Allah
hanya punya 99 nama berdasarkan tradisi Islam. Tapi faktanya ini adalah
pandangan yang salah. Orang Muslim harus menyadari bahwa setidaknya
Allah punya 100 nama! Ada sebuah atribut/nama Allah dalam Quran yang
secara sengaja tidak dimasukkan sebagai
nama-nama indah Allah (sekalipun ini disebutkan sangat explicit dan dikukuhkan lagi oleh ayat-ayat lainnya).
Dalam Quran, Allah juga disebut sebagai ‘sosok Penipu Daya’. Bukan
hanya itu, Ia juga disebut sebagai “Penipu Daya yang paling licik (Kheir-ul-Makireen).
Oleh Ibn Kammuna
Introduksi
Tidaklah
mengejutkan bahwa sebuah nama yang simpel tidak akan menimbulkan banyak
kritik dan analisis. Hal itu tidak berlaku untuk sebuah nama yang
rumit. Lebih banyak atribut yang anda sebutkan, maka akan muncul lebih
banyak analisis dan perbandingan diantara atribut-atribut yang berbeda.
Dalam Islam, nama dari entitas ilahi, yaitu Allah, punya 99 nama. Setiap
nama menyebabkan munculnya isu-isu mengenai atribut dari nama itu, dan
dalam perbandingan dengan atribut-atribut yang lain. Dalam artikel ini,
saya akan memperlihatkan bahwa atribut-atribut seperti itu menimbulkan
problem-probel yang sulit bagi pemercaya Muslim pada level teologis.
Saya juga akan menunjukkan bahwa nama Allah dalam Islam memiliki
sedikitnya seratus nama, dan bukan hanya 99 nama.
Daftar nama-nama Allah + nama yang ke 100 yng "sengaja di hilangkan umat muslim"
Nomor
|
Nama
|
Arti
|
Antara Lain Terdapat Dalam
|
1.
|
ar-Rahmaan
|
Yang Maha Pemurah
|
Al-Faatihah: 3
|
2.
|
ar-Rahiim
|
Yang Maha Pengasih
|
Al-Faatihah: 3
|
3.
|
al-Malik
|
Maha Raja
|
Al-Mu'minuun: 11
|
4.
|
al-Qudduus
|
Maha Suci
|
Al-Jumu'ah: 1
|
5.
|
as-Salaam
|
Maha Sejahtera
|
Al-Hasyr: 23
|
6.
|
al-Mu'min
|
Yang Maha Terpercaya
|
Al-Hasyr: 23
|
7.
|
al-Muhaimin
|
Yang Maha Memelihara
|
Al-Hasyr: 23
|
8.
|
al-'Aziiz
|
Yang Maha Perkasa
|
Aali 'Imran: 62
|
9.
|
al-Jabbaar
|
Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari
|
Al-Hasyr: 23
|
10.
|
al-Mutakabbir
|
Yang Memiliki Kebesaran/Yang Sombong
|
Al-Hasyr: 23
|
11.
|
al-Khaaliq
|
Yang Maha Pencipta
|
Ar-Ra'd: 16
|
12.
|
al-Baari'
|
Yang Mengadakan dari Tiada
|
Al-Hasyr: 24
|
13
|
al-Mushawwir
|
Yang Membuat Bentuk
|
Al-Hasyr: 24
|
14.
|
al-Ghaffaar
|
Yang Maha Pengampun
|
Al-Baqarah: 235
|
15.
|
al-Qahhaar
|
Yang Maha Perkasa
|
Ar-Ra'd: 16
|
16.
|
al-Wahhaab
|
Yang Maha Pemberi
|
Aali 'Imran: 8
|
17.
|
ar-Razzaq
|
Yang Maha Pemberi Rezki
|
Adz-Dzaariyaat: 58
|
18.
|
al-Fattaah
|
Yang Maha Membuka (Hati)
|
Sabaa': 26
|
19.
