lagi sebelum melaksanakan pernikahan (yakni meniduri sibocah).
Muhammad setuju, tapi
sementara menunggu itu, dia menikahi Sauda dulu beberapa hari
kemudian.
[27] Sahih Bukhari, Volume 9, Book 87, Number 140
Muhammad menciptakan sebuah harem yang terdiri dari banyak wanita.
Dia mencoba
menggantikan hilangnya ‘ibu penyenang’nya dengan setumpuk wanita
muda. Dia terus
menambah koleksi istri dan selirnya tapi tak satupun memenuhi
kebutuhan kekanakannya
seperti yang dilakukan oleh Khadijah. Dia butuh seorang
ibu utk
mengurus ‘jiwa
kekanak2an’nya, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh ‘istri2
remaja’ bagi seorang lelaki
yang sebenarnya patut jadi kakek mereka.
Keyakinan Muhammad atas Tindakannya
diterjemahkan oleh: pod-rock
Dari awal masa mudanya, Muhammad menghadiri pasar malam yang
diadakan secara berkala
di Okaz, dimana orang2, dari segala tempat bertemu utk berdagang
dan bersuka ria. Disana,
para pengkhotbah kristen membacakan kisah2 nabi dari Bible mereka
utk menangkap para
hadirin. Muhammad terkagum-kagum oleh kisah2 tersebut. Menjadi
orang yang dicintai dan
dihargai adalah satu2nya pemikiran yang memenuhi benaknya. “Betapa
hebat rasanya
menjadi seorang nabi, menjadi orang yang dicintai dan ditakuti
setiap orang,” itu yang dia
pikirkan sambil mendengarkan kisah2 tersebut. Sekarang, istrinya
meyakinkan dia bahwa dia
telah menjadi seorang nabi dan bahwa fantasinya telah menjadi
kenyataan. Sepertinya Tuhan
pada akhirnya memperhatikan dia dengan murah hati, telah memilih
dia diantara semua orang
dan mengangkat dia menyampaikan pesan2nya dan mengundang orang2
untuk tunduk.
Pikiran2 yang ada dalam benak Muhammad semuanya mengenai hal yang
besar2. Malah ide
besar dan keyakinannya yang teguh inilah yang membangkitkan para
pengikutnya utk
berusaha mendapatkan perhatiannya, utk membunuh, menjarah dan
membunuh, meski itu
ayah mereka sendiri, demi Muhammad. Berkat ide2 besar tentang
superioritas inilah, dia
selalu merasa berhak utk mendapat perlakuan spesial.
Muhammad adalah orang yang selalu berhasrat utk memanipulasi dan
mengeksploitasi. Dia
bangun kerajaannya tanpa pernah turun sendiri melakukan
pertempuran secara langsung.
Dengan menjanjikan hadiah didunia lain dan sebuah surga penuh
dengan pesta seks tak
berkesudahan bagi mereka yang percaya padanya, dia mampu membuat
mereka gigih
bertempur dalam namanya, menghabiskan kekayaan mereka demi dia,
mengorbankan nyawa
mereka, merampok utk membuat dia kaya dan melesatkannya ke puncak
kekuasaan.
Orang Narsisis adalah ahli penipuan. Mereka sendiri, sebenarnya,
adalah korban pertama dari
penipuan itu juga. Mereka secara tidak sadar menyangkal gambaran
diri mereka yang miskin
dan tidak toleran dengan menggelembungkan ego mereka tentang hal2
besar. Mereka
mengubah diri mereka menjadi sebuah gambar yang berkilauan akan
hal2 hebat dikelilingi
oleh dinding2 penyangkalan. Tujuan dari penipuan diri ini adalah
agar tidak mempan terhadap
kritik luar dan lautan keraguan yang berputar2 dalam diri mereka.
Orang narsisis adalah
pembohong alami, mereka benar2 percaya akan kebohongan yang mereka
buat sendiri dan
sangat sangat tidak suka bila ditentang.
67
Vaknin menyatakan, “Orang narsisis selalu berada dalam usaha utk mencapai
kesenangan dan
drama yang dimaksudkan utk mengurangi kebosanan dan kesedihan
yang meresap masuk.
Tentu saja, usaha itu sendiri dan tujuannya harus memenuhi
pandangan2 besar yang orang itu
punya tentang dirinya sendiri (pandangan yang sebenarnya palsu).
Mereka harus dibuat
setaraf dengan pandangannya mengenai hak dia dan
keunikannya." [28]
[28] Dr. Sam Vaknin Narcissism FAQ #57
Hal ini menjelaskan peperangan terus menerus yang dilakukan
Muhammad. Drama, aliran
adrenalin dan kesenangan adalah suplai2 yang dibutuhkan jiwa
narsisistiknya. Betapapun, si
narsisis itu sendirilah yang pertama percaya akan omong kosong yg
dia ucapkan.
Dr. Vaknin menjelaskan: “Pegangan sang narsisis akan kenyataan adalah lemah (orang
narsisis kadang gagal dalam test kenyataan). Tak dapat
disangkal, sang narsisis sering seperti
percaya pada perkataan mereka sendiri. Mereka tidak sadar akan
sifat patologis dan sumber
dari ‘khayalan diri’ mereka dan dg demikian secara teknis mereka
delusional/menganggap
khayalan sebagai kenyataan. (meski mereka jarang menderita
halusinasi, kesulitan berbicara
atau kelakuan yang tak menentu atau tidak normal). Dalam kalimat
yang lebih tepatnya, orang
narsisis kelihatan seperti orang sakit jiwa.” [29]
[29] http://samvak.tripod.com/journal91.html
Vaknin, tapi berkata bahwa orang narsisis, meski ahli dalam
penipuan diri atau bahkan adalah
seorang penipu yang berbahaya, mereka ‘biasanya sadar sepenuhnya
akan perbedaan antara
benar dan salah, kenyataan dan karangan, hal ciptaan dan yang
telah ada, benar dan salah.
