Pages

Selasa, 25 Desember 2012

cermatilah jika anda ingin TAHU TENTANG "Mengucapkan Selamat Natal, Boleh atau Tidak?" HMMM ADA2 SAJA YA!!!!


DANGKAL, MUSLIM YANG MEMPERSOALKAN:
Mengucapkan Selamat Natal, boleh atau tidak yaa..?
December 13, 2012 | Diposkan oleh Arda Chandra dalam satu situs Islam.



AC: “Tulisan ini saya sampaikan tahun lalu di forum diskusi Muslim-Menjawab, dan cukup relevan dihadirkan kembali. Natal sudah mendekat beberapa hari lagi. Kalau dilihat bagaimana kemeriahan natal di negeri ini yang hampir sama meriahnya dengan perayaan Idul Fitri, padahal penduduk Katolik/Kristen yang merayakannya berjumlah hanya 10% dari total penduduk yang mayoritas Muslim. Melihat kenyataan ini seharusnya bagi umat Kristen yang tahu dan memahami, akan berterima kasih kepada saudara-saudara mereka yang Muslim, bahwa secara umum umat Kristen dijaga dan dilindungi untuk bisa menjalankan ajaran agama mereka dengan tenang dan tenteram. …”

EM: “Lihatlah betapa Muslim itu pada watak-dasarnya adalah berkarakter imperialistis. Sama-sama Muslim dan Kristen sebagai anak bangsa, namun mereka merasa bahwa Kristen diharuskan untuk  berterima kasih kepada Muslim tatkala aktifitas Kristen berjalan dengan baik dan aman-aman saja! Dengan perkataan lain, mereka merasa berjasa besar karena merasa telah “menganugerahkan” sebuah hadiah (yang sesungguhnya bukan haknya orang Kristen) dengan melindungi dan tidak mengganggu acara kekristenan, khususnya merayakan hari-hari Natal kelahiran Yesus Kristus. Tanpa disadari, Muslim menyodor kan sebuah potret diri yang mengimplikasikan bahwa mereka sebenarnya layak dan berhak untuk melakukan pergangguan kepada kaum Kristiani, bahasa hukumnya: perbuatan yang tidak menyenangkan pihak lain!”
AC: “Terjadi perbedaan pendapat para ulama tentang boleh atau tidaknya seorang Muslim itu menyampaikan ucapan selamat natal kepada umat Kristen yang merayakannya…. Pendapat ulama yang membolehkan penyampaian ucapan selamat natal menyatakan bahwa ucapan tersebut sebagai bentuk tahni’ah/ucapan selamat dan penghormatan, bahkan menurut Yusuf Qadrawi mengkategorikan hal ini sebagai al-birr – perbuatan yang baik – sesuai Al-Qur’an surat al- Mumtahanah 60: 8 dan an-Nisaa 4:86.

Di Indonesia sendiri kita tidak menemukan adanya fatwa MUI yang menetapkan apakah mengucapkan selamat natal diharamkan atau tidak, yang ada hanyalah fatwa MUI thn 1981 yang menyatakan tentang tidak boleh mengikuti perayaan natal bersama, bukan soal meng-ucapkan selamat natal. Disini bisa dilihat bahwa MUI membedakan antara natal sebagai suatu ritual ibadah dengan natal sebagai suatu perayaan hari kelahiran….”

EM: Paradigma penulis AC mempermasalahkan makna perayaan Natal dalam dua issue yang harus disikapi secara hitam putih, yaitu bermakna ritual ataukah non-ritual sebagai perayaan hari ulang tahun Isa Al-Masih saja. Mana yang haram dan mana yang halal. Namun kita akan menunjukkan nanti bahwa paradigma demikian adalah dangkal, bahkan naïf, sambil meninggalkan teologi pokok dan universal yang mendasarinya.

AC: Seharusnya pemaknaan natal harus kita tanyakan langsung kepada pihak Kristen, apa makna natal sesuai ajaran mereka, bukan menentukan sendiri berdasarkan sudut-pandang kita. Lalu sikap memboleh-kan atau tidaknya ucapan selamat seharusnya diambil (sesuai dengan) pemaknaan yang ada dalam ajaran Kristen tersebut… Jadi kalau seorang Muslim mengucapkan natal, padahal Kristen sendiri memahami natal sebagai suatu hasil dari keimanan yang meyakini Yesus sebagai juru selamat, dan pada saat yang sama si Muslim sebenarnya tidak mengakui/menolak hal tsb, maka ini menghasilkan suatu sikap munafik”…. (Akhirnya dengan analisisnya, AC sampai kepada kesimpulan bahwa Natal dari perspektif Kristen bukanlah soal perayaan hari kelahiran, namun ‘produk iman’ bagi yang meyakini adanya seorang juru selamat, inkarnasi Tuhan dalam rupa manusia yang bertugas untuk menanggung dosa melalui penyaliban”).  