|
al-'Aliim
|
Yang Maha Mengetahui
|
Al-Baqarah: 29
|
20.
|
al-Qaabidh
|
Yang Maha Pengendali
|
Al-Baqarah: 245
|
21.
|
al-Baasith
|
Yang Maha Melapangkan
|
Ar-Ra'd: 26
|
22.
|
al-Khaafidh
|
Yang Merendahkan
|
Hadits at-Tirmizi
|
23.
|
ar-Raafi'
|
Yang Meninggikan
|
Al-An'aam: 83
|
24.
|
al-Mu'izz
|
Yang Maha Terhormat
|
Aali 'Imran: 26
|
25.
|
al-Mudzdzill
|
Yang Maha Menghinakan
|
Aali 'Imran: 26
|
26.
|
as-Samii'
|
Yang Maha Mendengar
|
Al-Israa': 1
|
27.
|
al-Bashiir
|
Yang Maha Melihat
|
Al-Hadiid: 4
|
28.
|
al-Hakam
|
Yang Memutuskan Hukum
|
Al-Mu'min: 48
|
29.
|
al-'Adl
|
Yang Maha Adil
|
Al-An'aam: 115
|
30.
|
al-Lathiif
|
Yang Maha Lembut
|
Al-Mulk: 14
|
31.
|
al-Khabiir
|
Yang Maha Mengetahui
|
Al-An'aam: 18
|
32.
|
al-Haliim
|
Yang Maha Penyantun
|
Al-Baqarah: 235
|
33.
|
al-'Azhiim
|
Yang Maha Agung
|
Asy-Syuura: 4
|
34.
|
al-Ghafuur
|
Yang Maha Pengampun
|
Aali 'Imran: 89
|
35.
|
asy-Syakuur
|
Yang Menerima Syukur
|
Faathir: 30
|
36.
|
al-'Aliyy
|
Yang Maha Tinggi
|
An-Nisaa': 34
|
37.
|
al-Kabiir
|
Yang Maha Besar
|
Ar-Ra'd: 9
|
38.
|
al-Hafiizh
|
Yang Maha Penjaga
|
Huud: 57
|
39.
|
al-Muqiit
|
Yang Maha Pemelihara
|
An-Nisaa': 85
|
40.
|
al-Hasiib
|
Yang Maha Pembuat Perhitungan
|
An-Nisaa': 6
|
41.
|
al-Jaliil
|
Yang Maha Luhur
|
Ar-Rahmaan: 27
|
42.
|
al-Kariim
|
Yang Maha Mulia
|
An-Naml: 40
|
43.
|
ar-Raqiib
|
Yang Maha Mengawasi
|
Al-Ahzaab: 52
|
44.
|
al-Mujiib
|
Yang Maha Mengabulkan
|
Huud: 61
|
45.
|
al-Waasi'
|
Yang Maha Luas
|
Al-Baqarah: 268
|
46.
|
al-Hakiim
|
Yang Maha Bijaksana
|
Al-An'aam: 18
|
47.
|
al-Waduud
|
Yang Maha Mengasihi
|
Al-Buruuj: 14
|
48.
|
al-Majiid
|
Yang Maha Mulia
|
Al-Buruuj: 15
|
49.
|
al-Baa'its
|
Yang Membangkitkan
|
Yaasiin: 52
|
50.
|
asy-Syahiid
|
Yang Maha Menyaksikan
|
Al-Maaidah: 117
|
51.
|
al-Haqq
|
Yang Maha Benar
|
Thaahaa: 114
|
52.
|
al-Wakiil
|
Yang Maha Pemelihara
|
Al-An'aam: 102
|
53.
|
al-Qawiyy
|
Yang Maha Kuat
|
Al-Anfaal: 52
|
54.
|
al-Matiin
|
Yang Maha Kokoh
|
Adz-Dzaariyaat: 58
|
55.
