Ia (jibril) berkata (kepada Maryam):
"Sesungguhnya aku ini hanya-lah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." (QS.19:19).
(Ingatlah), ketika para Malaikat berkata: "Hai
Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat
daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam,
seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang
didekatkan (kepada Allah)”.(QS.3:45)
ITULAH DUA KEPING WAHYU YANG PALING BERMASALAH.
KENAPA?
Muslim kebanyakan akan take for
granted, menganggap dua ayat ini baik-baik saja. Malah istimewa,
karena turut memperkaya khasanah islamologi, khususnya Kristologi
islamik.
Mereka tidak bertanya kritis kenapa Injil sejak
6 abad sebelumnya telah menyebut namanya Yesus, dan kini tiba-tiba ISA?
Bukankah nama tersebut berasal dari Sorga? Dari mulut Tuhan yang sama
dan diturunkan oleh malaikat yang sama? Apakah ada sesuatu yang keliru? Dari mana asal nama-baru Isa itu dimunculkan? Bagus,
memang ada yang keliru, bahkan salah fatal! Ternyata asal usul ISA
berasal dari dua tahapan wahyu tentang kelahirannya yang terpisah.
Yang pertama dicatatkan dalam Surat Maryam pada
awal wahyu di Mekah (19:19),
dimana Jibril (yang menampakkan dirinya sebagai satu
lelaki yang sempurna) menyampaikan kabar gembira
yang pertama kalinya kepada Maryam. Dan sayang bahwa “kabar-gembira”
ini ternyata kelolosan menyebutkan siapa nama
seorang anak laki-laki yang suci yang akan dikandung Maryam! Dan setelah
bertahun-tahun kemudian, hal ini baru disadari (oleh oknum pewahyu?)
setelah Muhammad hijrah ke Medinah. Maka Allah susulkan sekali lagi
wahyuNya pada Surat Ali Imran dipenggalan waktu akhir dari surat-surat Madaniyyah (3:45).
Disitulah baru tampil nama ISA – Al Masih Isa Putera Maryam
– setelah bertahun-tahun
Muhammad dan para pengikutnya tidak mengenal siapa nama Putera Maryam
tersebut! Anehnya lagi, makna “Isa” dan maksud
dari pemberian nama susulan tersebut tidak disertakan sama sekali oleh
Allah. Akibatnya Isa
kosong makna, dan tidak ada satupun saksi yang
mengkonfirmasikannya:
Perhatikan bahwa wahyu
pertama di Mekah disampaikan sbb.
- Diturunkan oleh satu ruh tanpa nama (belakangan dianggap Jibril).
- Ruh dimunculkan sebagai seorang lelaki sempurna (QS.19:17).
- Ruh samasekali tidak memanggil/menyapa nama “Maryam”
- Ruh samasekali tidak menyebut siapa jati diri “anak laki-laki suci” tapi yang harus dilahirkan “secara aib dan haram” tanpa suami. Kosong nama, kosong penjelasan dan penguatan yang sangat diperlukan Maryam pada saat ia nanti harus menghadapi sendirian resiko aniaya dan rajam dari kaumnya!
Ini adalah buah karya Allah yang tampaknya
sangat teledor. Maka perlu dikoreksi -- setelah terlantar bertahun tahun
-- dengan wahyu susulan di Medinah yang disampaikan sbb.
- Diturunkan oleh bala para malaikat.
- Malaikat tidak ada dalam ujud satu lelaki.
- Wahyu kini dilengkapi dengan panggilan dan salam sopan “Hai Maryam”
- Wahyu dilengkapi dengan nama sang orok: “namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)”.
Betapa kusutnya wahyu yang disampaikan oleh
Sang Pewahyu, dan betapa ia “no-having sense” dan bertentangan dengan
apa yang dislogankanNya sendiri:
“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang
ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan
secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Tahu”. (QS.11:1)
Jelas, nama asing ISA yang
disusulkan (baca: dikoreksikan) Allah ini bermasalah sejak ia
dimunculkan begitu terlambat di Medinah dengan narasi yang berbeda-beda
dengan wahyu Mekah. Nama Isa ini tidak ada makna dan arahnya, kecuali
terkesan adanya suatu agenda penolakan tersembunyi terhadap nama asali dan makna hakikinya. Secara rohani, ini
mengarah kepada pelecehan bahkan penghujatan tersembunyi dari sebuah roh
kegelapan. Ingat, sebelum Muhammad, nama YESUS telah diberikan dua kali oleh
malaikat Gabriel berturut-turut kepada Yusuf (calon
suaminya), lalu kepada Maria, di abad ke-satu. Itu adalah nama Ilahi.