Orang narsisis secara sadar memilih utk mengadopsi satu versi
kejadian, sebuah cerita yang
bisa membuat dia lebih besar, keberadaan sebuah dongeng, sebuah
kehidupan ‘yang tak ada’
dari permainan pikiran ‘bagaimana-jika’ (what-if). Dia secara
emosional menanam saham
dalam mitos pribadinya sendiri. Orang narsisis merasa lebih baik
dalam fiksi dibanding
kenyataan – tapi dia tidak pernah kehilangan pemikiran akan fakta
bahwa itu semua hanya
fiksi saja. Orang narsisis punya kontrol penuh akan kemampuannya,
sadar akan pilihannya
dan orientasi tujuannya. Tingkah lakunya diniatkan dan terarah.
Dia adalah seorang
manipulator dan khayalannya ada utk melayani tipu muslihatnya.
Karena itu ia punya
kemampuan seperti bunglon utk berganti samaran, berganti tingkah
laku, dan pendirian secara
seketika… Orang narsisis “berusaha utk mengkondisikan orang2 terdekat dan yang
mencintanya utk secara positif membangun “dirinya yang palsu’
yang dikhayalkannya.” [30]
Dalam kasus Muhammad, peran itu dimainkan oleh Khadijah.
[30] Ibid.
Hal ini agak sulit utk dimengerti. Disatu pihak, Vaknin bilang
orang narsisis tidak pernah
kehilangan kenyataan bahwa semua itu hanyalah fiksi, dan dilain
pihak dia bilang bahwa
pegangan orang narsisis pada kenyataan adalah lemah dan sering
mereka percaya akan omong
kosong mereka sendiri. Meski ini menimbulkan dilemma logika bagi
orang normal, tapi tidak
demikian bagi orang narsisis yang berbohong dan lalu meyakinkan
dirinya sendiri akan
bohong itu seakan hal itu benar dan akan mengubah ceritanya kapan
saja ia suka.
Kita cenderung percaya bahwa kalau tidak orang itu gila atau ia
seorang pembohong dan
bahwa keduanya sama-sama berjalan sendiri2. Ini tidak benar.
Sering para kriminal berdalih
gila utk lolos dari hukuman dan masyarakat, termasuk juga para
profesional kejiwaan,
percaya pada dalih ini. Kebodohan ini telah mencapai tingkat
kemustahilan. James Pacenza,
58 tahun, yang dipecat karena menghabiskan waktunya melakukan chat
porno di internet,
menuntut perusahaan yang memecatnya IBM, dengan kesalahan
pemecatan dengan mengaku
bahwa dia ketagihan chat online tersebut dan IBM harusnya
bersimpati dan merawatnya
bukan memecat. Dia dihadiahi kompensasi 5 juta dollar. [31]
[31] http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/6682827.stm
68
Yang sebenarnya adalah bahwa orang narsisis sepenuhnya sadar akan
tindakan2 mereka.
Pembunuh berantai di New York, David Berkowitz, yang menyebut
dirinya ”Son of Sam,”
lolos hukuman mati karena kejahatannya begitu tak masuk akal
hingga tiap orang berpikir dia
tidak bertanggung jawab atas tindakannya karena gila. Sebenarnya
dia sepenuhnya sadar yang
dia lakukan itu salah. Itu sebabnya dia mencoba dengan keras utk
mengelabui polisi bahkan
mengejek mereka. Betatapun, dia adalah seorang narsisis dan butuh perhatian
lebih. Jadi dia
tinggalkan petunjuk2 agar ditemukan. Kegembiraan karena menjadi
tenar dari pemberitaan
kasus tersebut lebih menarik bagi dia dibanding kebebasannya. Dia
tidak bisa utk tidak
menikmati semua ketenaran itu. Apa yang Berkowitz lakukan
konsisten dengan penyakit
Narsisistik. Ketika dia tertangkap dan dipenjara, dia putuskan utk
menjadi Kristen yang
dilahirkan kembali. Kenapa tidak dia lakukan sebelumnya? Apa dia
mendapat bedah jiwa
dipenjara? Tidak! Dia hanya memutuskan utk mengubah taktik agar
mendapat perhatian yang
begitu dia dambakan lagi. Di penjara, satu-satunya jalan utk itu
adalah dengan menjadi orang
suci. Orang narsisis seperti bunglon. Dia dengan teliti mengawasi
orang lain utk melihat hal
apa yang bisa mendatangkan perhatian lebih banyak lalu bertindak
sesuai dengan itu.
Orang dengan penyakit jiwa sadar akan tindakan2 mereka. Mereka
tahu bedanya salah dan
benar. Yang diinginkan psikopat narsisis hanyalah perhatian.
Bagaimana cara
mendapatkannya tidaklah penting. Jika mereka bisa mendapatkannya
dengan menjadi
pembunuh berantai, mereka akan menjadi itu dan jika utk itu harus
menjadi orang yang
religius, itulah yang akan mereka lakukan.
