Seorang muslim menulis padaku, “Semua tulisan ini menjadi problematik bagi banyak orang
karena pandangan mereka tentang apa yang benar secara moral dan
apa yang salah secara
moral. Sumber penyakit ini adalah mentalitas orang Kristen yang
“memberi pipi lainnya” dan
44
“penebusan penderitaan oleh Kristus” yang kedua-duanya telah
menjadi penyakit dalam akal
orang Eropa selama berabad-abad.”
Aku tidak percaya moralitas dan
etika adalah penyakit. Keduanya
berasal dari hati nurani
manusia dan merupakan prinsip2 Hukum Emas (Golden Rule). Kita tahu bedanya yang
benar dan yang salah ketika kita mempertimbangkan
bagaimana kita mau
diperlakukan orang lain.
Penyerangan terhadap Banu Quraiza
diterjemahkan oleh: curious
Suku Yahudi terakhir yang menjadi korban kedendaman Muhammad
adalah Banu Quraiza.
Tidak lama setelah Perang Parit (Khandaq) selesai, orang-orang
Mekah yang tidak tahan lagi
terhadap serangan terus menerus Muhammad terhadap karavan mereka
maju ke gerbang kota
Madinah untuk menghukumnya. Atas ajuran seorang muslim Persia,
mereka menggali parit di
sekitar kota itu yang menyulitkan musuh-musuh Muhammad untuk
memasuki kota, yang
membuat mereka menarik diri. Muhammad menjadikan Banu Quraiza
targetnya. Dia
mengklaim bahwa malaikat Jibril mengunjunginya dan memintanya
mencabut pedangnya dan
menuju ke tempat tinggal Banu Quraiza dan memerangi mereka. “Jibril berkata bahwa dirinya
dengan pasukan para malaikat akan pergi mengguncangkan
pertahanan mereka dan
menebarkan ketakutan di hati mereka," [70] tulis Al-Mubarakpouri. Al-Mubarakpouri
berkata
lebih lanjut: “nabi
Allah langsung memanggil si pengumandang azan dan memerintahkannya
untuk mengumumkan perang baru terhadap Banu Quraiza.” [71]
[70] AR-Raheeq Al-Makhtum by Saifur Rahman al-Mubarakpuri http://islamweb.islam.gov.qa/english/si ...
AGE-26.HTM
[71] Ibid.
Sangatlah penting dalam mempelajari Islam untuk mengerti bahwa
panggilan untuk solat
adalah juga panggilan untuk berperang. Kerusuhan-kerusuhan dan
penjarahan kaum muslim
selalu dimulai di mesjid setelah mereka bersolat. Mereka paling
bersemangat di bulan suci
Ramadan dan pada hari Jumat. Dalam khotbah peringatan hari
kelahiran Muhammad di tahun
1981, Ayatollah Khomeini berkata:
Mehrab (Mesjid)) berarti tempat perang, tempat untuk bertempur.
Di luar mehrab, perang
harus berlangsung. Seperti halnya semua perang-perang dalam
Islam berlangsung terus di luar
mehrab. Nabi memiliki pedang untuk membunuh orang. Imam-Imam
suci kita cukup militan.
Mereka semua adalah pendekar perang. Merka biasa menyandang
perang. Mereka biasa
membunuh orang. Yang kita perlukan adalah seorang Kalifah yang
akan memotong tangan,
memenggal leher dan merajam orang, seperti halnya rasul Allah
biasanya memotong tangan,
memenggal leher dan merajam orang. [72]
[72] Ayatollah Khomeini: khotbah di hari kelahiran Muhammad di
tahun 1981.
Muhammad mengepalai pasukan tentara yang terdiri dari tiga ribu
tentara infantri dan tiga
puluh tentara beruda dari kalangan orang Ansar dan Muhajirin. Banu
Quraiza dituduh
bersekongkol dengan orang-orang Quraish melawan kaum Muslim. Pada
kenyataannya,
sejarahwan-sejarahwan Muslim membantah tuduhan ini dan berkata
bahwa orang-orang
Mekah menarik diri tanpa berperang karena mereka tidak menerima
dukungan dari Banu
Quraiza.
Ketika Muhammad mengumumkan niatnya, Ali, sepupunya yang merupakan
pendukung
utamnya, bersumpah tidak akan berhenti hingga dia berhasil
menyerbu benteng mereka atau
mati. Pengempungan ini berlangsung selama 25 hari. Akhirnya Banu
Quraiza menyerah tanpa
45
syarat. Muhammad memerintahkan kaum lelaki diikat tangannya dan
kaum wanita dan anakanak
dikurung. Saat itulah suku Aws yang merupakan sekutu Banu Quraiza
datang memohon
Muhammad untuk berlembut hati terhadap mereka. Muhammad
menyarankan agar Sa‘d bin
Mu‘adh, seorang penjahat bengis di antara mereka yang telah
terluka berat oleh panah untuk
menjatuhkan hukuman terhadap orang-orang Yahudi itu. Sa’d dulunya
adalah sekutu Banu
Quraiza, tetapi sejak dia masuk Islam hatinya telah berubah
melawan mereka. Dia juga
menyalahkan mereka terhadap luka yang didapatnya ketika seorang
Mekah melontarkan anak
panah dalam Perang Parit. Muhammad tahu bagaimana perasaan Sa’d
terhadap Banu Quraiza.
Sa’d adalah bodyguard (pelindung)nya dan tidur di mesjid.
Vonis Sa'd's adalah “semua lelaki anggota suku yang bertubuh
sempurna harus dibunuh,
wanita dan anak-anak dijadikan tawanan dan harta mereka
dibagi-bagikan di antara para
pendekar Muslim.”
