suara hati nuraninya sebagai manusia, karena Islam dipercayainya paling tidak sama baiknya dengan agama lain yang berlandaskan Kasih. Namun sungguh tidak ada satupun ayat dalam Quran yang menyatakan prinsip Golden Rule yang universal tersebut. Itu agaknya yang menempatkan Islam sulit menyikapi dan bertoleransi dalam kancah global dengan nilai-nilai universal. Seumpama menghayati HAM, mensetarakan gender, kafir-nonkafir dll.
Ya, tidak mungkin bisa dibantah bahwa asas reciprocity atau
timbal-balik- privilege ini adalah ajaran termulia dari setiap agama
dalam hubungan interaksi sesama umat Tuhan. Kenapa begitu? Ya, dasarnya
adalah keadilan dan fairness dan kesetaraan perlakuan diantara setiap manusia yang berbeda-beda. Kita tahu manusia itu pada dasarnya adalah self-centered, egois, sulit mengukur keadilan dan fairness
dalam setiap isu interaksi kemanusiaan dimana dia ada terkait, langsung
atau tidak langsung. Seseorang mudah sekali mengkritik dan menuding
orang lain, namun bungkam (atau malah membela) bilamana hal negatif yang
sama itu terjadi pada dirinya atau “keluarga besarnya”.
Yesus
adalah GURU dan NABI yang paling bermoral yang mendamprat manusia
munafik yang tidak bisa mengadili sesamanya secara berkeadilan. Ia
berkata dalam Injil Matius pasal 7:
“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Karena
dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi
dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Mengapakah
engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam
matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada
saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal
ada balok di dalam matamu.
Hai
orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan
melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata
saudaramu.”
Dengan
timbangan yang kita timbangkan kepada seseorang, maka kitapun harus
siap ditimbang oleh pihak luar terhadap kita. Inilah yang disebut GOLDEN
RULE, Hukum Emas yang berlaku adil dan universal bagi umat manusia.
Menempatkan manusia bisa saling membagi dan memberi dalam timbang rasa
yang mulia-manusiawi. Itu sebabnya hampir setiap agama memuat Golden
Rule tersebut dalam hukum dan ajaran mereka. Kita bacakan ayat-ayat emas
dari Aturan Emas ini yang terdapat dalam pelbagai Buku Emas (Suci)
agama dunia, sbb.
BUDHA:
“…suatu
keadaan yang tidak menyenangkan bagiku, bagaimana aku dapat melakukan
hal yang sama terhadap orang lain?” (Samyutta Nikaya v. 353)
“Jangan sakiti orang sebagaimana itu akan menyakiti dirimu.“ (Udana Varga 5:18)
KONG HU CU:
“Ze-Gong
bertanya, ‘Apakah ada satu kata yang bisa merangkum prinsip kelakuan
manusia?’ Konfucius menjawab, ‘Kata ‘XU’ — resiprositas. Jangan
berlakukan terhadap orang lain apa yang kau sendiri tidak suka.”
(Doctrine of the Mean 13.3)
TAOISME
Ia setia kepada yang setia; ia juga setia kepada yang tidak setia: karena kebajikan adalah setia. (Tao Teh Ching, Bab 49)
Anggaplah
keuntungan tetangga anda sebagai keuntungan anda sendiri, dan kerugian
tetangga anda sebagai kerugian anda sendiri. (T’ai Shang Kan Ying P’ien)
SHINTO :
“Bermurah hatilah pada semua makhluk, kasih adalah representasi dari Tuhan.” (Ko-ji-ki Hachiman Kasuga)
HINDU:
“Inilah kesimpulan Dharma: Jangan perlakukan orang lain sehingga menyakitkanmu jika itu dilakukan padamu.” (Mahabharata 5:1517)
KRISTEN:
“Segala
sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah
demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab
para nabi.” (Matius 7:12)
ISLAM:
ADAKAH PRINSIP RESIPROSITAS INI DALAM ISLAM?
MENGHERANKAN
bahwa tidak ada GOLDEN RULE UNIVERSAL ini dalam Quran maupun Hadist
Nabi! Islam satu-satunya yang absen dan bungkam disini! Padahal banyak
ulama Islam mengajarkan para muslim untuk mengasihi sesamanya. Namun
harus diluruskan bahwa mereka menyatakan demikian karena berdasarkan
suara hati nuraninya sebagai manusia, karena Islam dipercayainya paling
tidak sama baiknya dengan agama lain yang berlandaskan Kasih. Namun
sungguh tidak ada satupun ayat dalam Quran yang menyatakan prinsip
Golden Rule yang universal tersebut. Itu agaknya yang menempatkan Islam
sulit menyikapi dan bertoleransi dalam kancah global dengan nilai-nilai
universal. Seumpama menghayati HAM, mensetarakan gender, kafir-nonkafir
dll. Apa yang dikatakan Muhammad mengenai bagaimana mengasihi yang
sejatinya?
Rasulullah
mengatakan, ‘Tidak ada seorangpun akan memiliki iman sebelum ia
menginginkan bagi saudaranya (MUSLIM) apa yang diinginkan bagi dirinya.”
(Sahih Bukhari 2:12)
Rasulullah
berkata, “Aku telah diperintahkan (oleh Allah) untuk MEMERANGI
orang-orang sampai mereka mengaku bahwa tidak ada yang patut disembah
selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah,….(Sahih Bukhari 2:24)
Baca artikel selengkapnya di SINI