Di tahun 570 A.D., di
Mekah, Arabia, seorang janda muda bernama Amina melahirkan anak
laki yang diberi nama
olehnya Kotham sesuai tradisi bangsanya. [7] Lima puluh tahun
kemudian, ketika anak
laki ini hijrah ke Medina, dia akan mengganti namanya dengan nama
“Muhammad” (yang
terpuji) sebagai nama pujian diri, dan dia terkenal dengan nama itu
sampai hari ini.
Meskipun Muhammad adalah anak2 Amina satu2nya, tapi Amina
menyerahkan dirinya
kepada seorang wanita Bedouin untuk dibesarkan di padang pasir kala
Muhammad masih
berusia 6 bulan.
Beberapa wanita kaya
Arab kadangkala
menyewa wanita2 lain untuk menyusui bayi2 mereka.
Hal ini memungkinkan
wanita kaya itu untuk tidak menyusui dan bisa punya anak lagi dengan
cepat. Lebih banyak
anak berarti lebih tinggi status sosialnya. Tapi bukan ini yang terjadi
pada Amina janda
miskin yang hanya punya satu anak untuk diurus. Abdullah, ayah
Muhammad, meninggal
enam bulan sebelum Muhammad lahir. Juga kebiasaan ini tidak
terlalu sering
dilakukan. Lihat misalnya Khadijah, istri pertama Muhammad, yang merupakan
wanita terkaya di
Mekah. Dia punya tiga anak dari perkawina sebelumnya dan tujuh anak dari
perkawinannya dengan
Muhammad, dan dia merawat mereka semua seorang diri. [8]
[8] Muhammad punya
empat putri dan tiga putra. Semua anak laki meninggal waktu masih kecil. Anak2
perempuan mencapai
usia dewasa dan menikah, tapi semuanya meninggal di usia muda. Putrinya yang
terkecil
meninggalkan dua orang
putra. Putri bungsu ini hanya lebih tua enam bulan daripada usia Muhammad saat
meninggal.
13
Mengapa Amina menyerahkan
anak satu2nya untuk dibesarkan orang lain? Hanya ada sedikit
keterangan bagi kita
untuk mengerti tentang ibu Muhammad dan keputusan yang diambilnya.
Keterangan menarik
yang menunjukkan keadaan psikologi Amina dan hubungannya dengan
bayinya adalah Amina
tidak menyusui Muhammad. Setelah Muhammad lahir, dia diserahkan
kepada Thueiba, yang
adalah pelayan paman Muhammad yang bernama Abu Lahab (orang
yang sama yang
dikutukinya di Sura 111 di Qur’an, sekalian juga dengan istrinya), untuk
disusui. Tidak ada
keterangan mengapa Amina tidak menyusui anaknya. Yang bisa kita
lakukan adalah
menduga. Apakah dia mengalami tekanan bathin karena menjanda di usia
mudanya? Apakah dia
pikir anaknya merupakan halangan baginya untuk menikah lagi?
Kematian anggot
keluarga dapat mengakibatkan perubahan kimia dalam otak yang
mengakibatkan tekanan
jiwa (depresi). Sebab lain yang mengakibatkan dapat wanita
mengalami tekanan
jiwa adalah: hidup sendirian, gelisah tentang keadaan janinnya, masalah
perkawinan atau
keuangan dan usia muda ibu. Amina baru saja kehilangan suaminya, dia
hidup sendiri,
miskin, dan muda. Berdasarkan keterangan yang ada, dia tampaknya
mengalami tekanan
jiwa. Hal ini dapat menganggu kemampuan ibu untuk menumbuhkan
ikatan bathin dengan
bayinya. Juga, tekanan jiwa selama mengandung dapat pula
mengakibatkan ibu
mengalami tekanan jiwa berikutnya setelah melahirkan bayi (postpartum
depression). [9]
[9] Penelitian2
menunjukkan bahwa bayi2 yang lahir dari ibu yang menderita gejala2 tekanan jiwa
sewaktu
mengandung dan setelah
melahirkan, mengalami peningkatan jumlah cortisol dan norepinephrine, rendah
jumlah
dopamine, dan lebih
tidak simetris EEG kanan depan. Bayi2 dari kelompok penderita depresi sewaktu
hamil
menujukkan
kecenderungan asimetri EED kanan depan dan lebih tinggi jumlah norepinephrine.
Data ini
menyatakan efek
psikologi bayi tergantung lebih banyak pada keadaan jiwa ibu sewaktu mengandung
daripada
setelah melahirkan
tapi juga tergantung dari lamanya depresi. ncbi.nlm.nih.gov
Beberapa penyelidikan
ilmiah menunjukkan bahwa tekanan jiwa yang dialami ibu
mengandung dapat
berakibat langsung pada janin. Bayi2 yang lahir biasanya menjadi cepat
marah dan lamban.
Bayi2 ini dapat tumbuh menjadi anak2 balita yang lamban belajar dan
tidak bereaksi secara
emosional, ditambah masalah kelakuan, misalnya suka melakukan
kekerasan. [10]
[10] www.health.harvard.edu/newsweek/Depress
... r_0405.htm
Muhammad tumbuh
diantara orang2 asing. Sewaktu dia besar, dia sadar bahwa dirinya
bukanlah anggota
keluarga yang mengurusnya. Dia semestinya heran mengapa ibunya, yang
hanya mengunjunginya
dua kali setahun, tidak menginginkannya.
Halima adalah wanita
yang menyusui Muhammad. Enam puluh tahun berikutnya terungkap
bahwa awalnya Halimah
tidak mau mengurus Muhammad karena dia anak yatim dari janda
miskin. Tapi akhirnya
Halimah mau mengurus Muhammad karena dia tidak mendapatkan
anak dari keluarga
kaya, dan keluarganya sendiri sangat butuh uang meskipun sedikit
sekalipun. Apakah ini
tampak pada cara Halimah mengurus bayi itu? Apakah Muhammad
merasa tidak dikasihi
di keluarga angkatnya selama tahun2 awal penting yang menentukan
sifat seseorang?
