Disusun dari banyak sumber, terutama Ibn Sa’d, Tabaqat Vol 8: p.195.
Hadis-hadis dan beberapa tulisan Ayesha Ahmed Dari Surah At Tahrim;
Dikisahkan kembali dengan gaya tulisan bertutur yg seindah mungkin,
dengan penyesuaian bahasa yang dibuat sedemikian rupa agar para
penggemar novel roman picisan bisa ikut menikmati
Dirumah Hafsa
Malam itu tiba gilirannya Hafsah utk ditiduri oleh sang Nabi. Babunya
Maria orang koptik (hadiah dari Raja Alexandria) sedang membereskan
ranjang yang nanti akan kami pakai berindehoi. Maria adalah gadis remaja
yang sangat semok dan berdada padat, wajahnya sangat cantik, kecantikan
mesir yang luar biasa, intinya Maria itu Beddable (bahasa indonesianya
sulit, kurang lebih ‘sepertinya enak ditiduri’).
Maria mudah
sekali membangkitkan birahi lelaki manapun yang menatapnya, apalagi jika
bibirnya sudah setengah terbuka sambil matanya melirik manja.
Sialnya, Maria sedang semok-semoknya ketika sang Nabi masuk kamarku.
Sang nabiku yang mengaku dikaruniai nafsu birahi 30 orang lelaki oleh
Auwloh (Bukhari Vol.1, Buku 5, No.268), yang ‘katanya’ mampu menggilir 9
istrinya dalam satu sore saja. Mulut sang nabi langsung menganga,
dagunya jatuh kedada hinggak ujung jenggotnya hampir menyentuh pinggang,
air liurnya hampir menetes menyentuh jenggot kalau saja dia tidak
cepat-cepat menyeruputnya kembali.
Kulihat jubah di bagian bawah pusarnya ada sesuatu yg menyembul tegak berdiri.
Sang Nabi mengelus-ngelus jenggot kambingnya yang mulai beruban, ini
kebiasaan dia ketika sedang mencari akal. Lalu dia berkata : “Hafsa,
pergilah kerumah ayahmu, Umar, katanya ia ingin bertemu denganmu.”
Hafsa yang sudah bersiap dan sudah menghabiskan parfum cap “Onta Dua
Anting” dipenjuru tubuhnya terkesiap, meski dia heran kok sang nabi bisa
jadi pesuruh ayahnya? Tapi dia pergi juga ke rumah ayahnya.
Dirumah Umar
Umar ternyata tidak ada dirumah ketika Hafsa sampai dirumah ayahnya itu.
Hafsa: “Mom, daddy kemana?”
Mom: “Dia lagi ke padang Al Manasi dekat Baqia utk be’ol (buang air besar)”
Hafsa: “Ngapain kesana jauh-jauh, biasa juga dibelakang rumah”
Mom: “karena itu merupakan sunnah nabi, be’ol-lah ditempat sang nabi
be’ol” (catatan: hadis yang memerintahkan ini sekarang telah hilang
karena dulu dimakan onta, jadi anggakp saja ini hadis Dhaif).
Hafsa: “Saya tunggu deh”
Mom: “Kayaknya lama kalo daddy beol disana. Karena habis beol dia suka ngintip istri-istri sang nabi”.
Hafsa: ”Haah??!! Ngintip istri-istri nabi? Buat apa?”
Mom: “utk meyakinkan para istri itu pake jilbab sesuai dengan perintah surah AL AHZAB ayat 59
*****
(33.59) waktu beol. Kamu tahu nggak ayat ini diturunkan oleh Auwloh
pada sang Nabi atas saran ayahmu sendiri, banyak saran-saran ayahmu yang
sepenujuan dengan perintah Auwloh”
* Bukhari Volume 8, Buku
74, Nomor 257: diriwayatkan Aisha: Umar bin Al-Khattab suka berkata pada
sang Nabi “Perintahkan istri-istrimu memakai hijab” tapi sang nabi
tidak melakukannya. Istri-istri sang Nabi suka buang air besar malam
hari hanya di padang Al-Manasi. Suatu kali Sauda, anak dari Zam’a kesana
dan Sauda ini perempuan yang tinggi.