Secara luasnya, kita bisa bandingkan pembunuh berantai dengan
seorang perokok. Keduanya
tahu apa yang mereka lakukan itu salah. Tapi, dorongan utk itu
lebih kuat dari kekuatan
mereka dan mereka menyerah pada hasrat tersebut. Seorang perokok
membunuh diri mereka
sendiri dengan pelahan, satu rokok demi satu rokok, dan pembunuh
berantai membunuh orang
lain. Kenapa perokok tidak bisa berhenti padahal tahu tembakau itu
bisa membunuhnya? Ini
karena dia ketagihan nikotin. Sama juga, seorang psikopat narsisis
tidak bisa berhenti karena
mereka ketagihan ‘hentakan adrenalin’ dan kesenangan menjadi
tuhan. Mereka tahu apa yang
mereka lakukan itu salah karena mereka bersembunyi dan memainkan
polisi. Mereka
meninggalkan petunjuk mengenai diri mereka sampai mereka
tertangkap karena dorongan utk
mendapat perhatian begitu kuatnya hingga mereka rela mengambil
risiko kehilangan
kebebasan dan nyawanya utk itu.
Bukti lain psikopat tahu apa yang mereka lakukan itu salah adalah
mereka tidak mau menjadi
korban perbuatan mereka sendiri. Muhammad merampok dusun2 dan
setelah membantai
penduduk tak bersenjata, dia menjarah harta milik mereka. Tapi,
dia siksa sampai mati
mereka yang membunuh seorang gembala dan mencuri ontanya. Dia
perkosa wanita
tangkapan dalam perampokan2nya, meski mereka ada yang telah
menikah, tapi dia tidak bisa
toleran jika ada yang melirik istrinya dan memerintahkan para
istrinya utk menutupi wajah
mereka. Bisakah kita katakan dia tidak sadar apa yang dilakukannya
itu tidak benar? Tentu
saja tidak! Dia larang membunuh dan mencuri, tapi dia benarkan
pembunuhan dan
perampokannya sendiri. Sebagai seorang narsisis, dia percaya
dirinya lebih superior dari
orang lain, berhak mendapat hak khusus dan bebas utk melakukan
apapun yang didiktekan
olehnya. Muhammad adalah seorang gila sekaligus pembohong. Ini
hanya mungkin jika dia
seorang narsisis yang psikopat.
69
Jika Muhammad seorang pembohong, kenapa dia
ingin dikenal sebagai 'Amin'
(dipercaya)
diterjemahkan oleh: pod-rock
Amin adalah gelar bagi mereka yang menjual dan membeli barang atas
nama orang lain.
Seseorang disebut wali sekolah atau wali kota karena profesinya dan
bukan karena dia orang
jujur. Gelar “Amin” adalah label bagi semua profesi. Ini
contohnya: Amin El-Makataba (Wali
Perpustakaan), Amin El-Shortaa (Wali Polisi Trustee) Majlass
El-Omnaa (bentuk jamak
'Amin', majelis penasehat yg terdiri dari para wali).
Malahan, Abul Aas, suaminya Zeinab dan menantunya Muhammad juga
dikenal sebagai
Amin karena bisnisnya. Dia tidak menerima Islam sampai dipaksa utk
menerimanya, karena
Muhammad memerintahkan Zeinab utk meninggalkannya jika dia tidak
mau.
Muhammad bertindak sebagai wali Khadijah ketika dia membawa barang
dagangannya ke
Damaskus dan menjual dalam namanya (Khadijah). Klaim bahwa orang
Mekah menyebut
Muhammad sebagai Amin karena mereka menganggapnya jujur adalah
salah. Kalau saja
klaim ini benar, mereka tidak akan menolak dan mengejeknya ketika
dia bilang telah
menerima pesan Tuhan. Mereka yang kenal Muhammad dengan baik
menyebutnya sbg
'pembohong' dan 'orang gila.'
Lebih jauh tentang Pecah-Belah dan Jajah
diterjemahkan oleh: pod-rock
Seperti dinyatakan dalam bab sebelumnya, Muhammad memutuskan
ikatan para pengikut dia
dengan keluarganya demi mengamankan dominasi mutlak atas mereka.
Dia perintahkan para
pengikut orang mekah, yang pindah ke Medina, agar jangan
menghubungi kerabat mereka
dikampung halaman. Meski diperingatkan, beberapa diantara mereka
tetap melakukan
hubungan dengan kerabat mereka, ini mungkin karena mereka butuh
uang utk hidup. Agar ini
dapat dihentikan, dia mendiktekan ayat berikut dari Allahnya. [32]
[32] Qur’an bisa sangat membosankan, dan itu sebab utama kenapa
sedikit saja muslim yang membacanya.