Halima melaporkan
bahwa Muhammad adalah anak yang penyendiri. Dia suka hidup dalam
dunia khayalannya
sendiri dan bercakap-cakap dengan teman2 khayalannya yang tidak bisa
dilihat orang lain.
Apakah ini reaski dari anak yang tidak dikasihi di dunia nyata sehingga dia
menciptakan
khayalannya sendiri untuk menghibur dirinya dan merasa dikasihi?
Kesehatan mental
Muhammad mengkhawatirkan ibu asuhnya sehingga dia mengembalikan
Muhammad kepada
ibunya Amina ketika berusia lima tahun. Karena masih belum punya
suami baru, Amina
ragu2 untuk menerima kembali anaknya sampai Halima menceritakan
14
padanya kelakuan dan
khayalan Muhammad yang aneh. Ibn Ishaq mencatat kata2 Halima:
Ayahnya (ayah dari
anak laki Halima satu2nya) berkata kepadaku, “Aku takut anak ini
mengalami serangan
jantung, maka bawalah dia kembali ke keluarganya sebelum terjadi
akibat buruk”… Dia
(ibu Muhammad) menanyakan padaku apa yang terjadi dan terus
menggangguku sampai
aku menceritakan padanya. Ketika dia bertanya apakah aku takut
anaknya (Muhammad)
kerasukan setan, maka kujawab iya.; [11]
[11] Sirat Ibn Ishaq,
page 72: Ibn Ishaq (baca Is-haq, nama Arab bagi Isaac) adalah penulis sejarah
Muslim, lahir
di Medina kira2 85
tahun setelah Hijra (yakni tahun 704, dia meninggal tahun 768). (Hijra adalah
pindahnya
Muhammad ke Medina dan
dimulainya awal penanggalan Arab), Dialah penulis pertama sejarah hidup
Muhammad dan peristiwa
perang2nya. Kumpulan kisahnya tentang Muhammad disebut "Sirat
al-Nabi" ("Kisah
Hidup sang
Nabi"). Buku ini telah hilang. Akan tetapi, kumpulan tulisan Ibn Ishaq
dengan catatan2 dari Ibn
Hisham (mati tahun
834) masih tersedia dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Ibn Hisham mengaku
sengaja
tidak menyertakan
beberapa tulisan Ibn Ishaq yang dianggap memalukan kaum Muslim. Beberapa bagian
kisah
memalukan ini dikutip
oleh Tabari (838–923) yang adalah penulis sejarah terkenal dan paling terkemuka
dari
Persia dan juga
penulis tafsir Qur'an.
Adalah normal bagi
anak2 untuk melihat monster di bawah tempat tidur mereka dan bicara
dengan orang2
khayalannya. Tapi kasus Muhammad tentunya langka dan mengkhawatirkan.
Suami Halima berkata,
“Aku takut anak ini mengalami serangan jantung.” Keterangan
ini
penting.
Bertahun-tahun kemudian, Muhammad bicara tentang pengalaman masa kecilnya
yang aneh:
Dua orang
berpakaian putih datang padaku dengan baskom emas penuh salju. Mereka
memegangku dan
membelah tubuku dan mengambil dari dalam tubuhku gumpalan hitam
yang lalu mereka
buang. Lalu mereka mencuci jantung dan tubuhku dengan salju sampai
murni. [12]
[12] W. Montgomery
Watt: terjemahan tulisan biografi Muhammad oleh Ibn Ishaq (hal. 36)
Sudah jelas bahwa
kekotoran pikiran tidak tampak sebagai gumpalan dalam jantung.
Meskipun nyatanya
anak2 tidak berdosa, dosa sendiri tidak dapat dihilangkan lewat operasi
bedah dan salju
bukanlah bahan pembersih yang baik. Cerita ini sudah jelas hanyalah
khayalan dan
halusinasi saja.
Muhammad sekarang
hidup lagi bersama ibunya, tapi ini tidak berlangsung lama. Setahun
kemudian Amina
meninggal. Muhammad tidak banyak bicara tentang ibunya. Ketika
Muhammad menaklukkan
Mekah, lima puluh tahun setelah kematian ibunya, dia
mengunjungi kuburan
ibunya di Abwa yang terletak diantara Mekah dan Medinah.
Ini adalah kuburan
ibuku; Tuhan mengijinkanku untuk melawatnya. Aku ingin berdoa
baginya, tapi tidak
dikabulkan. Maka aku memanggil ibu untuk mengenangnya dan ingatan
lembut tentang
dirinya menyelubungiku, dan aku menangis. [13]
[13] Tabaqat Ibn Sa'd
p. 21 . Ibn Sa'd (784-845) adalah ahli sejarah, murid dari al Waqidi. Dia
membagi
tulisannya dalam
delapan bagian, dan menamakannya Tabaqat (kategori2). Yang pertama adalah kisah
hidup
Muhammad (Vol. 1),
lalu perang2nya (Vol. 2), pengikut2nya di Mekah (Vol. 3), pengikut2nya di
Medinah (Vol.
4), cucu2nya, Hassan
dan Hussein dan tokoh2 Muslim yang utama (Vol. 5), pengikut2 dan sahabat2
Muhammad
(Vol. 6), pengikut
penting berikutnya (Vol. 7) dan beberapa tokoh Muslimah (Vol. 8 ). Kutipan2
Tabaqat yang
digunakan di buku ini
diambil dari terjemahan dalam bahasa Persia oleh Dr. Mahmood Mahdavi Damghani.
Publisher Entesharat-e
Farhang va Andisheh. Tehran, 1382 solar hijra (2003 A.D.).
Mengapa Tuhan tidak
mengabulkan Muhammad berdoa bagi ibunya? Apa yang dilakukan
Amina sehingga dia
tidak layak untuk dimaafkan? Ini sungguh tidak masuk akal. Sudah jelas
Tuhan tidak ada
hubungannya dengan hal ini. Muhammad sendirilah yang tidak bisa
memaafkan ibunya,
bahkan separuh abad setelah dia mati. Dia mungkin mengingatnya
sebagai wanita yang
dingin dan tidak sayang anak, sehingga Muhammad tidak menyukainya
dan mengalami luka
bathin yang tidak pernah sembuh.