Muhammad sangat senang mendengar vonis kejam itu dan berkata,
“Sa‘d telah menghakimi
berdasarkan Perintah Allah." [73] Dia sering memakai nama
Allah bagi keputusankeputusannya
sendiri. Kali ini dia memilih Sa’d untuk mewujudkan keinginannya.
[73] Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 280
Al-Mubarakpouri menambahkan bahwa “Sesungguhnya orang-orang Yahudi itu pantas
mendapat hukuman itu karena pengkhianatan mereka terhadap Islam,
dan sejumlah besar
senjata yang mereka kumpulkan, yang terdiri dari seribu lima
ratus pedang, dua ribu tombak,
tiga ratus baju pelindung dan lima ratus perisai, yang semuanya
jatuh ke tangan kaum
Muslim.”
Al-Mubarakpouri lupa menyebutkan bahwa Banu-Quraiza telah
meminjamkan senjata-senjata
dan juga cangkul-cangkul mereka kepada kaum Muslim sehingga mereka
bisa mengali parit
dan membela diri mereka. Muslim tidak akan pernah berterima kasih
kepada orang-orang
yang menolong mereka. Mereka akan menerima pertolonganmu dan akan
menikammu dari
belakang begitu mereka tidak memerlukan engkau lagi. Akan kita
lihat di bab berikutnya
psikologi dari penyakit ini.
Sejarawan2 Muslim sangat cepat menjatuhkan tuduhan tak berdasar
terhadap Banu Quraiza
untuk membenarkan pembantaian mereka. Merka menuduh Banu Quraiza
licik, penghasut,
pengkhianat dan bersiasat melawan Islam. Namun tidak ada bukti
spesifik tentang dosa-dosa
itu yang menyebabkan mereka layak menerima hukuman seberat itu dan
juga pembantaian
total. Parit-parit digali di bazaar di Madinah dan sekitar 600 –
900 orang dipenggal kepalanya
dan badan mereka dibuang ke parit-parit itu.
Huyai Ibn Akhtab, kepala suku Banu Nadir yang anak perempuannya
yang telah menikah,
Safiya, diambil Muhammad sebagai jatah rampasan perangnya ketika
dia menyerang Khaibar,
termasuk di antara para tawanan itu. Dia dibawa menghadap si pemenang
perang dengan
tangannya diikat di belakang badannya. Dengan sangat beraninya dia
menolak Muhammad
dan lebih suka mati daripada menyerah kepada lelaki bengis itu.
Dia diperintahkan untuk
berlutut dan kepalanya dipenggal di tempat.
Untuk menentukan siapa yang harus dibunuh, anak-anak muda
diperiksa. Yang telah tumbuh
bulu kelaminnya dikelompokkan dengan para lelaki dewasa dan
dipenggal kepalanya.
Atiyyah al-Quriaz, seorang Yahudi yang berhasil lolos dari
pembantaian itu menceritakan
kemudian: “Aku termasuk di antara
tawanan Banu Quraiza. Mereka (para Muslim)
memeriksa kami, dan mereka yang telah mulai tumbuh bulu
kelaminnya dibunuh, dan yang
belum tidak dibunuh. Aku termasuk yang belum tumbuh bulu
kelamin.” [74]
46
[74] Sunan Abu-Dawud Book 38, Number 4390. Sunan Abu-Dawud
termasuk kumpulan hadis sahih.
Muhammad membunuh dan mengusir beberapa suku Yahudi, termasuk di
antaranya B.
Qainuqa’, B. Nadir, B. Quraiza. B. Mustaliq. B. Jaun dan
orang-orang Yahudi dari Khaibar.
Di saat sekaratnya, dia memerintahkan para pengikutnya untuk
membersihkan Semenanjung
Arabia dari semua orang kafir, [75] perintah yang kemudian
dilaksanakan oleh Omar, Kalifah
kedua. Dia memusnahkan orang-orang Yahudi, Kristen dan pemuja
berhala, memaksa mereka
masuk Islam, minggat atau dibunuh.
[75] Bukhari Volume 4, Book 52, Number 288
Sekarang, diperkaya dengan harta rampokan, Muhammad dapat lebih
bermurah hati kepada
orang-orang yang percaya padanya. Anas mengisahkan, “Orang-orang dulunya terbiasa
memmberi beberapa dari kurma mereka kepada Nabi (sebagai
hadiah), hingga dia
menaklukkan Banu Quraiza dan Banu An-Nadir, saat mana dia mulai
membayar balik
kebaikan mereka.” [76]
[76] Bukhari Volume 4, Book 52, Number 176
Ayat berikut dalam Qur’an berbicara tentang pembantaian Banu
Quraiza dan menyetujui
penyembelihan Muhammad terhadap kaum lelaki mereka dan menjadikan
kaum wanita dan
anak-anak sebagai tawanan.
Dan dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang
membantu golongangolongan
yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan
rasa takut
dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian
yang lain kamu tawan.
(Q. 33: 26)
Taqiyyah: Tipuan Suci
Diterjemahkan oleh: curious
Di atas kita lihat bagaimana Muhammad memberi izin kepada para
pengikutnya untuk
berbohong, dan bahkan untuk mengatakan hal-hal yang buruk mengenai
dirinya, untuk
mendapatkan kepercayaan para korban mereka supaya dapat membunuh
mereka. Masih
banyak cerita lainnya mengenai bagaimana kaum Muslim berpura-pura
bersahabat dengan
orang kafir hanya untuk kemudian membunuh mereka, begitu mereka
dipercayai.
Di Hudaibiyyah, Muhammad menandatangai perjanjian damai dengan
orang-orang Mekah,
dan berjanji akan mengembalikan para pemuda dan budak yang
melarikan diri mengikutinya.
