Midrash Matius 24:1-36
Nats: Matius 24:36
Akhir-akhir ini di Jakarta beredar selebaran dengan judul AKHIR DUNIA 21 OKTOBER 2011 di kalangan jemaat Kristen. Rupanya selebaran ini adalah hasil terjemahan dan tidak ada nama penulis dan alamat pembuat selebaran kecuali alamat darimana tulisan berbahasa Inggris ini bermula yaitu di Sharon Hill, Amerika Serikat. Isi brosur tersebut nampaknya dibuat sebelum tahun 2011 karena ada petikan kalimat, “Kita sebentar lagi akan menginjak tahun 2011 M!” (hal 3)
Dalam selebaran tersebut diperingatkan bahwa
Tanggal 21 Mei 2011 akan terjadi Penghakiman Tuhan dan Pengangkatan
orang Kristen ke awan-awan menyongsong Yesus Sang Mesias di udara.
Selengkapnya selebaran tersebut menuliskan demikian:
“Dengan karunia dan kasih yang luar biasa
dari (Tuhan), Dia memberi kita peringatan dini mengenai apa yang akan
Dia lakukan. Tanggal 21 Mei 2011 akan mengawali masa penyiksaan
mengerikan selama 5 bulan bagi semua penghuni bumi. Pada Hari
Penghakiman, 21 Mei 2011, masa penyiksaan yang mengerikan selama 5
bulan akan dimulai untuk semua penghuni bumi. Pada tanggal 21 Mei
inilah (Tuhan) akan mengangkat semua orang mati yang pernah mati dari
kubur mereka. Gempa bumi akan membinasakan seluruh dunia ketika bumi
tidak lagi menutupi orang-orang yang mati terbunuh di sana (Yesaya
26:21). Orang yang meninggal sebagai orang yang diselamatkan akan
mengalami kebangkitan dari tubuh mereka dan segera meninggalkan dunia
ini untuk selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Mereka yang mati
sebagai orang yang belum diselamatkan juga akan dibangkitkan, tetapi
mereka hanya memiliki badan-badan tanpa nyawa yang berserakan di seluruh
permukaan bumi. Kematian akan terjadi di mana-mana. Tuhan juga
menekankan pembinasaan mengerikan selama 5 bulan ini di ayat akhir dari
kitab Kejadian bab 7: Dan berkuasalah air itu di atas bumi
seratus lima puluh hari lamanya. Kejadian 7:24.
Tanggal 21 Oktober 2011 merupakan lima bulan setelah tanggal 21 Mei
2011. Adapun tanggal 21 Oktober 2011 juga merupakan hari terakhir dari
Hari Raya Tabernakel Alkitabiah (diadakan bersamaan dengan Hari
Raya Pengumpulan Hasil). Tabernakel diadakan pada bulan ke-7 dari
kalender Ibrani” (hal 6-7).
Darimana dalil
perhitungan tanggal 21 Mei 2011 sebagai Hari Penghakiman dan Tgl 21
Oktober 2011 sebagai akhir dunia? Penulis selebaran tersebut
mendasarkan pada penafsiran Kejadian 7:4 yang menyatakan demikian, “Sebab
tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi
empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan
dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu". Kalimat “tujuh
hari lagi” (Ibr: leyamim od shiba) menurut mereka harus
diartikan bukan tujuh hari secara hurufiah melainkan secara rohaniah
dengan dikaitkan ayat lain yang menyatakan bahwa satu hari sama dengan
seribu tahun yaitu dalam surat 2 Petrus 3:8 sbb: “Akan tetapi,
saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan,
yaitu, bahwa di hadapan (YHWH) satu hari sama seperti seribu tahun dan
seribu tahun sama seperti satu hari”. Ayat ini merupakan kutipan
dari Mazmur 90:4. Berdasarkan pemahaman satu hari dihitung seribu tahun
maka kalimat “tujuh hari lagi” dalam Kejadin 7:4 ditafsirkan dengan
7000 tahun lagi. Untuk mengetahui kapan 7000 tahun yang dimaksudkan
dimana Tuhan akan mengirimkan bencana besar maka penulis selebaran
tersebut mencari data sejarah yang menurutnya akhir-akhir ini ditemukan
yang menyatakan bahwa peristiwa banjir Nuh terjadi pada tahun 4990 SM.
Maka angka 4990 + 2011 akan mendapatkan angka 7001. Karena menurut
mereka tidak ada tahun nol maka angka 4990 + 2011 – 1 sehingga
mendapatkan angka 7000. Nah, menurut mereka tahun 2011 merupakan
kegenapan waktu 7000 tahun yang Tuhan janjikan akan memusnahkan dunia
setelah peristiwa Nuh. Berikut kutipan pernyataan mereka: “Karena
baru-baru ini kita telah menemukan mereka sbb:
“Kalender sejarah Alkitabiah
pada halaman-halaman Alkitab, kita menemukan bahwa banjir
hari Nuh terjadi pada tahun 4990 SM. Tanggal ini benar-benar
akurat (untuk informasi lebih lanjut tentang kronologi
sejarah Alkitabiah, silakan kunjungi: www.familyradio.com).