15
Muhammad kemudian
hidup bersama kakeknya selama dua tahun. Kakeknya yang telah
ditinggal mati
putranya, sangat memanjakan Muhammad. Ibn Sa’d menulis bahwa Abdul
Muttalib sangat
memperhatikan Muhammad lebih banyak daripada memperhatikan putra2nya
sendiri. [14] Muir
dalam Biography of Muhammad menulis: “Anak itu dirawat dengan
penuh
kasih sayang
olehnya. Sebuah karpet biasa dibentang di bawah bayang2 Ka’bah, dan di situ
orang tua (kakek
Muhammad) itu berbaring terlindung dari terik matahari. Di sekitar karpet,
dengan jarak yang
tidak jauh, duduklah putra2nya. Muhammad kecil berlari mendekat pada
kakeknya dan mengambil
karpet tersebut. Putra2nya hendak mengusirnya pergi, tapi Abdul
Muttalib
mencegahnya dan berkata: “Jangan larang putra kecilku.” Dia lalu mengelus
punggungnya karena
merasa girang melihat tingkah lakunya yang kekanakan. Anak laki ini
masih diurus ibu
asuhnya yang bernama Baraka, tapi Muhammad selalu lari darinya dan pergi
ke tempat tinggal
kakeknya, bahkan jika dia sedang sendirian dan tidur. [15]
[14] Tabaqat Volume 1,
page 107
[15] The Life of
Muhammad by Sir. William Muir Volume II Ch. 1. P. XXVIII
Muhammad ingat
perlakuan penuh kasih sayang yang diterimanya dari Abdul Muttalib.
Sambil tak lupa
membumbui dengan khayalannya sendiri, dia di kemudian hari berkisah
bahwa kakeknya biasa
berkata, “Biarkan dia karena dia punya nasib yang hebat, dan akan
menjadi pewaris
kerajaan;” dan berkata pada Baraka, “Awas, jangan sampai dia
jatuh ke
tangan orang2
Yahudi dan Kristen, karena mereka mencarinya dan akan melukainya!” [16]
Akan tetapi, tiada
seorang pun yang ingat perkataan ini karena sebenarnya paman2nya tidak
percaya perkataannya,
kecuali Hamza yang berusia sepantar dengan Muhammad. Abbas juga
di kemudian hari
bergabung dengan Muhammad, tapi itu terjadi setelah bintang Muhammad
bersinar dan dia dan
pasukannya berada di depan Mekah untuk siap menyerang.
[16] Katib al Waqidi,
p. 22
Nasib sekali lagi
tidak berpihak pada Muhammad. Hanya dua tahun setelah dia hidup bersama
kakeknya, sang kakek
meninggal dunia di usia delapan puluh dua tahun dan Muhammad lalu
diasuh oleh pamannya
Abu Talib.
Muhammad merasa sedih
karena kehilangan kakek yang mengasihinya. Ketika dia berada di
penguburan jenazah di
Hajun, dia menangis. Bertahun-tahun kemudian dia masih mengenang
kakeknya.
Abu Talib mengasuh
Muhammad dengan penuh kasih pula. “Kasih sayangnya pada
Muhammad sama besarnya
seperti kasih sayang Abdul Muttalib padanya,” tulis Muir. “Dia
mengijinkannya
tidur di atas ranjangnya, makan di sisinya, dan pergi bersamanya ke luar
negeri. Dia terus
memperlakukan Muhammad dengan lembut sampai Muhammad
dewasa.”[17]
Ibn Sa’d mengutip Waqidi yang mengisahkan bahwa Abu Talib, meskipun tidak
kaya, mengasuh
Muhammad dan mencintainya lebih dari anak sendiri.
[17] Tabaqat Vol I.,
hal. 108
Karena kehilangan
orang2 yang dikasihinya secara berturut-turut di masa kecilnya,
Muhammad takut ditinggalkan
dan kejadian ini tentunya berdampak emosi kuat. Hal ini
tampak jelas dalam
kejadian di waktu dia berusia 12 tahun. Suatu hari, Abu Talib hendak
pergi ke Syria untuk
berdagang. Dia tidak membawa Muhammad pergi. “Tapi ketika
kafilah
sudah siap berangkat,
dan Abu Talib siap menaiki untanya, keponakannya yang tidak mau
ditinggal lama
memeluknya erat2. Abu Talib terharu dan membawa dia pergi
bersamanya.”[18]
Eratnya hubungan Muhammad dan pamannya menunjukkan Muhammad
selalu takut
kehilangan orang2 yang dikasihinya.
[18] The Life of
Muhammad by Sir. William Muir Vol. II Ch. 1. P. XXXIII
16
Meskipun Abu Talib
merawatnya dengan penuh kasih dan terus membela Muhammad sampai
ajal, mengasihinya
lebih dari anak sendiri, pada akhirnya Muhammad terbukti sebagai
keponakan yang tak
tahu terima kasih. Ketika pamannya hampir ajal di ranjang, Muhammad
menengoknya. Semua
putra2 Abu Muttalib juga ada di situ. Abu Talib selalu memikirkan
kebaikan bagi
Muhammad dan dia meminta dengan tulus pada saudara2 lakinya untuk
melindungi Muhammad
yang sekarang berusia 53 tahun. Mereka berjanji untuk
melakukannya,
termasuk Abu Lahab, yang dikutuki Muhammad dalam Qur’an. Setelah itu
Muhammad meminta
pamannya masuk Islam.
Muhammad sadar bahwa
pengikut2nya adalah orang2 lemah dari kalangan rendah. Untuk
mendongkrak
keberadaannya, dia butuh orang berpengaruh masuk Islam. Ibn Ishaq menulis:
“Ketika orang2
datang di perayaan2, atau ketika sang Rasul mendengar ada orang penting
yang hendak
berkunjung ke Mekah, dia akan mendatangi orang itu dan menyampaikan
pesannya.”[19]
Tulisan sejarah juga mengisahkan pada kita bahwa Muhammad sangat girang
luar biasa ketika Abu
Bakr dan Omar menjadi pengikutnya. Jika Abu Talib bersedia masuk
Islam, maka Muhammad
akan tampak lebih terhormat diantara para pamannya dan
masyarakat Quraish.