Betapapun membosankannya, dalam bab ini saya akan mengutip
beberapa ayat Quran sebagai bukti dukungan
atas penggambaran saya akan Muhammad.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku
dan musuhmu menjadi
teman-teman yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita
Muhammad), karena rasa
kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada
kebenaran yang datang
kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu
beriman kepada Allah,
Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada
jalan-Ku dan mencari keridaan-
Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara
rahasia (berita-berita
Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih
mengetahui apa yang kamu
sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang siapa di
antara kamu yang
melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan
yang lurus. [33]
[33] Qur’an, sura 60, Verse 1
Kita lihat desakan untuk terasing dari keluarga juga ada dalam
ayat berikut:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak
dan saudara-saudaramu
pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran
atas keimanan dan siapa
di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka
mereka itulah orangorang
yang lalim. (Q
9.23)
70
Kenapa Muhammad begitu berkeras ingin mengisolasi para
pengikutnya? Vaknin
menjelaskan: “orang
narsisis adalah guru ditengah2 lingkaran aliran pemujaan (cult). Seperti
guru2 lain, dia menuntut kepatuhan total dari pengikutnya:
istrinya, anaknya, anggota
keluarga lain, teman2 dan sahabat. Dia merasa berhak utk dipuji
dan diperlakukan secara
khusus oleh para pengikutnya. Dia menghukum mereka yang
menyimpang dan domba2 yang
tersesat. Dia paksakan disiplin, ketaatan pada ajarannya, dan
tujuan2 umumnya. Jika dalam
kenyataan dia kurang berhasil – semakin keraslah penguasaannya
dan semakin luaslah
pencucian otaknya.” [34]
[34] http://samvak.tripod.com/journal79.html
Dalam hal ini, Muhammad tidak bisa berhasil sepanjang para
pengikutnya masih tinggal di
Mekah dan mereka yang mampu, ketika keadaan tambah keras, juga
kembali kekeluarga
mereka. Berdasarkan kebutuhan utk mengisolasi para pengikutnya,
pemimpin cult sering
mengurung mereka dalam sebuah kamp dimana mempermudah dia utk
mencuci otak mereka
dan utk memaksakan kontrol total atas mereka. Pertamanya Muhammad
mengirim para
pengikut yang pertama ke Abyssinia, tapi kemudian, ketika dia
membuat pakta dengan orang2
Arab di Yathrib, dia memilih kota itu sebagai markasnya. Dia
bahkan mengubah nama
Yathrib dan memanggilnya Medina (yang merupakan kependekan dari Medinatul
Nabi, Kota
sang nabi).
Vaknin menyatakan: “Para anggota – sukarela – dari aliran pemujaan/cult sang
narsisis
menempati tempat khayal dari bangunan khayal sang narsisis. Dia
paksakan pada mereka
kegilaan yang serupa, penuh dengan khayalan penyiksaan, dengan
“musuh”, cerita2 mitos,
dan skenario kiamat jika dia dicemoohkan." [35]
[35] Ibid.
Lihat betapa akuratnya penggambaran tentang Muhammad dan para
muslim yang sampai hari
ini masih punya khayalan penyiksaan dan melihat musuh dimana-mana.
Mereka percaya akan
cerita2 mitos seeprti Malaikat Jibril membawa wahyu pada Muhammad
dan kisah2 dongeng
lain seperti Jin, Mi’raj (kenaikan Muhammad ke surga), Hari
Kiamat, dll.
Menurut Vaknin, “Pendirian
yang ditanam dalam2 oleh orang narsisis, bahwa dia telah
dianiaya oleh orang2 yang lebih rendah harkatnya, orang2
pencela, atau orang jahat yang kuat
dan berkuasa, berfungsi melayani dua tujuan psikodinamis. Yaitu
menegakkan keagungan
sang narsisis dan menolak kerukunan.” [36]
[36] www.suite101.com/article.cfm/6514/95897
Vaknin menulis: “Orang
narsisis mengklaim sebagai orang yang sempurna, superior, berbakat,
pandai, maha kuasa dan maha tahu. Dia sering berbohong dan
mengarang-ngarang utk
mendukung pengakuannya yang tak berdasar. Dalam cult ini, dia
mengharapkan kekaguman,
pujian, hormat dan perhatian terus menerus yang sepadan dengan
kisah2 dan pengakuan2nya
yang aneh. Dia menafsirkan kembali kenyataan utk disesuaikan
dengan khayalannya.
Pemikirannya dogmatis, kaku dan bersifat mendoktrinasi. Dia
tidak menyambut pikiran2
bebas, pluralisme, atau kebebasan berbicara dan tidak
membolehkan kritik dan ketidak
setujuan. Dia menuntut – dan sering mendapatkannya – kepercayaan
sepenuhnya dan
pemindahan kekuasaan kedalam tangannya semua keputusan2. Dia
paksakan kepada para
pengikutnya agar memusuhi kritikan, pihak berwenang, institusi,
musuh2 pribadinya atau
media – jika mereka mencoba membuka kedok tindakan2nya dan
menguak kebenaran. Dia
memonitor dari dekat dan menyensor informasi dari luar,
memberikan pada para pengikutnya
hanya data dan analisa yang sudah dia pilih2.” [37]
[37] http://samvak.tripod.com/journal79.html
71
Dengan menguraikan karakteristik sang narsisis, Vaknin, secara
tidak sengaja dan dengan
akurasi yang mengherankan telah menjelaskan benak Muhammad dan
cara pikir muslim. Para
muslim pada umumnya juga adalah orang2 narsisis karena mereka
berusaha meniru nabinya.
Perbandingan antara Islam dan Aliran Pemujaan
dari Sang Narsisis
diterjemahkan oleh: pod-rock
Berikut ini adalah penjelasan mengenai cult (aliran pemujaan
sesat) dari seorang narsisis.
Pertama mari kita lihat apa yang Vaknin katakan tentang ini dan
kemudian saya akan
mengutip episode2 dari kehidupan Muhammad dan membiarkan para
pembaca utk
memutuskan apa semua itu bersesuaian atau tidak.
Cult (aliran pemujaan) Narsisis adalah berupa “da’iyah”
(karakteristik dari sebuah ajaran yang
diberitakan kepada orang lain) dan “imperialistis” (kebijakan
utk mengembangkan kekuatan
dan pengaruh satu negara melalui kolonisasi dan kekuatan
militer. Dia selalu mencari2 tenaga
baru – teman2 istrinya, teman2 anaknya, tetangganya, teman
sepekerjaan, dll. Dia langsung
berusaha ‘merubah’ mereka kedalam ‘iman’nya – utk meyakinkan
mereka betapa indah dan
mengagumkannya dia. Dengan kata lain, dia mencoba mengubah
mereka menjadi sumber
penyuplai Narsisistiknya.
