Pages

Kamis, 27 Juni 2013

buku MENGENAL MUHAMMAD part 13b (halaman 121-130)


tampak benar di mata mereka. Di bagian akhir bab akan dijelaskan bahwa Muslim yang telah
dicuci-otaknya sukar untuk bisa sembuh. Akan tetapi bagi Muslim yang daya pikir logisnya
belum rusak sama sekali dan dapat dikejutkan untuk melihat kenyataan, maka keterangan ini
dapat mendorong untuk mempertanyakan iman Islam mereka.
Jim Jones mulai berkhotbah di negara bagian AS Indiana di tahun 1965, dua puluh tahun
sebelum
terjadinya bunuh diri masal. Dia saat itu punya beberapa pengikut. Dia menekankan
pentingnya kesamaan kedudukan antar ras dan pembauran. Kelompoknya menolong kaum
miskin dan mencarikan mereka pekerjaan. Dia berkharisma dan berpengaruh. Tak lama
kemudian pengikutnya bertambah banyak; kumpulan jemaat baru dibentuk dan pusat
alirannya didirikan di San Francisco.
Ketaatan Mutlak
Bagi pengikutnya, Jim Jones adalah pemimpin tercinta. Mereka memanggilnya dengan kata
sayang “Bapak” atau “Dad” (bahasa Inggris yang berarti panggilan akrab anak pada ayah).
Dengan berjalannya waktu, dia pelan2 beralih peran jadi sang Juru Selamat. Tatkala
pengaruhnya semakin besar, dia pun menuntut lebih banyak ketaatan dan kesetiaan.
Pengikutnya dengan penuh semangat memenuhi tuntutan ini. Dia meyakinkan mereka bahwa
dunia akan hancur karena perang nuklir dan jika mereka mengikutinya, maka hanya
MEREKA saja yang bisa selamat.
Osherow menulis: “Banyak isi pesannya yang menyerang rasisme dan kapitalisme, tapi
kemarahannya yang paling utama tertuju pada ‘musuh2’ aliran Kenisah Rakyat yakni orang2
yang menolaknya dan terutama yang meninggalkannya.”
Gambaran di atas persis sama dengan Islam. Awalnya, Muhammad hanyalah “pemberi
peringatan,” dan memanggil orang untuk percaya Tuhan dan takut akan Hari Kiamat. Begitu
pengaruhnya semakin membesar dan jumlah pengikutnya bertambah, dia jadi lebih banyak
menuntut, meminta mereka meninggalkan rumah2 mereka, hijrah dari tempat asal, dan
mengancam mereka dengan kutukan illahi jika tidak taat padanya.
Banyak pesan Muhammad yang menyerang paganisme (shirk), tapi kemarahannya yang
paling utama tertuju pada ‘musuh’ Islam yakni orang2 yang menolaknya dan terutama yang
meninggalkannya. Jim Jones membawa jemaatnya ke hutan di Guyana dan memisahkan
mereka dari keluarga2 mereka. Mereka terputus dari pengaruh dan dunia luar dan di bawah
pengaruh Jones sepenuhnya sehingga dia bisa dengan mudah mencuci otak dan
mengindoktrinasi mereka. Inilah alasan sebenarnya mengapa Muhammad meminta
pengikutnya hijrah ke Medina. Dia mengadu domba pengikutnya yang setia melawan
pengikutnya yang tidak mau ikut hijrah. Ayat di bawah menjelaskan sikapnya:
Dan mereka yang percaya tapi tidak mau meninggalkan rumahnya, kalian tidak punya tugas
untuk melindungi mereka sampai mereka meninggalkan rumahnya; tapi jika mereka minta
tolong padamu karena alasan agama maka itulah tugasmu untuk menolong (mereka) kecuali
terhadap orang2 yang diantara mereka dan kalian terdapat suatu perjanjian. Allah mengetahui
apa yang kalian lakukan. (Q.8:72)
Ayat ini mengatakan para Muslim tidak boleh melindungi Muslim lain yang tidak mau hijrah.