Suku Qurasih adalah suku Arab yang tinggal di Mekah dan penjaga
bangunan Ka’abah.
Muhammad sangat butuh pengakuan kebenaran agamanya dari Abu Talib.
Akan tetapi sang
paman tersenyum dan berkata bahwa dia lebih memilih mati dengan agama
kakek moyangnya. Maka
punahlah harapan Muhammad. Dia lalu meninggalkan ruangan
sambil berkata: “Aku
ingin berdoa baginya, tapi Allâh melarangku.”
[19] Sirat, Ibn Ishaq
page. 195
Sukar dipercaya bahwa
Allah melarang nabinya meminta ampun bagi orang yang
membesarkannya,
melindunginya sampai ajal, dan berkorban begitu banyak baginya. Kalau
memang Tuhan berbuat
demikian, hal ini akan menurunkan derajat Tuhan sedemikian rupa
sehingga tak layak
disembah. Pengorbanan Abu Talib dan keluarganya demi kepentingan
Muhammad sangatlah
banyak. Meskipun tidak percaya akan Islam, Abu Talib berdiri
bagaikan batu tegar
menghadapi seluruh rakyat Quraish untuk membela Muhammad dari
segala ancaman yang
ada dan selama 38 tahun dia terus menjadi pendukung Muhammad
tanpa henti. Meskipun
begitu, Muhammad bukanlah keponakan yang tahu balas budi. Ketika
Abu Talib tidak mau
masuk Islam, Muhammad merasa begitu ditolak sehingga dia tidak mau
mendoakan pamannya
yang hampir ajal.
Tidak banyak yang
terjadi di masa muda Muhammad dan tidak ada hal yang dianggap penting
dicatat oleh penulis
kisah hidupnya. Dia dikabarkan adalah orang yang pemalu, pendiam dan
tidak terlalu suka
berhubungan sosial. Meskipun disayang dan dimanja pamannya,
Muhammad tetap peka
dengan statusnya sebagai anak yatim piatu. Kenangan masa kecil yang
sepi dan tanpa kasih
terus menghantui sepanjang hidupnya.
Tahun2 berlalu.
Muhammad tetap saja suka menyendiri dan lebih memilih hidup di dunianya
sendiri, bahkan jauh
dari orang2 yang dikenalnya. Bukhari [20] menulis bahwa Muhammad
“lebih pemalu
daripada perawan wanita bercadar.”[21] Dia tetap saja begitu
seumur hidupnya,
tidak percaya diri
dan pemalu. Dia berusaha mengatasinya dengan membesarkan,
menyombongkan dan
memuja-muja diri sendiri.
[20] Abu Abdullah
Muhammad Bukhari (c. 810-870) adalah seorang pengumpul hadis atau sunnah,
(kumpulan
perkataan dan
perbuatan Muhammad). Buku kumpulan hadisnya dianggap paling terkemuka. Dia
menghabiskan
waktu enambelas tahun
untuk mengumpulkannya, dan berhasil mendapat 2.602 hadis (9.082 hadis yang
diulang
isinya oleh sumber
pencerita lain). Persyaratan yang ditetapkannya untuk menentukan keaslian hadis
sangat ketat
dan karenanya kumpulan
hadisnya disebut Sahih (tepat, benar). Ada dua ilmuwan Islam lainnya yakni Abul
Husain Muslim dan Abu
Dawood yang bekerja dengan cara sama seperti Bukhari dalam mengumpulkan hadis.
Sahih Bukhari, Sahih
Muslim and Sunnan Abu Dawood diakui oleh masyarakat Muslim pada umumnya,
terutama Muslmi Sunni,
sebagai literatur tambahan bagi Qur’an.
[21] Bukhari: Volume
4, Book 56, Number 762:
17
Muhammad tidak
melakukan pekerjaan apapun yang penting. Saat2 tertentu dia
menggembalakan
kambing, dan ini sebenarnya adalah pekerjaan kaum perempuan dan
dianggap bukan
kerjaan lelaki oleh orang2 Arab. Bayarannya rendah dan dia bergantung pada
kemurahan hati
pamannya.
Menikah
dengan Khadijah
Akhirnya, ketika
Muhammad berusia 25, Abu Talib mencarikannya pekerjaan sebagai
bendahara di sebuah
perusahaan milik wanita pedagang kaya yang juga masih saudara jauh,
bernama Khadijah.
Khadijah berusia 40 tahun, dia adalah seorang janda yang sukses dalam
berdagang. Muhammad
melakukan satu perjalanan ke Syria untuk memenuhi perintah
Khadijah dengan
menjual dagangannya dan membeli pesanannya. Ketika dia kembali,
Khadijah jatuh cinta
pada Muhammad, dan meskipun Muhammad hanyalah pelayannya,
Khadijah melamar
Muhammad untuk menikah dengannya.
Muhammad butuh
dukungan finansial dan emosional. Baginya, pernikahan dengan Khadijah
merupakan untung
besar. Dari Khadijah, dia bisa mendapatkan kasih sayang keibuan yang
tidak didapatkannya
sejak kecil, dan juga jaminan keuangan sehingga dia tidak perlu kerja
lagi.
Khadijah dengan
senang hati memenuhi segala keperluan suaminya. Dia merasa bahagia dari
melakukan kegiatan
memberi, mengasuh, dan mengorbankan diri.
Muhammad tidak suka
bekerja. Dia lebih memilih mengasingkan diri dan berkhayal dengan
pikiran2nya sendiri.
Bahkan sewaktu kecil, dia pun menghindari anak2 lain dan tidak mau
berteman dengan
mereka. Dia seringkali menyendiri. Dia tidak tahu bagaimana caranya untuk
bisa bahagia dan
menikmati kehidupan. Dia jarang tertawa, dan jika dia tertawa, dia menutup
mulutnya. Dari
sinilah awalnya kebiasaan Muslim menganggap tertawa bukan perbuatan suci.
