Oleh: DULADI
Kita
tidak bisa mengatakan suatu agama itu salah hanya karena kita tidak
setuju dengan dogma yang diajarkannya, tetapi kita dapat mengatakan
suatu agama itu salah karena AJARAN MORAL yang diajarkannya BEJAT &
JAHAT.
Gambaran Surga Islam Menurut Ajaran Muhammad - Rumah Pelacuran Allah SWT
Di
dalam agama lain kita mengenal ajaran trimurti, dosa waris, penebusan,
inkarnasi, hukum karma, trinitas, dsb. Di dalam agama kita pun ada
ajaran seperti
tauhid, tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, tuhan
semacam robot yang dikontrol oleh 99 sifat, tuhan adalah alien yang
tidak serupa dengan apapun, haji dapat menyucikan dosa, puasa Ramadhan
dapat menyucikan dosa, rajin membaca sholawat nabi dijamin masuk surga,
hafal 99 asmaul husna dijamin masuk surga, orang yang sebelum meninggal
mengucapkan syahadat dijamin masuk surga, dst…dst... Itu semua merupakan
dogma yang menuntut keimanan dan kebenarannya baru dapat kita buktikan
setelah kita memasuki alam baka.
Herannya,
kita yang muslim kerap mempersalahkan agama lain hanya karena kita
tidak setuju dengan dogmanya, sementara itu, ajaran bejat dalam agama
kita sendiri malah dianggap benar?
Sering
saya mendengar kesaksian para mualaf yang bercerita kenapa mereka
murtad dari agamanya yang lama, yaitu hanya karena mereka bingung atau
tidak mengerti dengan dogmanya. Coba dipikir, dapatkah suatu agama
divonis bersalah hanya karena suatu alasan yang tidak masuk akal, yaitu
karena ajarannya membingungkan? Ibaratnya kita menuntut Einstein ke
pengadilan karena dia telah mengajarkan teori relativitas dan alasan
kita menuntutnya adalah “karena saya bingung oleh teorinya itu. Einstein
layak dimasukkan ke penjara karena dia telah mengajarkan suatu teori
yang membingungkan saya.” Dapatkah bingung dijadikan alasan? Para mualaf
yang bodoh itu, hanya karena mereka tidak mengerti, hanya karena
bingung, mereka menganggap agama yang dianut sebelumnya itu salah.
Sebenarnya siapa yang pantas dipersalahkan? Orang yang tidak mengerti
atau agamanya? Bukankah kalau kita tidak mengerti tandanya kita masih
perlu banyak belajar? Dan kalaupun kita sudah banyak belajar tapi masih
belum mengerti juga, ada 2 kemungkinan: (1) Kita memiliki IQ terbatas,
atau (2) Kita sebenarnya dapat mengerti tapi ada sesuatu yang
menghalangi kita untuk menerimanya.
Seorang
anak SD ketika diajarkan rumus-rumus reaksi kimia oleh kakaknya yang
sudah SMA, dia bingung, dan walaupun sudah seharian dia mikir tetap saja
bingung. Akhirnya dia memvonis kakaknya “SALAH”, “BODOH”, “ORANG YANG
MEMBINGUNGKAN”. Seperti itulah kita, bila kita meributkan masalah dogma
suatu agama, dan memvonis agama itu salah hanya karena kita tidak bisa
mengerti apa yang dimaksudkannya.
Agama
yang dogmanya membingungkan tidak bisa dianggap SALAH. Dogma menyangkut
keimanan, dan pembuktiannya nanti setelah kita meninggal.
Kita
tidak bisa mengatakan suatu agama itu salah hanya karena kita tidak
setuju dengan dogma yang diajarkannya, tetapi kita dapat mengatakan
suatu agama itu salah karena AJARAN MORAL yang diajarkannya BEJAT &
JAHAT.
Kalau
kita mau jujur, sebenarnya kita tidak bisa menentukan apakah sebuah
dogma yang dianut suatu agama itu PASTI SALAH atau PASTI BENAR, tetapi
nanti setelah kiamat barulah kita dapat tahu itu benar atau salah.
Sedangkan untuk mengetahui sebuah moralitas itu SALAH atau BENAR, kita
tidak perlu harus menunggu sampai kiamat tiba, saat ini juga kita sudah
dapat menentukannya.
Itulah kenapa saya katakan, bahwa Islam sudah pasti salah, sedangkan agama lain belum tentu salah.
Kita
tidak perlu menjadi seorang PROFESOR untuk mengetahui mana agama yang
salah, cukup dengan bekal HATI NURANI saja, kita dapat mengetahuinya
saat ini juga.
Dan
kita juga tidak perlu menunggu sampai kiamat tiba untuk mengetahui mana
agama yang salah, karena dengan menguji ajaran moralnya kita dapat
tahu, apakah agama itu salah atau benar.