Dengan kata lain, Muslim taat harus membunuh Muslim yang tidak mau hijrah, sampai
mereka mau hijrah dan taat. Bagian akhir ayat 8:72 terutama menjelaskan hal itu. Dia
mengancam pengikutnya bahwa Allâh mengamati mereka dan tahu, tidak hanya apa yang
mereka perbuat, tapi juga pikiran2 mereka.
142
Allâh-nya Muhammad sagat mirip dengan tokoh diktator Ocenia bernama “Big Brother”
(Abang Besar) di buku karangan George Orwell yang berjudul Nineteen Eighty-Four (1984).
Dalam kisah ini, setiap orang dalam masyarakat diamat-amati dengan seksama oleh
Pemerintah melalui kamera2 TV. Orang2 diperingatkan terus-menerus akan kalimat “Abang
Besar mengamatimu,” dan ini adalah “inti” sistem propaganda di negara itu. Di buku ini, tidak
dijelaskan apakah Abang Besar itu benar2 nyata ada atau hanya karangan Pemerintah saja.
Akan tetapi, karena tokoh utama Partai Pemerintah bernama O’Brien mengatakan bahwa
Abang Besar tidak akan pernah mati, hal ini menjelaskan bahwa Abang Besar merupakan
wujud Partai itu sendiri. Tiada seorang pun yang pernah melihatnya. Mukanya terpampang di
papan2 pengumuman, suaranya terdengar di layar TV… Abang Besar adalah adalah tokoh
samaran yang diciptakan Partai Pemerintah untuk mewakili mereka di muka dunia. Fungsi si
Abang adalah untuk menciptakan kesatuan perasaan cinta, takut, dan hubungan. Orang lebih
mudah merasakan emosi2 seperti itu pada sosok manusia daripada pada sebuah Partai
Pemerintah. “Warga negara Oceania yang setia tidak takut pada Abang Besar, tapi cinta dan
menghormatinya. Mereka merasa Abang melindungi mereka dari kejahatan di luar sana.”
[245]
[245] Wikipedia.com
Abang Besar sama halnya dengan Allâh, yang tidak tampak, tapi selalu ada. Dia dicintai dan
sekaligus ditakuti Muslim dan Allâh mengamati setiap tingkah laku dan pikiran2 Muslim.
Mati sebagai Bukti Beriman
Osherow menulis: “Tapi di tahun 1978 ketika anggota2 keluarga jemaat Kenisah Rakyat
khawatir dan meminta politikus negara Leo Ryan menyelidiki aliran kepercayaan itu, Ryan
dan para wartawan yang ada bersamanya menyaksikan kebanyakan jemaat memuji tempat itu,
menyatakan bersuka cita berada di tempat itu dan ingin tetap tinggal di situ. Akan tetapi, dua
keluarga, berhasil menyelipkan pesan kepada Ryan bahwa mereka ingin meninggalkan aliran
itu dan turut pergi bersamanya. Ketika kelompok Ryan dan dua keluarga yang membelot itu
hendak naik pesawat2 terbang, mereka diserang mendadak dan ditembaki sampai lima orang,
termasuk Ryan, meninggal. Setelah itu Jim Jones mengumpulkan jemaatnya dan
memerintahkan mereka minum air beracun dan ‘mati dengan terhormat’."
Rekaman2 dari pita suara tentang kejadian akhir menunjukkan bahwa para jemaat, dengan
beberapa perkecualian, secara sukarela minum racun dan meminumkannya pula kepada anak2
mereka. Khotbah dan janji2 yang diucapkan Jim Jones terdengar serupa bagi mereka yang
mengetahui isi Qur’an. Seorang wanita protes tapi jemaat2 menyuruhnya diam dan setiap
orang menyatakan kesiapan mereka untuk mati.
Tulisan berikut berasal dari rekaman pita suara. Isinya mengejutkan, tapi menjelaskan inti
fanatisme.
