mempermalukanmu”. Karena ia tidak mampu menerima bahwa Muhamad
menjadi gila, ia
hanya memiliki satu2nya alternatif dan menyimpulkan bahwa ia
pastilah dipilih menjadi nabi.
Kalau bukan karena dukungan dan dorongan Khadijah itu, Muhamad
akan merasa bahwa ia
memang kemasukan setan dan ia akan menyadari kondisinya spt
layaknya penderita epilepsi.
102
Onta Berlutut Karena Beratnya Wahyu
Muslim sering melebih2kan dan menyusun mukjizat2 yg kata mereka
dilakukan Muhamad.
Ini memang normal bagi
pengikut aliran yg senang meng-atribusi
mukjizat pada pemimpin
mereka. Sebuah hadis mengatakan bahwa satu saat Muhamad menumpangi
ontanya,
datanglah sebuah wahyu, dan wahyu itu sedemikian beratnya sampai
sang onta tidak tahan
dan harus berlutut di tanah.
Muhamad dan ontanya yg sedang keberatan wahyu
...
Berlututnya hewan itu merupakan indikasi berikutnya bahwa sang
penumpang memang
menderita epilepsi. Bonnie Beaver, pakar kelakuan hewan di the
College of Veterinary
Medicine at Texas A&M University, mengatakan “Anjing dan kucing dikenal telah
memperingatkan orang saat kejang2 mereka akan dimulai. Sangat
lazim bagi hewan utk
meramalkan datangnya kejang2 pada pemilik mereka. Bahkan anjing
tertentu bisa dilatih utk
memperingatkan seorang penderita epileopsi akan datangnya sebuah
serangan.”
Kemampuan meramalkan datangnya kejang2 ini tidak hanya terbatas
pada anjing dan kucing.
Hewan nampaknya memiliki indera yg tidak dimiliki manusia. Hewan bisa meramalkan
datangnya gempa bumi, berjam2 sebelum gempa
bumi itu tiba. Kuda dan ternak -
khususnya - bisa merasakan datangnya badai.
Tgl 4 Januari 4, 2005 The National Geographic menulis:
“10 hari sebelum gelombang raksasa menghantam garis2 pantai Sri
Lanka & India, hewan liar
dan piaraan nampaknya tahu apa yg akan terjadi dan melarikan
diri mencari tempat aman.
Menurut saksi mata, gajah berseru2 dan berlarian ke tempat2 yg
lebih tinggi, anjing menolak
utk keluar rumah, flamingo meninggalkan dataran rendah, hewan2
di kebun binatang
bergegas masuk kandang mereka dan tidak bisa dirayu agar keluar.
Kepercayaan bahwa
hewan piaraan maupun liar memiliki panca indera ke ename—dan
mengetahui kapan bumi
akan bergetar—sudah ada selama berabad2.
Pointnya adalah bahwa hewan bisa merasakan sesuatu, khususnya
sebelum datangnya
serangan epilepsy pada pemilik mereka, sesuatu yg tidak dapat
dilakukan manusia. Tidak
heran kalau seekor hewan menjadi stress atau berlaku kurang wajar
menjelang detik2
pemiliknya akan kena serangan. Kami tahu bahwa istri2 ataupun
sahabat2 Muhamad tidak
merasakan apa2 saat ia “menerima wahyu”. Selama salah satu
halusinasi-nya, Muhamad
mengatakan kpd Aisha, “Ini Jibril. Ia mengirimkan salam dan salut
kepadamu. Aisha
menjawab, ‘Salut dan salam kepadanya juga.’ Lalu ia mengatakan kpd
nabi, ‘Kau melihat
apa yg saya tidak lihat.’”
Jadi, dgn adanya seekor onta yg bisa merasakan apa yg terjadi pada
Muhamad, ini lagi2
indikasi bahwa ia kena serangan epilepsi.
103
http://www.healthline.com/images/gale/b ... mg0138.jpg
Seorang penderita epilepsi, yg dihubungkan dgn peralatan
pemantauan aktivitas otak, sedang
duduk dgn anjingnya yg bisa meramalkan saat datangnya kejang2.
Kasus Phil K. Kindred
Kasus2 penderita epilepsy lainnya bisa membuat kita lebih mengerti
ttg apa yg kemunkginan
terjadi pada Muhamad. Kemiripannya sering menakjubkan.
http://en.wikipedia.org/wiki/Philip_K._Dick
Penulis science fiction AS, Philip Kindred (1928-1982),
berbicara ttg visi2nya yg aneh,
mengatakan kpd Charles Platt, “Saya merasakan otak saya diinvasi oleh sebuah
otak rasional
yg transendental, seakan2 saya gila selama seluruh hidup saya
dan tiba2 menjadi waras.”
104
Semua karya Philip diumulai dgn asumsi dasar bahwa tidak mungkin
ada satu realitas tunggal
yg obyektif. Charles Platt menggambarkan novel2 Philip. “Semuanya adalah persepsi. Tanah
bisa bergerak dari bawah kakimu. Sang protagonis menemukan
dirinya hidup dlm mimpi
orang lain, atau ia masuk keadaan yg dirangsang oleh narkoba shg
ia bisa lebih mengerti
dunia nyata, atau ia kemungkinan menyeberang kesebuah alam
semesta yg berbeda total.”
Spt Muhamad, Philip juga paranoid, dan memiliki emosi
kekanak2an, narsisis, berangan2
utk bunuh diri dan benci orang tuanya. Ia membayangkan KGB dan CIA terus
merencanakan plot2 melawan dirinya dan malah mencoba menyergapnya. Paranoia ini
mirip dgn pernyataan2 Muhamad yg terus menerus berbicara ttg bgm
kafir merancang plot2
melawan dirinya, menentang agamanya dan menindas dirinya dan
pengikutnya.