Ibn Ishaq mengisahkan cerita tentang Abu Basir, seorang dari
Mekah, yang pergi kepada
Muhammad setelah perjanjian ditandatangani. Muhammad merasa diwajibkan oleh perjanjian
itu dan memberitahu Abu Basir, “Pergilah, karena Allah akan
memberi kelegaan dan jalan
pelarian bagi mu dan orang-orang tak berdaya denganmu.”
Abu Basir mengerti. Dia kembali dengan para utusan. Mereka telah
pergi sekitar enam mil
dari Madinah ketika mereka berhenti untuk beristirahan. Abu
Basir berkata, “Tajamkah
pedangmu, wahai saudaraku?” Ketika orang itu mengiyakan, dia
berkata bahwa dia hendak
melihatnya. “Lihatlah jika engkau mau,” jawab orang itu. Abu
Basir mengeluarkan pedang itu
dari sarungnya dan menghunuskannya pada orang itu dan
membunuhnya. Lalu dia
menghadap Muhammad dan berkata, “Kewajibanmu telah dipenuhi dan
Allah telah
melenyapkannya dairmu. Engkau telah menyerahkan aku kepada
orang-orang itu, dan aku
telah melindungi diriku dalam agamaku dari godaan.” Muhammad
tidak menghukumnya atas
pembunuhan itu, malahan memerintahkannya untuk pergi ke al-Is,
sebuah daerah dekat pantai
dalam perjalanan yang biasanya ditempuh orang-orang Quraish
menuju ke Suriah, dan
merampok karavan-karavan Quraish. Muhammad telah menandatangani
perjanjian damai
47
untuk tidak menyerang karavan Quraish, maka dia mencari jalan
lainnya. Ibn Ishaq berkata,
“Muslim-muslim yang terkurung di Mekah mendengar bahwa apa yang
dikatakan nabi pada
Abu Basir, maka mereka pun bergabung dengannya di al-Is. Sekitar
tujuh puluh orang
bergabung dengannya dan mereka menyerang kaum Quraish, membunuh
siapa saja yang
mereka bisa dan menghancurkan tiap karavan yang lewat sehingga
orang-orang Quraish
menulis surat kepada nabi memohonnya untuk mengambil orang-orang
itu atas dasar
persahabatan, karena mereka tidak berguna lagi bagi orang-orang
Quraish di Mekah. Maka
Muhammad pun menjemput mereka dan mereka datang bersamanya ke
Madinah.” [77]
[77] Kisah ini juga disampaikan Tabari, Vol 3, hal. 1126
Sejarah Islam dipenuhi pengkhianatan dan penipuan. Orang-orang ini
adalah Muslim, dan
karena itu mereka adalah tanggung jawab Muhammad. Tapi dia malahan
mencuci tangan
dengan mengirim mereka ke tempat lain untuk merampok orang Mekah.
Dia membiarkan,
dan bahkan mengizinkan perampokan itu. Walaupun begitu,
Muslim-muslim mengklaim
bahwa orang-orang Mekah lah yang melanggar perjanjian damai.
Berikut ini adalah salah satu
contoh:
Ketika orang-orang Mekah, bersama dengan suku-suku Arab lainnya,
telah muak dengan
penyerbuan dan pembunuhan Muhammad, mereka bersatu untuk
menghukumnya. Namun,
tidak seperti dia yang tidak pernah mengumumkan rencananya dan
menyergap musuhnya
tanpa peringatan, orang-orang non-Muslim ini memberi banyak
peringatan kepada musuh
mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi perang. Ini member
Muhammad cukup waktu
untuk mengali parit di sekitar kota Madinah. Tentara persatuan
Arab ini belum pernah melihat
hal seperti itu sebelumnya. Mereka berkemah di luar kota sambil
berpikir bagaimana caranya
menyeberangi parit-parit itu. Mereka meminta bantuan Banu Quraiza.
Muhammad sangat
waspada pada persekutuan seperti itu. Maka diapun bersiasat
memecah belah mereka dan
meciptakan rasa saling tidak percaya antara Banu Quraiza dan
tentara persekutuan Arab.
Seorang lelaki bernama Nu’aym baru saja mualaf, tetapi dia tidak
mengumumkan kepindahan
agamanya. Muhammad menyuruhnya menghadap dan berkata, “Kamu
hanyalah salah seorang
di antara kita, maka pergilah dan bangkitkan rasa saling tidak
percaya di antara para musuh
untuk menghalau mereka pergi dari kita jika engkau bias, karena perang adalah tipu daya.”
Berikut ini adalah kelanjutan cerita ini seperti yang dilaporkan
oleh Ibn Ishaq. Ceritanya
panjang tetapi penting untuk dibaca.
Nu’aym melakukan apa yang diperintahkan Muhamamd kepadanya. Dia
pergi kepada Banu
Quraiza dengan siapa dia dulunya berteman dekat, dan mengingatkan
mereka akan
persahabatan mereka dan ikatan istimewa di antara mereka. Ketika
mereka mengaku tidak
mencurigai dia, dia pun berkata, “Quraysh dan Ghatafan tidak
seperti kalian. Tanah ini milik
kalian, harta kalian, anak dan istri kalian ada di sini. Kalian
tidak boleh meninggalkannya dan
pergi ke tempat lain. Sekarang orang-orang Quraysh dan Ghatafan
telah datang bertempur
melawan Muhammad dan pengikut-pengikutnya, dan kalian telah
membantu mereka
melawannya. Tetapi tanah mereka, harta mereka, dan istri mereka
tidak ada di sini. Jadi
mereka tidak seperti kalian. Jikamereka melihat kesempatan,
mereka akan memanfaatkannya.