Pada tahun 4990 SM (Tuhan) menyatakan kepada Nuh bahwa
masih ada 7 hari lagi sebelum air bah itu meliputi bumi.
Sekarang, jika kita kalikan 1000 tahun untuk tiap hari
dalam 7 hari itu, kita dapatkan 7000 tahun. Dan apabila
dari tahun 4990 SM kita proyeksikan 7000 tahun ke depan,
kita temukan bahwa proyeksinya jatuh pada tahun 2011 M. 4990
+ 2011 = 7001 Catatan: Bila dihitung dari tanggal
Perjanjian Lama ke tanggal Perjanjian Baru, kurangi
hasilnya satu tahun karena tidak ada tahun nol, sehingga:
4990 + 2011 – 1 = tepat 7000 tahun. Tahun
2011 M akan menjadi tahun ke-7000 dari banjir hari Nuh.
Tahun itu akan menjadi akhir jangka waktu yang diberikan
kepada umat manusia untuk menemukan karunia di mata
(Tuhan)” (hal 2-3).
Ir. Herlianto,
MTh. Dalam bukunya Akhir Zaman Kapan Akan Terjadi? Menjelaskan
sbb: “Sejarah telah mencatat bahwa sejak abad pertama sudah banyak
perhitungan-perhitungan yang dilakukan umat untuk menentukan waktu akhir
zaman dan kedatangan Yesus kedua kali, tetapi ramalan-ramalan mengenai
akhir zaman itu memuncak dengan timbulnya ajaran-ajaran bidat yang
mulai banyak bermunculan pada abad ke-19 sehingga dapat disimpulkan
bahwa ‘salah satu ciri kegiatan bidat adalah kepastiannya dalam
menghitung waktu akhir zaman’, padahal justru hal ini dilarang oleh
Tuhan untuk dilakukn manusia!”[1]
William Miller seorang pendiri gereja Advent
meramalkan bahwa akhir dunia akan terjadi pada tahun 1874. Dalil yang
dipergunakan adalah penafsiran terhadap Daniel 8:14 yang menyatakan
bahwa pemulihan tempat kudus akan terjadi selama 2300 tahun dan
dihubungkan dengan nubuatan 70 Minggu dalam Daniel 9:24-27. Menurut
Miller 70 Minggu atau 490 hari nubuatan Daniel akan berakhir pada angka
457 SM bertepatan dengan Ezra membangun Bait Suci. Maka angka 2300
dalam Daniel 8:14 dikurangi 457 akan ditemukan angka 1843[2].
Charles Taze
Russel pendiri Saksi Yehuwa meramalkan bahwa kedatangan Yesus
kedua kali untuk menghakimi akan terjadi pada tahun 1914. Dalil yang
dipergunakan adalah berdasarkan Imamat 26:18 yang menyatakan bahwa
Tuhan akan menghukum tujuh kali lipat diartikan dengan tujuh tahun atau
2520 atau 2520 tahun. Menurutnya, pembuangan ke Babel terjadi pada
tahun 606 SM dan berakhir pada tahun 1914 M karena angka 2520 dikurangi
606[3].
Hadi Wiryono dalam sebuah artikel berjudul Saat
Pengangkatan Sudah di Ambang Pintu meramalkan bahwa tahun
1992 adalah peristiwa pengangkatan Gereja Tuhan. Dalil yang
dipergunakan adalah umur bumi sejak penciptaan adalah 4000 tahun dan
bumi akan berakhir pada hari yang keenam atau tahun yang keenam ribu.
Maka jika angka 6000 dikurangi 4000 akan jatuh pada tahun 1999. Dan
angka 1999 jika dikurangi 7 tahun dalam nubuatan minggu terakhir dalam
Daniel 8:14 akan ditemukan tahun 1992[4].
Semua perhitungan dan kalkulasi telah
dipublikasikan dan disebarluaskan oleh para tokoh keagamaan sejak zaman
lampu sampai hari ini. Kita masih ingat kasus Sekte Pondok Nabi
pimpinan Pdt Mangapin Sibuea yang menyatakan bahwa Tanggal 10 November
2003 Yesus Sang Mesias akan datang untuk kedua kalinya. Ketika tanggal
yang dimaksud berlalu tidak seperti yang diramalkan, maka Pdt. Mangapin
Sibuea ditangkp dan 300 anak buahnya terlantar serta ditampung di
Gereja Bethel Tabernakel Bandung[5]. Sebelumnya kita pun dibingungkan
dengan ramalan Bangsa Maya kuno di Meksiko yang menyatakan bahwa zaman
akan berakhir di tahun 2012. Dan terakhir yang kita dengar hari ini
adalah ramalan bahwa Tgl 21 Mei 2011 dan Tgl 21 Oktober 2011 sebagai
angka-angka penting terkait penghakiman dan kiamat.