Jim Jones: Aku telah mencoba yang terbaik untuk memberimu kehidupan yang layak. Tapi
meskipun aku telah mencoba, beberapa orang dengan kebohongan mereka, membuat hidup
kita jadi mustahil. Jika kita tidak bisa hidup dalam damai maka lebih baik mati dalam damai.
(Tepuk tangan)…. Kita telah dikhianati… Yang akan terjadi di sini dalam waktu beberapa
menit lagi adalah salah seorang di pesawat terbang itu akan menembok pilot pesawat – aku
tahu itu. Aku tidak merencakan hal itu, tapi aku tahu hal itu akan terjadi… Jadi pendapatku
adalah yang biasa dilakukan di Yunani kuno, dan menjauh diam2, karena kita tidak bunuh diri
– tapi melakukan tindakan revolusioner… Kita tidak bisa kembali.
Wanita Pertama: Aku merasa ada kehidupan, ada harapan.
143
Jones: Well, semua orang akhirnya harus mati.
Para Jemaat: Betul, betul!
Jones: Apa yang dilakukan orang2 itu, dan apa yang mereka alami akan membuat hidup kita
lebih jelek daripada hidup di neraka… Tapi bagiku, kematian bukanlah hal yang menakutkan.
Malah hidup ini sebenarnya yang dikutuk. Tidak layak untuk hidup seperti ini.
Wanita Pertama: Tapi aku takut mati.
Jones: Kuyakin kau tidak takut. Kuyakin kau tidak takut.
Wanita Pertama: Kupikir terlalu sedikit yang meninggalkan sehingga 1.200 orang harus
menyerahkan nyawa mereka bagi yang pergi… Aku lihat semua bayi2 ini dan kupikir mereka
layak untuk hidup.
Jones: Tapi bukankah mereka layak untuk mendapat lebih dari itu? Mereka layak mendapat
kedamaian. Kesaksian terbaik yang bisa kita berikan adalah dengan meninggalkan dunia
sialan ini. (Tepuk tangan)
Pria Pertama: Sudahlah, mbak... Kita buat hari ini indah. (Applause)
Pria Kedua: Jika kau mengatakan bahwa kami harus mengorbankan nyawa, maka kami siap.
(Tepuk tangan)
[Baltimore Sun, 1979]
Terdengar tangisan2 bayi, dan rekaman suara terus berlanjut, dengan Jones memaksa perlunya
bunuh diri dan mendorong orang2 untuk melakukan hal ini sepenuhnya:
Jones: Bawa lagi obat2. Sederhana saja! Gampang. Tidak ada akibat kejang2… Jangan takut
mati. Kau lihat orang2 di luar sana. Mereka akan menyiksa kita semua…
Wanita Kedua: Tidak perlu khawatir. Semuanya tetap tenang dan mari kita mencoba
menenangkan anak2 kita… Mereka tidak menangis kesakitan; tapi hanya merasa pahit saja…
Wanita Ketiga: Tidak ada alasan untuk menangis. Ini adalah hal yang patut kita syukuri.
(Tepuk tangan).
Jones: Ayolah, demi Tuhan, selesaikan semua ini... Ini adalah bunuh diri revolusioner. Ini
bukan bunuh diri yang merugikan diri. (Suara memuji dan memanggil, "Dad." (Tepuk tangan)
Pria Ketiga: Ayah telah membawa kita sejauh ini. Aku bersedia pergi bersama Ayah...
Jones: Kita harus mati dengan terhormat. Cepat, cepat, cepat! Kita harus cepat... Hentikan
semua histeris ini. Mati itu sejuta kali lebih baik daripada hidup beberapa hari lagi… Jika kau
tahu apa yang ada di hadapanmu nanti, maka kau akan bersyukur malam ini.
Wanita Keempat: Sungguh senang menjalani perjuangan revolusi ini bersama kalian
semua… Ini lebih baik daripada menyerahkan hidupku bagi sosialisme, komunisme dan aku
sangat berterima kasih pada Ayah.
