang
iman Kristennya, perjuangannya menegakkan hak azasi wanita dan apa
pendapatnya tentang Presiden Obama dalam berhubungan dengan negara²
Islam.
Berikut adalah ringkasan
wawancara.
CP: Berapakah usiamu sekarang?
James: Aku berusia 27 tahun.
CP: Dalam bukumu kau berbicara tentang
pandangan Islam terhadap wanita dan bagaimana pria Muslim memperlakukan
wanita berdasarkan ajaran² Qur’an. Jadi benar sudah apa yang dikatakan
para pengritik Islam – bahwa agama ini mengajar umatnya untuk memukuli
istri, wanita itu tak ada harganya, dan syahid merupakan cara masuk
surga dan mendapatkan para perawan yang telah menunggu mereka?
James: Ya begitulah, Qur’an mengatakan
di Sura 4:34 bahwa jika istrimu tak taat, maka kau boleh menaboknya. Itu
memang benar pernyataan Qur’an. Di negara² Islam seperti Pakistan,
Afghanistan, diterapkan hukum Syariah. Hukum Syariah ini berasal dari
Qur’an dan begitulah yang mereka terapkan. Mereka mengambil ayat² Qur’an
dan mengatakan apa yang tertulis di Qur’an lah yang mengharuskan wanita
untuk taat dan jika tidak taat maka suami boleh menaboknya. Begitulah
faktanya.
Sabatina EV itu adalah organisasiku dan
banyak banget Muslimah yang datang pada kami. Kami mengenal
para gadis muda yang dipaksa nikah di usia 13 tahun. Di Hamburg,
contohnya, ada seorang gadis Afghanistan yang dipaksa nikah di usia 13
tahun. Tapi orang gak mau bicara tentang hal ini karena jika kau kritis
akan islam maka orang² akan menuduhmu sebagai rasis. Tapi sebenarnya ini
bukan tentang ras, tapi tentang hak azasi manusia. Jika kau hidup di
negara demokrasi maka kau harus menegakkan hak azasi manusia, tak peduli
apakah agamamu memperbolehkanmu untuk menaboki istrimu.
Ketika aku masih kecil, aku bercita-cita
mati demi Allah – seperti pembom bunuh diri itu lho. Aku gak tahu apa
yang akan kudapat di surga, tapi aku yakin itulah satu²nya masuk surga
karena memang tak ada jaminan bagi Muslim untuk tahu apakah Awlo akan
mengampuni mereka atau tidak. Jika kau mati bagi Allah maka kau dan
keluargamu dijamin masuk surga; begitulah apa yang kami pelajari di
sekolah² Qur’an. Aku berusia 10 tahun ketika baca Qur’an. Kakekku saat
itu baru mati dan dia adalah seorang ulama. Aku belajar Qur’an darinya
dalam bahasa Arab. Hal itu normal bagi Muslim.
Ketika aku berusia 10 tahun, aku pindah
ke Austria dan sejak itu aku yakin bahwa aku tidak mau mati. Tapi hatiku
sih tetap berhasrat suatu hari Allah akan memberiku kekuatan untuk mati
demi Allah; bahwa aku akan membunuh kafir dan masuk surga. Itu memang
impian normal Muslim.
CP: Jadi bahkan anak kecil Muslim yang
tak mengikuti sekolah ekstrim Qur’an di masyarakat ternyata juga punya
pikiran untuk mati sebagai pembom bunuh diri?
James: Iya. Masyarakat Muslim-ku memang
demikian. Aku berasal dari Pakistan dan polisi kafir yang melindungiku
sekarang (di Eropa) berkata bahwa Pakistan adalah negara yang paling
berbahaya di dunia.
Aku berada di Pakistan tahun 2008 dan
aku banyak menangis di sana, rasanya bagai kiamat saja. Keadaan luar
biasa jeleknya bagi orang Kristen dan wanita. Aku mewawancara seorang
wanita dan dia kehilangan putranya yang ditangkap tentara Pakistan.
Putranya ini Kristen dan difitnah membunuh seorang Muslim. Padahal
pembunuhnya adalah orang Muslim juga. Para tentara mengangkapnya dan dia
dijebloskan ke penjara. Mereka memukulinya, menyodominya, dan lalu
menggantungnya.
Ketika ayah anak ini menemukan dia di
penjara dan tahu bagaimana nasibnya, sang ayah tak kuat menerima
kenyataan sehingga menderita serangan jantung dan mati. Aku mewawancara
sang ibu. Sungguh sukar keadaan yang mereka alami. Putra mereka yang
meninggal baru saja bertunangan dengan seorang gadis dan sekarang gadis
ini tak mau bicara lagi. Aku tak bisa berbuat apapun.
