Pages

Selasa, 12 Agustus 2014

jihadis tega sekali tinggalkan istri agar dapat perawan dan anak kecil

Diriwayatkan Aisyah, Ummul Mu’minin:
Rasul Allah (saw) menikahi saya tatkala saya berumur 7 atau 6. Ketika kami sampai di Medina, beberapa perempuan datang. (versi Bishr: Umm Ruman datang kepada saya ketika saya sedang main ayunan). Mereka
mengambil saya, mempersiapkan saya dan menghiasi saya. Lalu saya dibawa kepada Rasul Allah (saw), dan dia menyetubuhi saya ketika saya berumur 9. Dia menghentikan saya di pintu, dan saya tertawa terbahak. Sunan Abu Dawud, Buku 42, Hadith 4915
Coba deh ente tonton video bertajuk “Join the Ranks from The Islamic State” di Youtube khususnya di menit 2:13 dst. Abu Muhammad al-Indonesi dengan lantang berpidato begini:
“…masa ketika seruan Allah Swt sudah sangat jelas dan tegas. Kami bertanya pada kalian, pada kecintaan kalian, apa lagi yang kalian khawatirkan, yang kalian takutkan, apakah anak-istri kalian telah menjadikan kalian berat untuk berjihad di jalan Allah?
Memang demikianlah adanya. Salah satu doktrin penting kalangan Islamist-teroris untuk meneguhkan hati kalangan ikhwan untuk pergi berjihad, adalah dengan mengatakan bahwa anak, istri, dan harta adalah ujian/cobaan. Meninggalkan anak-istri dan harta demi tujuan jihad adalah keutamaan.
Apakah dalil islamis-teroris betul ketemu dalam realitas?
Kelompok terkecil manusia adalah keluarga. Relasi intim lelaki-perempuan (suami-istri) merupakan perwujudan naluri dasariah untuk saling melengkapi, memenuhi kebutuhan biologis, dan melahirkan keturunan. Soal pernikahan sebagai ibadah dst merupakan ajaran yang lahir belakangan.
Kenyataan di lapangan berkata senada. Lihat saja para jihadis ISIS yang berasal dari berbagai negara di dunia—Irak, Syiria, Jerman, Inggris, Indonesia dll—meninggalkan istrinya di negara masing-masing demi tujuan jihad sontoloyo tsb.
Belum juga beberapa bulan meninggalkan istri (-istrinya), ISIS sudah membuka sayembara biro jodoh untuk mendapatkan pasangan bagi jihadis mereka. Tak tanggung-tanggung, para perempuan diiming-imingi paket wisata bulan madu di wilayah kekuasaan ISIS di Irak dan Syiria.
Ini yang lebih gila lagi. Beredar foto seorang anak perempuan berusia tujuh tahun nampak menangis, yang disebut karena dinikahi secara paksa oleh jihadis paedofil ISIS. Foto tsb beredar luas di jagad internet.
Seraya tersenyum-tertawa lepas si jihadis paedofil ISIS mengumumkan ke publik tentang istri barunya seorang anak gadis berusia 7 tahun. Sementara si anak tak kuasa menahan tangis.
Bagi jihadis ISIS asal Indonesia tentu merasa ketiban fulung durian runtuh. Pasalnya, mereka meninggalkan istri (-istrinya) di Indonesia yang mungkin bertubuh kering-kering, lantas berkesempatan mendapatkan fustun segar asli dari tanah Arab. Apa enggak mabuk lelaki jihadis ISIS asal Indonesia?