Sering, kelakuannya dalam “misi perekrutan” berbeda dengan
kelakuannya didalam alirannya
sendiri. Dalam fase pertama pembujukan pengagum baru dan menarik
masuk orang2 yang
berpotensi – sang narsisis selalu penuh perhatian, sayang,
empati, fleksibel, tidak
menonjolkan diri dan sangat penolong. Tapi dirumah, diantara
para ‘veteran’, dia menjadi
tirani, penuntut, cuek, berpendirian keras, agresif dan
mengeksploitir.
Sebagai pemimpin jemaahnya, sang narsisis merasa berhak atas
fasilitas2 spesial dan
manfaat2 dengan tidak mengikuti aturan orang. Dia mengharapkan
utk selalu dinanti-nanti,
bisa memakai uang siapa saja dan memakai harta siapa saja dengan
bebasnya dan bebas dari
aturan2 yang dia sendiri tetapkan (jika pelanggaran itu
mendatangkan kenikmatan atau
keuntungan).
Dalam kasus2 yang ekstrim, sang narsisis merasa ada diatas
hukum, hukum apapun.
Keagungan dan pendirian yang takabur ini berujung pada tindakan
kriminal, hubungan incest
atau poligami, dan selalu bergesekan dengan pihak berwenang.
Karena itu sang narsisis mudah panik dan kadang bereaksi keras
utk ‘lari’ dari cultnya. Ada
banyak hal yang ingin disembunyikan oleh sang Narsisis. Terlebih
lagi, si narsisis harus
menstabilkan perasaan harga dirinya yang berubah-ubah dengan
mengambil suplai narsisistik
dari korban2nya. Jadi pengabaian menjadi ancaman yang berbahaya
bagi kepribadian
narsisisnya yang tidak seimbang.
Ditambah lagi dengan rasa paranoid si narsisis dan kecenderungan
schizoidnya (gila),
kurangnya kesadaran-diri yang introspektif dan sense-of-humor
yang tidak ada, serta risiko
mendendam kepada anggota cultnya sudah jelas.
Sang narsisis melihat musuh dan persekongkolan dimana-mana. Dia
sering membentuk
dirinya sendiri menjadi ‘pahlawan yang jadi korban (martir)’
dari kekuatan yang gelap dan
mengagumkan. Dalam setiap penyimpangan prinsipnya dia melihat
kedengkian dan usaha2
subversif yang tak menyenangkan baginya. Oleh karena itu dia
cenderung mengurangi
kekuasaan para pengikutnya dengan segala cara. Orang2 narsisis
itu berbahaya. [38]
72
[38] The Cult of Narcissist http://samvak.tripod.com/journal79.html
Sekarang mari kita lihat apa ada kesamaan antara penjelasan ini
dgn apa yang kita tahu
tentang Muhammad dan cultnya.
Islam juga berupa ‘daiyah’ dan imperialistis. Tujuan utama dari
Muhammad adalah utk
menaklukan dan mendominasi. Dia coba memaksa tiap orang utk masuk
kedalam cultnya,
dimulai dari keluarga dan kerabatnya. Dia minta Abu Talib, paman
dan pelindungnya utk
masuk islam menjelang ajalnya. Ketika sang orang tua menolak,
Muhammad keluar sambil
bergumam, “Aku ingin berdoa baginya tapi Allah melarangku utk
melakukannya.” Betapapun,
dia berhasil mengubah anak2nya Abu Talib, termasuk Ali, istrinya
dan beberapa teman2nya.
Pertamanya, ketika Muhammad masih lemah dan hanya punya pengikut
sedikit, dia sopan,
penuh perhatian, pengasih, empatik, fleksibel, penolong dan bahkan
tidak menonjolkan diri.
Terdapat perbedaan sangat kontras antara ayat2 Quran yang ditulis
pada periode ini dan yang
ditulis di Medina ketika dia menjadi berkuasa dan kuat dan tidak
perlu lagi memakai kedok
utk membujuk orang menjadi pengikut2nya. Setelah dia menjadi
berkuasa, dia menjadi
penuntut, tirani, keras kepala, agresif dan mengeksploitir. Lalu
dia rampok dusun2 dan kota2
dan setelah membunuh para lelaki yang mampu bertempur dan menjarah
mereka, dia tuntut
orang2 yang masih hidup utk tunduk padanya atau mati.
Berikut ini adalah contoh2 jenis ayat yang Muhammad tulis di
Mekah.
1. Dan bersabarlah terhadap
apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang
baik. (Q.73:10)
2. Untukmulah agamamu dan
untukkulah agamaku. (Q. 109:6)
3. Maka sabarlah kamu atas
apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu,. (Q.20:130)
4. ucapkanlah kata-kata yang
baik kepada manusia. (Q.2:83)
5. Kami lebih mengetahui
tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah
seorang pemaksa terhadap mereka. (Q.50:45)
6. Jadilah engkau pemaaf dan
suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah
daripada orang-orang yang bodoh. (Q.7:199)
7. maka maafkanlah (mereka)
dengan cara yang baik. (Q.15:85)
8. Katakanlah kepada
orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang
yang tiada takut akan hari-hari Allah karena Dia akan membalas
sesuatu kaum terhadap apa
yang telah mereka kerjakan. (Q.45:14)
9. Sesungguhnya orang-orang
mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orangorang
Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman
kepada Allah, hari
kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari
Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih
hati. (Q.2:62)
10. Dan janganlah kamu berdebat
dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik.