Jones: Ambilah nyawa kami... Kami tidak bunuh diri. Kami melakukan bunuh diri
revolusioner sebagai tindakan protes terhadap keadaan2 dunia yang tak manusiawi. [246]
[246] Newsweek, 1978, 1979
Dunia kaget ketika mendengarkan isi rekaman pita suara ini. Tapi pengabdian absolut dan
ketaatan membuta, ciri2 aliran sesat, semuanya ada pada Islam. Islam sendiri berarti
ketundukan. Muslim harus mengenyahkan kemauan mereka dan menolak apapun, termasuk
keluarga mereka sendiri dan hidup mereka untuk membuktikan ketaatan kepada Allâh dan
rasulnya. Dalam Qur’an kita baca:
“… maka inginkanlah kematianmu, jika kau memang benar.” (Q.2:94) Di bagian lain
Muhammad menantang kaum Yahudi untuk meminta kematian untuk membuktikan bahwa
mereka jujur.
Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan
bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka
harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar". (Q. 62:6)
144
Sudah jelas bahwa berdasarkan pikiran tak waras orang2 narsisis seperti Jim Jones dan
Muhammad, ujian ketaatan mutlak adalah meminta jemaatnya
untuk mati. Acara2 TV Palestina seringkali menayangkan ibu2 dari pembom bunuh diri
yang dengan bangga berkata tentang pengorbanan anak2 mereka dan berharap anak2 mereka
yang lain melakukan hal yang sama.
Hukuman dan Ancaman
Osherow menjelaskan: “Jika kau menodongkan pistol ke kepala seseorang, kau sanggup
menyuruh orang itu berbuat apapun. Jemaat Kenisah Rakyat selalu hidup dalam ketakutan
akan hukuman berat, pemukulan2 brutal, ditambah dengan hinaan di muka umum karena
melakukan pelanggaran ringan atau tak sengaja. Jim Jones menggunakan ancaman hukuman
berat untuk menegakkan disiplin dan ketaatan mutlak yang dituntutnya. Dia melakukan hal ini
agar jemaatnya tidak berontak dan menolaknya.”
Muslim terus-menerus hidup dalam ancaman hukuman berat. Aku telah menerima ribuan email
dari Muslim2 yang marah dan semuanya punya pesan yang sama yakni aku akan
masuk neraka karena berani mengritik Islam. Mereka tidak menantang pendapatku;
mereka tidak mengecam logikaku, tapi hanya mengancamku dengan hal yang paling
menakutkan bagi mereka – Neraka. Dengan membaca beberapa ayat Qur’an, dapat diketahui
dari mana datangnya rasa takut ini. Para Muslim dibesarkan dengan ketakutan akan
Neraka dan hukuman bagi yang berani mempertanyakan otoritas Muhammad sungguh
menakutkan bagi mereka.
Rasa takut ini tidak terbatas pada ancaman rohani saja. Hukuman badani juga termasuk
bagian dari Islam. Di madrasah2, anak2 dipukuli kalau melanggar hukum, dan di beberapa
kejadian, bahkan dirantai. Pemukulan tidak hanya diterapkan kepada anak2 saja, tapi orang
dewasa pun dipukuli, dipecuti di muka umum, dihina, dicaci, atau dirajam sampai mati karena
melanggar hukum Islam.
Banyak hukum yang melarang segala bentuk pemberontakan dan kemandirian. Para pengritik,
pemikir merdeka, pembaharu, dan murtadin harus dibunuh. Bahkan mempertanyakan ajaran
Islam saja tidak diperbolehkan! Inilah satu2nya cara untuk mempertahankan kepalsuan Islam
yang menuntut iman buta yang hanya dapat dibentuk melalui rasa takut dan kebodohan.
Osherow berkata: “Tapi orang yang berkuasa tidak perlu harus mengancam secara terang2an
agar orang2 tunduk melakukan tuntutannya, dan hal ini dibuktikan melalui riset kejiwaan
sosial. Berdasarkan percobaan2 Milgram [247], secara tak terduga, sejumlah besar orang taat
pada perintah2 seseorang dan hal ini dengan kuat mempengaruhi orang lain untuk taat pula.”
