Arifa,
ibu dari 2 orang anak, telah dirajam hingga tewas atas keputusan
Panchayat (sebuah pengadilan suku) karena
memiliki handphone. Ia
dieksekusi pada tanggal 11 Juli di distrik Dera Ghazi Khan di provinsi
Punjab. Korban dirajam hingga tewas oleh paman dan keluarganya sendiri
atas perintah Panchayat setelah ia terbukti memiliki sebuah telepon
genggam.
Berdasarkan
laporan media, paman, sepupu dan anggota keluarga lainnya telah
melemparinya dengan batu dan bata hingga ia akhirnya tewas. Ia kemudian
dikuburkan tanpa melaporkan hal itu kepada siapapun. Polisi mencatat
Laporan Pertama yang menentang keputusan Panchayat, namun tak ada
seorang pun yang ditangkap. Ia dikuburkan di sebuah padang gurun yang
jauh dari desa kediamannya, dan tak ada seorang pun (bahkan
anak-anaknya) yang diijinkan berpartisipasi dalam penguburan itu.
Suaminya sendiri tidak diketahui keberadaannya.
Kaum
wanita seringkali menjadi korban dari sistem peradilan yang ilegal ini.
Insiden ini adalah sebuah demonstrasi dari masyarakat patriarchal yang
kuat di Pakistan, dan kaum wanita dipaksa untuk tetap mengenakan burqa.
Karena ketiadaan sistem peradilan kriminal yang baik, kelompok
masyarakat yang kuat memiliki kekebalan hukum ketika mereka memaksakan
kehendaknya.
Insiden
ini adalah sebuah refleksi yang jelas akan runtuhnya hukum di negara
ini, dimana setiap bagian pemerintah tunduk dibawah tekanan tradisi
kesukuan, feodalisme dan agama. Polisi lokal tidak menangkap satupun
anggota Panchayat karena kekuasaan di wilayah itu berada di tangan para
artistokrat ini.
Hukuman
rajam adalah sebuah hukuman barbar dari sebuah masyarakat primitif.
Masyarakat mengirimkan pesan bahwa kekerasan adalah cara untuk berurusan
dengan kaum wanita dan kelompok-kelompok masyarakat yang lemah. Hak-hak
kaum wanita ditindas melalui bentuk penghukuman ini.
Masyarakat
Pakistan menjadi sangat terkebelakang hingga tingkatan bahwa, bahkan
bagi seorang wanita, memiliki sebuah telepon genggam telah menjadi
sebuah kejahatan yang sangat serius. Hal itu dianggap sebagai sebuah
kejahatan yang lebih buruk dibandingkan perkosaan yang dilakukan geng,
pembunuhan dan peledakan bom, dimana setiap hari banyak orang yang
tewas.