EM: Sah-sah saja, jikalau Muslim mau menanyakan apa makna Natal yang ada dibenak dan dihati orang-orang Kristiani. Namun dalam kedangkalan pikiran yang tanpa disadari Muslim, seharusnya pertanyaan pokoknya bukan pada sebatas soal Natal dan ucapan selamat Natal. Bukan soal ritual atau non-ritualnya, tetapi justru siapa Sosok Natalnya: YESUS atau ISA MUSLIM? Samakah kedua sosok ini? Jangan-jangan salah satunya adalah produk dari khayalan dan bukan sosok historis. Ini yang harus dijawab duluan sebelum menyoal perayaan Natal yang pada dasarnya bersifat fenomenon belaka. Kita melihat bahwa ayat-ayat (baik di Quran maupun di Alkitab) sama sekali tidak mengusung hari raya Natal per se, melainkan sosok dan jatidiri yang dilahirkan kedunia dengan tanda yang paling ajaib! Apakah keduanya betul sama sosoknya, sehingga kita berbicara apple to apple, dan bukan apple to tomato?!

KELAHIRAN ISA MUSLIM VS. YESUS KRISTUS
Muslim umumnya kurang paham bahwa paradigma Kristiani justru berbeda samasekali dan praktis menyeluruh ketika dihadapkan dengan paradigma Muslim berkenaan dengan Yesus Kristus. Perbedaan wahyu tentang sosok Yesus (didalam Quran dan Injil) telah dimulai dari sebelum lahir dirinya hingga kepada kesudahan alam (dan selamanya). Dampaknya secara kategorial dan universal merambak kepada setiap related matters yang berkenaan dengan sosoknya. Ya, dalam iman, ya, rukun dan ritual, ya budaya, tradisi, serta sikap dan perilaku. Jadi bukan sekedar terkait dengan Natal atau perayaannya. Berikut adalah secuil contoh saja:


SOSOK ISA MUSLIM VS. JATI-DIRI YESUS KRISTUS:
BENARKAH KEDUANYA BISA DISAMAKAN?


ISA MUSLIM
YESUS KRISTUS
Kelahiran Isa yang misterius

Dilahirkan oleh perawan Maryam, anak Imran, dibawah satu pohon kurma entah dimana (19:22-23). Maryam melahirkan dengan berjuang sendiri, tak ada (Yusuf) yang mendampinginya dan tak ada siapapun yang menjadi saksinya. Kelahiran ini tidak ada yang menubuatkannya.
Benarkah ia exist? Sejak awal Isa Muslim ini sudah beda jatidirinya dengan Yesus!
Kelahiran Yesus yang pasti

Yesus dilahirkan oleh perawan Maria, anak Eli, di Betlehem dikandang binatang, didampingi oleh suaminya Yusuf. Kelahiran ini disaksikan oleh para malaikat dan juga para gembala (disamping Yusuf sendiri). Kelahiran ini menggenapi pelbagai nubuat di- Alkitab (al. Yesaya 7:14, 9:6, Mikha 5:2).
ISA MUSLIM
YESUS KRISTUS
Teka-teki zat/ DNA Isa

Isa diciptakan oleh Kalimat (yang disampaikan Allah) dan dari tiupan Ruh  Allah kepada Maryam (4:171). Dilain pihak, dikatakan bhw penciptaan Isa adalah seperti Adam dari tanah (Qs.3:59). Padahal, dimanapun Isa tidak terlacak datang dari tanah, melainkan hanya & hanya dari atas:Kalimat Allah & RuhNya.
Zat/ DNA Yesus

Yesus bukan ciptaan. Ia dilahirkan/ dihadirkan kebumi dari Firman (Yohanes 1:1,14) oleh Roh Kudus yang turun atas Maria. Yang dikandung dalam diri Maria adalah dari Roh Elohim sendiri (Matius 1:23, Lukas 1:35) yang selalu bersama-sama dengan Firman (Yoh 1:1).
ISA MUSLIM
YESUS KRISTUS
Isa hanya Putra Maryam,
bukan ilahi