[247] Milgram, S. Penelitian sikap taat. Journal of Abnormal and Social Psychology, 1963, 67, 371-378.
Menyingkirkan Orang2 yang Menentang
Menurut Osherow, ketaatan mutlak ini tampak jelas berkurang jika ada sejumlah kecil
orang2 yang menolak taat. “Riset menunjukkkan,” tulisnya, “bahwa hadirnya orang2 yang
menolak taat ternyata jauh mengurangi ketaatan kebanyakan orang dalam riset Milgram [248].
Secara sama Asch menunjukkan bahwa adanya satu orang yang menyatakan pendapat
berbeda dari kebanyakan orang akan membuat orang2 pun jadi cenderung tidak mudah setuju,
bahkan jikalau pendapat satu orang itu tidak benar.
145
[248] Milgram S. Hal2 yang melepaskan diri dari tekanan suatu kelompok. Journal of personality and Social
Psychology, 1965, 1, 127-134.
Baik Muhammad dan Jim Jones sangat tidak suka pada orang2 yang menentang. Mereka
menuntut kesetiaan utama dan mutlak sedemikian rupa sehingga keinginan untuk bertanya
atau mengritik mereka merupakan hal yang tidak terpikirkan. Muhammad memaafkan mereka
yang memeranginya jika mereka menerima Islam dan kekuasaannya. Hal ini dia lakukan pada
saudara sepupunya yakni Abu Sofyan. Setelah Muhammad menaklukkan Mekah, dia bahkan
lalu menunjuk Abu Sofyan untuk memerintah Mekah. Tapi Muhammad tidak mengampuni
mereka yang menolak dan meninggalkannya. Banyak orang yang dibunuh atas perintahnya
hanya gara2 alasan sepele seperti mereka tidak setuju dengannya atau menghinanya.
Inilah sebabnya mengapa dia sangat takut akan penentangan dan mengapa pengikut2nya tidak
bersikap toleran pada yang menentang Islam. Hal ini juga alasan mengapa aku yakin bahwa
jika suara2 murtadin didengar, maka Muslim lain pun akan jadi berani dan kritik terhadap
Islam tidak akan terbendung lagi.
Jeanne Mills menjadi jemaat Kenisah Rakyat selama enam tahun dan punya kedudukan tinggi
tapi lalu meninggalkan aliran itu. Dia menulis: “Ada hukum tak tertulis tapi dimengerti
sepenuhnya di gereja (Kenisah Rakyat) yang sangat penting: Tidak ada seorang pun yang
boleh mengritik sang Bapak, istrinya, dan anak2nya.” [250]
[250] Mills, J. Six years with God. New York: A & W Publishers, 1979.
Bukankah hal ini terjadi pula pada Muhammad, keluarganya dan sahabat2nya? Dr. Yunis
Sheikh, yang adalah seorang profesor perguruan tinggi di Pakistan, menyatakan bahwa kedua
orangtua Muhammad bukanlah Muslim. Hal ini masuk akal karena mereka mati ketika
Muhammad masih anak2 dan dalam hadis dikatakan Muhammad mengira mereka masuk
neraka. Tapi ternyata komentar Dr. Sheikh membuat mahasiswa2nya marah, dan menuduh dia
menghina orangtua nabi junjungan mereka dan melaporkan hal ini kepada imam. Akibatnya
Dr. Sheikh dituntut di pengadilan karena melakukan penghujatan dan menghukumnya dengan
hukuman mati. Dia dibebaskan dari penjara setelah beberapa tahun karena banyak protes dari
penjuru dunia.
