Kemudian
jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan
itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain.
Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa
bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika
keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah
hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.
(Qs. 2:230)
Hebat! Jika dalam kemarahan anda
menjatuhkan talak 3 kali kepada istrimu, anda tidak dapat lagi
menikahinya sampai ada pria lain menikahinya, menidurinya dan
menikmatinya untuk sementara waktu, lalu jika pria itu menceraikannya
maka anda dapat membawa ibu dari anak-anak anda pulang dan ia menjadi
istrimu yang sah bagimu!
Diposkan
Oleh Ali Sina pada 10 Agustus 2012
Dalam
bagian komentar di situs ini, saya bertanya kepada seorang Muslim yang
mengatakan bahwa orang harus membaca Quran alih-alih artikel-artikel
saya, walaupun ia telah membaca Quran sebelumnya. Ia menjawab, “Ya, saya
sudah membacanya. Strategi-strategi anda tidak ada gunanya bagi pikiran
yang rasional, waras dan benar. percayalah padaku, anda hanya membuang
waktu”.
Saya
tidak akan mempercayai perkataannya, tetapi saya memutuskan untuk
mengutip beberapa ayat Quran dan meminta orang Muslim untuk
menggarisbawahi bagian-bagian yang kedengarannya benar, waras dan
rasional.
Quran mengatakan, “Dan Dia (Allah)
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya”, Dan
kemudian para malaikat mengujinya agar meyakinkan bahwa ia (Adam)
mengingat semua itu (Quran 2:31).
Sejauh
ini para pakar zoologi telah mencatat 20.000 spesies ikan, 6.000
spesies reptil, 9.000 burung, 1.000 hewan amfibi, dan 15.000 spesies
mamalia. Dan, walaupun ada jutaan spesies serangga yang telah dinamai,
para ilmuwan memperkirakan masih ada jutaan lainnya yang belum ditemukan
dan dinamai! Jumlah ini belum mencakup sub-spesies. Bahkan ada lebih
banyak lagi spesies tanaman.
Berdasarkan
hal ini, dapatkah anda mengatakan bahwa Quran 2:31 benar, waras dan
rasional?
Quran 2:55-56 mengatakan, Allah memukul
orang Yahudi dengan petir ketika mereka tidak beriman dan kemudian
menghidupkan mereka kembali agar mereka bersyukur kepada-Nya.
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai
Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan
terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu
menyaksikannya. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati,
supaya kamu bersyukur”.
Saya
tidak tahu apa definisi kebenaran, kewarasan dan rasional yang anda
pahami. Ini terdengar seperti tingkah-laku orang yang menderita gangguan
kepribadian narsisistik. Penderita narsisistik suka menghancurkan dan
menghina orang lain dan kemudian menyelamatkan mereka untuk menunjukkan
kekuasaan absolut atas orang lain. Video ini adalah contoh sempurna
mengenai apa yang sedang saya bicarakan. Tidak ada orang yang waras dan
berpikiran rasional yang akan bertingkah-laku demikian, apalagi Tuhan
Sang Pencipta alam semesta. Tingkah-laku menyedihkan seperti ini hanya
dimiliki orang yang sakit mental.
Quran 2:61 mengatakan pada jaman Musa,
Allah menurunkan cemooh dan penghinaan terhadap orang Yahudi karena
mereka tidak percaya kepada perkataan Allah dan mereka membunuh
nabi-nabi mereka secara tidak adil.
Masalahnya
bukanlah soal ketidakadilan penghukuman ini. Melainkan, Musa adalah
nabi pertama yang diutus kepada orang Yahudi. Lalu bagaimana Allah dapat
menghukum mereka atas kejahatan yang belum pernah mereka lakukan?
Apakah
ini kedengarannya benar, waras dan rasional?
Quran 41:11 berbunyi, “Kemudian Dia menuju kepada
penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami
datang dengan suka hati.”
Bahkan
murid kelas 1 SD pun tahu bahwa langit dan bumi tidak terpisah satu
sama lain. Bumi adalah sebuah titik kecil di dalam alam semesta yang
luas ini – yaitu langit. Jika langit dan Bumi datang bersama atau
terpisah satu sama lain, maka adalah sebuah keanehan. Bumi ada di dalam
langit. Bumi tidak akan pernah terpisah dari langit. Tapi bukan itu yang
saya ingin sampaikan. Yang ingin saya kemukakan adalah Bumi dan semua
planet lainnya, juga bintang-bintang yang ada di langit adalah
benda-benda mati. Mereka bergerak oleh karena kekuatan gravitasi. Mereka
tidak mempunyai pikiran sendiri dan tidak dapat taat atau tidak taat.
Mereka hanyalah batu-batu. Dapatkah batu berpikir, berbicara dan
memutuskan apa yang akan dilakukannya? Menurut Quran 2:74, YA, mereka
dapat melakukannya. Ayat itu berbunyi: “Kemudian setelah itu hatimu
menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara
batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan
diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari
padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut
kepada Allah”. Bagi saya, ini kedengaran seperti cerita dongeng untuk
anak-anak, bukan pemikiran yang benar, waras dan rasional.
Quran 2:65-66 mengklaim bahwa orang Yahudi
diperintahkan agar tidak melanggar Hari Sabat, tetapi mereka
melakukannya, Allah mengubah mereka menjadi kera dan membuat mereka
dihina dan dibenci, agar menjadi contoh dan peringatan bagi
orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhan.
