Minggu, 10 Maret 2013

Al-Quran, Injil dan Wanita "di dalam agama islam wanita hanya sebatas pemuas nafsu lelaki saja syahwat"




"Apakah Islam menghargai dan menghormati wanita?" Bila pertanyaan ini dilontarkan pada orang Muslim, maka secara spontan mereka akan
menjawab "Iya, Islam menghormati wanita. Bukankah telah dikatakan bahwa "surga di telapak kaki ibu."

Jawaban di atas menurut kami tidak sepenuhnya salah, dan juga tidak sepenuhnya benar. Memang beberapa ayat Al-Quran "sepertinya" memandang wanita setara dengan pria. Tetapi kita juga tidak dapat menutup mata pada ayat-ayat Al-Quran dan ajaran-ajaran Islam yang menomor-duakan wanita.
Bukankah Islam Memperlakukan Wanita Sebagai Warga Kelas Dua?

Setidaknya beberapa ayat berikut dapat membuka mata kita, bagaimana Al-Quran dan Islam memperlakukan wanita.

- Wanita kurang cerdas dibanding pria, dan harus diperintah oleh pria (Qs 4:34).
- Al-Quran menyamakan wanita dengan ladang, jadi pria dapat menggunakannya sesuka hati mereka (2:223).
- Kesaksian wanita hanya dihargai setengah dari kesaksian pria (2.282).
- Seorang pria boleh mempunyai isteri empat sekaligus (Qs 4:3).
- Seorang pria mendapat hak warisan dua kali lebih banyak dibanding wanita (Qs 4:11).
- Suami juga diperbolehkan memukul isteri yang tidak taat (Qs 4:34).

Kami setuju, para Muslim secara individu mungkin menghargai wanita, tetapi Islam tidak. Setidaknya inilah cerminan dari agama Islam. Kita dapat melihat bagaimana wanita-wanita Muslim menjadi orang nomor dua di negara-negara Islam. Di Arab Saudi misalnya, seorang wanita dilarang menyetir mobil. Lagi mereka dilarang keluar rumah kecuali disertai seorang pria dari keluarganya. Kemudian antara Taliban, golongan orang yang benar-benar bersumber dari Islam, diskriminasi yang ekstrim dilakukan pada wanita.

Muhammad vs Isa Al-Masih

Jelas umat Muslim tidak senang bila Muhammad dibandingkan dengan Isa Al-Masih. Karena kedua ajaran ini cenderung menyajikan ajaran yang bertolak-belaka
ng satu sama lain.

Pada paragraf di atas, kita telah melibat bagaimana Muhammad memperlakukan wanita. Yaitu sebagai warga kelas dua. Sekarang mari kita melihat bagaimana Isa Al-Masih memposisikan seorang wanita yang bersalah.

Satu kisah dipaparkan dalam Injil, dimana pada suatu hari para pemuka agama datang menghadap Isa Al-Masih dan membawa seorang wanita yang kedapatan berzinah. Mereka meminta agar Isa Al-Masih menghukum wanita tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku saat itu. Di mana seorang wanita yang kedapatan berzinah harus dilempari batu. Namun para pemuka agama itu terkejut mendengar jawaban Isa Al-Masih. "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu" (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:7).

Apakah ada yang melempari wanita itu dengan batu? Jelas tidak ada! Sebab setiap manusia pasti berdosa sebagaimana wanita itu. Yang membedakan mereka hanya perbuatan dosa yang mereka lakukan.

Selamanya Wanita Warga Kelas Dua

Akankah wanita Muslim selamanya dipandang rendah dan menjadi warga kelas dua? Jelas tidak menutup kemungkinan! Bisa jadi pria Muslim memandang wanita selamanya menjadi warga kelas dua, subjek sakit hati dan direndahkan oleh poligami. Diancam oleh perceraian yang begitu mudah, diayaniaya suami, serta diskriminasi lainnya.

Ini bukanlah sebuah fenomena. Tetapi akan berlangsung selamanya karena pria Muslim harus menghormati Al-Quran sebagai perkataan Allah yang mutlak dan juga teladan dari Muhammad.

Pilihan di Tangan Anda!

Isa Al-Masih dan Muhammad adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam dua agama terbesar di dunia. Juga keduanya membawa ajaran yang bertolak-belakang. Muhammad datang dengan membawa berbagai macam aturan yang meletakkan wanita sebagai warga kelas dua.

Sedangkan Isa Al-Masih datang dengan membawa ajaran yang menyatakan bahwa pria dan wanita adalah sepadan. "Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia" (Taurat, Kitab Kejadian 2:18).

Manakah yang Anda pilih?

Cari artikel Blog Ini

copy right