Pages

Senin, 03 Desember 2012

MARI KITA SIMAK debat Wafa Sultan(ex-muslim) dengan Dr. Ibrahim Al-Khouli(muslim) : "Silakan Percaya Pada Batu saja"

Debat : Pertentangan Antara Abad Pertengahan Dengan Abad Ke-20Psikolog Arab-AS, Wafa Sultan, memang benar-benar perempuan pemberani. Sambil dengan gigih menentang sang imam berjenggot dalam
siaran TV Al-Jazeera (Tuesday, February 28, 2006), Wafa menjejalinya dengan fakta-fakta yang tak terbantahkan.

───────────────────────
Wafa Sultan:
Bentrokan yg kita saksikan diseluruh dunia ini bukan bentrokan antar agama atau budaya. Melainkan bentrokan antara dua kubu bertentangan, antara dua era. Ini sebuah bentrokan antara mentalitas milik abad pertengahan dan satu lagi, mentalitas abad ke-21. Ini sebuah bentrokan antara peradaban dan keterbelakangan, antara yang beradab dan yang primitif, antara kebiadaban dan rasionalitas. Ini bentrokan antara kebebasan dan opresi, antara demokrasi dan diktator. Ini bentrokan antara HAM dan pelanggaran HAM. Ini bentrokan antara mereka yang memperlakukan perempuan seperti hewan dan mereka yang memperlakukan perempuan sebagai manusia. Jadi yang kita saksikan sekarang bukanlah bentrokan peradaban. Peradaban bukannya saling bentrok, tetapi saling bersaing.  
PERTANYAAN:
Jadi maksud anda apa yang terjadi sekarang ini adalah bentrokan budaya antara Barat dan keterbelakangan dan kepicikan Muslim?
Wafa Sultan:
Ya, itu maksud saya.
PERTANYAAN:
Siapa yang memulai dgn konsep bentrokan peradaban? Samuel Huntington? Jelas bukan Bin Laden. Boleh kami bahas ini?
Wafa Sultan:
Pihak Muslim-lah yang pertama-tama menggunakan ekspresi ini. Muslim-lah yang mulai dengan bentrokan peradaban ini. Nabi Islam mengatakan: “Saya diperintahkan utk memerangi mereka sampai mereka percaya Allah dan rasulNya.” Ketika Muslim membagi dunia antara Muslim dan non-Muslim, dan menyatakan perang kepada non-Muslim sampai mereka tunduk pada Allah, merekalah yang memulai bentrokan ini, mereka yang memulai perang ini. Untuk memulai perang ini, mereka mendapatkan dasar hukumnya dari kitab Islam yang penuh dengan seruan kebencian bagi kafir dan penaklukan kafir.
Lawan bicara saya ini mengatakan ia tidak pernah menghina kepercayaan orang lain. Peradaban mana di dunia ini yang memanggil non-muslim dengan kata-kata yang mereka sendiri tidak suka kalau diarahkan pada mereka? Sekali, ia memanggil non-muslim Ahl Al-Dhimma, tapi kemudian ia memanggil mereka “Ahlul Kitab”. dan lalu ia membandingkan mereka dengan monyet dan babi, atau ia memanggil Kristen “mereka yang tidak diperkenankan Allah (Lihat Surat Al Fatiha).” Siapa bilang mereka “Ahlul Kitab”? Mereka bukan Ahlul Kitab, mereka orang BANYAK KITAB. Semua buku-buku sains berguna sekarang ini adalah milik mereka, buah hasil pemikiran bebas dan kreatif mereka. Hak apa anda menyebut mereka sebagai “yang tidak diperkenankan Allah,” ataupun “mereka yang keluar jalur,” dan lalu datang kesini dan mengatakan bahwa agamamu melarangmu menghina kepercayaan orang lain?
Saya bukan Kristen, bukan Muslim, bukan Yahudi. Saya manusia sekuler. Tetapi saya menghormati hak orang untuk mempercayainya.
Dr. Ibrahim Al-Khouli:
Anda penghina agama (heretic)?
Wafa Sultan:
Anda boleh bilang apa saja terserah. Saya katakan saya manusia sekuler yang tidak percayai hal-hal supernatural…  
Dr. Ibrahim Al-Khouli:
Kalau anda penghina agama, tidak ada gunanya menantang anda karena anda telah menghina Islam, Rasul dan Quran…
Wafa Sultan:
Apa yang saya percaya bukan urusan anda.
Wafa Sultan:
Saudara, silakan anda percaya pada batu, selama anda tidak melemparkan batu itu pada saya. Anda bebas percaya apa saja, asal anda tidak mengurusi kepercayaan orang lain. Urusan apa anda kalau orang mau percaya bahwa sang Messiah adalah Tuhan, putera Mariam, atau bahwa Setan adalah Tuhan, putera Mariam… Biarlah orang percaya apa yang mereka mau percaya. Mengapa anda harus sewot?
Wafa Sultan:
Bangsa Yahudi mengalami tragedi Holocaust dan dunia menghormati mereka lewat sumbangan pengetahuan mereka, bukan lewat teror; lewat kerja keras mereka, bukan karena mereka menjerit-jerit dan berteriak-teriak (sebagaimana para muslim). Dunia patut berterima kasih pada Yahudi atas penemuan dan kemajuan sains yang mereka capai pada abad ke-19 dan 20 ini.
15 juta orang, tersebar di seluruh dunia, bersatu dan memenangkan hak mereka lewat banting tulang dan memeras otak mereka. KITA BELUM PERNAH MELIHAT SATU ORANG YAHUDI PUN MELEDAKKAN DIRI DI SEBUAH RESTORAN JERMAN (NAZI). KITA BELUM PERNAH MELIHAT SATU ORANG YAHUDI PUN MEMBAKARI GEREJA. BELUM PERNAH ADA SATUPUN YAHUDI YANG MEMPROTES DENGAN CARA MEMBUNUHI ORANG LAIN YANG TIDAK BERSALAH.
Nah, setelah Muslim menghancur-leburkan 3 patung besar Buddha (di Afghanistan, -adm), BELUM PERNAH KITA MELIHAT SATU ORANG BUDHIS PUN MENGHANCURKAN MESJID, MEMBUNUHI MUSLIM ATAU MEMBAKARI KEDUTAAN NEGARA MUSLIM. Hanya Muslim yang membela agama mereka dengan cara bakar gereja, bakar kedubes, suicide bombers, bunuh orang lain.
Ini tidak akan membuahkan hasil. Muslim harus bertanya pada diri mereka sendiri APA SUMBANGAN MEREKA BAGI KEHIDUPAN UMAT MANUSIA, sebelum mereka berani menuntut dunia agar menghormati mereka.