Di hari aku bertemu dengan sang ibu, aku
melihat bagaimana pedihnya tangisan sang ibu dan aku melihat kesedihan
sang tunangan wanita. Aku begitu malu dengan apa yang kudengar dari
negara² barat tentang berdialog dengan Islam dan kami harus hidup damai
satu dengan yang lain. Sungguh keadaan yang terbalik. Di negara Islam
jutaan orang disiksa, orang² kafir takut bicara, takut akan Islam.
CP: Di bukumu, kau bicara bahwa
keluargamu tinggal di negara Barat tapi mereka tetap saja menerapkan
Syariah padamu – honor killing (bunuh anak sendiri yang dianggap
melanggar Islam dan mempermalukan keluarga). Kenapa kok gitu? Mengapa
mereka bisa berpikir untuk tetap hidup di bawah hukum Islam sedangkan
itu melanggar UU di negara mereka hidup?
James: Para Muslim yang hidup di negara
Kristen mengira mereka dikelilingi umat Kristen. Tapi mereka lalu
melihat orang² barat ini tak hidup secara Kristen – contohnya, gak
pernah ke gereja, tidak percaya Tuhan, menghina Yesus – bagi Muslim hal
ini memuakkan. Bagi Muslim, Tuhan itu maha tinggi. Tuhan itu maha
penting dalam kehidupan masyarakat Muslim. Jika orang Kristen berani
mengejek Tuhan, gak peduli akan Tuhan, maka Muslim merasa harus
melindungi anak² mereka dengan hukum Islam agar anak² itu tak tumbuh
jadi seperti para kafir Eropa.
Inilah sebabnya mereka berusaha agar
putri² mereka tidak jadi seperti para gadis Jerman atau Eropa yang suka
ngesex sebelum nikah. Masyarakat Muslim gak mau yang kayak gitu. Mereka
tak bisa membedakan mana umat Kristen yang taat atau Kristen KTP yang
datang ke gereja saat hari Natal ajah.
Ketika umat Muslim masuk ke Eropa atau
Amerika, mereka tidak meninggalkan cara berpikir Islamiah atau agama
Islam mereka di airport. Mereka membawa iman Islam itu dan ingin hidup
dengan cara Islamiah. Mereka datang ke negara barat demi duit barat dan
lahan pekerjaan yang lebih baik. Jika tidak begitu, tentunya mereka tak
akan serius bikin mesjid segala.
Ketika aku berada di Amerika, aku
mendengar pidato Presiden Obama ketika dia berada di Mesir. Aku tadinya
berharap dia akan bicara tentang penindasan yang dilakukan Muslim
terhadap Kristen di Mesir. Tapi dia gak ngomong sepatah kata pun akan
hal itu. Dia malah bicara tentang sang Nabi suci, tentang Qur’an, dan
aku jadi muak berat karena pikirku, “Okelah kau bicara tentang si Mamad,
tapi kenapa kau tidak melindungi orang Kristen di sana? Katamu kau kan
Kristen tuh dan kau jelas punya banyak pengaruh. Mengapa kau tidak
mengatakan, ‘kami ingin dialog dengan negara² Islam dan kalian boleh kan
mendirikan mesjid di negara kafir, jadi kalian pun seharusnya
mengijinkan kafir mendirikan mesjid di Mesir dan gak boleh menyiksa umat
Kristen di penjara.’ ” Tapi dia tak mengatakan hal itu sepatah kata
pun. Inilah sebabnya gw benci politik. Politikus itu tak peduli akan
penderitaan orang yang sebenarnya dan pelanggaran HAM.
CP: Di bukumu kau berkata bahwa pidato
Obama di Kairo bagaikan tamparan di wajah umat Kristen yang ditindas.
Apakah kau merasa banyak umat Kristen yang berperasaan sama seperti
dirimu?
James: Iya dong, sebab aku kan salah
satu dari mereka. Aku beralih agama ke Kristen. Aku sendiri hidup di
bawah perlindungan polisi. Aku berada di Amerika sebelum lari ke Jerman
sebentar karena alasan keamanan. Aku hidup bersembunyi dengan keluarga
Pakistan Kristen. Aku benar² tak punya rumah. Aku pindah dari satu
apartemen ke apartemen lain dan aku tak punya teman bicara. Aku banyak
berhubungan dengan teman² ex-Muslim yang lalu memeluk Kristen dan mereka
semua berkata, “Tahu gak, tak ada yang memperjuangkan hak² kita.”