Tetapi jika situasi memburuk, mereka akan kembali ke tempat
mereka dan meninggalkan
kalian menghadapi Muhammad di Negara kalian sendiri, dan kalian
tidak akan mampu
melakukannya sendirian. Jadi janganlah berperang dengan
orang-orang itu sebelum kalian
menyandera kepala suku mereka yang harus tetap berada di tangan
kalian sebagai jaminan
keselamatan supaya mereka akan berperang melawan Muhammad
bersama kalian, hingga
kalian bisa menghabiskannya.” Orang-orang Yahudi itu berkata
bahwa itu adalah nasihat
yang bagus sekali.
Lalu dia pergi kepada orang-orang Quraish dan berkata kepada Abu
Sufyan b. Harb dan
pengikutnya, “Kalian tahu rasa sayangku pada kalian, dan bahwa
aku telah meninggalkan
48
Muhammad. Aku telah mendengar sesuatu yang aku rasa adalah
tugasku untuk memberitahu
kalian sebagai peringatan, tetapi rahasiakan itu.” Ketika mereka
setuju untuk
merahasiakannya, dia pun melanjutkan, “Dengarlah. Orang-orang
Yahudi menyesal telah
melawan Muhammad dan telah mengutus orang untuk menyampaikan
pesan berikut
kepadanya, “Sukakah engkau jika kami menangkap kepala suku kedua
suku Quraysh dan
Ghatafan dan menyerahkan mereka kepadamu supaya bisa kau penggal
kepala mereka? Lalu
kami akan bergabung denganmu memusnahkan mereka.” Muhammad telah
membalas dan
menerima tawaran mereka itu. Maka jika orang-orang Yahudi
meminta sandera, jangan kirim
seorangpun.”
Lalu dia pergi kepada suku Ghatafan dan berkata, “Kalian sedarah
daging denganku dan
adalah keluargaku, orang-orang yang paling kukasihi, dan aku
rasa kalian tidak akan
mencurigai aku.” Mereka setuju bahwa dia tidak pantas dicurigai,
dan dia pun lalu
menceritakan hal yang sama seperti yang diceritakannya kepada
suku Quraysh." [78]
[78] Ibn Ishaq, Sirat, Perang Parit
Siasat ini berhasil. Ketika tentara persekutuan Arab meminta Banu
Quraiza untuk bergabung
dengan mereka untuk menyerang, mereka mencari alas an dan malah
sebaliknya meminta
suku Quraish meninggalkan beberapa orang sebagai sandera, yang
mengkonfirmasikan apa
yang telah Nu’aym katakana. Tentara persekutan Arab menjadi kecil
hati dan pergi tanpa
sepatah katapun.
Tipu daya ini menyelamatkan Muslim dari kekalahan yang sudah
pasti. INi menjadi pelajaran
bagi kaum Muslim, yang sejak saat itu memasukkan pengkhianatan dan
penipuan sebagai
strategi mereka dalam berjihad. Dalam satu hadist kita baca:
Hajaj Ibn ‘Aalat berkata: Wahai Rasul Allah. Aku punya harta
berlebihan di Mekah dan
beberapa sanak keluarga, dan aku ingin mengambil balik semua
itu. Apakah aku diizinkan
untuk berburuk kata tentang engkau (untuk menipu orang-orang
non-Muslim)?” Nabi
mengizinkan dia dan berkata, “Katakan apa saja sesukamu." [79]
[79] Sirah al-Halabiyyah, v3, hal. 61.
Muslim-muslim datang ke Negara barat dan perpura-pura menjadi
Muslim moderat. Mereka
mengatakan apa saja yang hendak kamu dengar, tetapi secara rahasia
berkomplotan
menghancurkanmu. Mereka tersenyum dan menjabat tangan; mereka
bersahabat dan ramah,
bahkan berpura-pura mencintai negaramu dan bertingkah seakan-akan
mereka patriotic.
Namun, tujuan mereka hanyalah untuk membuat Islam dominan. Mereka
hanya membual saja,
tapi tidak akan melakukan yang mereka katakan.
Berbohong adalah satu strategi untuk memajukan Islam yang disebut
taqiyyah atau “penipuan
suci”. Dalam taqiyyah, seorang Muslim diizinkan berbohon atau
mengatakan sesuatu untuk
menipu orang non Muslim dan memperdayakan mereka.
Salah satu tujuan utama, dan taktik yang terus menerus dipakai
oleh mereka yang ahli
bertaqiyyah, adalah meremehkan ancaman Islam. Tujuannya adalah
untuk menipu calon
korban bahwa jihad tidak ditujukan pada mereka. Dalam bukunya,
“Tiada tuhan selain Allah”
Reza Aslan menggunakan seni tipu daya Islam, ketika dia berkata, “Yang terjadi sekarang di
Negara Islam adalah konflik internal antara para Muslim, bukan
perang eksternal antara Islam
dan Negara Barat.” Lebih lanjut dia menulis, “Negara barat hanyalah pengamat belaka, yang
tidak waspada tetapi menjadi korban tak sengaja dari permusuhan
yang bergejolak dalam
Islam tentang siapakah yang akan menulis bab berikutnya dalam
kisahnya.” Maaf, tampaknya
kita telah membangun New York, Pentagon, London, Madrid dan Beslan
di tengah medan
perang para Muslim. Mr. Aslan menggunakan siasat tipu daya Islam
terhebat, namun dia
49
diminta pendapatnya oleh reporter CNN Anderson Cooper tentang
kunjungan Paus ke Turkey,
seakan-akan dia itu seorang pengamat yang netral.