|
al-Waliyy
|
Yang Maha Melindungi
|
An-Nisaa': 45
|
56.
|
al-Hamiid
|
Yang Maha Terpuji
|
An-Nisaa': 131
|
57.
|
al-Muhshi
|
Yang Maha Menghitung
|
Maryam: 94
|
58.
|
al-Mubdi'
|
Yang Maha Memulai
|
Al-Buruuj: 13
|
59.
|
al-Mu'id
|
Yang Maha Mengembalikan
|
Ar-Ruum: 27
|
60.
|
al-Muhyi
|
Yang Maha Menghidupkan
|
Ar-Ruum: 50
|
61.
|
al-Mumiit
|
Yang Maha Mematikan
|
Al-Mu'min: 68
|
62.
|
al-Hayy
|
Yang Maha Hidup
|
Thaahaa: 111
|
63.
|
al-Qayyuum
|
Yang Maha Mandiri
|
Thaahaa: 11
|
64.
|
al-Waajid
|
Yang Maha Menemukan
|
Adh-Dhuhaa: 6-8
|
65.
|
al-Maajid
|
Yang Maha Mulia
|
Huud: 73
|
66.
|
al-Waahid
|
Yang Maha Tunggal
|
Al-Baqarah: 133
|
67.
|
al-Ahad
|
Yang Maha Esa
|
Al-Ikhlaas: 1
|
68.
|
ash-Shamad
|
Yang Maha Dibutuhkan
|
Al-Ikhlaas: 2
|
69.
|
al-Qaadir
|
Yang Maha Kuat
|
Al-Baqarah: 20
|
70.
|
al-Muqtadir
|
Yang Maha Berkuasa
|
Al-Qamar: 42
|
71.
|
al-Muqqadim
|
Yang Maha Mendahulukan
|
Qaaf: 28
|
72.
|
al-Mu'akhkhir
|
Yang Maha Mengakhirkan
|
Ibraahiim: 42
|
73.
|
al-Awwal
|
Yang Maha Permulaan
|
Al-Hadiid: 3
|
74.
|
al-Aakhir
|
Yang Maha Akhir
|
Al-Hadiid: 3
|
75.
|
azh-Zhaahir
|
Yang Maha Nyata
|
Al-Hadiid: 3
|
76.
|
al-Baathin
|
Yang Maha Gaib
|
Al-Hadiid: 3
|
77.
|
al-Waalii
|
Yang Maha Memerintah
|
Ar-Ra'd: 11
|
78.
|
al-Muta'aalii
|
Yang Maha Tinggi
|
Ar-Ra'd: 9
|
79.
|
al-Barr
|
Yang Maha Dermawan
|
Ath-Thuur: 28
|
80.
|
at-Tawwaab
|
Yang Maha Penerima Taubat
|
An-Nisaa': 16
|
81.
|
al-Muntaqim
|
Yang Maha Penyiksa
|
As-Sajdah: 22
|
82.
|
al-'Afuww
|
Yang Maha Pemaaf
|
An-Nisaa': 99
|
83.
|
ar-Ra'uuf
|
Yang Maha Pengasih
|
Al-Baqarah: 207
|
84.
|
Maalik al-Mulk
|
Yang Mempunyai Kerajaan
|
Aali 'Imran: 26
|
85.
|
Zuljalaal wa al-'Ikraam
|
Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan
|
Ar-Rahmaan: 27
|
86.
|
al-Muqsith
|
Yang Maha Adil
|
An-Nuur: 47
|
87.
|
al-Jaami'
|
Yang Maha Pengumpul
|
Sabaa': 26
|
88.
|
al-Ghaniyy
|
Yang Maha Kaya
|
Al-Baqarah: 267
|
89.
|
al-Mughnii
|
Yang Maha Mencukupi
|
An-Najm: 48
|
90.
|
al-Maani'
|
Yang Maha Mencegah
|
Hadits at-Tirmizi
|
91.