Isa hanya manusia yang diutus Allah. Ia adalah Putra Maryam dan samasekali bukan Anak Allah Tetapi konsepsi dirahim Maryam terjadi karena dzat Kalimat dan Ruh Allah. Dan “Kami (Allah) tiupkan ke dalamnya (Maryam) ruh Kami…” (21:91). Allah taruh Kalimat dan Roh-Nya (Dzat Allah, 4:171) ke dalam rahim perawan Maryam. Maka “putra Maryam” itu adalah aslinya Putra oleh Ruh Allah yg hidup. Maka Ia “Putra Elohim bukan sekedar Putera Maryam.
Penulis Quran menolak sedikit-nya 17 kali bahwa Isa bukan Anak Allah! “Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan” . Alasannya? Sungguh naif dan misleading, yi. (1) karena Allah tak beristeri (anak hasil kawin-mawin), dan (2) karena Isa dan Maryam sehari-harinya makan! (6:101, 5:75). Tak ada Kristen yang percaya Allah beristri, dan Maryam itu Allah dalam kekekalan. Ini salah-wahyu
Yesus itu Putra Elohim, ilahiah

“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Elohim Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau-lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Elohim (Lukas 1:3). Ini jelas merujuk kepada aslinya DNA/Zat/Essensi Yesus! Bukan hasil kawin-mawin.

Tuhan Elohim berseru, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:
Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17). Inilah kesaksian tertinggi! Mutawatir secara publik, dari mulut Elohim sendiri!

Diseluruh Kitab Suci, Yesus diakui sebagai Anak Elohim, baik oleh Bapa  Elohim, Malaikat Gabriel, Para Nabi, para murid, musuh Yesus ( Matius 27:54) bahkan para Setan sekalipun! (Markus 3:11, Lukas 4:41)
ISA MUSLIM
YESUS KRISTUS
Namanya menjadi ISA, kosong makna

Malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembi-rakan kamu dengan kalimat daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)” (3:45)

Apa makna “Isa” tidak ada seorangpun yang tahu. Allah via Muhammad telah menggantikan nama Yesus menjadi Isa, tanpa menjelaskan alasan & tujuan. Dari makna ilahi yang kaya, mendalam, dan penuh otoritas, kini terubah menjadi Isa yang kosong makna.  Mungkinkah Allah memberi sebuah  nama surgawi kepada NabiNya tanpa makna? Mungkinkah Allah yang perintahkan Muhammad untuk menggantikan nama tsb?
NamaNya YESUS, Sang Juru Selamat

Malaikat berkata kepada Yusuf: “…engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21).

Nama Yesus berasal dari kata Ibrani: Yehosua = Yesua, yang berarti “Yahweh Menyelamat-kan”. Ini adalah sebuah nama dengan makna ilahiah yang melekat. Tidak bisa dikosongkan oleh siapapun, sekalipun oleh malaikat dan setan! Setan kenal nama Yesus dan memanggilnya dengan penuh gemetaran (Markus 5:7). Yesus sendiri menyebutkan namanya sebagai YESUS (Yohanes 17:3). Jadi kenapa Muhammad merasa harus merubahnya, dan tidak tetap menyebutnya  YESUS? Ini perkara teologis dan ruh penggelapan!

Diseluruh Kitab Perjanjian Baru, nama Yesus muncul 975 kali. Orang Arab Nasrani sejak awal-awal Masehi selalu menyebut nama ini sebagai “Yasu’u”, (Yesus, dari Yehoshua, Yesu’a) artinya “Yahweh menyelamatkan”.  Bahkan Yesus telah menyebut dirinya dengan nama Yesus (Yohanes 17:3). Ini adalah suatu nama surgawi yang Ilahiah! Tetapi Muhammad menolak untuk memakai nama Yasu’u yang pasti telah dia dengar dari sumber-sumber Nasrani, seperti Waraqah bin Naufal dll. Rupa-rupanya ruh Muhammad tidak bisa menerima nama demikian, sehingga digantikannya secara nekad.  Muslim dan non-Muslim semua layak bertanya, “Atas otoritas siapa maka nama Yesus yang disampaikan dua kali oleh Gabriel, dan yang dipakai oleh Yesus untuk dirinya sendiri itu bisa digantikan secara lancang oleh Muhammad dengan sebuah nama yang kosong 6 abad kemudian? ATAU dapatkah Muslim menerima bilamana Paus atau Penginjil Billy Graham misalnya mengubah nama Muhammad menjadi Madmad”?