Dalam dunianya yang
penuh khayalan, Muhammad tidak lagi merasa terasing dan tak
diinginkan seperti
yang dialaminya ketika kecil, tapi dia merasa dikasihi, dihormati, dipuji,
dan bahkan ditakuti.
Ketika dunia nyata terlalu berat untuk dihadapi dan dia merasa kesepian,
maka dia melarikan
diri ke dunia khayalannya, di mana dia bisa menjadi siapapun yang dia
inginkan. Tentunya
dia telah melakukan hal ini sejak masih sangat kecil ketika hidup di
keluarga angkatnya
dan menghabiskan waktu sendirian di gurun pasir. Dunia fantasinya yang
ideal dan
menyenangkan selalu menjadi tempatnya berlindung selama hidupnya. Baginya,
dunia fantasi itu
sama dengan dunia nyata, hanya jauh lebih menyenangkan. Muhammad tidak
membantu Khadijah
mengurus ke sepuluh anaknya karena dia lebih memilih menyendiri di
gua2 sekitar Mekah,
menghabiskan waktunya seharian di dunianya sendiri, sibuk berkhayal
dan bermimpi.
Pengalaman
Mistik
Suatu hari, ketika
Muhammad berusia 40 tahun, dan setelah menghabiskan waktu berhari-hari
di sebuah gua seorang
diri, Muhammad mengalami pengalaman yang aneh. Dia mulai
mengalami kontraksi
otot, sakit perut, dan merasa seperti dihimpit kuat2, kejang2 otot, kepala
dan bibir
bergerak-gerak di luar kontrol, berkeringat, dan jantung berdebar-debar. Dalam
keadaan ini, dia
mendengar suara2 dan mengaku melihat hantu.
18
Dia lari ke rumah
ketakutan, gemetar dan berkeringat. “Tutupi aku, tutupi aku,” pintanya
kepada istrinya. “O
Khadijah, ada apa dengan diriku?” Dia menceritakan semua yang terjadi
dan berkata, “Aku
takut sesuatu telah terjadi padaku.” Dia mengira kerasukan setan lagi.
Khadijah
menenangkannya dan mengatakan padanya untuk tidak merasa takut, karena dia
sebenarnya didatangi
seorang malaikat dan dipilih sebagai nabi.
Setelah pertemuannya
dengan makhluk halus yang disebut istrinya sebagai malaikat Jibril,
Muhammad yakin akan
status nabinya. Kedudukan nabi menyenangkan hatinya dan
memenuhi angan2nya
untuk merasa megah diri. Dia pun mulai berkhotbah.
Lalu apakah isi pesan
khotbahnya? Tidak ada pesan apapun. Yang dia tahu adalah dia telah
menjadi seorang
rasul. Karena itu, pesan utama hanyalah menyampaikan berita kerasulannya
kepada siapapun dan
membuat orang percaya bahwa dia adalah seorang rasul. Sebagai
hasilnya, orang harus
menghormatinya, mencintainya, mentaatinya, dan bahkan takut
terhadap dirinya.
Setelah berkhotbah selama 23 tahun, inti pesan Muhammad tetaplah sama.
Pesan utama Islam
adalah Muhammad adalah seorang rasul dan orang harus taat padanya.
Siapapun diharapkan
untuk menghormatinya, mencintainya, mentaatinya, dan bahkan takut
padanya. Selain dari itu,
tiada pesan apapun. Yang tidak mau taat akan dihukum, baik di dunia
fana maupun baka.
Keesaan Tuhan yang menjadi dasar agama Islam, awalnya bukan
merupakan bagian
pesan Muhammad.
Setelah membuat
jengkel masyarakat Mekah selama bertahun-tahun dengan mengejek agama
dan dewa2 mereka,
maka masyarakat Mekah akhirnya tidak mau berhubungan dengan dia dan
pengikutnya lagi,
termasuk hubungan dagang. Sikap mendiamkan dan boikot ekonomi
mengakibatkan banyak
kesusahan pada kaum Muslim sehingga Muhammad memerintahkan
mereka pindah ke
Abyssinia. Akhirnya, untuk menyenangkan hati masyarakat Mekah,
Muhammad terpaksa
berkompromi. Ibn Sa’d menulis: “Suatu hari sang Nabi berada di
kumpulan orang di
Ka’bah dan membacakan bagi mereka Sura an-Najm (Sura 53). Ketika
sampai di ayat
19-20 yang tertulis, “Apakah kau telah mempertimbangkan Lat dan Uzza, dan
Manat, yang ketiga,
yang paling akhir? Setan menaruh kedua ayat2 itu di mulut sang Nabi.
“Mereka cantik, dan
ada harapan dalam ibadahnya.”[22] Kata2 ini menyenangkan hati
masyarakat Quraish
dan mereka menghentikan boikot ekonomi dan permusuhan. Kabar ini
terdengar oleh para
Muslim di Abyssinia yang lalu dengan senang balik kembali ke Mekah.
[22] Tabaqat Volume I,
halaman 191
Tak lama kemudian,
Muhammad sadar bahwa mengakui putri2 Allâh sebagai dewi-dewi telah
merusak kedudukannya
sendiri sebagai satu2nya perantara bagi Allâh dan manusia, dan
membuat agamanya
tidak beda dengan agama pagan, dan karena itu agamanya jadi tak
berguna. Maka dia
menarik kembali kedua ayat yang mengakui putri2 Allâh dan
menyebutnya sebagai
ayat2 setan. Setelah itu dia mengeditnya dengan “Apa! Anak2 laki
bagimu dan bagiNya
anak2 perempuan! Ini jelas pembagian yang tidak adil!” [23]
Artinya,
betapa beraninya kamu
menyebut Tuhan punya anak2 perempuan, sedangkan kau sendiri
bangga punya anak2
laki? Kaum wanita dianggap bodoh dan karenanya tidak layak bagi
Allâh untuk punya
anak2 perempuan. Memang ini benar2 tidak adil.
[23] Qur’an,
53:19-22
Beberapa pengikut
Muhammad meninggalkannya karena kejadian ini. Untuk mensahkan
pergantian ayat dan
mendapatkan kembali kepercayaan pengikutnya, dia mengaku semua nabi
juga kadangkala
ditipu setan, yang memberi gagasan secara licik agar mereka mengucapkan
ayat2 setan dan
sepertinya itu datang dari Tuhan.