|
adh-Dhaarr
|
Yang Maha Pemberi Derita
|
Al-An'aam: 17
|
92.
|
an-Naafi'
|
Yang Maha Pemberi Manfaat
|
Al-Fath: 11
|
93.
|
an-Nuur
|
Yang Maha Bercahaya
|
An-Nuur: 35
|
94.
|
al-Haadii
|
Yang Maha Pemberi Petunjuk
|
Al-Hajj: 54
|
95.
|
al-Badii'
|
Yang Maha Pencipta
|
Al-Baqarah: 117
|
96.
|
al-Baaqii
|
Yang Maha Kekal
|
Thaahaa: 73
|
97.
|
al-Waarits
|
Yang Maha Mewarisi
|
Al-Hijr: 23
|
98.
|
ar-Rasyiid
|
Yang Maha Pandai
|
Al-Jin: 10
|
99.
|
ash-Shabuur
|
Yang Maha Sabar
|
Hadits at-Tirmizi
|
100.
|
Kheir-ul-Makireen
|
Penipu Daya yang paling licik
|
Qs an Anaam 6:39
|
Analisa Beberapa Atribut Allah
Disini ada beberapa masalah terkat dengan sebuah konsep yang rumit:
1. Salah satu atribut Allah adalah “Yang Maha Mewarisi” (al-Waarits).
Jadi, 'mewarisi' berarti untuk mewarisi dari seseorang, biasanya
setelah kematian orang itu. Kita semua tahu bahwa Allah adalah pemilik
jagat raya ini dan semua obyek yang ada di dalamnya, termasuk manusia.
Kita juga tahu bahwa Allah punya atribut sebagai “Yang Maha Kekal”
(As-Samad). Karena Allah bersifat kekal, maka tak ada seorang pun di
hadapan Allah yang akan menerima warisan dari Dia. Ia juga adalah “Yang
Maha Pencipta” (Al-Khaliq) dari segala sesuatu. Jadi, apakah Allah akan
mewarisi sesuatu dari diriNya sendiri? Ia telah menciptakan setiap obyek
yang ada di jagat raya ini. Jika demikian, apakah Ia akan mewarisi apa
yang secara legal adalah milikNya?
2. Allah adalah “Yang Maha Kekal” (As-Samad). Banyak dari atribut-atributNya yang lain bersifat temporer,
atau “berkonotasi waktu sekarang/present tense”. Saya memikirkan
attribut seperti “Yang Maha Mewarisi”, “Maha Sabar”, atau “Maha Memulai”
(responsif). Bagaimana merekonsiliasikan antara “Kekekalan” Allah dan
atribut-atributNya yang bersifat ‘temporer’ adalah sesuatu yang sangat
problematik. Para teolog Muslim harus menjelaskan antara Allah bersifat
kekal (di luar batasan waktu) dengan kenyataan bahwa Ia “Melakukan” hal-hal dalam dunia yang bersifat temporer.
Barangkali ada orang yang menganggap bahwa ini bukanlah sebuah masalah.
Tapi faktanya, ini adalah sebuah masalah yang sangat besar. Bagaimana
Allah dapat bertindak di dalam waktu ketika Ia berada di luar waktu?
3. Bagaimana
Allah dapat menjadi “Yang Maha Pengampun” tetapi pada saat yang sama
juga sebagai “Yang Maha Pembalas”? Jika Ia mengampuni, maka Ia akan
mengampuni hingga batasan yang tertinggi. Tapi hal ini tak akan
mengijinkanNya untuk menjadi “Sang pembalas”. Dan, jika Ia adalah Sang
Pembalas, maka ia tidak memberikan pengampunan yang tanpa batas. Kedua
atribut yang bersifat tak terbatas itu, tampaknya saling membatalkan
satu sama lain. Jika salah satu attribut diberikan pada Allah, maka
attribut satunya lagi yang tidak terbatas tidak bisa dikenakan pada
Allah.