Ada beratus-ratus perbedaan pokok antara Yesus dengan Isa Muslim, yang belum terjawab oleh Muslim dengan bukti-bukti, sejak ribuan tahun. Ini perlu dituntaskan duluan oleh mereka sebelum beranjak kepada kajian fiqih soal haram-halalnya ucapan selamat Natal yang tetek-bengek itu. Sebab jikalau nyata bahwa sosok Yesus itu bukan Isa Muslim, maka seluruh kristologi-Islam akan terjungkir balik dengan akibat-akibat yang tidak terbayangkan! Karena jika demikian, Islam lalu harus menjawab: “Siapa itu Isa yang historis?” Kapan Natalnya? Kok misinya kedunia terputus dan gagal (hilang injilnya dan murid2-muslimnya), padahal dia diberi kuasa mukjizat tertinggi dan tanda terajaib? Dst…
Sayangnya Muslim yang ragu atas wahyu Allah tentang Sosok Isa bukannya datang berkonsultasi kepada Ahli Kitab (menurut perintah 10:94), melainkan  langsung melontarkannya secara potong kompas dan tak bertanggung jawab dengan menuduh “Alkitab kalian itu Palsu”. Tetapi adakah seseorang yang mampu memalsukan Alkitab hingga mencakup ribuan pernik-pernik rumit yang berbeda dengan Quran yang teologinya jauh lebih dangkal? Bukankah sebaliknyalah yang lebih masuk akal? Sebab pemalsu selalu cenderung menyederhanakan dan mengaburkan, bukan malah mendetailkan fakta-fakta seperti Alkitab.
Sikap penyederhanaan yang tak bertanggung jawab juga banyak dilontarkan oleh Muhammad dengan mengatas-namakan Allah. Contoh kasat mata sbb:
Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta peng-ajaran untuk orang2 yang bertakwa”.  (QS.5:46).

Tetapi sungguh tidak benar bahwa Isa pernah menerima sebuah KITAB dari Allah. Apa detailnya dan tandanya? Menurut Qur’an, ‘kitab atau buku’ yang diturunkan kepada Isa adalah Injil. Istilah asing ini tidak berasal dari Alkitab, juga bukan dari dari mulut Allah SWT, melainkan dikorupsi oleh tuturan Muhammad dari istilah asli Gerika: euanggelion yang berarti ‘Kabar Baik’. Kabar Baik adalah rujukan Yesus sendiri untuk message-Nya (Lukas 4:16-21). Jadi expresi euanggelion tidak dirujukkan kepada sebuah “teks-jadi” yang diwahyukan, dan sama sekali tak ada bukti apapun bahwa Yesus pernah menerima (dan menulis) dan meneruskan sebuah buku/ kitab langit kepada siapapun. Kitab yang muncul adalah hasil pengilhaman dan penulisan kesaksian biografis tentang Yesus, yang dilakukan oleh Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.

Disinilah Muhammad telah mendapat gagasan yang keliru tentang “Sebuah Kitab Injil” yang Allah telah turunkan sampai kepada Isa, tetapi Muhammad tidak berusaha mencari atau menjaga keberadaannya. Padahal ia sebagai Nabi Allah (yang membenarkan Alkitab) dan sekaligus adalah penguasa Arabia (termasuk menguasai kaum Yahudi disana) tidak akan sulit untuk meminjam Kitabullah tsb dari tangan Yahudi/ Nasrani, atau kalau perlu malah “menjarahnya” sekalian, ketimbang hanya menjarah harta-benda orang Yahudi saja. Tetapi oleh Muslim sekarang, “Injil Isa Muslim” (yang tidak tercari itu) dikatakan telah hilang tak tahu rimbanya, bersama dengan lenyapnya para murid Isa (hawariyyun) yang tak tersisa ditelan oleh seorang rasul palsu Paulus! Kalimat Allah sampai lenyap? Siapa yang harus ikut bertanggung jawab? Mungkinkah?

Wah, komplex dan ruwet sekali semua yang berkaitan dengan Isa Muslim itu yang lebih sulit dipahami akal ketimbang Yesus. Mungkinkah ia pernah memang exist? Adakah Kitab Injil Islami yang dibawa oleh Isa? Kalau “hanya Allah yang tahu” itu artinya sama dengan TIADA!

Akhirnya, semoga para ulama Muslim bisa menuntaskan isu yang lebih mendasar ini ketimbang meributkan “pesta Natal”. Dan fatwa ulama tidak diharap menjalar hingga keluar batasnya sehingga melarang umat manusia untuk bergembira bersama dengan gembiranya segala unsur bumi dan surga yang terbaik, yaitu bersama:
Allah
Kalimat Allah
Al Masih Isa
Malaikat
Maryam,
Segenap Dunia-Akhirat!
Yaitu ketika Malaikat berkata:
“Wahai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan Kalimat daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat”. SELAMAT NATAL!