Umar bin Al-Khattab
melihatnya ketika Sauda sedang BAB dalam sebuah kelompok, dan berkata,
“Aku mengenalimu O Sauda!” (karena dia lebih tinggi dari yang lain). Dia
(Umar) ingin sekali ada perintah Ilahi mengenai Hijab ini.
Jadi Auwloh menurunkan ayat hijab 33.59 (Lihat Hadis vol.1 no.148).
* Bukhari Volume 1, Book 8, Number 395: Diriwayatkan Umar (bin
Al-Khattab): Auwloh setuju dengan ku dalam tiga hal dan penurunan
ayat-ayat, salah satunya ayat tentang hijab bagi perempuan (33.59).
*****
Hafsa: “Well, saya nggak bisa nunggu lama-lama. Sekarang giliran
malamku dengan sang Nabi, mom tahu sendiri kalo dia ditinggalkan terlalu
lama dia suka memulai sendirian.
Pasti dia sudah telanjang bulat diranjang sekarang.”
Sang Nabi Memang Telanjang Bulat Diranjang... Tapi Tidak Sendirian!!
------
Ketika Hafsa kembali kerumahnya dan lewat dibawah jendela diluar
kamarnya dia mendengar dengusan nafas, mirip seperti lenguhan onta
sedang birahi ditambah dengan seruan-seruan “subhanallah, alhamdulillah,
auwlohuakbar!”
Dia kaget karena hafal dengan lenguhan ini dan
Hafsa bukan orang bodoh, tidak mungkin ada onta dikamarnya, lagipula
tidak mungkin onta berseru alhamdulillah!,
Pastilah ini sang
Nabi yg sudah memulai sendirian tanpa dia. Sambil senyum-senyum kecil
dia masuk kekamar, dan terperanjat. Ternyata sang nabi sedang
menggenjoti babunya yaitu Maria.
Hafsa langsung naik pitam
(temperamen Hafsa memang menurun dari daddy-nya, Umar) & mulai
berteriak-teriak histeris pada sang nabi.
Hafsa: “rasulullah!! Pembohong! Penipu! Kau tipu aku ke rumah daddy hanya karena ingin menggagahi babuku?!!!”
Nabi: “Hafsa, hati-hati kau bicara, sopanlah sikit! Ingat AL AHZAB ayat
32 ‘Hai istri-istri Nabi, ucapkanlah perkataan yang baik pada sang
Nabi’”
Hafsa: “Aku akan bicara baik-baik jika nabi juga berhenti bertindak tidak
baik!!”.
Nabi: “bersetubuh dengan budak perempuan bukanlah perbuatan tidak baik. Auwloh telah membuat mereka halal bagiku.”
Surah AL AHZAB ayat 50; “Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu hamba sahaya yang kamu miliki”
Hafsa: “Masa bodoh siapa yang dihalalkan bagimu dan siapa yang
diharamkan. Nabi mau bersetubuh dengan onta betina juga aku tidak
peduli, tapi jangan dilakukan diatas ranjangku dan dimalam giliranku.”
Nabi: “Tenang! Hafsa, Tenang! Saya beritahu sesuatu. Jika kau
rahasiakan kejadian ini, cukup kita bertiga saja yang tahu, jangan
beritahu lagi siapa-siapa, saya bersumpah demi Auwloh tidak akan
menyentuh Maria lagi seumur hidupku.
Tolonglah, dinginkan kepalamu dulu. Minum air kencing onta atau air dingin sana!”
Untuk menyenangkan hati Hafsa sang Nabi bersumpah demi dewa bulan Arab
yg bernama Auwloh itu utk mengharamkan Maria bagi dirinya asal Hafsa
tidak menceritakan apa yang disaksikannya itu pada orang lain.
Hafsa (sambil masih ngos-ngosan marah): “Oke!! Kebetulan aku ingin pipis juga..”
Sebenarnya sang nabi curiga kenapa Hafsa begitu cepat setuju dan
langsung keluar rumah? Tapi dia pikir masalah nanti dipikirkan nanti
saja, sekarang yang penting gimana caranya melanjutkan yang tadi
terinterupsi.