(Q.29:45)
Sekarang mari kita bandingkan tulisan itu dengan tulisan yang
dibuat di Medina ketika
Muhammad sudah menjadi berkuasa.
1. Hai orang-orang yang
beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan
hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu. (Q.9:123)
2. Kelak akan Aku jatuhkan
rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah
kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (Q.8:12)
73
3. Barang siapa mencari
agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi. (Q.3:85)
4. bunuhlah orang-orang
musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka. (Q.9:5)
5. Dan bunuhlah mereka di
mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat
mereka telah mengusir kamu. (Q.2:191)
6. Dan perangilah mereka
itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya
semata-mata untuk Allah. (Q.9:193)
7. Perangilah mereka,
niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangantanganmu
dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap
mereka, serta
melegakan hati orang-orang yang beriman. (Q.9:14)
8. Tidak usah kamu minta
maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan
segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami
akan mengazab golongan
(yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu
berbuat dosa.. (Q.9:66)
9. Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka
janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. (Q.9:28 )
10. Perangilah orang-orang
yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan
oleh Allah dan Rasul-
Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),
(yaitu orang-orang) yang
diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah
dengan patuh sedang
mereka dalam keadaan tunduk. (Q.9:29)
Ini saja sudah cukup utk bukti bahwa Muhammad berubah secara
drastis setelah dia berkuasa.
Pengkhotbah yang baik, perhatian, penuh sayang dan empatik berubah
menjadi seorang Lalim
yang penuntut, tirani, kejam dan keras kepala.
Tepat setelah Perang Badar lah kekejaman dan sifat ingin balas
dendam Muhammad kepada
lawannya mulai pertama kali muncul dg sendirinya. Muir
menceritakan:
Para tawanan dibawa kehadapannya. Ketika dia memeriksa satu
persatu, matanya jatuh
dengan nyalang pada Nadir, anak dari Harith (saudara sepupu
Muhammad sendiri yang
menulis puisi dan sangat kritis terhadapnya). “Ada maut dalam
tatapannya,” bisik Nadir,
gemetar, pada orang disampingnya. “Tidak begitu,” jawab yg lain,
“itu hanya imajinasimu
saja.”
Tawanan sial itu punya pikiran sebaliknya, dan memohon pada Musab
(teman dia dulu yang
sekarang telah masuk islam) utk menjadi perantara baginya. Musab
mengingatkan dia bahwa
dia telah menyangkal iman dan menganiaya orang muslim. “Ah!”
kata Nadir, “kalau saja
orang Quraish menangkapmu, mereka tidak akan pernah menghukum
mati mu!” “Meski
begitu,” Musab menjawab, “Aku tidak seperti itu; Islam telah
memutuskan semua ikatan
kekeluargaan.” Musad, yang menangkapnya, dan tahu bahwa tawanan
ini bisa memberinya
uang tebusan yang banyak, merasa rejeki akan lepas dari tangannya,
berteriak, “tawanan ini
milikku”! Pada saat itu, perintah utk “Potong Kepalanya!”
diucapkan oleh Muhammad, yang
mengawasi semua ini. “Dan Oh Tuhan!” tambahnya, “Apa kau dengan
harta jarahanMu
memberi mangsa yang lebih baik dari ini pada Musab?” Nadir tanpa
ampun dipancung oleh
Ali.
Dua hari kemudian, sekitar setengah jalan ke Medina, Oqba,
tawanan lain, dikeluarkan utk
dipancung. Dia meminta utk bicara dan menuntut kenapa dia
diperlakukan lebih parah
daripada tawanan lain. “Karena permusuhanmu pada Allah dan
RasulNya,” jawab
Muhammad. “Dan anak perempuanku yg masih kecil!” tangis Oqba,
“siapa yang akan
mengurusnya?” – “Api Neraka!” teriak sang penakluk tanpa hati
itu; dan seketika itu juga
sikorban dijatuhkan ketanah. “celakalah kau!” lanjut Muhammad,
“dan penganiaya! Tidak
74
percaya Allah dan rasulnya dan Kitabnya! Kupanjatkan sukur pada
Allah yang telah
menyiksamu dan membuat mataku nyaman dengan itu.” [39]
[39] Sir William Muir: The Life of Mohamet, Vol. 3 Ch. XII Page
115-116
Terdapat kisah cinta yang mengharukan dalam cerita diatas itu yang
bahkan lebih
menunjukkan kekejaman dari Muhammad. Setelah beberapa tawanan yang
tertangkap dalam
Perang Badar dipancung karena mereka telah menghina Muhammad
beberapa tahun
sebelumnya, ketika dia masih di Mekah, sisanya ditawan utk
dimintai tebusan pada
keluarganya. Diantara mereka terdapat Abul Aas, suami dari anak
perempuan Muhammad,
Zeinab. Keluarga para tawanan mendapatkan apa yang dituntut sang
bandit agar orang yang
mereka cintai selamat dari kematian. Zeinab mengirim kalung emas
yang dia dapatkan dari
ibunya Khadijah saat menikah utk menebus suaminya. Muhammad, yang
mengenali kalung
tsb karena pernah dipakai istrinya Khadijah, tergerak hatinya dan
setuju utk melepaskan Abul
Aas tanpa tebusan yang diminta asalkan Zeinab meninggalkan dia
(suaminya) dan bergabung
dengannya (Muhammad) di Medina. Orang ini tidak mampu melakukan
sesuatu kebaikan
tanpa menuntut sesuatu sebagai balasannya. Bahkan kebaikannya
didesain utk membuat
mereka yang menerima kebaikan itu terkesan dan kemudian jadi
pindah kepihak dia. Abul
Aas tidak tahan berpisah dari istrinya dan agar bisa bersamanya
dia harus masuk islam dan
bergabung bersamanya di Medina, itupun Cuma sebentar karena tidak
lama kemudian istrinya
meninggal.
