Para
pejabat negara bagian Borno mengatakan sebanyak 129 siswi berusia
antara 12-17 tahun diculik kelompok bersenjata pada 14 April lalu.
Pemerintah mengatakan sebanyak 52 orang siswi berhasil meloloskan diri.
Namun, warga kota Chibok dan kepala sekolah perempuan kota itu menolak
jumlah korban versi pemerintah. Mereka mengatakan 230 siswa diculik dan
sebanyak 187 orang belum berhasil dibebaskan.
Rabu, 30 April 2014
Para
orangtua siswi sebuah sekolah putri Nigeria yang diculik Boko Haram dua
pekan lalu meluapkan amarah mereka atas
kegagalan pemerintah
menyelamatkan anak-anak mereka.
Apalagi
tersiar kabar bahwa para siswi sekolah itu dijual ke luar negeri dengan
harga "hanya" 12 poundsterling atau sekitar Rp 235.000 per orang.
Pogo
Bitrus, seorang pemimpin lokal di kota Chibok tempat para siswi itu
diculik, mengatakan sudah melacak pergerakan penculik dengan bantuan
berbagai sumber.
"Berdasarkan
informasi yang kami peroleh dari kota perbatasan Kamerun, gadis-gadis
yang diculik itu dibawa ke Chad dan Kamerun," kata Bitrus.
Sayangnya,
sejauh ini tidak diperoleh informasi independen lain yang bisa
mendukung klaim Bitrus. Hingga saat ini pemerintah Nigeria juga belum
memberikan komentar.
Namun,
sejumlah siswi yang berhasil meloloskan diri dari penculikan itu
mengatakan kawan-kawan mereka dibawa ke kawasan hutan Sambisa di negara
bagian Borno, tempat Boko Haram diketahui memiliki kubu pertahanan di
tempat itu.
Sementara
itu, para orangtua sangat marah dan menganggap pemerintah Nigeria tidak
mampu melindungi warganya dari teror kelompok militan.
"Semoga
Tuhan mengutuk semua orang yang tidak berusaha membebaskan anak-anak
kami yang diculik," kata Enoch Mark, yang putri dan dua kemenakannya ada
di antara lebih dari 100 siswi yang diculik itu.
Aksi
penculikan massal itu merupakan tindakan Boko Haram yang paling
mengejutkan selama pemberontakan mereka lima tahun terakhir yang sudah
menewaskan ribuan orang di wilayah utara dan tengah Nigeria.
Para
pejabat negara bagian Borno mengatakan sebanyak 129 siswi berusia
antara 12-17 tahun diculik kelompok bersenjata pada 14 April lalu.
Pemerintah mengatakan sebanyak 52 orang siswi berhasil meloloskan diri.
Namun,
warga kota Chibok dan kepala sekolah perempuan kota itu menolak jumlah
korban versi pemerintah. Mereka mengatakan 230 siswa diculik dan
sebanyak 187 orang belum berhasil dibebaskan.
Boko
Haram yang jika diterjemahkan secara harafiah berarti "pendidikan Barat
haram" kerap menyerang sekolah selama pemberontakan mereka melawan
pemerintah Nigeria.
Mereka
membakar sekolah, membunuhi para pelajar dan bahkan meledakkan kampus
universitas. Insiden penculikan itu semakin melunturkan kepercayaan
rakyat terhadap pemerintah Nigeria.
Warga
setempat bahkan melakukan penggalangan dana untuk membeli bahan bakar
untuk motor dan mobil yang mereka gunakan untuk melakukan pencarian
ratusan siswi itu. Warga mengatakan mereka sudah tak percaya lagi dengan
upaya pencarian yang digelar militer.
"Para
penculik itu menggunakan banyak mobil untuk mengangkut para gadis yang
diculik, sehingga sangat tidak masuk akal jika selama dua pekan ini
militer yang mengaku bekerja keras tak bisa menemukan mereka," ujar
Bitrus.
Pemerintah
Nigeria mengerahkan ribuan tentara ke kawasan timur laut negeri itu
untuk memberantas pemberontakan Boko Haram. Namun, sejumlah pakar
mengatakan militer kekurangan personel untuk mengawasi seluruh kawasan
yang luas tersebut.