VALIS, novel otobiografis pertama dari tiga novel Philip, adalah
perjalanan orang tolol
mencari Tuhan yg ternyata merupakan sebuah virus, sebuah lelucon,
dan sebuah hologram
mental yg ditransmisikan oleh satelit yg mengorbit. Tokoh utama
dlm novel ini terlempar dlm
sebuah perjalanan teologis saat ia menerima komuni dlm ledakan
cahaya laser merah jambu
yg ternyata merupakan sebuah hubungan komunikasi langsung dng
Tuhan. Dlm karyanya ini,
Philip mempelajari ‘pertemuan2nya’ dgn sebuah kehadiran ilahi.
VALIS adalah kependekan dari Vast Active Living Intelligence
System. Ia berteori bahwa
VALIS adalah baik sebuah “generator realitas”, maupun sebuah cara
utk mengadakan
komunikasi extraterestrial.
Lawrence Sutin, dlm Divine Invasions: A Life of Philip
Kindred menulis ttg salah sebuah
pengalaman mistik Phil yg sangat mirip pengalaman Muhamad. “Hari
Senin ia menelpon saya
dan mengatakan, malam sebelumnya ia merokok marijuana yg
ditinggalkan seorang tamunya
dan merasakan dirinya melihat sebuah visi yg sekarang sangat
dikenalinya (saat ia tidak
berhubungan dgn narkoba), dan ia mengatakan, ‘Saya ingin melihat
Tuhan. Biarkan saya
melihatMu.’ Dan lalu tiba2, katanya, ia dirasuki rasa di-teror yg
sangat ekstrim yg pernah
dirasakannya, dan melihat the Ark of the Covenant (tempat
penyimpan 10 Perintah Yahwe
kpd Musa), dan sebuah suara mengatakan, ‘Kau tidak akan datang
kepada Saya lewat bukti
logis atau kepercayaan, jadi Saya harus
meyakinkanmu dgn cara ini.’
Gorden the Ark ditariknya dan ia melihat, sebuah segi tiga
dgn sebuah mata didalamnya, yg
menatapinya langsung.
Phil mengatakan, ia berlutut saking ketakutan sambil mengalami
Visi Ilahi ini dari pk 9 pagi
sampai pk 5 sore. Hari Senin ia yakin ia akan mati dan kalau ia
bisa meraih telpon ia akan
memanggil ambulans. Suara itu mengatakan kepadanya, ‘Kau
berhasil membujuk dirimu agar
tidak percaya segala hal. Saya membiarkan kau
melihat, tetapi ini tidak akan pernah bisa kau
lupakan atau sesuaikan atau kau anggap salah.’
105
Phil, yg mati muda pada usia 54, meninggalkan jutaan kata2.
Biografernya, Sutin, mengutip
salah satu tulisannya yg menjelaskan pengalaman mistiknya:
Tuhan menunjukkan dirinya kpd saya dlm bentuk kekosongan yg
tidak terbatas; tapi bukan
sbg neraka, melainkan sbg atap surga, dgn langit biru dan awan2
putih. Ia bukan Tuhan asing,
namun Tuhan nenek moyang saya. Ia penuh cinta kasih dan baik
hati dan memiliki
kepribadian. KataNya (kpd saya), “Kini kau sedang menderita;
namun penderitaanmu itu
kecil dibandingkan dgn kebahagiaan yg besar, kenikmatan yg
menantimu. Kau pikir dlm
wawasan saya kau akan menderita lebih parah dibandingkan dgn
rahmat yg akan kau
dapatkan ?”
Ia membuat saya yakin akan kenikmatan yg akan datang; tidak
terbatas dan manis. Katanya,
“Saya adalah kekuatan tanpa penghabisan (I am the infinite).
Saya akan menunjukkan
kepadamu. Dimana saya berada, disitulah infinity; dimana
ada infinity, disitulah saya…
Mereka yg menolak saya akan menjadi sakit; saat mereka terbang
dgn saya, saya adalah
sayap2nya. Saya adalah sang pe-ragu2 dan keragu2an itu sendiri (I
am the doubter and the
doubt).
Kasus2 TLE Lainnya
Pada tanggal 23 Oktber, 2001, stasiun TV PBS menyiarkan sebuah
tayangan dokumentasi
tentang TLE. Salah satu para penderita TLE yang diwawancarai
bernama John Sharon.
Kasusnya menarik untuk dibaca dan dibandingkan dengan apa yang
kita ketahui tentang
Muhammad. Kasus John Sharon bisa mengungkapkan keadaan pikiran dan
kegilaan
Muhammad.
John Sharon: Kejang2 yang kualami melanda diriku, hatiku, dan
jiwaku, pokoknya semuanya.
Ketika mengalami saat itu, seluruh tubuhku menggigil dan aku...
yah, begitulah.
Narator: Kejang2 epilepsi John sebenarnya adalah setrum listrik
pada temporal lobes ketika
sekelompok neuron mulai menembaki secara serampangan, tidak
seirama dengan kerja bagian
lain otak.
Baru2 ini John mengalami kejang2 yang paling buruk yang pernah
dialaminya. Saat itu dia
sedang berada di tengah gurun pasir bersama pacarnya, dan keduanya
mabuk2an, dan ini
berakibat fatal. John seketika mengalami kekejangan berturut-turut,
yang setiap kekejangan
berlangsung selama lima menit, penuh dengan ketegangan dan kejutan
otot yang keras yang
mengakibatkan dirinya pingsan. Akhirnya, John dapat menelpon
ayahnya yang kemudian
menjemputnya di padang pasir dan mengantarkannya pulang.