Satu taqiyaah lucu yang sering digunakan lelaki Muslim untuk
menggoda wanita barat adalah
bahwa “Dalam Islam wanita diperlakukan seperti ratu.” Aku masih
belum pernah melihat di
negara mana ratunya dikatai sebagai kurang dalam kecerdasan,
dipukuli, dirajam dan bahkan
dibunuh demi kehormatan keluarga.
Jika seorang muslim tersenyum padamu, dan memberitahu kamu betapa
dia sangat mencintai
negaramu dan betapa inginnya dia menjadi temanmu, ingatlah hadist
berikut ini:
(Sesungguhnya) kami tersenyum pada beberapa orang, sementara
hati kami mengutuk orangorang
(yang sama) itu. [80]
[80] Sahih al-Bukhari, v7, hal. 102
50
Bab 2 - Profil Pribadi
Muhammad
diterjemahkan oleh: pod-rock
Terdapat puluhan ribu kisah2/riwayat2 pendek tentang Muhammad.
Kebanyakan adalah
karangan/dibuat-buat, sebagian lainnya lemah dan diragukan
kesahihannya, tapi sisanya
dipercaya sebagai Hadits (tradisi/kisah/riwayat dari mulut
kemulut) yang Sahih (otentik,
benar). Dengan membaca Hadits Sahih ini, sebuah gambaran konsisten
yang jelas dari
Muhammad muncul dan dimungkinkan utk membuat evaluasi yang kurang
lebih tepat
mengenai karakternya dan keadaan psikologinya.
Gambar yang muncul adalah gambaran seorang Narsisis. Dalam bab ini
saya akan mengutip
sumber2 berwenang dalam hal narsisisme dan kemudian akan mencoba
menunjukkan
bagaimana Muhammad cocok sekali dengan profil tersebut.
Para akademisi dan ilmuwan yang melakukan riset dalam hal ini
telah dibatasi karena para
muslim tidak mau dan tidak akan mengijinkan penyelidikan objektif
kedalam Quran atau
kehidupan Muhammad. Tapi, apa yang ditulis mengenai dia tidak
hanya konsisten dengan
definisi narsisisme, tapi juga bisa dilihat dalam banyak tindakan2
aneh yang mirip, yang
dilakukan oleh para muslim itu sendiri seluruh dunia. Dg demikian,
penyakit kepribadian/jiwa
dari satu orang telah ditularkan seperti sebuah warisan kepada
para pengikutnya, dimana sakit
kejiwaan dari satu orang, yang luarbiasa dalam hal
keasyikan-terhadap-dirinya-sendiri, telah
menyebar dan menulari jutaan para pengikutnya, membuat mereka
bertindak sama berbahaya,
irasional dan asyik-sendiri.
Adalah melalui pengertian dari psikologi Muhammad, kekejamannya
dan etika situasionalnya
yang begitu penting bagi karakternya inilah, kita mulai utk
mengerti kenapa para muslim
begitu tidak toleran, begitu suka kekerasan dan begitu paranoid.
Kenapa mereka melihat diri
sendiri sebagai korban2 ketika mereka sendirilah yang menjadi
penyerang dan penyebab
adanya korban!
Apakah Narsisisme?
diterjemahkan oleh: pod-rock
The Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM/Buku petunjuk
Statistik
dan Diagnosa dari Penyakit Jiwa) memberi definisi dari narcissistic
personality disorder
(NPD/Penyakit kepribadian Narsisistik) sebagai “sebuah pola penyebaran perasaan hebat
(dalam khayalan atau tingkah laku), kebutuhan utk dikagumi atau
dipuja-puja dan kurangnya
empati, biasanya dimulai dari awal masa dewasa dan ada dalam
konteks bermacam2.”
reference 80, p. 61)
Terjemahan bebasnya, seorang narsisistik adalah ciri khas
seseorang yang secara obsesif
mencari-cari kepuasan, dominasi dan ambisi diri secara berlebihan.
Mereka cenderung
melebih-lebihkan kemampuan, bakat dan prestasi2 mereka.
Seorang narsisis adalah seorang pembohong yang alami dan
patologis. Mereka akan
memandangmu tajam2, bersumpah dalam nama tuhan dan tetap
mengucapkan kebohongan
terbesar yang pernah kau dengar. Mereka akan bersumpah bahwa
mereka tidak pernah
berbohong, padahal mereka memang sudah merencanakan hal yang, kata
mereka, tidak akan
pernah mereka lakukan itu.
Edisi ketiga dan keempat dari Diagnostic and Statistic Manual (DSM)
tahun 1980 dan 1994
dan European ICD-10 menjelaskan NPD dalam bahasa yang identik:
51
'Sebuah pola penyebaran perasaan hebat (dalam khayalan atau
tingkah laku), kebutuhan utk
dikagumi atau dipuja-puja dan kurangnya empati, biasanya dimulai
dari awal masa dewasa
dan ada dalam konteks bermacam2. Lima (atau lebih) kriteria
berikut harus ada:
1. Merasa hebat dan penting (misal, membesar-besarkan
prestasi dan bakat hingga
terdengar mustahil/bohong, menuntut dikenali sebagai seorang yang
superior/lebih tinggi
meski tanpa prestasi yang pantas).
2. Terobsesi oleh fantasi2 sukses yang tidak ada batasnya,
ketenaran, kekuatan menakutkan
atau maha, kepintaran yang tak ada tandingannya (narsisis
cerebral), keindahan tubuh atau
kemampuan seks (narsisis somatic) atau cinta/birahi yang menuntuk
taklukan, kekal dan ideal.