Di bulan September, 2006, Mohammed Taha Mohammed Ahmed, yang adalah ketua editor
surat kabar swasta Sudan bernama Al-Wifaq, diculik sekelompok Muslim sejati. Dia dihakimi
dengan penuh hinaan sebelum akhirnya tenggorokannya disembelih sama seperti orang
menyembelih unta, dan lalu tubuhnya dipotong-potong. Dia dituduh menghujat karena
korannya menerbitkan artikel dari internet yang mempertanyakan orang tua Muhammad.
Yang dilakukan Muhammad Taha yang malang ini hanyalah mengutip beberapa bagian buku
dan menulis bantahannya. [251]
[251] http://www.news24.com/News24/Africa/New ... 54,00.html
Jika kau hidup di negara Islam, kau bisa dihukum mati karena berani mengritik Islam,
Muhammad, dan sahabat2nya. Jika kau hidup di negara non-Muslim, kau bisa dibunuh
meskipun kau sendiri bukan Muslim. Pembuat film dari Belanda yang bernama Theo Van
Gogh terlambat menyadari hal ini ketika dia terguling jatuh di atas genangan darahnya setelah
ditembak dan ditusuki oleh seorang Muslim. Dosa Van Gogh adalah membantu murtadin
Ayan Hirshi Ali membuat film tentang wanita dalam Islam.
Di bulan Juli, 1991, Ettore Caprioli yang adalah penerjemah buku Satanic Verses (Ayat2
Setan oleh Salman Rushdie) ke dalam bahasa Italia, diserang dan terluka berat. Hitoshi
Igarishi – profesor sastra dan pengamat budaya Islam yang menerjemahkan buku itu ke dalam
146
bahasa Jepang – dibunuh di Tokyo. William Nygaard, penerjemah buku itu ke dalam bahasa
Norwegia, juga ditusuk pisau.
Pesannya sudah jelas yakni melakukan teror sebanyaknya agar tiada seorang pun yang berani
menentang Islam. Deborah Blakey adalah anggota senior Kenisah Rakyat yang akhirnya
mampu melarikan diri. Dia bersaksi: “Semua sikap tidak setuju dengan perintah Jim Jones
dianggap sebagai ‘pemberontakan’… Meskipun aku merasa sangat sedih dengan yang terjadi,
aku takut berkata apapun karena aku tahu semua orang yang berbeda pendapat akan mendapat
murka Jim Jones dan pengikutnya.” [252]
[252] Blakey, D. Affidavit: San Francisco. June 15, 1978.
Tidak Konsisten
Sama seperti yang dialami beberapa jemaat Kenisah Rakyat, Muslim2 awal pun menyadari
aturan ibadah kepercayaannya dan tindakan2 pemimpin mereka tidaklah konsisten. Jim Jones
bersetubuh dengan banyak wanita di perkumpulannya dan dia tidak malu2 melakukannya.
Muhammad juga melakukan banyak hal yang tentunya mengejutkan orang banyak, bahkan
juga pengikutnya orang Arab yang bermoral rendah.
Di satu hadis Aisha berkata: “Aku memandang rendah para wanita yang menyerahkan diri
mereka pada Rasul Allâh dan berkata, “Dapatkan wanita menyerahkan diri mereka (pada
seorang pria)?” Tapi ketika Allâh menyatakan: “Kau (wahai Muhammad) dapat menunda
(giliran istri2mu), dan kau dapa menerima siapapun yang kau kehendaki; dan kau tidak
bersalah jika kau mengundang dia yang gilirannya kau tunda,” (Q.33:51) Aku berkata (pada
sang Nabi), ‘Aku merasa Tuhanmu cepat memenuhi kehendak dan nafsumu.’” [253]
[253] Sahih Al-Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 311
Sudah jelas Aisha tidak hanya cantik tapi juga cerdas. Memang bisa jelas terlihat di banyak
kejadian tuhannya Muhamad datang segera menolong dan mengijinkannya untuk melakukan
apapun yang disukainya.
Muhammad melanggar beberapa norma masyarakat dengan menikahi Zainab, yang adalah
menantunya sendiri. Dia berhubungan seks dengan Mariyah - pelayan istrinya – ketika