John Sharon: Dalam perjalanan pulang, ayah dan aku bercakap-cakap
tentang pertanyaan2
filosofi tentang berbagai hal. Aku tidak bisa berhenti bicara...
sampai di rumah juga aku terus
saja berbicara. Rasanya bagaikan diberi obat perangsang otak.
Ayah John Sharon: Yang terjadi pada dirinya adalah seperti gempa
di dalam tubuh, dan
seperti gempa apapun, pasti akan terjadi akibat setelah gempa
terjadi. Seperti gempa apapun
yang menghancurkan, maka setelah gempa berlalu, kerusakan harus
diperbaiki dan dibangun
kembali. Yang kuhadapi dalam diri John adalah akibat setelah gempa
terjadi, terutama tahap
akhirnya. Rasanya bagaikan masuk lukisan Salvador Dali. Semuanya
seketika jadi terasa
sureal (alam tak nyata, tapi masih tampak hampir sama dengan
kenyataan). Ini sebenarnya
106
adalah akibat kekejangan yang dialaminya - akibat kejang yang
dialami otaknya
mempengaruhi daya ingatnya, daya pikirnya, dan semuanya.
Narrator: Ketika akhirnya serangan kejang2 berhenti, John sangat
kelelahan tapi merasa
seperti yang maha kuasa.
John Sharon: Aku lari ke jalanan sambil berteriak bahwa aku adalah
Tuhan. Sewaktu seorang
lelaki ke luar rumah, aku dengan marah mendekatinya dan istrinya
sambil berterika, "Kami
berani tidak percaya bahwa aku Tuhan?"
Ayah John Sharon: Dan aku berkata padanya,"Kau sialan, masuk
kembali ke rumah! Apa
yang kau lakukan? Kau hanya mengacau tetangga2 saja. Mereka akan
memanggil polisi. Apa
sih sebenarnya yang terjadi padamu?"
John Sharon: Aku melihat padanya dengan tenang dan meminta maaf
padanya, "Tidak. Tidak
seorang pun yang akan memanggil polisi." Aku tidak mengatakan
hal yang kupikir saat itu,
"Tiada orang yang memanggil polisi untuk menangkap
Tuhan!"
Narator: John sama sekali bukan orang yang beragama, tapi
kekejangan yang dialaminya
menimbulkan perasaan2 rohani yang luar biasa.
Vilayanur.S. Ramachandran adalah Direktur Pusat Otak dan
Pengetahuan dan profesor dari
Departmen Psykologi dan Program Neurosains di Universitas
California di San Diego. Dia
telah mengadakan penelitian menyeluruh tentang Temporal Lobe
Epilepsi (TLE).
V.S. Ramachandran: Sudah diketahui sejak lama bahwa beberapa orang
yang menderita
kekejangan di temporal lobes juga mengalami perasaan rohani yang
sangat kuat, seperti
merasa Tuhan mengunjungi mereka. Kadang2 terasa bertemu Tuhan
secara pribadi, kadang2
merasa seperti bersatu dengan jagad raya. Semuanya penuh dengan
makna. Pasien TLE akan
berkata, "Akhirnya aku tahu arti semuanya, Dokter. Aku benar2
mengenal Tuhan. Aku tahu
tempatku di jagad raya." Mengapa hal ini terjadi dan mengapa
hal ini begitu sering terjadi
pada pasien2 yang mengalami kejang2 temporal lobes?
John Sharon: Oh, Tuhan. Tahukah kau? Aku begitu yakin akan
pemikiranku, sehingga jika
aku ke luar ke jalanan, orang2 akan mengikut aku. Tidak seperti
orang2 gila dengan sorban di
kepala mereka, tidak seperti orang2 idiot... tapi bagaikan
generasi nabi2 baru. Apakah semua
nabi2 yang ada dulu berada di bumi semuanya mendapatkan anugerah
seperti ini dari illahi?
V.S. Ramachandran: Mungkin saja, bukan?
John Sharon: Aku sama sekali belum pernah jadi orang yang
beragama. Orang2 bilang,"Tidak
mungkin kau bisa melihat masa depan." Sebenarnya itulah
anugerah illahi, tapi kau harus
membayarnya dengan menderita kejang2 hebat.
V.S. Ramachandran: Mengapa para pasien ini mengalami pengalaman
rohani yang sangat
kuat ketika sedang menderita kejang2? Dan mengapa mereka
memikirkan hal2 theologi dan
agamawi bahkan setelah mengalami kekejangan?
Satu kemungkinan adalah aktivitas kekejangan di temporal lobes
menghasilkan segala macam
keanehan, perasaan2 yang janggal di dalam pikiran penderitanya ...
di dalam otak sang
penderita. Perasaan2 aneh inilah dapat diartikan oleh penderita
sebagai kunjungan ke dunia
lain, atau seperti "Tuhan menemuiku." Mungkin inilah
satu2nya cara baginya untuk
107
menjelaskan perasaan2 aneh yang terjadi dalam otaknya. Kemungkinan
lain adalah inilah cara
bagaimana temporal lobes tersusun untuk mengartikan keadaan secara
emosional. Ketika kita
berjalan dan berinteraksi dengan dunia, manusia perlu menemukan
cara untuk menentukan
hal apa yang penting, apa yang perlu, dan apa yang relevan bagi
dirinya dibandingkan hal2
yang tidak bermakna dan tidak berarti.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Yang tampaknya penting untuk
dilihat adalah hubungan antara
daerah2 sensor di temporal lobes dan amygdala. Amygdala adalah
pintu gerbang ke pusat2
emosi dalam otak. Kekuatan hubungan2 inilah yang menentukan hal2
mana yang terasa lebih
penting secara emosional. Ini bagaikan daerah luas emosi, dengan
lembah2 dan gunung2 yang
semuanya berhubungan dengan apa yang kita anggap penting atau
tidak. Setiap orang punya
daerah seperti ini yang sedikit berbeda dengan milik orang lain.