Kembali dia mengelus-ngelus jenggotnya, tanda
mencari akal. Sekonyong-konyong dia menjentikkan jarinya diatas kepala
sambil menyeringai lebar.
Eureka!!! Mendapat akal rupanya!
Sementara itu Hafsa juga tidaklah kepingin pipis, tapi dia duduk dulu
dibalik pintu rumahnya, berpikir keras, sebenarnya Hafsa berjanji akan
melaksanakan permintaan nabinya yaitu tidak membicarakan hal ini pada
orang lain, tapi rasa kecewa dan cemburu sudah begitu berkecamuk didalam
hatinya sehinggak dia tidak sanggup menyimpannya.
Setelah
beberapa lama lalu ia menuju ke rumah Aisha, dia tahu aisha benci pada
Maria babunya itu, karena Maria lebih cantik dari dirinya.
Memberitahu Aisha sama saja dengan memberitahu wartawan gossip infotainment jaman sekarang.
Tidak berapa lama seluruh istri nabi sudah mengetahuinya, kemudian istri-istri nabi ini sepakat untuk mendiamkan sang nabi.
Mereka juga sepakat untuk memakai Maghafir jika sang Nabi mendekati
mereka. (Maghafir adalah sesuatu yg manis rasanya tapi baunya tidak
sedap, Nabi tidak suka segala sesuatu yang baunya tidak sedap. Itu
sebabnya ia sangat suka pakai parfum).
*****
(Tentang Maghafir, lihat: Sahih Bukhari vol.6, buku 60. nomor 434; Vol.7 BUku 63, nomor 192)
*****
Turunnya Ayat Suci AT-TAHRIM Ayat 1 & 2
Sesudah puas menumpahkan gundah gulananya pada Aisha, Hafsa kembali
kerumahnya dan memergoki kembali sang Nabi sedang menggumuli Maria.
Bangkitlah kembali emosinya.
Hafsa: “Rasulullah! Bah, ingatanmu pendek sekali rupanya. Baru saja kau
bersumpah tidak akan menyentuhnya lagi, baru saja kau bersumpah demi
Auwloh akan mengharamkan Maria bagimu. Tapi buktinya manaaa???”
Maria yang kaget dan ketakutan karena dipergoki untuk kedua kalinya
langsung minggat kedapur sambil menggusur pakaiannya yang berserakan
dilantai.
Nabi: “Ya itu benar, tapi setelah kau pergi Auwloh
memarahiku, Auwloh bilang ‘Muhammad, kenapa kau larang dirimu sesuatu
yang kuhalalkan bagimu hanya demi memuaskan hati istrimu belaka?”
Surah AT TAHRIIM ayat 1 (66.1):
“Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Auwloh menghalalkannya
bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Auwloh Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Hafsa terdiam, dia tidak bisa
berbuat apa-apa jika nabinya mulai menyebut-nyebut Auwloh, hatinya
sangat takut akan Auwloh, ia ingin sekali menyenangkan hati Auwlohnya,
apapun hal yang harus ditanggungnya, begitupun para muslim lain, sama
sepemikiran dengan Hafsa.
Tapi lalu Hafsa teringat sesuatu.
Hafsa: “Tapi bukankah kau telah bersumpah demi Auwloh. Bagaimana dg sumpah yang kau ucapkan itu?”
Nabi: “Auwloh membatalkannya, katanya Auwloh mewajibkan kamu untuk membebaskan diri dari sumpahmu.”
Surah AT TAHRIIM ayat 2 (66.2): Sesungguhnya Auwloh telah mewajibkan
kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Auwloh adalah
Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Lagi-lagi Hafsa terdiam karenanya. Jika melawan Auwloh, siapa yang
bisa?? Hafsa hanya bisa terduduk lesu diranjangnya, ketika sang Nabi
menghampirinya untuk menggauli hafsa.
Sementara secara tidak
sadar menghitung genjotan sang nabi: “satu, dua, tiga dst” Hafsa juga
berusaha berpikir keras sambil memainkan jenggot beruban yang menjuntai
diatas dadanya.
