Keberadaan
Amidhan dalam struktur HFCE terungkap dari dokumen yang dibuat HFCE
sendiri. Di sana disebutkan bahwa Amidhan Shaberah merupakan
anggota
Advisory Board.
Ketua MUI, Amidhan Saberah
Kamis, 27 Februari 2014
TEMPO.CO, Jakarta
- Ketua Majelis Ulama Indonesia Amidhan Shaberah membantah disebut
sebagai salah satu penasihat Halal Food Council of Europe--lembaga
pemberi label halal untuk produsen makanan dan minuman di Eropa--yang
berkantor di Brussel, Belgia.
"Di majalah Tempo, disebutkan saya salah satu penasihat HFCE. Padahal saya tidak pernah menjadi penasihat, apalagi terima gaji US$ 5.000 per bulan," kata Amidhan, Kamis, 26 Februari 2014, dalam jumpa pers di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat.
Amidhan mengatakan dirinya hanya menerima honor sebagai pembicara dalam setiap International Halal Conference of Europe yang diadakan oleh HFCE. Keberadaan Amidhan dalam struktur HFCE terungkap dari dokumen yang dibuat HFCE sendiri. Di sana disebutkan bahwa Amidhan Shaberah merupakan anggota Advisory Board.
"Di majalah Tempo, disebutkan saya salah satu penasihat HFCE. Padahal saya tidak pernah menjadi penasihat, apalagi terima gaji US$ 5.000 per bulan," kata Amidhan, Kamis, 26 Februari 2014, dalam jumpa pers di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat.
Amidhan mengatakan dirinya hanya menerima honor sebagai pembicara dalam setiap International Halal Conference of Europe yang diadakan oleh HFCE. Keberadaan Amidhan dalam struktur HFCE terungkap dari dokumen yang dibuat HFCE sendiri. Di sana disebutkan bahwa Amidhan Shaberah merupakan anggota Advisory Board.
Dalam
dewan tersebut, Amidhan berdampingan dengan nama-nama lain, yakni Tan
Sri Syed Jalaludin, Abdallah Ruwaida, Iqbal Qureshi, dan Koen de
Praetere. Keberadaan Amidhan dalam struktur menjadi konflik kepentingan
karena MUI lembaga yang mengaudit lembaga-lembaga halal di seluruh
dunia.
Di Eropa, selain HFCE, ada lima lembaga pemberi label halal lain yang diakui MUI. Dalam investigasi majalah Tempo yang terbit pekan ini terungkap keberadaan Amidhan di lembaga halal itu menyebabkan audit tak berjalan dengan baik. HFCE, misalnya, memberikan label halal kepada vaksin yang diduga mengandung gelatin babi oleh sebuah perusahaan obat di Belgia.
Di Eropa, selain HFCE, ada lima lembaga pemberi label halal lain yang diakui MUI. Dalam investigasi majalah Tempo yang terbit pekan ini terungkap keberadaan Amidhan di lembaga halal itu menyebabkan audit tak berjalan dengan baik. HFCE, misalnya, memberikan label halal kepada vaksin yang diduga mengandung gelatin babi oleh sebuah perusahaan obat di Belgia.