Sekarang bayangkan apa
yang terjadi pada temporal lobe epilepsi ketika seseorang
mengalami kekejangan otak berkalikali.
Yang mungkin terjadi adalah jalur2 yang menentukan apa yang
penting atau tidak jadi
kacau. Hal ini bagaikan air mengalir di permukaan lembah2
tersebut. Ketika air hujan datang
terus-menerus, maka air yang menggenangi memperlebar celah lembah
yang ada dan dengan
begitu meningkatkan perasaan penting akan hal2 yang dulu tidak
terasa penting. Jika dulu
bertemu dengan singa, harimau dan ibu merupakan hal penting, tapi
sekarang segala yang hal
tidak penting jadi terasa penting. Misalnya, sebutir pasir, sepotong
kayu, sebutir nasi, dan hal2
yang remeh sekarang diamati dengan sangat seksama. Kecenderungan
seperti ini serupa
dengan pengalaman rohani yang dialami seseorang.
Tiada daerah tertentu dalam temporal lobe yang berhubungan dengan
Tuhan. Tapi ada
kemungkinan terdapat bagian tertentu dalam temporal lobes yang
peka terhadap hal2 bersifat
relijius. Memang ini belum pasti, tapi ada kemungkinan seperti
itu. Sekarang pertanyaannya
adalah mengapa kita memiliki fungsi syaraf tertentu dalam temporal
lobes yang berhubungan
dengan hal relijius? Kepercayaan pada agama adalah sifat yang
umum. Setiap suku, setiap
masyarakat memiliki ibadah agama tertentu. Kemungkinan alasan
terbentuknya kepercayaan,
jika memang kepercayaan itu dibentuk, adalah karena kepercayaan
berhubungan dengan
stabilitas masyarakat, yang memudahkan diri seseorang jika dia
percaya pada makhluk illahi
yang maha kuasa. Ini kemungkinan alasa mengapa perasaan relijius
terjadi dalam otak.
Sejarah penuh dengan tokoh2 relijius. Psikologis William Janes (902)
percaya bahwa Rasul
Paulus menemukan hati nuraninya yang baru dalam perjalanannya ke
Damaskus, ketika dia
melihat sinar dan mendengar suara yang bertanya padanya,
"Saul, Saul, mengapa kau
menyiksaku?", dan setelah itu dia buta untuk sementara waktu
dan beralih memeluk
kepercayaan baru. Yang dialaminya kemungkinan adalah "badai
syaraf kejiwaan atau luka
kejang seperti epilepsi." Rasul Paulus menerangkan
penglihatannya sebagai berikut: Agar aku
tidak sombong karena mendapat wahyu2 hebat ini, aku dibiarkan menderita
fisik bagaikan
ada duri dalam daging, yang dikirim oleh setan untuk menyiksaku.
Tiga kali aku meminta
pada Tuhan untuk membebaskanku dari siksaan fisik ini. Tapi Tuhan
berkata padaku,
"Anugerahku sudah cukup bagimu, karena kekuatanku sempurna
dalam penderitaan.
Ahli TLE bernama Eve LaPlante berpendapat bahwa pengalaman Musa
bertemu dengan
semak belukar yang membara adalah akibat dari TLE. Yehezkiel juga
diduga menderita TLE.
Penglihatannya sangat mengejutkan:
Aku melihat badai datang dari utara - awan besar penuh
halilintar menyala dan dikitari sinar
cemerlang. Di tengah api tampak metal menyala dan dalam api
tampak seperti empat
makhluk2 hidup. Wujud mereka bagaikan manusia, tapi setiap
makhluk memiliki empat
wajah dan empat sayap. Kaki2 mereka lurus; tapak kaki mereka
bagaikan tapak kaki anak
lembu dan berkilau bagaikan tembaga mengkilat. Di bawah sayap
mereka pada keempat sisi
mereka terdapat tangan2 manusia. Keempat makhluk itu memiliki
wajah dan sayap, dan
108
sayap2 mereka bersentuhan satu sama lain. Masing2 makhluk
bergerak lurus maju; mereka
tidak menoleh saat bergerak.
Merupakan hal yang mustahil untuk melakukan penelaahan kejiwaan
terhadap tokoh2 yang
hidup di jaman dulu dan yang tidak kita ketahui. Musa bagaikan
tokoh dongeng. Kita tidak
bisa yakin sepenuhnya bahwa kisah tentang dia memang benar2
terjadi. Akan tetapi, yang
dapat kita katakan adalah kisah aneh ini, jika memang benar2
terjadi, sesuai dengan gejala2
TLE.
Saat ini, pasien2 TLE mengaku melihat UFO dan makhluk2 planet
asing (ET = Extra
Terrestrial) yang kecil berwarna abu2. LaPlante mencatat bahwa
banyak orang2 yang
mengaku diculik UFO merasakan gejala2 epilepsi ringan sebelum
mereka "diculik." Beberapa
yang diculik merasakan rasa panas di sebelah mukanya; mendengarkan
suara berdering dalam
kupingnya, dan melihat pancaran2 sinar sebelum diculik. Yang lain
melaporkan mendengar
suara2 dan merasakan ketakutan.
