Sabtu, 05 Maret 2016

Kisah Nabi Abraham Diuji Elohim-nya (Kitab Kejadian 22:1-18)







(Kitab Kejadian 22:1-18)
 Setelah semuanya itu Elohim mencoba Abraham.
Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.”

Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu (1), yang engkau kasihi, yakni Ishak (2), pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di
sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak (2), anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia ….
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak (2), anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak (2) kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.”
Bertanyalah ia:


“Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Sahut Abraham: “Elohim yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.”

 Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Elohim kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak 2, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.”
Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Elohim, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal (1) kepada-Ku.”
 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan  di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran  pengganti anaknya.  Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan“;
sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.”

 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri –demikianlah firman TUHAN—“Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal (1) kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.”
 CATATAN PENTING:
Ada kalimat dan butir-butir penting yang dicatatkan disini, demi memperlihatkan otentiknya kisah pengorbanan Abraham terhadap anaknya. Banyak orang bertanya: Apa makna kisah aneh ini? Siapakah sang anak yang hendak dukorbankan itu?
  1. Dari mulut Tuhan sendiri terpanggil sebanyak 3x sebutan anak Abraham dengan istilah “anak tunggal”. Tuhan menekankan ini berulang, agar Abraham menyama-kan persepsinya dengan Tuhan tentang siapa yang Tuhan anggap sebagai anak pilihanNya satu-satunya.
  2. Jadi siapa sang “anak tunggal Abraham” yang Tuhan minta untuk dikurbankan itu? Dan Tuhan sendiri pula yang menjelaskannya dengan berkata, “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak…”!
    Tidak ada kekaburan atau kekeliruan, bukan? Dan seterusnya dalam pasal tersebut nama Ishak terus disebut dengan konsisten sebanyak 4x lagi!
Sekalipun demikian ada banyak teman Muslim yang lebih mau percaya bahwa Ismail-lah yang akan disembelih itu. Alasannya semata karena Tuhan telah terlanjur menyebutkannya sebagai “anak tunggal “, dan Ishak tidak pernah bisa jadi anak tunggal jikalau ia mempunyai Ismail sebagai abangnya! Dengan perkataan lain, Muslim hanya mau melihat istilah “anak tunggal” tetapi membutakan mata dan telinga terhadap nama ISHAK yang Tuhan sebut secara tegas sebagai penjelasan atas makna “anak tunggal” yang Dia maksudkan. Padahal ini sudah Tuhan jelaskan sebelumnya, lihat Kitab Kejadian pasal 17.
Disitu Tuhan sudah menolak Abraham yang mau menobatkan Ismael sebagai “anak tunggal” sebelum Ishak benar-benar muncul. Abraham mencoba menawarkan usulannya kepada Elohim, “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” Tetapi Elohim menolak tegas:
Tidak, melainkan isterimu Sara lah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia (Ishak) menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya” (Kej.17:18-19).
Jadi jelas TIDAK ada yang lain dimata Tuhan, hanya Ishak dari rahim Sara lah yang boleh menjadi anak- perjanjianNya yang kekal, satu-satunya, TUNGGAL, tidak dipersekutukan dengan anak kedagingan lainnya! Ishak ditandai sebagai anak mukjizat Tuhan, dan juga sebagai anak dari Ibu bangsa-bangsa (Kej.17:16), yang menurunkan para nabi-nabi Elohim seterusnya. Ini berlainan dengan Ismail yang tidak merupakan anak mukjizat apapun, tidak ditandai dengan apapun, tidak diajak Tuhan untuk berbicara sekalipun, dan bahkan di Quran-pun bukan termasuk keturunan kenabian dan Kitab (QS.29:27).
  1. Apa makna Kisah yang sekilas tampak sangat aneh, karena Tuhan kok sampai
memerintahkan nabiNya membunuh anak sendiri? Tak masuk akal, bukan?
Inilah yang lagi-lagi banyak disalah-pahami orang luar. Dikira hanya semacam
ujian iman bagi nabi Ibrahmm, lulus-testing, lalu diadakan perayaan kemenangan
iman dengan membagi-bagi daging kurban kepada fakir-miskin (dalam upacara
Hari Raya Haji). BUKAN ITU! JAUH LEBIH BESAR MAKNANYA!