Para muslim menampilkan Islam sebagai sebuah
agama damai dan toleran terhadap
orang luar dan akan memasang muka tersenyum pada
orang yang berpotensi utk
direkrut. Mereka jadi sangat penolong, rendah
hati dan sangat menarik pada orang
yang ingin mereka tarik dan dihadapan media.
Diantara mereka sendiri, mereka
bertingkah laku sangat berbeda. Mereka jadi
tiran dan penuntut. Sekali kamu masuk
islam dan masa bulan madunya selesai, para
muslim akan melepas muka senyum
mereka dan menjadi sangat agresif dan kejam.
Mereka mengharapkan pertanyaan2
yang diajukan ‘anggota baru’ itu disudahi, dan setelah masuknya mereka ke islam,
semua kemungkinan keluar dari Islam akan
ditiadakan. Ini konsisten dengan
aturan
yang diajarkan oleh Muhammad sendiri melalui
perbuatan2nya, aturan yang telah
dituliskan dalam hukum2 islam.
Muhammmad merasa berhak mendapat keuntungan dan perlakuan spesial
yang tidak
diberlakukan pada yang lain, termasuk para pengikutnya. Dia
melakukan hal2 yang tidak saja
bertentangan dengan prinsip2 etika universal, bahkan pada
masyarakat dijamannya sendiri,
tapi dia juga dia tindakannya bertentangan dengan aturan2 yang
sudah ditetapkan. Dia pada
dasarnya melakukan apa saja hal2 yang dia inginkan dan sukai dan
ketika hal itu membuat
para pengikutnya terkejut, dia keluarkan ayat dari Allah
khayalannya utk membenarkan
segala tindakannya itu dan membuat terdiam mereka yang mengkritik.
Dengan ayat dari Allah
ada dalam kantungnya, siapapun yang berani berbisik menentangnya
sama saja dengan
menentang Allah dan, tentu saja, nasib mereka yang mempertanyakan
Allah dan Rasulnya
adalah mati. Semua kata-katanya adalah faslul-khitab (akhir
dari diskusi). Contohnya banyak,
ini salah satunya:
Quran membatasi empat istri bagi muslim. Tapi, Muhammad pikir dia
tidak terikat oleh
aturan itu dan dengan demikian dia buat Allahnya menurunkan ayat2
33:49-50 yang
mengatakan padanya dia adalah sebuah pengecualian dan boleh punya
sebanyak mungkin
wanita, sebagai istri, selir atau budak, sebanyak dia mau. Lalu
dia tambahkan “ini hanya
khusus bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. ……supaya tidak
menjadi kesulitan
bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
75
Kesulitan apa? Kesulitan mengontrol birahinya, menjadi manusia
normal yang santun, setia
pada satu istri! Apa kita harus percaya pada orang yang sulit
mengontrol insting
kebinatangannya padahal katanya dia adalah “makhluk ciptaan yang
terbaik?” Bukankah
tindakan berbicara jauh lebih kencang daripada perkataan? Disatu
pihak, dia hidup seperti
binatang buas, dan dilain pihak dia berbicara tentang dirinya
sendiri dengan begitu mulia,
menaruh perkataan2 pujian dimulut Allahnya utk dia. Ingat ketika
masih di Mekah, hidup dari
harta istrinya, Muhammad tidak berani membawa wanita lain kerumah.
Semua kelakuan
birahinya dimulai ketika dia berkuasa. Apa kita harus percaya
bahwa ketika dia masih muda
dan kuat dia tidak punya kesulitan ini dan hanya tidur dengan
wanita yang lebih tua tapi
kesulitannya muncul di 10 tahun terakhir kehidupannya ketika dia
sudah tua dan ditimpa
segala macam penyakit? Atau kita harus artikan ini sebagai
pertanda lain dari orang yang
beranjak tua dan bertingkah liar dengan kebebasan yang dia
temukan, seperti anak kecil yang
dibiarkan bebas ditoko permen, tidak mampu membatasi dirinya
sendiri?
Satu hari Muhammad mengunjungi istrinya Hafsa, anak dari Omar dan
ketika melihat
pembantu istrinya, Mariyah, dia birahi terhadapnya. Mariyah adalah
perempuan muda Coptic
yang sangat cantik yang dikirim sebagai hadiah dari Pejabat di
Mesir kepada Muhammad. Dia
suruh Hafsa pergi dengan alasan dipanggil ayahnya. Segera setelah
istrinya pergi, dia gagahi
Mariyah diranjangnya Hafsa. Tahu ayahnya ternyata tidak memanggil,
Hafsa kembali dan
menemukan apa yang terjadi serta sadar kenapa Muhammad menipunya.
Dia marah dan mulai
berteriak2 (Ah, wanita akan selalu wanita!) Utk menenangkannya,
Muhammad bersumpah
utk melarang Mariyah dipakai olehnya. (Dari sinilah nama Surat
Tahrim (Larangan) dalam
Quran didapatkan). Tapi, dia masih birahi terhadap budak cantik
itu. Bagaimana caranya
membatalkan sumpah? Well, gampang saja kalau anda punya Allah
dikantung. Pencipta Jagat
Raya ini lalu menurunkan Surat Tahrim dan bilang tidak apa-apa
melanggar sumpah dan
melakukan seks dengan budak cantik itu karena dia adalah “harta
milik tangan kanannya.”