Kasus lain yang terkenal terjadi di abad ke-16 dan dialami oleh
seorang biarawati yang
dikenal dengan nama Santa Teresa dari Avila (1515 -1582). Dia
mengalami penglihatan yang
sangat jelas, sakit kepala hebat dan mengigau, yang diikuti
"perasaan yang damai, tenang, dan
buah2 yang baik dari hati, dan ... pengertian kebesaran
Tuhan" (St. Theresa 1930:171). Para
penulis riwayat hidupnya menduga dia mengalami kejang2 epilepsi
(Sackville-West 1943).
LaPlante mengatakan para pelukis dan penulis seperti Vincent van
Gogh, Gustave Flaubert,
Lewis Carroll, Marcel Proust, Tennyson dan Fyodor Dostoevsky
semuanya menderita TLE.
Penderita TLE biasanya mengalami perubahan sifat, terutama
keinginan kuat untuk menulis
atau melukis dan perasaan relijius yang sangat kuat.
Menurut LaPlante, Muhammad juga menderita TLE. Contoh2 orang yang
lebih modern
adalah Joseph Smith, pendiri kepercayaan Mormon, dan Ellen White,
pendiri gerakan Advent
Hari Ke Tujuh, yang di usia 9 tahun mengalami luka otak yang
merubah wataknya
sepenuhnya. Dia juga mulai mengalami penglihatan2 rohani yang
sangat kuat.
Helen Schucman adalah ahli jiwa Yahudi yang atheis. Suatu saat dia
mengaku menerima
pesan dari Yesus Kristus dalam bentuk "bacaan" yang
disebutnya sebagai Ajaran Muzizat.
Ada kemungkinan besar dia menderita TLE. Dilaporkan bahwa Schucman
mengalami
tekanan jiwa paranoia berat di dua tahun akhir hidupnya.
Syed Ali Muhammad Bab yang adalah pendiri agama Babi juga
kemungkinan menderita
epilepsi. Kitab Bayan yang ditulisnya dalam bahasa Persia (yang
diterjemahkan dalam bahasa
Inggris dan bisa dibeli di internet) merupakan contoh klasik karya
tulis penderita epilepsi.
109
Orang2 terkenal yg menderita Epilepsi
diterjemahkan oleh pod-rock
Heidi Hansen dan Leif Bork Hansen yang mengaku bahwa Søren
Kierkegaard telah menulis
dalam jurnalnya bahwa dia menderita TLE dan merahasiakan itu
sepanjang hidupnya,
mengutip: “Dari semua penderitaan yang ada mungkin tidak ada yang
begitu menderita
daripada menjadi objek rasa kasihan, tidak ada hal lain lagi yang
bisa membujuk orang agar
berontak terhadap Tuhannya. Orang demikian dianggap bodoh dan
picik, tapi tidak sulit utk
menunjukkan bahwa inilah sebenarnya rahasia yang disembunyikan
dalam banyak kehidupan
figur2 sejarah yang terkenal.” [1]
[1] www.utas.edu.au/docs/humsoc/kierkegaard
... ilepsy.pdf
Filsuf Denmark benar sekali. Bukannya bodoh, tapi penderita TLE
biasanya malah orang2
jenius.
TLE bisa didefinisikan sebagai penyakit kreatifitas. Banyak orang
berbakat dan terkenal
dalam sejarah menderita TLE dan tanpa dapat dibantah mereka jadi
begitu karena penyakit ini.
Antara lima sampai sepuluh orang tiap 1.000 orang penderita TLE.
Memang tidak semuanya
tentu saja yang menjadi terkenal.
Steven C. Schachter, M.D. telah menyusus sebuah daftar orang
terkenal dalam sejarah yang
mungkin menderita TLE. Daftar ini terdiri dari para filsuf,
penulis, pemimpin dunia, figur
religius, pelukis, penyair, komposer, aktor dan selebriti lainnya.
“Orang jadul (jaman dulu)” tulis Schachter, “punya pikiran bahwa
serangan epilepsi
disebabkan oleh roh jahat atau iblis yang menyerang tubuh
seseorang. Pendeta2 berusaha
menyembuhkan serangan epilepsi dengan mencoba mengeluarkan iblis
yang bersarang
dengan doa2 dan tindakan2 magis. Takhyul ini ditentang oleh dokter
jadul seperti Atreya di
India dan belakangan oleh Hippocrates di Yunani, keduanya
menyadari bahwa serangan itu
adalah sebuah disfungsi otak bukannya kejadian supernatural.”
Lebih lanjut dikatakan,
“serangan epilepsi punya kekuatan dan simbolisme yang, secara
sejarah, telah mendorong
sesuatu yang berhubungan dengan kreatifitas atau kemampuan
kepemimpinan yang tidak
biasa. Para akademisi telah lama terkesan oleh bukti bahwa para
nabi2 dan orang2 suci,
pemimpin politik, filsuf dan banyak lagi yang telah mencapai
kebesaran mereka dalam bidang
seni dan sains, menderita epilepsi.” [2]
[2] www.epilepsy.com/epilepsy/famous.html
Aristoteles, yang pertama menghubungkan epilepsi dengan
kejeniusan, dia bilang bahwa
Socrates juga menderita epilepsi.
Dr. Jerome Engel menganggap hubungan epilepsi dan kejeniusan
sebagai sebuah kebetulan
belaka. [3] Schachter melanjutkan: “Yang lainnya tidak setuju itu,
mereka bilang telah
menemukan hubungan antara epilepsi dan bakat dalam beberapa orang.