Kisah
ini dulangi 3 kali dalam Quran, dan sama sekali tidak kedengaran benar,
waras dan rasional. Memang sudah tentu Allah dapat melakukan apa saja,
bahkan hal yang aneh. Pertanyaan saya adalah: bukankah penghukuman ini
berlebihan? Mengapa bekerja pada hari Sabat menjadi urusan yang besar
bagi Allah, dan jika memang demikian, mengapa Ia tidak mengesahkannya
dengan Muhammad? Mengapa Allah mengesahkan hukuman rajam bagi para
pezinah, tetapi lupa mengesahkan larangan bekerja pada Hari Sabat?
Asma
adalah seorang wanita muda yang meninggalkan Islam beberapa bulan yang
lalu. Ia dibantu oleh Shakila yang kisahnya diposkan dalam situs ini. Ia
menulis surat kepada saya beberapa hari yang lalu, dan memperlihatkan
kepada saya sebuah kontradiksi dalam Quran yang selama ini tidak saya
perhatikan.
Ia
mengatakan, walaupun ada fakta bahwa riba dilarang dalam Islam, Allah
dalam Quran 2:245 memberikan riba kepada orang Muslim. Ia kemudian
meminta mereka untuk mendanai perang-perang Muhammad dan berjanji akan
membayar mereka kembali dengan bunga yang besar setelah mereka mati.
Asma bertanya mengapa tidak apa-apa bagi Allah dan utusan-Nya untuk
mempraktikkan riba, tetapi orang Muslim dilarang? Asma keliru. Dalam
Islam, riba dilarang. Dalam ayat ini, Allah dan utusan-Nya sedang
mempraktikkan taqqiyah, yaitu penipuan suci. Tidak ada pahala bagi
orang-orang bodoh yang memberikan uang dan hidup mereka bagi Muhammad
dan Allah rekaannya itu. Sama sekali tidak logis bila Tuhan membutuhkan
uang umat-Nya untuk mendanai nabi-Nya sedangkan Ia mempunyai kekuatan
para malaikat dan dapat membuat kekacauan untuk menghajar para
musuh-Nya.
Setidaknya,
pada jaman Musa, Allah menghukum sendiri orang-orang yang membelot
dari-Nya. Apakah Ia telah kehilangan kekuasaan-Nya ketika Ia mengutus
Muhammad? Mengapa ia perlu meminjam uang dari orang Muslim untuk
mendanai perang nabi favorit-Nya?
Walaupun
Quran berulangkali mengklaim diri sebagai kitab yang jelas (Q. 2:99;
5:15 -16; 10:15; 6:55; 45:25; 41:53; 35:40; 26:195; 24:1; 17:12; 2:256),
sebuah kitab yang lengkap yang mencakup segala sesuatu (Q. 6:38; 16:89;
17:89; 18:54), mudah dimengerti (44:58 , 54:22 , 54:32, 54:40) dengan
segala jenis contoh/teladan (Q.39:27; 30:58) dan tidak ada keraguan di
dalamnya (Q 2:2; 11:1), dijelaskan secara terperinci l (Q. 6:114),
tidak dapat diubah (Q 6:115; 15:41), sanggup menjelaskan dirinya sendiri
(Q. 2:185) dan tidak mempunyai kontradiksi (Q 4:82), namun Quran 3:7
mengatakan, Allah “Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada
kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah
pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.
Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka
mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya
untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada
yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang
mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal”.
Ayat ini nampaknya bertentangan dengan semua klaim mengenai kejelasan
dan kemudahan memahami Quran.
Untuk
apa memberikan perumpamaan yang tidak dipahami orang? Perumpamaan
digunakan untuk memperjelas konsep-konsep yang rumit, bukan membuatnya
menjadi semakin lebih sulit dipahami. Ada yang tidak benar, tidak waras
dan tidak rasional dalam ayat ini.
Berikut
ini ada yang benar, waras dan rasional. Quran 2:230 mengatakan, jika
seorang pria menceraikan istrinya 3 kali, maka perempuan itu terlarang
baginya hingga ia telah menikahi pria lain; lalu jika pria itu
menceraikannya maka tidaklah salah jika mereka dipersatukan kembali.
Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah
talak yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga
dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu
menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama
dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah,
diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui. (Qs. 2:230)
Hebat!
Jika dalam kemarahan anda menjatuhkan talak 3 kali kepada istrimu, anda
tidak dapat lagi menikahinya sampai ada pria lain menikahinya,
menidurinya dan menikmatinya untuk sementara waktu, lalu jika pria itu
menceraikannya maka anda dapat membawa ibu dari anak-anak anda pulang
dan ia menjadi istrimu yang sah bagimu!
Ini
sungguh melampaui kebenaran, kewarasan dan pikiran yang rasional. Ini
jenius! Bagaimana seorang yang buta huruf dari Arab pada abad ke-7 dapat
mempunyai pengetahuan sebanyak ini?
Tetapi
marilah kita bersikap adil. Ada pula butir-butir kebenaran dalam Quran.
Sebagai contoh Quran 8:30 yang berbunyi, “dan Allah adalah Penipu
Ulung” (waAllahu khayru almakireen ). Siapa yang dapat mendebatkan hal
itu? Disinilah Quran dan Alkitab bertabrakan. Dalam Kitab Wahyu 12:9
dikatakan bahwa Satan adalah Sang Penipu seluruh dunia ini.