Qur’an
Al-Hajj (22) ayat 52-53
(52) Dan Kami tidak
mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi,
melainkan apabila
ia mempunyai sesuatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan
19
terhadap keinginan
itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu, dan Allah
menguatkan
ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (53) agar Dia
menjadikan apa yang
dimasukkan oleh setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di
dalam hatinya ada
penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang
lalim itu,
benar-benar dalam permusuhan yang sangat,
Muhammad menulis
ayat2 di atas karena beberapa pengikutnya sadar dia mengarang Qur’an
sesuai situasi dan
kondisi, sehingga mereka lalu meninggalkannya. Yang dikatakan Q 22:52-
53 sebenarnya
adalah:
Jika
aku, Muhammad, ngawur dan tertangkap basah olehmu, maka itu adalah salahmu
sendiri
karena hatimu rusak.
Tiga belas tahun
telah berlalu dan Muhammad hanya punya sekitar 70 sampai 80 orang
pengikut. Istrinya
yang tidak hanya menafkahinya, tapi juga mengaguminya, memujanya,
memujinya, dan dia
adalah pengikut Muhammad yang pertama. Posisi sosialnya yang
terhormat meyakinkan
orang2 lain seperti Abu Bakar, Othman (Usman) dan Omar untuk
bergabung jadi
pengikut Muhammad pula. Selain dari mereka, pengikut Muhammad yang lain
adalah budak2 milik
orang2 kaya Quraish, dan beberapa pemuda yang tak punya pengaruh.
Kebohongan
Penindasan
Ajakan Muhammad
kepada masyarakat Mekah untuk masuk Islam tidak digubris. Masyarakat
Mekah, sama seperti
kebanyakan non-Muslim di jaman modern, bersikap toleran terhadap
semua agama. Di jaman
itu, tidak ada penindasan dengan alasan agama. Secara alami,
masyarakat polytheis
memang umumnya toleran terhadap agama lain. Memang mereka
tersinggung ketika
Muhammad menghina dewa2 mereka, tapi mereka tidak melukai
Muhammad.
Muhammad mengajak
pengikutnya meninggalkan Mekah. Dengan sendirinya, mereka yang
tinggal di Mekah
tidak suka akan hal ini. Sanak keluarga Muslim dan juga majikan2 budak
yang memeluk Muslim
tidak merasa suka. Beberapa budak Muslim yang mencoba melarikan
diri ditangkap dan
dipukuli. Ini tentunya bukan penindasan agama. Orang2 Mekah hanya
ingin mempertahankan
apa yang mereka anggap sebagai harta milik mereka. Contohnya,
ketika Bilal (Muslim
kulit hitam) ditangkap, majikannya yang bernama Umaiyah memukuli
dan merantainya. Abu
Bakr membeli Bilal dan memerdekakannya. Bilal dihukum majikannya
karena mencoba
melarikan diri, dan ini berarti majikannya akan kehilangan budak yang
dianggap harta milik.
Jadi Bilal tidak dihukum karena dia memeluk Islam. Ada pula kisah2
tentang Muslim yang
dipukuli anggota keluarga mereka karena masuk Islam. Sebuah hadis
mengisahkan Omar
sebelum jadi Muslim mengikat saudara perempuannya dan memaksanya
meninggalkan Islam.
[24] Omar memang tidak toleran dan suka main pukul sebelum dan
sesudah memeluk
Islam. Di Timur Tengah, pengertian individualisme tidak dikenal. Yang
kau percaya dan
lakukan adalah urusan keluarga juga. Hal ini terutama berlaku bagi para
wanita yang tidak
dapat membuat keputusan mereka sendiri. Bahkan saat modern sekarang
pun, para Muslimah
dapat dibunuh keluarganya (bunuh demi harkat – honor killing) jika
mereka berkeputusan
menikahi pria pilihan mereka sendiri tanpa minta persetujuan
keluarganya.
[24] Sahih Bukhari
Volume 5, Book 58, Number 207
Ada pula kisah
penindasan seorang Muslimah yang bernama Summayyah. Ibn Sa’d adalah
satu2nya penulis
sejarah yang menyatakan Summayyah mati sebagai martir di tangan Abu
Jahl. Al-Bayhaqi yang
mengutip tulisan Ibn Sa’d berkata, “Abu Jahl menusuk
kemaluannya.”
20
[25] Jika kejadian
martir ini benar2 terjadi; maka hal ini akan disiarkan dengan hebat oleh
setiap penulis
biografi dan dilaporkan berulang-ulang dalam ahadis (kumpulan hadis). Ini
adalah contoh di mana
sejarawan Muslim dari awal memang sering mengarang sendiri
kejadian sejarah
Islam.
[25] Al-Dalaa’il,
2/282
Apalagi Ibn Sa’d
sendiri juga menyatakan bahwa Bilal adalah martir yang pertama. Bilal telah
lama selamat dari
penindasan majikannya, dan dia kembali lagi ke Mekah saat kota itu
ditaklukkan Muhammad.
Bilal lalu mengumandangkan Azan di atap Ka’bah. Dia meninggal
karena alasan
alamiah.
Beberapa sumber Islam
mengatakan bahwa suami Summayyah yang bernama Yasir dan putra
mereka yang bernama
Ammar dibunuh di Mekah. Akan tetapi Muir juga menunjukkan bahwa
setelah Yasir
meninggal karena alasan alamiah, Summayyah menikah dengan budak Yunani
bernama Azraq dan
dari pria ini dia punya anak yang bernama Salma. [26] Kalau begitu,
bagaimana bisa
Summayyah mati dibunuh? Azraq tinggal di Taif (tak jauh dari Mekah). Lima
belas tahun kemudian,
Muhammad mengepung Taif. Azraq merupakan salah satu dari
beberapa budak Taif
yang membelot ke perkemahan Muhammad. Sudah sewajarnya untuk
menyimpulkan bahwa
setelah kematian Yasir, Summayyah menikah dengan Azraq dan hidup
bersamanya di Taif.