Tidak ada nama yang Tuhan berikan secara untung-untungan. Tidak mungkin
Tuhan memberi nama tanpa makna dan tujuan, apalagi sampai kosong
melompong. Gabriel berkata:
“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” (Lukas 1:31).
“Ia akan
melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Matius 1:21)
Di seluruh Kitab Perjanjian Baru, nama Yesus
muncul 975 kali! Orang Arab Nasrani sejak
awal-awal Masehi selalu menyebut nama ini sebagai “Yasu’u”,
(Yesus, dari Yehoshua, Yesu’a) artinya “Yahweh
menyelamatkan”.Bahkan Yesus telah menyebut dirinya dengan nama Yesus
dengan menyertakan otoritasNya.(Yohanes 17:3, Kisah 22:8, Wahyu
22:16). Tetapi sangat mengagetkan bahwa Muhammad justru menolak untuk
memakai nama Yasu’u yang pasti telah dia dengar dari sumber-sumber
Nasrani, seperti Waraqah bin Naufal dll. Rupa-rupanya ruh Muhammad tidak
bisa menerima nama demikian, sehingga harus digantikannya dengan
melawan fakta. Ini turut menjelaskan kenapa ruh Muhammad tidak berani
menyebutkan nama “Yasu’u” sampai bertahun-tahun, dan baru kemudian di
Medinah dia dapat wangsit (bukan wahyu) tentang ISA - yang hampa, sebuah
kehampaan yang PASTI-lah bukan berasal dari wahyu Ilahi!
Muslim sibuk mencari-cari pembenaran terhadap
nama ini dari segala sudut. Namun tak ada satupun yang mampu menjawab:
Apa makna nama tersebut? Pelbagai teori di dunia turut mengisi
kebingungan yang dihasilkan oleh wangsit Muhammad yang salah kaprah,
a.l. sbb.
Asal mula
nama “Isa” sampai sekarang tidak jelas. Injil tidak mengenal nama
tersebut. Yesus dan muridNya pun tidak. Muhammad sendiripun tidak
mengerti apa maknanya. Kata inipun bukanlah sebuah terjemahan bahasa
Arab dari nama “Yesus”, maka ada berbagai pandangan/pendapat beragam
diseputar nama ini, a.l.:
· Nama ini
tidak memiliki kekhususan, melainkan ciptaan Muhammad sendiri untuk
menyelaraskannya dengan ritme sajak (untuk Quran).
· Sebuah nama
cenderung untuk orang Arab ketimbang Ibrani.
· Sebuah kata
yang dibentuk dengan menyusupkan struktur Ibrani yang membentuk nama
Yesu’a (Yoshua = Yesus)
· Nama ini kemungkinan
merupakan bentuk Aramaik dari Yesu’a, yang melambangkan warna putih yang
bercampur dengan warna merah.
· Kata ini kemungkinan
terkait dengan kata Esau dalam bahasa Ibrani [dimana orang-orang Yahudi
biasa melontarkan ketidak-senangan mereka akan seseorang (semisal Yesus)
yang diibaratkannya dengan Esau (yang dilafalkan mirip dengan “isa”
dalam lafal Arab].
Kebingungan
Islamik ini memperlihatkan bahwa nama “Isa” tidak punya kaitan dengan
figur Biblikal dan sejarah Yesus dari Nazaret, yang diakui oleh orang
Kristen sebagai Juru Selamat dan Elohim. Nama Isa bahkan telah
menghilangkan makna orisinil YESUS yang ilahiah, yang artinya adalah “Yahweh Menyelamatkan”.
AKHIR KATA, kita semua layak dan patut
bertanya,
“Atas otoritas siapa maka nama Yesus yang
disampaikan dua kali oleh Gabriel, dan yang dipakai oleh Yesus untuk
dirinya sendiri itu bisa digantikan sewenang-wenang oleh wangsit
Muhammad dengan sebuah nama kosong? Dan dapatkah Muslim menerima
bilamana Paus atau Penginjil Billy Graham atau Mirza Ghulam Ahmad
misalnya mengubah nama Muhammad menjadi Mumet”?