Eve LaPlante dalam
bukunya Seized, menulis bahwa aktivitas otak tidak normal yang
ditemukan dalam area
temporal lobe (complex partial) epilepsi memainkan peran dalam
pemikiran kreatif dan
penciptaan karya seni. Neuropsychologist Dr. Paul Spiers berkeras:
“Kadang hal yang sama
yang menyebabkan epilepsi menyebabkan juga timbulnya bakat. Jika
anda merusak sebuah
area otak pada saat yang tepat diawal kehidupan anda, area yang
berhubungan dengan sisi
lainnya punya kesempatan utk berkembang lebih cepat utk
mengkompensasi hal itu.”[4]
[3] Dr. Jerome Engel, Professor of Neurology at the University of
California School of Medicine and author of
the book Seizures and Epilepsy
[4] www.epilepsy.com/epilepsy/famous.html
110
Ini teori yang menarik. Jika Spiers benar, bukanlah TLE yang
menyebabkan jenius atau
kreativitas tapi reaksi otak yang mengkompensasi kerusakan yang
timbul oleh TLE lah yang
menyebabkannya.
Berikut adalah daftar pendek orang2 jenius yang Schachter percaya
menderita penyakit
epilepsi.
Alexander the Great: Raja Macedonia yang diabad ketiga SM
menaklukan hampir seluruh
dunia yang dikenal saat itu.
Julius Caesar: jendral brilian dan politisi hebat.
Napoleon Bonaparte: figur militer brilian lainnya.
Harriet Tubman: Wanita negro yang memimpin ratusan budak belian dari Amerika
Selatan
menuju kemerdekaan di Kanada. Dia dikenal sebagai “Musa kaumnya”.
Sanot Pauusl: Penginjil kristen terbesar, dimana tanpa dia kekristenan mungkin
tidak akan
mencapai Eropa dan menjadi Agama Dunia.
Joan of Arc: Anak petani yang tidak berpendidikan disebuah dusun terpencil abad
pertengahan Perancis yang mengubah jalan sejarah lewat kemenangan2
militernya yang
menakjubkan. Dari umur 13 Joan melaporkan kejadian2 ekstatik yang
mana dia melihat
kilatan cahaya, mendengar suara2 para santo/santa dan mendapat
penglihatan malaikat2.
Alfred Nobel: Ahli kimia Swedia dan industrialis yang menciptakan dinamit dan
mendanai
Hadiah Nobel.
Dante: Penulis dari La Divina Comedia;
Sir Walter Scott: Salah satu figur literatur jaman Romantik;
abad 18.
Jonathan Swift: Satiris dari Inggris, penulis dari Gulliver's Travels.
Edgar Allan Poe: Penulis Amerika abad 19.
Lord Byron, Percy Bysshe Shelley, dan Alfred Lord Tennyson:
tiga dari penyair Roman
Inggris terkenal,
Charles Dickens: Penulis jaman Victoria, diantaranya buku
klasik seperti A Christmas Carol
dan Oliver Twist.
Lewis Carroll: Penulis dari Alice's Adventures in Wonderland yang mungkin
menulis
mengenai pengalamannya ketika mendapat serangan TLE. Sensasi tsb
mengawali petualangan
dari Alice – merasa seperti jatuh kesebuah lubang merupakan salah
satu ciri tipikal/khas bagi
orang2 yang terserang TLE.
Fyodor Dostoevsky, Novelis Rusia, penulis novel klasik seperti
Crime and Punishment dan
The Brothers Karamazov, dianggap telah membawa kejayaan novel
Barat kepuncaknya.
Muhammad mungkin mendapat serangan TLE pada umur lima tahun.
Dostoevsky mendapat
serangan tsb ketika berumur sembilan. Setelah mendapat
remisi/pengampunan, sampai
diumur 25, dia terus mendapat serangan epilepsi tiap beberapa hari
sekali, berfluktuasi dalam
perioda sedang hingga parah, yang kemudian berubah menjadi
perasaan sedih dan takut yang
dalam. Pengalaman2nya ini mirip dengan pengalaman dari Muhammad,
yang mana mendapat
penglihatan neraka yang mengerikan, penuh dengan kutukan dan
gambaran2 keji dari
penyiksaan. Ini beberapa contoh apa yang Muhammad lihat:
Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian
dari api neraka. Disiramkan
air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu
dihancur luluhkan segala apa
yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk
mereka cambuk-cambuk
dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran
kesengsaraan mereka, niscaya
mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan):
"Rasailah azab yang
membakar ini"
(Q 22.19-22)
111
Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah
orang-orang yang
merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam.
Muka mereka dibakar api
neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.
(Q 23.103-104)
Dostoevsky juga melihat cahaya menyilaukan. Lalu dia akan menjerit
dan hilang kesadaran
beberapa detik. Kadang epilepsi ini membuat kejutan disepangjang
otak, menghasilkan
serangan tonic-clonic sekunder. Setelah itu dia tidak bisa
mengingat kejadian2 dan
pembicaraan2 yang terjadi selama serangan tsb, dan dia sering
merasa depresi, bersalah dan
gampang marah selama berhari2 kemudian.
Count Leo Tolstoy: Penulis Abad 19 dari Rusia, karyanya Anna
Karenina dan War and
Peace, juga diperkirakan punya epilepsi.
Gustave Flaubert: nama besar lain dalam bidang literatur. Jenius
dari Perancis abad 19 ini
menulis maha karya seperti Madame Bovary dan A Sentimental
Education. Menurut
Schachter, “serangan terhadap Flaubert sangat khas, dimulai dengan
perasaan seakan-akan
mau mati, setelah mana dia merasa tidak aman dalam dirinya,
seakan-akan telah dipindahkan
kedimensi lain. Dia menulis bahwa tiap serangan epilepsinya
‘seperti pusaran ide dan
gambar2 dalam otaknya, dimana selama itu dia merasa kesadarannya
terbenam ketengah2
badai.’ Dia mengeluh, mendapatkan sentakan memori, melihat
halusinasi2 mengerikan,
mulutnya berbusa, tangan kanannya bergerak sendiri, ia berada
dalam kondisi seperti ini
sekitar 10 menit, lalu muntah.”