Jadi kisah kematian Summayyah sebagai martir hanyalah dongeng Islam
belaka.
[26] Sir William Muir:
The Biography of Mahomet, and Rise 0f Islam. Chapter IV page 126
Muhammad tidak
menentang perbudakan. Di waktu kemudian, setelah dia berkuasa, dia
memaksa ribuan orang
yang merdeka untuk diperbudak. Perintahnya kepada Muslim untuk
meninggalkan Mekah
mengganggu keadaan sosial dan mengakibatkan kerusuhan. Karena hal
itu dan karena
sikapnya yang terus menghina agama mereka, maka Muhammad jadi orang
yang dibenci
masyarakatnya sendiri, yakni masyarakat Quraish. Meskipun demikian, dia dan
pengikutnya tidak
ditindas gara2 Islam. Orang2 Muslim menuduh tanpa bukti. Kaum politheis
kebanyakan tidak
peduli agama orang lain, karena memang mereka cenderung bersikap
pluralistik. Ka’bah
adalah tempat 360 patung berhala, setiap patung mewakili suku tertentu.
Ada suku Yahudi, suku
penganut agama Kristen, Zoroastria, Sabean (agama yang percaya
satu Tuhan dan sudah
musnah), dan berbagai macam agama lain di Arabia, dan para
penganutnya bebas
melakukan ibadah agamanya. Ada pula nabi2 lain yang juga berkhotbah
tentang agamanya.
Sikap tidak toleran terhadap kepercayaan lain di Arabia bermula dengan
Islam.
Tidak
ada bukti penindasan terhadap Muhammad dan Muslim di Mekah. Meskipun
demikian
Muslim menuduh begitu hanya karena Muhammad mengatakannya. Muslim
memang tidak ragu
dengan apa yang dikatakan Muhammad. Herannya, beberapa ahli sejarah
non-Muslim yang tidak
suka Islam bahkan juga terjebak dan mengumumkan ketidakbenaran
sejarah ini. Muhammad
mengaku sebagai korban, tapi sebenarnya malah dia sendiri yang
menindas. Muslim pun
melakukan hal yang sama. Di mana2 Muslimlah yang membunuh,
menindas, dan
menekan, tapi mereka sendiri yang menjerit paling keras dan mengaku sebagai
korban dan pihak yang
ditindas. Untuk memahami kecenderungan ini, kita harus mengerti
keadaan jiwa Muhammad
dan pengikutnya. Ini akan dibahas di bab berikut.
Hijrah
ke Medina
Karena sibuk mengurus
sepuluh anak tanpa bantuan dari suami, Khadijah tidak sempat
mengurus bisnisnya,
sehingga setelah dia meninggal dunia, keluarganya jadi miskin. Setelah
Khadijah meninggal,
pendukung lain Muhammad yakni pamannya Abu Talib juga meninggal.
21
Karena kehilangan dua
pendukung setianya dan tidak dipedulikan masyarakat Mekah, maka
Muhammad mengambil
keputusan hijrah ke Medina. Apalagi sebelum hijrah dia sudah
mendapat sumpah setia
dari beberapa orang Medina untuk mendukungnya. Muhammad
memerintahkan para
pengikutnya hijrah duluan. Beberapa dari mereka merasa ragu untuk
berangkat, sehingga
Muhammad mengancam mereka jika mereka tidak mau pergi, maka
mereka akan jadi
penghuni Neraka. [27]
[27] Qur’an 4:97:
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan
menganiaya diri sendiri,
(kepada mereka) malaikat
bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab:
"Adalah kami
orang-orang yang
tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi
Allah itu luas, sehingga
kamu dapat berhijrah
di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu
seburuk-buruk
tempat kembali
Muhammad sendiri
tetap tinggal di Mekah. Lalu di suatu malam, dia mengaku Allâh
memberitahunya bahwa
musuh2nya berusaha untuk mencelakainya. Dia lalu meminta kawan
setianya Abu Bakr
untuk menemaninya diam2 pergi ke Medina. Ayat berikut mengisahkan
kejadian tersebut:
Q
8:30
Dan (ingatlah),
ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk
menangkap dan
memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan
tipu daya dan Allah
menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Dalam ayat Qur’an
ini, tampaknya Allâh menduga2 apa yang akan direncanakan orang2
Mekah. Bukankah ini
jelas hasil dari kecurigaan Muhammad saja? Muhammad hidup diantara
masyarakat Mekah
selama 13 tahun, mengganggun mereka dan menghina agama mereka,
sama seperti yang
dilakukan Muslim saat ini terhadap agama2 lain, tapi mereka tetap saja
bersikap toleransi
terhadap Muhammad. Selain dari tuduhan Muhammad sendiri, tidak ada
catatan sejarah yang
membuktikan mereka ingin mencelakai dirinya.
Dalam sejarah yang
ditulis para Muslim sendiri, tidak ada bukti penindasan terhadap
muhammad. Kaum2 tua
Quraish yang muak dengan hinaan2 Muhammad melaporkan hal itu
kepada pamannya yang
sudah tua Abu Talib dan berkata, “Keponakanmu ini telah
mengucapkan kata2
hinaan terhadap dewa2 dan agama kami, dan telah mengatakan kami
bodoh, dan
mengatakan semua kakek moyang kami sesat. Sekarang, kau yang berada di pihak
kami silakan balas
dia; (karena kau pun mengalami hinaan yang sama), atau jangan lindungi
dia agar kami yang
membalasnya.” [28]
[28] Sir William Muir,
Life of Muhammad, Vol. 2, bab 5,. hal. 162.
Ini bukan ucapan
orang2 yang suka menindas. Ini adalah sebuah permintaan dan peringatan
agar Muhammad
berhenti menghina dewa2 mereka. Bandingkan dengan tindakan kaum
Muslim modern ketika
nabi mereka digambarkan di beberapa kartun. Muslim2 ini mengamuk
dan di tempat2 jauh
seperti Nigeria dan Turki, mereka membunuh hampir 100 orang yang
tidak bersalah atas
pembuatan kartun2 itu. Tapi masyarakat Quraish bertoleransi atas hinaan2
terhadap dewa2 mereka
selama tiga belas tahun.