4. Bagaimana
mungkin kedua attribut Allah sebagai “Yang Maha Menyiksa” dan Allah
sebagai “Maha Pengasih” bisa berdiri pada saat yang sama? Jika Allah
mengasihi secara tidak terbatas, maka mustahil bagiNya menjadi sosok
Yang Maha Menyiksa. Orang Muslim harus dapat menunjukkan bahwa kedua
atribut ini dapat direkonsiliasikan satu sama lain.
Nama Allah yang ke-100
Allah
hanya punya 99 nama berdasarkan tradisi Islam. Tapi faktanya ini adalah
pandangan yang salah. Orang Muslim harus menyadari bahwa setidaknya
Allah punya 100 nama! Ada sebuah atribut/nama Allah dalam Quran yang
secara sengaja tidak dimasukkan sebagai nama-nama indah Allah (sekalipun ini disebutkan sangat explicit dan dikukuhkan lagi oleh ayat-ayat lainnya).
Dalam Quran, Allah juga disebut sebagai ‘sosok Penipu Daya’. Bukan
hanya itu, Ia juga disebut sebagai “Penipu Daya yang paling licik (Kheir-ul-Makireen).
Qur’an mengatakan:
وَمَكَرُواوَمَكَرَاللَّهُوَاللَّهُخَيْرُالْمَاكِرِينَ
Wamakaroo wamakara All[a]hu wa(A)ll[a]hu khayru alm[a]kireen(a)
And (the unbelievers) plotted and planned, and Allah too planned, and the best of schimers is Allah.
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.
(terjemahan yang sudah diperhalus, karena kata "kheir-ul-makireen"
seharusnya diterjemahkan “Penipu Daya Terlicik”, dan ini sejalan dengan
Qs an Anaam 6:39 Barangsiapa yang dikehendaki Allah, niscaya
disesatkanNya).
Dan ini bahkan diteguhkan lagi oleh ayat- ayat lainnya seperti 8:30, 27:50 dll……
Ayat
ini diturunkan dalam kaitan untuk memperlihatkan bahwa orang-orang
Kristen telah berbohong mengenai penyaliban Yesus, bahwa sesungguhnya
penyaliban itu tidak terjadi. Kata “makir’ dalam bahasa Arab, berbicara
mengenai seorang yang licik yang berusaha untuk menipu daya orang-orang
yang tulus. Sesungguhnya ini adalah sebuah ayat yang jahat yang
diberikan kepada sesembahan Islam, yang memperlihatkan karakteristikNya;
yang bagi moralitas kemanusiaan kita, kata ini biasanya diberikan
kepada para pembohong dan pencuri. Bagaimana mungkin Allah adalah Penipu
Daya yang paling licik jika Ia adalah sosok yang Agung, dan Benar?
Orang akan berpikir bahwa Penipu Daya terlicik adalah Satan atau Iblis,
bukan Allah! Ini adalah dilema yang sangat besar bagi orang-orang Muslim
dalam kaitan dengan konsep Allah sebagai sebuah konsep yang secara
konsisten bersifat logis.
Kesimpulan
Ada
isu-isu yang beragam, terkadang bersifat kontradiktif, terkadang sangat
problematis, yang muncul dari sebuah konsep yang rumit seperti “Allah”.
Saya sudah menyebutkan beberapa hal di atas. Masih ada banyak masalah
yang mirip. Orang-orang Muslim harus memperlihatkan pada kita bahwa
konsep Allah itu adalah sebuah konsep yang masuk akal, sebab jika tidak,
maka sangat wajar bagi kita untuk memikirkan ulang, apakah Allah itu
benar-benar eksis, bahwa Ia sungguh-sungguh Tuhan sejati Pencipta langit
dan bumi; atau yang sebenarnya Ia adalah Satan itu sendiri.