Karena itulah aku sangat senang sewaktu
mengetahui bukuku laku keras banget di Eropa. Orang² membacanya dan
mereka jadi tahu apa yang sebenarnya terjadi di negara Islam dan mengapa
para abang membunuh saudara² perempuan mereka gara² masalah kehormatan
(honor killing). Mengapa Muslim saling bunuh.
CP: Jadi kau berpendapat bahwa Presiden
Obama seharusnya bicara dengan nada lain pada negara Islam?
James: So pasti. Orang yang punya
pengaruh sebesar itu seharusnya memberi pesan yang lain. Dia seharusnya
bersimpati dengan orang² yang dipenjara yang mungkin mendengar
pidatonya. Tapi dia tak membela orang² tertindas sama sekali.
CP: Di bawah Presiden Bush terjadi
banyak ketegangan antara dunia Muslim dan AS. Aku mengerti mengapa
Presiden Obama mencoba mengurangi ketegangan dan berusaha bekerja sama.
Apakah ini akan menolong menciptakan kedamaian?
James: Udah pasti tidak. Aku sangat
yakin dialog hanya bisa tercapai jika kedua belah pihak setuju satu
bahwa mereka harus saling tolong dan mendengar pendapat pihak lain. Yang
terjadi di masyarakat Barat sekarang bukan dialog tapi monolog doank.
Mereka justru memperbolehkan Muslim membangun mesjid dan berlaku
seenaknya di Eropa. Bagaimana dengan orang² Kristen? Negara² Islam tidak
melakukan apapun untuk menolong umat Kristen di sana. Jadi ini tentunya
bukan dialog dan tak menolong siapapun.
CP: Sekarang bagaimana umat Kristen
Barat bisa menolong para wanita yang menderita, yang kau sebut tadi?
James: Para wanita ini tak punya apapun
jika mereka melarikan diri dari rumah mereka. Mereka tak punya keluarga,
duit, apapun. Yang mereka butuhkan adalah orang² yang mau menerima
mereka sebagai keluarga sendiri. Mereka tidak selalu mau pergi ke
organisasi perlindungan karena mereka pikir hanya wanita sial saja yang
pergi ke tempat seperti itu. Yang mereka butuhkan adalah keluarga yang
mau melindungi mereka.
Contohnya, aku sekarang tak hidup di
apartemenku. Aku hidup bersama teman²ku di Jerman karena aku terus
berpindah apartemen sejak muncul ancaman bunuh dari ayahku. Aku sudah
pindah selama 16 kali sejak tahun 2001, dan sekarang aku hidup bersama
teman²ku. Aku gak punya apartemen dan aku bertanya pada Tuhan ke manakah
aku harus pergi nanti.
Hari ini aku membaca tulisan Rasul
Paulus. Aku bisa merasakan caranya dia hidup. Sang Rasul memberiku
banyak harapan karena cara hidupnya yang berpindah membuatku merasa
tidak sendirian. Rasul Paulus juga ditindas keras dan aku tidak
dipenjara, aku punya pengaruh luas di Jerman, orang² membaca bukuku.
Yang kami butuhkan adalah orang² Kristen
yang mau bicara tentang penindasan terhadap umat Kristen dan mau
menerima mereka yang tertindas sebagai keluarga mereka.
Sungguh sukar hidup tanpa ayah, ibu, dan
harus meninggalkan semuanya. Aku sering sekali menangis dan merasa
sendirian. Beberapa hari yang lalu aku berkata, “Tuhan, aku merasa tak
ada seorang pun yang bisa mengerti apa yang kualami karena tak ada satu
pun orang di masyarakat Barat yang mengalami perlakukan seperti ini.”
Yakni penindasan yang dilakukan keluarga Muslim terhadap anggota
keluarga yang meninggalkan Islam dan memilih Yesus.
Ketika aku mendirikan organisasiku, kami
mendapat banyak tekanan dari pihak Muslim, tapi aku maju teruuus. Aku
berkata Tuhan membutuhkan para wanita yang berani maju untuk melakukan
pekerjaanNya. Makanya aku berkata, “Baiklah Tuhan, aku akan berlaku
seperti Ratu Esther, ‘jika memang udah saatnya mati, maka mati saja.’
Tapi sebelum mati aku ingin membantu para wanita Muslim.”
CP: Kau bicara tentang perbedaan besar
pada Islam dan Kristen dalam memperlakukan wanita, terutama dari cara
Yesus memperlakukan wanita. Apakah kau bisa menjelaskan perbedaan besar
ini dan alasan lain mengapa kau ingin mengikut Yesus?