Di malam Muhammad
ditemani Abu Bakr melarikan diri ke Medina adalah awal dari sejarah
Islam. Di Medina, dia
menemukan orang2 Arab yang tidak semakmur orang2 Mekah. Tidak
seperti orang2 Mekah,
orang2 Medina tidak tahu tentang latar belakang dan perilaku
Muhammad. Karena itu,
mereka lebih terbuka menerima ajarannya.
Muhammad bukanlah
orang Arab pertama yang mengaku sebagai nabi. Beberapa orang lain
dari bagian Arab lain
telah mengaku diri nabi dan mereka adalah saingannya. Yang paling
terkenal adalah
Musailama yang telah mulai khotbah beberapa tahun sebelum Muhammad
mengaku nabi. Tapi
tidak seperti Muhammad, Musailama berhasil diterima di kota dan
22
masyarakatnya
sendiri. Hal yang menarik lainnya adalah seorang wanita bernama Sijah juga
mengaku sebagai nabi
dan diapun punya banyak pengikut. Kedua nabi ini mengajarkan
monotheisme. Hal ini
merupakan bukti meyakinkan bahwa sebelum masa Islam mendominasi
Arabia, wanita2 lebih
dihormati dan punya lebih banyak hak daripada jaman setelah Islam.
Tidak ada satupun
dari nabi2 yang memakai kekerasan untuk mengembangkan agama mereka
atau merampok orang
lain. Mereka tidak mau menaklukkan daerah2 baru atau mendirikan
kerajaan, tapi sesuai
dengan tradisi nabi dalam Alkitab, mereka hanya ingin berkhotbah dan
mengajak umatnya
menyembah Tuhan. Muhammad adalah satu2nya nabi doyan perang di
Arabia. Nabi2 yang
lain juga tidak bermusuhan satu sama lain. Mereka bekerja sama dan
tidak berseteru untuk
mendapatkan pengaruh lebih banyak.
Masyarakat Arab
Medina lebih dapat menerima Muhammad, bukan karena ajarannya yang
intinya hanya percaya
bahwa dia itu nabi, tapi karena mereka bersaing dengan masyarakat
Yahudi. Di daerah
Medina banyak terdapat masyarakat Yahudi. Sesuai dengan agama mereka,
masyarakat Yahudi
merasa mereka sebagai “bangsa pilihan.” Mereka pun lebih kaya dan
terpelajar
dibandingkan masyarakat Arab, sehingga ini menimpulkan kecemburuan sosial
dalam diri masyarakat
Arab. Sebagian besar tanah Medina dimiliki orang2 Yahudi. Kota
Medina adalah kota
Yahudi. Kitab al-Aghani [29] mencatat penduduk Yahudi pertama di
Medina
datang di jaman Musa. Akan tetapi dalam buku abad ke 10 berjudul Futuh al-
Buldan (Penaklukan
Kota2), Al Baladhuri menulis bahwa menurut masyarakat Yahudi,
perpindahan
penduduk Yahudi kedua terjadi di tahun 587 SM, ketika Raja Babilon
bernama
Nebuchadnezzar menghancurkan Yerusalem dan mengusir kaum Yahudi sehingga
tersebar di mana2. Di
Medina, kaum Yahudi hidup sebagai pedagang, ahli emas, ahli besi,
ahli seni, petani,
sedangkan kaum Arab adalah kuli dan pekerja yang bekerja bagi kaum
Yahudi. Kaum Arab
ini datang ke Medina sekitar tahun 450 atau 451 M dan ini berarti
paling
sedikit 1000 tahun SETELAH kaum
Yahudi datang dan hidup di Medina.
Kaum Arab pindah ke
Medina karena terjadi banjir besar di Yemen yang memaksa suku2
Arab di daerah Sab
mengungsi ke daerah lain di Arabia. Suku2 ini datang di Medina di abad
ke 5 sebagai
pengungsi. Setelah kaum Arab ini memeluk Islam, mereka mengusir dan
membantai
tuan rumah mereka dan mengambil alih kota.
[29] Beberapa jilid
puisi yang dikumpulkan oleh Abu al-Faraj Ali dari Esfahan. Kumpulan ini terdiri
dari puisi2
dari literatur Arab
tertua mulai dari abad ke 9 M. Ini merupakan sumber keterangan penting tentang
masyarakat
Islam kuno.
Setelah hidup di
Yathrib (nama kota asli sebelum diganti nama menjadi Medina), kaum Arab
mulai menjarah dan
merampoki orang2 Yahudi. Kaum Yahudi sebagai balasnya berkata sama
seperti yang
dikatakan orang2 yang ditindas: jika Juru Selamat mereka datang, maka Dia akan
membalas mereka.
Ketika kaum Arab mendengar Muhammad mengaku sebagai Rasul Tuhan
dan mengumumkan
dirinya diramalkan oleh Musa, mereka mengira dengan menerima dia
sebagai Rasul dan
memeluk Islam, maka mereka dapat menyamai kaum Yahudi.
Ibn Ishaq menulis: “Sekarang
Allâh telah mempersiapkan jalan bagi Islam agar mereka
(orang2 Arab) hidup
berdampingan dengan kaum Yahudi, yang adalah para ahli kitab dan
pengetahuan, ketika
mereka dulu adalah orang2 penyembah banyak dewa dan berhala.
Mereka seringkali
merampok kaum Yahudi di daerah2 mereka, dan jika marah kaum Yahudi
biasa berkata pada
mereka, ‘Seorang nabi akan segera dikirim. Harinya segera tiba. Kami
akan mengikutnya
dan membunuh kalian dengan bantuannya…. Jadi ketika mereka
mendengar pesan
nabi, mereka berkata satu sama lain: ‘Inilah nabi yang diperingatkan kaum
Yahudi pada kita.
Jangan biarkan mereka menemukannya sebelum kita!” [30]
[30] Sirat Rasul Allah
oleh Ibn Ishaq, hal.197
23
Sungguh ironis
bahwasanya agama Yudaisme dan kepercayaan akan datangnya Juru Selamat