3. Benar2 merasa yakin bahwa dia itu unik dan spesial,
hanya dapat dimengerti oleh,
hanya mesti diperlakukan dengan, atau dihubung-hubungkan dengan,
orang (atau institusi)
lain yang juga special, unik atau punya status tinggi.
4. Membutuhkan utk dikagumi dengan berlebihan, dipuja-puja,
diperhatikan dan diiyakan,
jika tidak, ia berharap utk ditakuti dan dikenal karena
kejahatannya (narsisis supply).
5. Merasa berhak. Mengharap utk diprioritaskan dalam hal
perlakuan baik dan spesial atau
tidak masuk akal. Menuntut dipenuhi secara otomatis dan
benar-benar sesuai dengan
harapannya.
6. Sangat memanfaatkan hubungan antar manusia, yakni,
memperalat orang lain utk
mencapai tujuan2nya.
7. Tidak punya empati. Tak mampu atau tak rela utk
mengenali atau mengakui perasaan2
dan kebutuhan2 orang lain.
8. Terus menerus cemburu terhadap orang lain atau percaya
bahwa orang lain mempunyai
perasaan cemburu yang sama terhadapnya.
9. Sangat arogan, kelakuan atau sikap sombongnya digabung
dengan kemurkaan jika merasa
frustasi, ditentang atau dilawan' [1]
[1] Bahasa dalam kriteria diatas didasarkan atau dirangkum dari: American
Psychiatric Association. (1994).
Diagnostic and statistical manual of mental disorders, fourth
edition (DSM IV). Washington, DC: American
Psychiatric Association.
Sam Vaknin. (1999). Malignant Self Love - Narcissism Revisited,
first edition. Prague and Skopje: Narcissus
Publication. ("Malignant Self Love - Narcissism Revisited"
http://www.geocities.com/vaksam/faq1.html
)
Semua ciri ini ada dalam diri Muhammad. Selain menganggap diri sbg
utusan Tuhan dan
Nabi terakhir, (Q.33:40) Muhammad menganggap dirinya sebagai Khayru-l-Khalq
“Ciptaan paling baik,” “Suri Tauladan,” (Q.33:21) dan secara tegas dan mutlak
mengisyaratkan sebagai “lebih tinggi beberapa derajat dibanding
nabi2 lain.” (Q.2:253)
Dia mengklaim sebagai “nabi yang paling disukai,” (Q.17:55)
dikirim sebagai “rahmat
bagi semesta alam,” (Q.21:107) diangkat “ketempat yang terpuji,” (Q.17:79).
Sebuah posisi yang menurutnya, tak seorangpun kecuali dia yang
mendapatkannya dan itu
adalah menjadi perantara/intersesi disebelah kanan Tuhan
yang Maha Kuasa disebelah
singgasanaNya. Dengan kata lain, dia akan menjadi orang yang
memberi nasihat pada Tuhan
siapa yang harus dikirim ke Neraka dan siapa yang dimasukkan ke
Surga. Ini baru sedikit saja
dari klaim2 yang dinyatakan Muhammad, sang megalomaniak, tentang
posisi tingginya,
seperti yang dilaporkan dalam Quran.
52
Berikut ini adalah dua ayat yang mengungkapkan dengan jelas rasa
‘penting’ dan ‘kebesaran’
Muhammad.
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang
yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan
kepadanya.” (Q.33.56).
“Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
menguatkanNya,
membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan
petang.” (Q 48.9)
Ia begitu terkesan dengan dirinya sendiri, hingga dia taruh
kalimat berikut ini kedalam mulut
Allah, mahluk bonekanya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Q
68.4) dan “untuk jadi
cahaya yang menerangi.” (Q 33.46).
Ibn Sa’d melaporkan Muhammad berkata:
“Diantara semua bangsa didunia Tuhan memilih bangsa Arab. Dari
antara bangsa Arab Dia
memilih Kinana. Dari Kinana dia memilih Suku Quraish (sukunya
Muhammad). Dari suku
Quraish Dia memilih Bani Hashim (klannya). Dan dari Bani Hashim
Dia memilih Aku.” [2]
[2] Tabaqat V. 1 p. 2
Yang berikut adalah beberapa klaim dari Muhammad yang dia katakan
sendiri dalam Hadits.
• Hal pertama yang dibuat Allah Maha Kuasa adalah jiwaku.
• Pertama dari segala hal, Allah menciptakan jiwaku.
• Aku dari Allah, dan orang2 percaya adalah dariku. [3]
• Seperti Allah menciptakanku agung, dia juga memberiku karakter
Agung.
• Kalau bukan karena kau, [Ya Muhammad] Aku tidak akan menciptakan
jagat raya. [4]
[3] http://www.muhammadanreality.com/creati
... eality.htm
[4] Tabaqat V. 1, p. 364
Bandingkan itu dengan perkataan Yesus, yang ketika seseorang
memanggilnya “guru yang
baik,” dia keberatan dan berkata, “Kenapa kau panggil aku baik?
Tak ada seorangpun yang
baik – kecuali Tuhan saja.” [5] Hanya seorang narsisis patologis
yang bisa begitu terpisah dari
kenyataan hingga mengaku jagat raya diciptakan bagi dia seorang
saja. Bagi orang biasa,
seorang narsisis mungkin kelihatan begitu percaya diri dan
terampil. Kenyataannya dia
menderita inferiority complex/rasa kurang percaya diri yang
sangat besar dan butuh suplai
pujian, pujaan dan haus utk dimuliakan orang lain.
[5] Mark 10:18
Dr. Sam Vaknin adalah penulis Malignant Self-Love (Cinta
Diri Sendiri yang
membahayakan). Dia sendiri mengaku sebagai seorang narsisis dan
oleh karena itu dapat
dianggap sbg tokoh yg memiliki kredibiltas atas subjeknya. Vaknin
menjelaskan:
Setiap orang adalah seorang narsisis, sampai tahap tertentu.