Dame Agatha Christie: Penulis novel misteri juga dilaporkan punya
epilepsi.
Truman Capote: Penulis orang Amerika, In Cold Blood dan Breakfast at Tiffany’s.
George Frederick Handel: Komposer baroque terkenal the Messiah.
Niccolo Paganini: salah seorang violinis terbesar.
Peter Tchaikovsky: Komposer Rusia terkenal akan ballet Sleeping
Beauty dan The
Nutcracker.
dan
Ludwig van Beethoven: Salah seorang komposer klasik paling besar.
Schachter bilang, “ini Cuma contoh2 dari banyak lagi orang2
terkenal yang epilepsinya
tercatat oleh sejarawan.” Malah daftar orang terkenal yang
didiagnosa atau diduga punya
epilepsi itu sangat panjang. Muhammad bukan satu2nya orang jahat
dalam daftar ini. Kuasa
imajinatifnya, depresinya, keinginan bunuh dirinya, sifatnya yang
gampang marah,
ketertarikannya pada agama, penglihatannya akan hari kiamat dan
hidup sesudah mati,
penglihatan dan pendengaran halusinasinya dan banyak lagi
karakteristik psikologis dan fisik
yang dapat dijelaskan dengan TLE.
Tapi, epilepsi tidak menjelaskan kekejian dari Muhammad,
pembantaian2nya dan
kegigihannya. Semua itu adalah hasil dari penyakit narsisistik
patologisnya. Kombinasi
penyakit mental dan kepribadian inilah yang membuat dia menjadi
fenomena seperti sekarang
ini. Muhammad memupuk pikiran2 “kemahaan”, maha agung, maha kuasa,
dll. Penglihatan2
epileptik membuat dia merasa yakin akan kemahaan dia dan
penglihatan2 epileptik membuat
dia merasa mendapat kepastian/konfirmasi bahwa dia sungguh2 adalah
nabi pilihan Tuhan.
Seakan semua ini belumlah cukup, dia nikahi juga seorang wanita
yang punya penyakit codependent,
wanita yang mencari kebesaran dirinya sendiri dengan cara
mengagungngagungkan
suaminya.
Muhammad yakin akan misi nabinya. Keyakinan inilah yang mengilhami
mereka yang dekat
padanya dan membuat mereka yakin akan kepercayaan mereka padanya.
Tapi ini tidak berarti
bahwa seluruh ayat2 Qur’an ‘diturunkan’ padanya selama ‘kesurupan’
epilepsi ini. Serangan
112
epilepsi ini mungkin berhenti ditahun2 terakhir hidupnya. Tapi,
dia sendiri telah diyakinkan
oleh ‘kemuliaannya’, hingga dia meneruskan saja mengucapkan ayat2
dikala situasi
membutuhkannya utk itu. Sebagai seorang narsisis, dia menerima
konfirmasi bagi
kenabiannya dari mereka yang percaya buta padanya. Sulit utk
bilang siapa yang membodohi
siapa,. Muhammad yakin akan pengakuannya meskipun dia seenaknya
berbohong, mengarang
ayat2 ketika dia perlu, tapi, ketika orang2 juga mempercayai ini
semua, dia sendiri jadi
percaya juga, merasa diyakinkan. Hasilnya, dia pikir dia
dikaruniai otoritas Ilahi utk
menghukum mereka yang tidak setujuan dengannya. Dia merasa menjadi
suara Tuhan dan
menentang dia sama dengan menentang Yang Maha Kuasa. Dia merasa
berhak utk berbohong.
Jika dia berbohong, itu utk kebaikan dan dengan demikian
dibenarkan. Ketika dia merampok
dan membantai orang tak bersalah, dia melakukannya dengan
kesadaran dan nurani yang
jernih. Tujuan/Maksud yang dia ingin capai sedemikian besarnya
hingga semua cara utk
mencapai tujuan/maksud tsb dianggap olehnya sebagai sah-sah saja.
Dia begitu teryakinkan
oleh halusinasinya hingga dia merasa benar meski harus membunuh
siapapun yang
menghalanginya. Ayat2 Quran berikut ini menerangkan hal itu dengan
sendirinya.
Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan
melanggar ketentuanketentuan-
Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia
kekal di
dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (Q 4.14)
Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai
rasul, ingin supaya mereka
disama-ratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat
menyembunyikan (dari Allah) sesuatu
kejadianpun. (Q
4.42)
Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sesungguhnya baginyalah
neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (Q 72.23)
Seksualitas, Pengalaman Religius dan Aktivasi
Hiper dari Temporal Lobe
Hadits menjelaskan banyak kelakuan seksual dari Muhammad. Apakah
TLE mempengaruhi
seksualitas juga? Jika iya dan jika hal itu bisa menjelaskan
kebiasaan seksnya Muhammad,
maka kita punya lebih dari satu bukti bahwa dia benar menderita
epilepsi. Neuroscientist
Rhawn Joseph menjawab demikian. Dia menulis:
Karakteristik yang tidak biasa dari sistem limbic (jaringan otak
dan syaraf) taraf atas dan
aktivitas temporal lobe yang rendah ikut berubah dalam hal
seksualitas, seiring dengan
semakin dalamnya gairah religius. Patut dicatat bahwa bukan saja
para pemuka agama jaman
sekarang, tapi juga pemuka agama jaman dulu, termasuk Abraham,
Yakub dan Muhammad,
cenderung punya seksual yang tinggi dan mengambil banyak pasangan,
atau melakukan seks
dengan istri2 orang lain, atau membunuh lelaki lain dengan tujuan
mengambil istrinya
(Muhammad, Raja Daud). Banyak nabi2 dan figur religius lain juga
menunjukkan bukti
adanya sindrom Kluver-Bucy, seperti memakan tahi (ezekiel) [5],
juga adanya temporal lobe,
hiper aktifnya jaringan otak dan epilepsi, ditambah dengan
halusinasi, katalepsi, kegilaan atau
kekacauan bahasa.