Dia berpikir sebaiknya aku berkomplot bersama
Aisha dan yang lainnya untuk membuat kapok si lelaki cabul ini. Dengan
ide ini Hafsa menjadi bersemangat untuk cepat-cepat mengakhiri genjotan
nabinya dan agar bisa cepat-cepat membuat sang Nabi tertidur sehinggak
dia bisa keluar menemui Aisha untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
Auwloh Menjadi Mata-Mata Bagi Sang Nabi
Esok paginya ketika sang Nabi kembali dari sholat Subuh, para istrinya
memandang dia dengan sinis dan benci, mereka semua tidak menjawab
salamnya sama sekali, padahal selalu mereka yang memberi salam terlebih
dahulu dengan semangat.
Nabi kita juga tidak goblok-goblok
banget, dia langsung tahu Hafsa mulutnya telah bocor, Hafsa telah
melanggar janjinya utk tidak bicara, Hafsa telah menceritakan kejadian
kemarin malam pada istri-istrinya yg lain.
Istri-istrinya yang
kebetulan membenci Maria karena kecantikannya dan karena rasa suka
Muhammad terhadapnya. Sang Nabi ngambek dan langsung menghambur masuk
rumah Hafsa.
Nabi: “Kau janji utk merahasiakan kejadian semalam, Aku percaya padamu, tapi ternyata kau menyebarkannya!”
Hafsa (sambil kaget dan ketakutan): “Tahu darimana O Sang Nabi?”
Nabi: “Auwloh memberitahuku”
Surah At Tahriim ayat 3 (66.3); Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan
secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) suatu
peristiwa. Maka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepada
Aisyah) dan Auwloh memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara
Hafshah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan
sebagian (yang diberitakan Auwloh kepadanya) dan menyembunyikan sebagian
yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan
pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah)
Lalu Hafshah bertanya:
"Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab:
"Telah diberitahukan kepadaku oleh Auwloh Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal".
Hafsa gemetar karena ketakutan. Selain takut oleh
Auwloh ia lebih takut lagi akan kemurkaan sang Nabi. Dia sadar sejauh
mana murka sang Nabi berakibat pada manusia. Teringat olehnya para
lelaki yang dipancung, para perempuan yang dirajam.
Hafsa sama
sekali tidak tahu bahwa Auwloh sang Nabi mau juga bertindak sebagai
mata-matanya dan mengadukan rahasia para istrinya, pembicaraan intim dan
gosip-gosip para istrinya.
*Istri Yang Tidak Menurut Akan Dibakar Api Neraka*
Sang nabi yang murka lalu mengumpulkan semua istri-istri
pembangkangnya dan lalu ia berkhotbah menyampaikan pesan dari Auwlohnya
yang baru saja dia terima, masih hangat, kalo roti sih baru keluar dari
oven.
At Tahriim ayat 4 dan 5 [66.4]; Jika kamu berdua
bertobat kepada Auwloh, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong
(untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu
menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Auwloh adalah Pelindungnya dan
(begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari
itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
[66.5] Jika Nabi
menceraikan kamu, boleh jadi tuhannya akan memberi ganti kepadanya
dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang
beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan ibadah, yang
berpuasa, yang janda dan yang perawan.
Pesan itu merupakan hukuman mati bagi para istrinya yang ketakutan.
Perceraian berarti mati kelaparan karena tidak ada seorangpun lelaki dimuka bumi ini boleh menikahi bekas istri sang nabi.
Karena perempuan tidak diperkenankan mencari nafkah sendiri maka diceraikan sang nabi sama saja menghukum mati mereka.
Sang nabi melanjutkan Khotbah sucinya:
[66.10] Auwloh membuat istri Nuh dan istri Lut perumpamaan bagi
orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba
yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat
kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu
mereka sedikit pun dari (siksa) Auwloh; dan dikatakan (kepada keduanya);
"Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)".
[66.11] Dan Auwloh membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang
yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah
rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan
perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim",
Istri
para nabi sendiri yaitu Nuh dan Lut, masuk neraka karena tidak menurut.
Sedangkan istri Firaun, sang calon neraka, malah masuk surga karena
menurut pada Auwloh.