Narsisisme adalah sebuah
fenomena sehat. Hal itu membantu perjuangan hidup. Perbedaan
antara narsisisme patologis
dan narsisime sehat adalah, tentu saja, dalam kadarnya. Narsisisme
Patologis… dicirikan
dengan sangat kurangnya rasa empati. Orang narsisis menganggap
dan memperlakukan orang
lain sebagai objek utk dieksploitasi. Dia gunakan mereka utk
mendapatkan suplai
narsisistiknya. Dia percaya bahwa dia berhak utk diperlakukan
dengan spesial karena dia
memiliki banyak khayalan agung tentang dirinya. Orang narsisis
TIDAK sadar diri.
Kesadaran/pengertiannya dan emosinya menyimpang … Orang narsisis
membohongi diri
53
sendiri dan orang lain, memproyeksikan 'ketidak tersentuhan' (untouchability),
kekebalan
emosional dan perasaan tak terkalahkan … Bagi seorang narsisis
segala hal lebih besar
daripada kehidupan itu sendiri. Jika dia bersikap sopan, maka
dia melebih2kannya. Janjijanjinya
sangat aneh, kritikannya mengandung kekerasan dan tak
menyenangkan, kemurahan
hati sama sekali tidak ada… Orang narsisis adalah ahli
menyamar/menyembunyikan sesuatu.
Dia seorang yang memikat hati, aktor berbakat, pesulap dan
seorang sutradara baik bagi
dirinya maupun bagi lingkungannya. Sangat sulit sekali utk
membuka kedoknya pada
pertemuan pertama.
Aliran pemujaan dari Seorang Narsisis
diterjemahkan oleh pod-rock
Seorang narsisis membutuhkan pengagum. Dia menarik lingkaran
khayal disekeliling dirinya,
dimana dia menjadi pusatnya. Dia kumpulkan para fans dan
pengikutnya kedalam lingkaran
tersebut, menghadiahi mereka dan mendorong mereka utk menjadi
seorang penjilat terhadap
dirinya. Mereka yang jatuh keluar lingkaran, dia anggap sebagai
musuhnya. Vaknin
menjelaskan:
Seorang Narsisis adalah guru/pemimpin spiritual pada pusat
sebuah pemujaan (cult). Seperti
guru2 lainnya, dia menuntut kepatuhan total dari jemaahnya:
istrinya, anaknya, anggota
keluarga lainnya, teman2 dan kolega2. Dia merasa berhak utk
dipuja dan diperlakukan spesial
oleh para pengikutnya. Dia menghukum orang yang tidak patuh dan
domba2 yang tersesat.
Dia paksakan disiplin, ketaatan pada ajaran2nya dan tujuan2nya.
Semakin kurang prestasi
yang dia capai dalam kenyataan – semakin keras penguasaannya dan
semakin meresap
pencucian otaknya.
Kontrol dari orang2 narsisis didasarkan pada kemenduaan, pendirian
yang tidak dapat ditebak,
ketidakjelasan dan penyalah gunaan situasi. [7] Tingkahnya yang
berubah-ubah secara
eksklusif mendefinisikan benar lawan salah, yang diinginkan dan
yang tidak diinginkan, apa
yang harus dicapai dan apa yang harus dihindarkan. Dia sendiri
menetapkan apa yang benar
dan kewajiban2 dari para pengikutnya dan mengubah-ubah mereka
semau dia.
[7] Penyalah gunaan situasi itu tersamarkan, tidak kentara,
perlakuan tidak wajar yang kadang tidak
terperhatikan oleh korbannya sendiri, hingga keadaan sudah
terlambat. Penyalahgunaan situasi menembus dan
meresap kedalam segala hal – tapi sulit utk dikenali dan ditunjuk.
Perlakuan ini berlaku mendua, mempengaruhi
kondisi dan tersebar. Karenanya ia punya efek yang busuk dan
merusak. Sejauh ini, perlakuan ini adalah yang
paling berbahaya dalam hal penganiayaan yang ada. Ini adalah
akibat dari ketakutan – takut kekerasan, takut
akan hal yg tidak diketahui, takut akan hal2 yang tidak bisa diperkirakan,
yang tak terduga dan sewenangwenang.
Ini dilakukan dengan melakukan petunjuk2 samar, dengan
menyesatkan, dengan bohong yang terus
menerus – dan tidak perlu, dengan meragukan dan penghinaan yang
gigih, dan dengan mengilhami suasana yang
penuh kesuraman dan malapetaka ("gaslighting").
Orang narsisis adalah seorang manajer mikro. Dia memaksa utk
mengatur semua rincian yang
detil dan segala tindak-tanduk. Dia menghukum dengan kejam dan
menganiaya mereka yang
menahan informasi dan mereka yang gagal utk memenuhi harapan dan
tujuannya.
Orang narsisis tidak menghormati batas2 dan privasi dari para
pengikutnya yang terpaksa. Dia
mengabaikan harapan2 mereka dan memperlakukan mereka sebagai objek
atau alat utk
kepuasan diri. Dia berusaha utk mengontrol baik situasi maupun
orang2nya secara paksa.
Dia dengan keras tidak menyetujui otonomi dan kemandirian orang
lain. Bahkan aktivitas
yang tidak berbahaya, seperti bertemu teman atau mengunjungi
keluarga perlu mendapat
ijinnya dulu. Pelahan, dia mengisolasi mereka yang dekat dengannya
sampai mereka
sepenuhnya tergantung pada dia secara emosional, seksual,
finansial dan sosial.