James: Aku dulu adalah pengikut Islam
yang sungguh² karena Tuhan itu sangat penting bagiku. Aku mencoba sekuat
tenaga untuk menyenangkan Allah, tapi Allah kok tidak menjawab
pertanyaanku sama sekali, padahal aku telah kerja keras untuk
menyenangkannya.
Suatu hari aku bicara dengan teman
sekelas. Aku berkata, “Aku punya banyak banget masalah di rumah dan aku
tak tahu harus berbuat apa.” Teman pria ini berkata padaku, “Kau harus
berdoa.” Aku jawab, “Aku sholat lima waktu sehari dan kau orang Kristen
hanya berdoa di hari Minggu saja.” Dia berkata, “Iya, tapi kayaknya kau
berdoa pada tuhan yang salah.”
Di hari Natal, dia memberiku sebuah
Alkitab. Di malam hari aku duduk di ranjang, saat itu orangtuaku sudah
pada tidur. Aku berdoa pada Allah, “Siapakah kau ya Allah? Apakah kamu
itu Yesus? Atau Mamad?” Aku begitu bingung karena di dunia ini terdapat
banyak sekali agama. Lalu aku merasa harus membuka Alkitab. Ketika aku
masih kecil aku mendengar bahwa jika kau membuka dan membaca Alkitab
maka kau akan terjangkit penyakit kanker. Tapi aku tetap saja merasakan
dengan jelas bahwa aku harus membuka Alkitab itu.
Ketika aku membuka Alkitab, aku langsung
membaca tulisan yang berkata “siapapun yang mencari aku dengan hati
yang tulus akan menemukanku.” Bagiku, itulah jawaban atas pertanyaanku.
Aku bertanya siapakah Tuhan, dan Dia menjawab pertanyaanku.
Setelah itu aku bertanya mengapa hal ini
tak terjadi pada Qur’an, meskipun aku membaca Qur’an setiap hari.
Padahal aku baru saja untuk pertama kali membuka Alkitab, dan “jreng”
jawabannya langsung muncul. Setelah itu aku mulai membaca Perjanjian
Baru dan salah seorang tokoh Alkitab yang begitu menyentuh hatiku adalah
Yesus.
Contohnya nih, ketika seorang wanita
akan dirajam, Yesus justru menjadi pelindungnya. Aku merasa sangat
senang ketika membaca Yesus bicara pada para wanita, mereka tidak perlu
dibunuh ketika mereka datang padanya, atau tidak dipukul, dll. Nabi
Muhammad di usia 50 tahunan nikah sama Aisyah yang baru berusia 9 tahun.
Inilah contoh yang diikuti orangtuaku, tapi Yesus tidak berbuat seperti
itu.
CP: Apakah cara terbaik bagi orang
Kristen untuk membagi pesan Kristen pada umat Muslim? Katamu bagi dirimu
adalah Alkitab dan teman Kristen?
James: Kupikir setiap orang berbeda ya.
Rasanya tak ada satu resep yang manjur. Tapi kupikir yang berakibat
jelas bagi Muslim adalah orang² Kristen yang tahu akan iman mereka dan
berani mempertahankannya dan membela hak² mereka. Karena jika orang
Kristen membiarkan saja Muslim berbuat semaunya dan tidak bicara tentang
bagaimana Muslim merusak gereja, maka Muslim mengira umat Kristen itu
lemah dan mereka kuat. Inilah sebabnya mengapa Muslim ingin membuat
setiap negara jadi negara Islam. Orang Kristen harus berani dan maju
bicara dengan lantang, “Denger nih. Aku mengasihi kamu, kamu boleh
tinggal di negara barat kafir, tapi kamu harus mengikuti UU negara kafir
ini dan jika tidak mau, maka silakan cabut saja.”
CP: Apakah ada hal lain yang ingin kau
tambahkan?
James: Cara hidup kita berakibat besar
pada Muslim. Contohnya, dengan teman kelasku yang Kristen itu. Dia
adalah satu²nya orang yang benar² tahu akan Alkitab. Kristen lain hanya
pergi ke gereja saat hari Natal saja. Dulu kupikir, “Kami umat Muslim
harus membawa mereka pada Islam karena mereka tak beragama.”
Kita punya pesan tentang harapan dan
kita harus membawa pesan ini pada dunia Muslim. Banyak sekali Muslim
yang hidupnya sangat susah, contohnya di rumah² suaka. Yesus selalu
menolong orang, dan lalu orang² berkata hal yang baik tentang Dia.
Janganlah hanya bicara tentang pengampunan dan rahmat, tapi lakukan apa
yang kau ucapkan.
“Kiranya KEBENARAN Yang Memerdekakan
Muslim/ah.”
TUHAN YESUS Memberkati kita semua ^_^