Bagaimana kita menyikapi perilaku ramal
meramal angka tahun akhir dunia dan kedatangan Yesus Sang Mesias ini?
Pembacaan Matius 24:1-36 memberikan petunjuk yang jelas mengenai
jawaban atas persoalan ini. Konteks perikop berbicara mengenai
“tanda-tanda kesudahan zaman” dan “tanda-tanda kedatangan Yesus kedua
kali” sebagaimana murid-murid mengawali percakapan dengan Yesus
demikian: “Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah
murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia.
Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan
apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"(Mat 24:3).
Pertanyaan
murid-murid Yesus bukan kapan dunia berakhir dan kapan Yesus
datang kedua kalinya. Pertanyaan mereka adalah apakah tanda-tanda
dunia akan berakhir dan apakah tanda kedatangan Yesus. Dari sini kita
bisa mematahkan semua dalil para peramal tersebut bahwa tidak ada
satupun ayat dalam Kitab TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru yang
mendalilkan perihal kapan Yesus datang kedua kali dan kapan dunia akan
berakhir.
Selanjutnya Yesus memberikan peringatan agar
murid-muridnya waspada sehingga tidak mudah disesatkan orang yang
mengatasnamakan dirinya sebagaimana dikatakan: "Waspadalah supaya
jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang
dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan
menyesatkan banyak orang” (Mat 24:4-5). Kata “waspada” dalam naskah
Yunani dipergunakan kata βλεπετε (blepete) dan dalam naskah Aramaik ܐܶܙܕ݁ܰܗ݈ܪܘ (ezdahru)
yang bermakna “perhatikanlah”. Yesus pun tidak mematikan kapan dia
datang dan kapan dunia akan berakhir. Sebaliknya Yesus meminta para
muridnya untuk memperhatikan atau berwaspada. Mengapa? Agar mereka
tidak disesatkan oleh apapun karena mereka yang menyesatkan pun
menggunakan nama Yesus dan ajaran dari Kitab Suci.
Pernyataan Yesus menjadi dasar yang kuat bagi
kita bahwa Yesus pun tidak pernah memastikan perihal tanggal, hari,
bulan, tahun kedatangannya dan akhir dunia. Yesus justru meminta
murid-muridnya dan kita sebagai penerus ajaran rasuli agar
memperhatikan atau waspada atas pertanda zaman melalui gejolak alam dan
sosial politik dunia. Kewaspadaan tersebut diperlukan akan kita tidak
mudah disesatkan.
Nyatanya sampai hari ini banyak orang yang
mengaku sebagai pengikut Yesus menjadi korban penyesatan dan membiarkan
dirinya disesatkan oleh nabi-nabi palsu dan peramal kedatangan Yesus
dan akhir dunia. Banyak orang-orang yang memberikan telinganya bagi
dusta tidak memperhatikan firman Yesus Sang Mesias, Gembala Agung
mereka.
Selanjutnya
Yesus secara panjang lebar memberikan tanda-tanda kedatangannya dan
akhir dunia agar para muridnya memperhatikan (Mat 24:6-34) sbb:
- Akan terjadi peperangan
- Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat
- Akan ada aniaya dan kebencian yang hebat terhadap pengikut Yesus Sang Mesias
- Akan muncul murtad karena aniaya hebat tersebut
- Kasih kebanyakan orang menjadi dingin
- Terjadinya pemberitaan Injil dimana-mana sampai semua bangsa mendengar tentang Yesus
- Akan muncul Pembinasa Keji alias Anti Mesias alias Dajjal
- Munculnya mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu
- Setelah semua tanda di atas digenapi maka langit dan bumi akan serta benda-benda angkasa akan musnah
- Anak Manusia yaitu Yesus Sang Mesias Juruslamat akan datang di awan-awan menjemput orang-orang pilihannya ke langit
Yesus Sang Mesias menutup penjelasannya dengan
mengatakan: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun
yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya
Bapa sendiri." (Mat 24:36). Jika Yesus saja berkata tidak
mengetahui melainkan hanya Bapa sendiri, lalu mengapa para peramal dan
nabi-nabi palsu telah bertindak melebihi pengetahuan dari Yesus Sang
Mesias? Dalam hal ini, siapapun yang mempercayai perhitungan dari para
peramal dan nabi palsu tersebut sesungguhnya telah menghina dan
mengabaikan sabda Yesus Sang Mesias dan lebih mendengarkan khayalan
dan bualan para nabi palsu tersebut.