*Bulan Madu Satu Bulan Penuh Dengan Maria*
Semua istri-istrinya mulai meratap ketakutan. Di madu terasa lebih
mengasyikan dibanding mati kelaparan atau dibakar selamanya dalam api
neraka.
Mereka merangkul kaki sang nabi dan memohon ampunan
sang baginda. Nabi yang maha murah hati lalu menjadi tergerak hatinya
dan kasihan pada mereka. Ia lalu memutuskan untuk menerapkan klausul
abstensi dari ayat 4.34 :
Perempuan-perempuan yang kamu
khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka
menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.)
Bisa saja muhammad menceraikan mereka semua lalu mencari gantinya
dengan jumlah yang lebih banyak lagi seperti disarankan Auwloh atau
memukuli mereka asal tidak pada wajah mereka saja.
Tapi karena
sang Nabi adalah tauladan bagi manusia semesta alam dan maha murah hati
maka dia hanya menerapkan klausul pisah ranjang selama sebulan dengan
istri-strinya. Dan sebagai gantinya dia secara khusus diharuskan selama
sebulan itu tinggal bersama sang pembokap, Maria Orang Koptik, itu untuk
mengajari istri-istrinya dan membuat mereka malu atas tingkah laku
mereka yang kurang ajar pada sang playboy arab, muhammad.
Bukhari Vol.3, Buku 43, Nomor 648: Sang nabi tidak mendatangi
istri-istrinya karena rahasia yang Hafsa beberkan pada Aisha, dan dia
berkata tidak akan menemui mereka selama satu bulan karena marah pada
mereka ketika Auwloh membatalkan sumpahnya yang mengharamkan Maria
baginya.
Auwloh juga memutuskan utk menambahkan penderitaan
para istri tersebut dengan membuat Maria hamil dan melahirkan anak
lelaki yang dinamakan Ibrahim, anak lelaki yang sangat didambakan oleh
sang Nabi dan tidak bisa dilakukan oleh istri-istrinya.
Ada
hadis dan kisah-kisah lain dibelakang hamilnya Maria ini, konon Ibrahim
bukanlah anak dari Muhammad, tapi anak seorang budak mesir lain.
Budak mesir yang menghamili Maria belakangan dibunuh oleh Umar.
Tapi itu cerita lain lagi.
Catatan:
Beberapa sahabat belakangan mengarang riwayat hadis lain tentang turunnya surah ini untuk melindungi nama baik sang Nabi.
Mereka mengarang kisah dan katanya ‘Madu’-lah (honey) bukan Maria yang menjadi Sumpah untuk diharamkan oleh sang Nabi.
Ada kisah lain yang mengatakan Sang nabi pisah ranjang selama 30 hari
(sebenarnya 29 hari, karena pada hari ke 29 dia tidak tahan utk menemui
aisha, aisha bilang :
‘Kau bersumpah tidak akan menghampiri
kami selama satu bulan, hari ini baru hari ke-29 karena aku juga
menghitungnya’ dan kata nabi ‘satu bulan juga ada yang 29 hari’) karena
Hafsa meminta uang padanya.
Tentu saja semua kisah menggelikan
ini tak masuk akal, kenapa madu dan uang ujung-ujungnya bisa jadi bulan
madu dengan Maria selama sebulan???
Ini yang dikatakan Ibn Saad dalam Tabaqat:
“Waqidi menceritakan pada kita Abu Bakar bercerita bahwa Rasulauwloh bersetubuh dengan Maria dirumahnya Hafsa.
Hafsa berkata pada sang nabi, O Rasul Auwloh, kau melakukannya dirumahku dan pada giliranku?
Nabi berkata, jaga kata-katamu dan biarkan aku pergi karena kau telah mengharamkannya bagiku.
Sumpah itu demikian, Demi Auwloh aku tidak akan menyentuhnya lagi. “
[Tabaqat volume 8, hal.223. Diterbitkan oleh Entesharat-e Farhang va
Andisheh Teheran 1382 solar h (2003) Diterjemahkan oleh Dr. Mohammad
Mahdavi Damghani]
by order post:
@[siskia.latif]