54
“Dia berlaku dalam sebuah cara seakan menjadi pelindung dan
sekaligus merendahkan dan
sering mengkritik. Dia berpindah-pindah dari menekankan kesalahan2
detil (merendahkan)
dan melebih-lebihkan bakat2, perlakuan2 dan kemampuan2 dari
anggota cultnya. Dia tidak
realistis dalam pengharapan2nya, lalu mengabsahkan penganiayaan
setelahnya. [8]
[8] http://samvak.tripod.com/journal79.html
Muhammad menciptakan sebuah kebohongan besar yang oleh para
pengikutnya dipercaya
sebagai kebenaran yang mutlak. Bahayanya adalah bahwa mereka,
seperti juga orang2 yang
percaya pada kebohongan Hitler, adalah para pengikut yg ikut
secara sukarela.
Dalam bab sebelumnya, dimana kita baca pengenalan pada Muhammad,
kita lihat bagaimana
diapisahkan para pengikutnya dari keluarga2 mereka dan tahap
kontrol yang dia paksakan
pada kehidupan pribadi mereka. Situasi ini tidak berubah banyak
setelah 1400 tahun juga.
Saya telah menerima banyak kisah2 menyedihkan dari orang tua yang
bilang anak mereka
masuk islam dan sekarang dikelilingi oleh muslim yang membujuk
mereka agar jangan
mengunjungi orang tua mereka.
Pesan/Alasan sang Narsisis
diterjemahkan oleh: pod-rock
Orang narsisis tahu bahwa mengiklankan dirinya secara langsung
akan terlihat sebagai hal
yang menjijikan dan akan ditolak. Makanya, dia menyajikan diri
sebagai orang sederhana,
sebagai orang yang tidak mau menonjolkan diri, orang yang melayani
Tuhan, kemanusiaan
dsb. Dibelakang semua kedok ini tersimpan sebuah tipu daya yang
jelas. Orang narsisis
‘memberkati’ para pengikutnya dgn sebuah
ALASAN/PESAN, yang begitu besarnya,
begitu agung hingga tanpa itu mereka tidak berarti
apa-apa. Melalui muslihat dan
manipulasi, pesan ini menjadi lebih penting daripada nyawa orang2
yang percaya. Begitu
mereka kena cuci otak, mereka rela mati dan
tentu saja, rela membunuh utk itu. Orang
narsisis mendorong pengorbanan – semakin banyak,
semakin baik. Lalu dia munculkan
dirinya sebagai poros dari pesan itu. Pesan2 ini berputar2
disekeliling dia. Hanya dialah yang
bisa memungkinkan segala2nya dan yang akan memimpin para
pengikutnya ke Tanah
Perjanjian. Pesan kolosal ini tidak dapat hidup tanpa si narsisis.
Dia, dg demikian menjadi
orang yang paling penting sedunia.
Begitulah cara seorang pemimpin cult (aliran kepercayaan sesat)
yang narsisis memanipulasi
para pengikutnya. Pesan itu hanya sebuah alat utk tujuan akhir
mereka. Bisa apa saja. Bagi
Jim Jones, orang yang mengajak 911 orang melakukan bunuh diri masal di
Guyana,
‘keadilan sosial’ adalah pesannya, dan dia adalah sang messiah
pesan itu.
Hitler memilih sosialisme-nasional sebagai pesannya. Dia tidak secara
terbuka memuji-muji
diri sendiri, tapi malah memakai pesan Arianisme dan superioritas
bangsa Jerman. Dia, tentu
saja, adalah seorang pengilham yang tidak tergantikan dan fuehrer
bagi pesan itu.
Bagi Stalin pesannya adalah komunisme. Siapapun yang tidak
setuju dengannya sama dengan
menentang proletariatisme dan harus dibunuh. Muhammad tidak
meminta para pengikutnya
utk memuja dia. Malah dia mengklaim sbg ‘hanya utusan saja.”
Sebagai gantinya dia
menuntut kepatuhan & dengan tangkasnya meminta para
pengikutnya utk taat pada “Allah
dan UtusanNya.” Dalam sebuah ayat Quran, dia taruh perkataan
berikut dalam mulut
Allahnya:
“Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan
perang. Katakanlah:
"Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab
itu bertakwalah kepada Allah
dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada
Allah dan Rasul-Nya
jika kamu adalah orang-orang yang beriman" (Q 8.1)
55
Karena Allah tidak perlu barang2 curian dari sekelompok orang
Arab, semua harta rampasan
perang itu secara otomatis harus masuk kepada wakilnya, sang utusan.
Karena tidak ada
seorangpun yang bisa melihat atau mendengar Allah, semua kepatuhan
adalah kepada
Muhammad. Dialah yang harus ditakuti karena hanya dia satu-satunya
perantara dari Tuhan
yang paling ditakuti ini yang berkali2 diperingatkannya pada orang2nya.
Allah sangat perlu
bagi Muhammad utk mendominasi. Tanpa percaya pada Allah, maukah
para pengikutnya yg
dungu mengorbankan nyawa mereka, membunuh orang, termasuk keluarga
mereka sendiri,
menjarah orang, dan memberikan semuanya pada dia? Allah khayalannya
ini adalah alat
dominasi bagi Muhammad. Allah adalah pribadi lain dari Muhammad
sendiri, sebuah alat
yang nyaman.
Ironisnya, Muhammad berkhotbah tentang larangan mempersekutukan
Allah, padahal
kenyataannya, dia bersekutu dengan Allah dalam cara yang membuat
mereka secara logika
dan praktek tidak bisa dipisahkan.
Orang narsisis perlu sebuah alasan utk mengekang pengikut2 mereka.
Orang Jerman tidak