Malah Allah Maha Kuasa, yang sekarang jadi muncikari bagi nabi
favoritnya ini, bahkan
marah pada Muhammad dan menegur dia karena menghalangi kenikmatan
jasmani bagi
dirinya dan karena telah bersumpah utk berlaku santun hanya demi
menyenangkan istrinya.
Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah
menghalalkannya bagimu; kamu
mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian
membebaskan diri dari
sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.
(Q 66.1-2)
Ibn Sa’d menulis: “Abu
Bakar menceritakan bahwa sang Rasul (PBUH) telah melakukan
hubungan seks dengan Mariyah dirumahnya Hafsa. Ketika rasul
keluar rumah, Hafsa duduk
di pintu depan (dibelakang pintu yang terkunci). Dia berkata
pada rasul, O Rasul Allah, kau
lakukan ini dirumahku dan ketika giliranku? Rasul berkata,
kontrol dirimu dan biarkan aku
pergi karena aku telah mengharamkannya utkku. Hafsa berkata, aku
tidak terima, kecuali kau
bersumpah untuk itu bagiku. Rasul berkata, Demi Allah aku tidak
akan menyentuhnya
(Mariyah) lagi.” [40]
[40] Ibn Sa’d, Tabaqat Vol 8: p 195
Seperti biasa, para muslim membenarkan Muhammad akan pelanggaran
sumpahnya ini.
Tidak jadi masalah apapun yang dilakukan Muhammad, para muslim
akan selalu
membenarkan tindakan2nya. Mereka telah menyerahkan kecerdasan
mereka padanya dan
berhenti berpikir secara rasional. Ibn Sa’d melanjutkan: “Qasim
ibn Muhammad bilang bahwa
sumpah yang melarang Mariyah untuknya sendiri itu cacat – jadi
tidak menjadi suatu
pelanggaran (hormat).[41]
[41] Ibid.
76
Pertanyaannya adalah jika sumpahnya cacat, kenapa dia bersumpah,
dan jika sah, kenapa dia
langgar? Terdapat banyak sekali contoh2 dari pelanggaran janji dan
sumpah Muhammad.
Disini, dia telah bersumpah dalam nama Allahnya dan itupun tidak
jadi halangan baginya.
Allahnya hanya isapan jempol khayalannya dan dia tidak bodoh
dengan membiarkan
imajinasinya menghentikan dia utk mendapat seks dari wanita
secantik Mariyah. Keseluruhan
ide penciptaan Tuhan ini adalah untuk menyetujui apapun yang dia
inginkan tanpa halangan.
Seorang Tuhan yang menempatkan batasan2 padanya akan menghalangi
keseluruhan tujuan
dari kepura-puraannya menjadi nabi.
Qur’an milik saya berisi tafsir berikut, berdampingan dengan Surat
Tahrim:
Juga dilaporkan bahwa nabi telah membagi hari2nya diantara
istri2nya. Dan ketika tiba giliran
Hafsa, disuruhnya Hafsa pergi kerumah ayahnya Omar Khattab,
dengan alasan ayahnya
memanggilnya. Ketika Hafsa pergi, nabi memanggil budak wanita
Mariyah, orang Coptik
yang (belakangan) melahirkan anaknya Ibrahim dan Mariyah adalah
hadiah dari Najashi, lalu
melakukan hubungan seks dengannya. Ketika Hafsa kembali, dia
dapatkan pintu terkunci dari
dalam. Dia duduk didepan pintu tsb sampai sang nabi selesai
dengan ‘bisnis’nya dan kelura
rumah dengan keringat bercucuran diwajahnya. Ketika Hafsa
melihat dia dalam kondisi
demikian dia menegurnya dan berkata kau tidak menghargai
kehormatanku, kau kirim aku
keluar rumah dengan alasan agar kau bisa meniduri budak wanita
itu. Dan pada hari giliranku
ini kau berhubungan seks dengan orang lain. Lalu nabi berkata,
diamlah meski dia itu
budakku dan oleh karenanya halal bagiku, utk menyenangkanmu,
Aku, saat ini, membuatnya
jadi haram bagiku. Tapi Hafsa tidak menerima ini dan meminta
nabi bersumpah demi Allah,
nabi melakukannya. Ketika nabi keluar rumah dia ketuk dinding
yang memisahkan kamarnya
dengan Aisha dan menceritakan semuanya. [42]
[42] Diterbitkan oleh Entesharat-e Elmiyyeh Eslami Tehran 1377
lunar H. Tafseer dan
terjemahan kedalam bahasa Farsi oleh Mohammad Kazem Mo’refi
Bagi orang muslim sumpah tidak ada artinya. Mereka menjanjikan
sesuatu dan melanggarnya
jika mereka mau. Bukhari melaporkan sebuah hadits dimana Muhammad
berkata: “Demi
Allah, dan jika Allah menghendaki, jika aku mengambil sumpah dan
belakangan kudapatkan
sesuatu yang lebih baik dari itu, maka aku lakukan yang lebih
baik itu dan kuabaikan
sumpahku.” [43]
Dan dia sarankan para pengikutnya utk melakukan hal sama: “Jika kau
pernah mengambil sumpah utk melakukan sesuatu dan belakangan kau
dapatkan sesuatu yang
lebih baik, maka kau harus mengabaikan sumpahmu dan melakukan
hal baik itu.” [44]