Ini adalah awal dari satu penyingkapan besar tentang SALVATION PLAN TUHAN
(rancangan penyelamatanNya kembali) kepada umat manusia yang semuanya telah
berdosa sejak kejatuhan Adam dalam dosa (di Taman Eden). Sejak itulah umat
manusia tervonis hukuman mati (masuk neraka). Tuhan berkata kepada Adam: “…janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kej.2:17).

Akibat dosa adalah maut/ mati /neraka.
Baca Kitab Roma 6:23, dan baca Quran Surat 19:71.Semua orang masuk neraka
karena dosanya, dan mereka perlu diselamatkan.
Tapi ingat, ada Hukum Tuhan berlaku di Taurat maupun di Quran:
Gigi ganti gigi, mata ganti mata, nyawa ganti nyawa (QS.5:45).
Maka nyawa manusia (yang tervonis mati itu) hanya bisa dibebaskan (jadi hidup lagi) bila digantikan oleh nyawanya Sosok Penebus, Sang Kurban, yang Tuhan sediakan!
Nah! Disinilah Abraham tanpa sadar telah bernubuat dengan tepatnya dibawah bimbingan roh Tuhan. Ia berkata (dalam ayat 8): “Elohim yang akan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran bagi-Nya… “.
Dan benarlah, selanjutnya terjadi bahwa Abraham mengambil domba yang tersedia dari “langit”, lalu “mengorbankannya sebagai korban bakaran  pengganti anaknya” (ayat 13). Kini kita mulai jelas melihat simbolisasi Tuhan dalam kisah penebusan kematian anak Abraham, yang tadinya terasa sangat aneh:
Anak manusia (dilambangkan Ishak) harus mati. Tapi ia DITEBUS oleh Anak Domba (sebagai kurban bakaran) sehingga anak manusia bisa selamat (tidak keneraka). Sang Kurban disediakan Tuhan sendiri untuk menebus nyawa anak manusia  yang seharusnya MATI (masuk neraka, karena dosa). Dan kisah “aneh” inilah yang kelak menunjuk kepada YESUS MESIAS sebagai Anak Domba (kurban) yang datang menebus dosa kematian umat manusia. Persis seperti yang dirujukkan berturut-turut oleh Quran dan nabi Yohanes (Yahya), dengan lafal dan gaya yang berbeda namun maksudnya sama:
Quran Surat.37:107,

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

“Wa fa dainaahu bi dzibhin ‘AZHIIM”


“Dan Kami tebus anak itu dengan kurban yang BESAR”
Terjemahan Depag dengan tambahan kata “seekor” menjadi  “seekor sembelihan yang besar” telah mencoba menggiring pembaca kepada sosok binatangnya yang tambun (fisik besar). Namun makna berita ini sejatinya adalah sebuah tamsilan yang ditujukan kepada sosok Kurban yang ‘AZHIIM, AGUNG, GREATNESS, yang tak ada kaitannya dengan fisikal, melainkan symbol SIFAT yang melekat pada sang Kurban itu sendiri, sehingga terambil dari salah satu nama Allah sendiri, yaitu Al ’Azhim, Yang Maha Agung!

al zaimBinatang apakah yang bisa seagung sebegitu, selain ANAK DOMBA ELOHIM, MESIAS yang telah ditamsilkan oleh nabi Yohanes (Yahya) sebagai Sang Kurban yang menebus kematian (dosa) umat manusia:
Kitab Injil Yohanes 1:29:
“Lihatlah Anak Domba Elohim, yang menghapus dosa dunia”
Ya, itulah intisari kisah Abraham yang sungguh tidak ada kaitannya dengan urusan fisik dan perayaan penyembelihan kurban-fisik untuk dibagi-bagikan kepada kaum dhuafa. Kisah Abraham ini adalah penggambaran Tuhan akan SALVATION PLAN
— janji dan rancangan penyelamatanNya yang paling besar– bahwa satu Penebus, Yesus Mesias, akan dianugerahkan Tuhan sebagai Kurban Penyaliban bagi umat manusia berdosa, demi penyelamatannya dari kematian kekal dineraka.
Itulah INJIL, Kabar Baik yang terbaik bagi Anda dan saya dan semua…

Cari artikel Blog Ini

copy right