Nah, Bagaimana bila kita disodori sebuah ajaran:
“Jagalah penismu, kecuali terhadap istri dan pelayan-pelayanmu.” (QS 23:5-6)
atau,
“Kawinlah sebanyak 2, 3 atau 4, atau bila takut tidak mampu menafkahi, setubuhi pelayan saja.” (QS 4:3)
“Pukullah istrimu” (QS 4:34),
“Kurunglah sampai mati” (QS 4:15),
“Merampok itu halal” (QS 8:69, QS 48:20),
“Di surga, pria Muslim akan dihadiahi cewek-cewek cantik” (QS 52:17-20, QS 56:22-24),
“Bunuh orang-orang kafir yang ada di sekitarmu” (QS 9:123, QS 9:5)
Ustadz
Yahya Waloni - mantan pendeta. Dalam ceramahnya di sebuah kota di JaTim
(cd beredar luas di masyarakat), Waloni mengatakan: "Istri saya
dua...tetapi saya katakan kepada para pendeta itu... saya tidak
berjinah!" Apakah Waloni masuk Islam karena mengalami pencerahan, atau
untuk mencari legalitas atas dosa perzinahannya, hanya Tuhan dan dirinya
sendirilah yang tahu."
Kita
tidak perlu menunggu kiamat tiba untuk memastikan ajaran di atas itu
BENAR atau SALAH, saat ini juga, detik ini juga, kita sudah bisa
menentukannya, bahwa yang demikian itu SUDAH PASTI SALAH…!!!
Seperti
yang saya bilang di atas, Islam itu SUDAH PASTI SALAH, karena dengan
melihat dari ajaran-ajaran moralnya itu. Kita tidak perlu berandai-andai
lagi mengharapkan “jika seandainya Islam benar”. Mustahil Islam benar,
karena Islam sudah PASTI SALAH dengan melihat moralitas ajarannya.
Ini
masalah MORAL, bukan masalah DOGMA. Dogma bisa saja membuat otak kita
bingung dan pusing tujuh keliling, tapi kita tidak bisa serta-merta
mengatakan dogma itu salah hanya karena kita bodoh dan sukar untuk
menangkap maksudnya. Sementara masalah MORAL adalah masalah NURANI, dan
orang yang tidak buta rohani akan dapat menentukan sesuatu itu PANTAS
atau TIDAK PANTAS, BAIK atau TIDAK BAIK, BENAR atau SALAH.
Kebenaran
Dogma ditentukan nanti setelah kiamat, sementara kebenaran suatu moral
ditentukan saat ini juga selama kita masih punya nafas kehidupan. Dan
orang yang masih saja menganggap MORAL BEJAT sebagai sesuatu yang benar
adalah ORANG ***** yang pantas diludahi, digampar, dikeplak, ditabok,
sampai orang itu benar-benar mau menggunakan akalnya. Kalaupun sudah
dihajar habis-habisan dan dipermalukan habis-habisan masih tetap saja
*****, maka orang seperti itulah yang kita namakan “SAMPAH MASYARAKAT”.
Kalau
manusia sudah menjadi SAMPAH, maka apa yang dilakukannya akan selalu
merugikan sesamanya, seperti apa yang dilakukan oleh muslim kaffah di
berbagai belahan dunia. Apa sih SUMBANGAN POSITIF yang telah Muslim
kaffah berikan untuk dunia beradab?
Otak “Sampah” berpikirnya akan terbolak-balik. Yang Bejat dikatakan benar, sementara yang baik dikatakan salah.
Dalam
menyorot agama lain, mereka tidak berani melihat ajaran baiknya, tapi
hanya menyorot dogmanya. Karena hanya itulah satu-satunya yang dapat
mereka serang, sebab MANUSIA SAMPAH tidak dapat menemukan satu pun
KESALAHAN YANG BERARTI dalam agama-agama manusia. Coba, siapa di antara
kita yang dapat menemukan satu saja ajaran jahat dari AGAMA LAIN?
Bukankah yang dianggap salah oleh OTAK SAMPAH adalah dogma-dogma yang
mereka sendiri tidak pahami dan membuat OTAK BODOH mereka KEBINGUNGAN
& PUSING TUJUH KELILING?
Jangan
disangka PARA MUALAF itu adalah orang-orang pintar. Justru mereka itu
orang-orang bodoh. Dalam anggapan otak mereka yang bodoh, dogma yang
membingungkan itu salah, sedangkan AJARAN MORAL yang BEJAT itu tidaklah
salah.
Karena itulah saya katakan bahwa para mualaf itu bodoh. Coba kalau mereka mengerti, mereka pasti tidak akan jadi mualaf.
Ada yang berpendapat: “Tidak masalah walaupun bejat, asalkan menyembah Tuhan yang benar.”
Orang
Farisi dan Ahli Taurat di jaman nabi Isa pun telah menyembah Tuhan yang
benar, tapi mereka dicela oleh nabi Isa. Tahu kenapa? Karena kehidupan
mereka kotor dan bejat. Jadi siapa bilang yang penting Tuhannya benar,
dan masalah moral tidak penting?
Kita
tidak perlu membuktikan apakah Tuhan itu tauhid atau banyak. Cukup
dengan melihat ajaran moral yang diajarkannya maka kita tahu kalau Islam
itu SALAH, 100% SALAH! Persoalan Tuhan itu tauhid atau jamak barulah
dapat kita ketahui kebenarannya nanti setelah kiamat, sedangkan masalah
moral ini dapat kita jadikan pegangan bahwa agama yang kita anut ini
adalah SUDAH PASTI SALAH. Dan agama yang sudah pasti salah, sudah pasti
masuk neraka! Karena ajaran moralnya bejat, otomatis Tuhan yang disembah
Islam adalah Tuhan yang palsu.
Untuk dapat menyadarkan muslim, yang dibutuhkan hanya satu: LOGIKA!
Sumber Artikel: buktidansaksi.com