[5] Muhammad malah memberi saran utk meminum air kencing onta utk
sakit perut. Dia mestinya telah
meminumnya juga.
Dimana Musa mempunyai kesulitan hebat dalam berbicara, Muhammad,
‘utusan’ Allah, jelas
menderita disleksia dan agraphic (sebuah penyakit otak yang
dicirikan oleh ketidakmampuan
total atau sebagian dalam hal tulis menulis). Lebih jauh lagi, dg
tujuan menerima kata2 Allah,
Muhammad dengan khas akan kehilangan kesadaran dan masuk dalam
kondisi kesurupan
(Armstrong 1994; Lings 1983). Malah, dia mendapat ‘wahyu’
pertamanya ketika dia
dibangunkan dari tidur oleh malaikat jibril yang lalu menutupinya
dalam sebuah pelukan yang,
113
baginya, menyesakan dan menakutkan, berulang-ulang Jibril
memerintahkan Muhammad utk
mengatakan perkataan Allah, yakni Qur’an. Ini adalah pengalaman
yang pertama dari banyak
lagi episode-episode dimana Malaikat Jibril kadang muncul pada
Muhammad dalam sebuah
bentuk yang menggemparkan menurut pendapatnya.
Sejalan dengan suara “Tuhan” atau malaikatnya, Muhammad tidak
hanya mengucapkan tapi
dia mulai membaca dan melantunkan tema2 berbeda dari ‘perkataan
Tuhan’ dalam urutan
yang acak sepanjang 23 tahun dalam kehidupannya; sebuah pengalaman
yang dia rasakan
sangat menyakitkan dan melelahkan (Armstrong 1994; Lings 1983).
Sebagai tambahan bagi
kefanatikannya, Muhammad dilaporkan punya kekuatan seks sama
dengan 40 lelaki, dan
katanya telah meniduri sedikitnya sembilan istri dan banyak lagi
selir2 termasuk juga satu
anak kecil bau kencur (Lings 1983). Dalam satu peristiwa, setelah
mendapat penolakan, dia
kesurupan, dan lalu mengklaim bahwa “Tuhan” memerintahkan agar
seorang wanita, istri
anak angkatnya sendiri, harus menjadi istrinya.
Dia (Muhammad) juga dikenal gampang murka dan gampang membunuh
(atau
memerintahkan pembunuhan) para kafir dan pedagang dan mereka yang
melawannya.
Kelakuan seperti ini jika digabungkan dengan bertambahnya
keinginan seksual, semangat
religius yang meninggi, kondisi kesurupan, mudah berubah mood dan
halusinasi penglihatan
dan pendengaran akan malaikat2, pastilah menunjuk pada sistem otak
dan temporal lobe yang
cacat, sebuah kelainan syaraf yang mungkin bagi adanya pengalaman2
demikian. Pastilah,
Muhammad juga menderita depresi yang parah dan dalam kondisi
tertentu merasa ingin
bunuh diri, dan memang Muhammad ingin loncat dari tebing, hanya
dicegah oleh malaikat
jibril angannya. [6]
[6] The Limbic System And The Soul From: Zygon, the Journal of
Religon and Science (in press, March, 2001)
by Rhawn Joseph, Ph.D. http://brainmind.com/BrainReligion.html
Sudah menjadi kepercayaan umum bahwa Muhammad punya kekuatan seks
beberapa lelaki.
Kepercayaan ini berdasarkan pada beberapa hadis. Satu hadis yang
diceritakan Salma,
seorang pembantunya Muhammad, menceritakan: “Satu malam kesembilan
istri nabi yang
bersamanya sampai kematiannya (Muhammad punya juga istri2 lain
yang telah dia cerai)
hadir. Nabi meniduri mereka semua. Ketika dia selesai dengan satu
orang, dia suka meminta
aku utk membawakan dia air agar dia bisa membersihkan diri
(wudhu). Saya tanya, oh rasul
Allah, bukankah satu kali wudhu saja cukup? Dia menjawab begini
lebih baik dan lebih bersih.
[7]
[7] Tabaqat Volume 8, Page 201
Tapi, riset saya menyimpulkan bahwa klaim kejantanan Muhammad ini
hanya bohong belaka,
dan malah nyatanya dalam dekade terakhir kehidupannya dia
sebenarnya sudah impoten.
Muhammad punya libido (gairah seks) yang tinggi, yang dia coba
puaskan dengan merabaraba
istri2 dan selir2nya, tanpa mampu utk melakukan hubungan seks yang
sepatutnya.
Riset di Universitas Utrecht, Netherland memastikan bahwa opioid
endogenous, yaitu
senyawa kimia yang diproduksi otak agar kita merasa enak, bisa
menambah gairah seks dan
sekaligus menghilangkan kemampuan seks. [8] Dalam studi lain lagi,
periset mengamati
adanya aktivitas berlebihan dari opioid selama fase maniak pada
pasien. 9 Sebagai seorang
narsisis, mood dari Muhammad mudah sekali berubah. Kadang dia
merasa euphoria dan
penuh energi sementara dilain waktu dia menderita depresi berat
hingga merasa ingin bunuh
diri. Penemuan ini menjelaskan kenapa dia punya gairah seks yang
begitu tinggi dan meski
punya banyak pasangan muda, dia tetap saja tidak punya anak.
Satu-satunya kesimpulan yang