Dari kontroversi angka tahun para peramal dan
nabi-nabi palsu tersebut kita sudah dapat melihat dusta mereka dan
seharusnya umat Kristiani belajar dari kesalahan mereka dan segera
meninggalkan kesesatan tersebut. Bahkan dengan tidak tergenapinya
ramalan tersebut sudah membuktikan roh dusta yang sesungguhnya bekerja
dibalik para peramal dan nabi-nabi palsu tersebut.
Lalu bagaimana kita menyikapi soal metodologi
penghitungan tahun dari para peramal dan nab--nabi palsu tersebut?
Kesalahan pertama para peramal dan nabi-nabi palsu tersebut terkait
dengan perhitungan yang mereka lakukan adalah menafsirkan dan
memastikan bahwa satu hari sama dengan seribu tahun berdasarkan nats
dari 2 Petrus 3:8 dan Mazmur 90:4 sbb:
“Akan tetapi, saudara-saudaraku yang
kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di
hadapan (YHWH) satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun
sama seperti satu hari”
“Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti
hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu
malam”
Ayat-ayat di atas tidak memberikan petunjuk
bahwa satu hari sama dengan seribu tahun atau seribu tahun sama dengan
sehari namun di mata Tuhan putaran waktu tidak membatasi eksistensi
diri-Nya dan kuasa-Nya. Di hadapan-Nya seribu tahun dapat saja sehari
lamanya dan sebaliknya. Ayat ini tidak bisa diterapkan untuk setiap
kasus penafsiran yang berbicara mengenai hari-hari dalam Kitab Suci
sebagai hitungan tahun. Frasa כיום אתמול (ke yom etmol)
yang bermakna “seperti hari kemarin” menunjukkan sebuah kalimat
perbandingan dan bukan petunjuk rumus persamaan waktu. Kata depan
Ibrani “ke” selalu mengindikasikan sebuah perbandingan atau analogi.
Contoh dalam Yesaya 40:2 sbb: “Seperti rusa yang merindukan sungai
yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, yaTuhan”. Dalam
bahasa Ibrani dituliskan “ke ayal taarog al afiqey
mayim, ken nafsyi ta’arog eleyka Elohim”.
Kesalahan kedua para peramal dan nabi-nabi
palsu tersebut terkait dengan perhitungan yang mereka lakukan adalah
memastikan angka-angka tahun sebuah peristiwa dalam Kitab Suci yang
sebenarnya hanyalah angka perkiraan para ahli saja. Sebagai contoh
tahun peristiwa banjir Nuh dengan tarikh 4990 atau memastikan tahun
kelahiran Yesus pada tahun 7 SM sementara beberpa literatur lain
menuliskan angka tahun 4 SM. Semua perhitungan yang dilakukan para ahli
hanyalah perkiraan dimana semua tergantung hasil penemuan baru dan
catatan sejarah yang ditemukan, sehingga ketika dihubungkan dengan
sebuah penafsiran ayat nubuat dalam Kitab Suci, belum tentu akurat atau
tepat.
Kembali kepada sabda Yesus Sang
Mesias yang berkata: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang
menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku
dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang”.
Marilah kita dengan seksama memperhatikan berbagai fenomena dan
peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di sekeling kita dan di seluruh
dunia agar kita tidak disesatkan dan tetap berpegang pada sabda Mesias.
Terkait perhitungan dan ramalan apapun yang
mengatasnamakan Firman Tuhan, hendaklah kita menjauhkan diri dari
perilaku sia-sia tersebut dan jangan menjadikan diri kita korban dusta
peramal dan nabi-nabi palsu. Yesus Sang Mesias sudah bersabda demikian:
“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa
sendiri." Siapapun yang dengan angkuh dan ceroboh memutlakan hari
dan bulan serta tahun kedatangan Yesus dan akhir dunia, sesunguhnya
telah menempatkan dirinya lebih tahu dari Yesus yang telah menyatakan
diri-Nya tidak tahu selain Bapa-Nya.
Tetaplah bekerja seperti semula dalam takut
akan YHWH. Amalkan Jalan Mesias dalam perkataan dan perilaku serta
pekerjaan kita. Tetaplah berwaspada membaca tanda-tanda zaman dan
jangan membiarkan diri disesatkan oleh siapapun. Akhir midrash ini,
marilah kita memelihara sabda Yesus berikut ini:
“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu
tidak tahu pada hari mana Tuanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika
tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang,
sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya
dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak
Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” (Mat 24:42-44)
“Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya
melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang” (Mat 24:46)
End Times:
[1] Bandung:
Yayasan Kalam Hidup (tanpa tahun), hal 23
[2] Ibid., hal 23-24
[3] Ibid., hal 24
[4] Ibid., hal 33
[5] KOMPAS, 12 November 2003