Senin, 10 Juni 2013

buku MENGENAL MUHAMMAD part 9 (halaman 81-90)




diri namun juga mengapa ia tidak pernah menuntaskan bunuh diri tsb. Narsisis jarang bunuh
diri. Betapa anehnya bahwa dlm setiap kali Muhamad mencoba utk bunuh diri, Jibril datang
menyelamatkannya, dan proses itu diulanginya kembali. Narsisis biasanya tidak pernah
menuntaskan bunuh diri mereka, Mereka hanya mengungkapkannya guna mencari simpati.
“Bgm mungkin seorang narsisis yg menganggap diri sbg seorang Colossus, sbg orang yg
teramat penting, sbg pusat alam semesta, lalu bunuh diri ? Agatha Christie menulis dlm
Dead Man's Mirror: “Ia jauh lebih
mungkin akan menghancurkan orang lain – seseorang yg
berani mengusiknya.... Tindakan macam itu bisa dianggap penting – malah suci ! Namun
menghancurkan diri sendiri ? Penghancuran seorang Diri macam itu” ?”
Berbeda dgn pasien bipolar yg memerlukan perawatan medis utk mengobati depresi mereka,
seorang narsisis hanyalah memerlukan “satu dose suplai narsistik utk mengangkat
perasaannya dari depresi menjadi manic euphoria yg sangat tinggi”, kata Vaknin.
Temporal Lobe Epilepsy
Temporal lobe epilepsy (TLE) didefinisikan thn 1985 oleh the International League Against
Epilepsy (ILAE) (Liga Internasional Melawan Epilepsi) sbg sebuah kondisi yg ditandai oleh
kejang2 tubuh yg tidak diprovokasi dan berulang2 yg berasal dari the medial or lateral
temporal lobe.
Kejang2 tubuh yg di-asosiasikan dgn TLE terdiri dari simple partial seizures atau kejang2
sebagian tubuh tanpa kehilangan kesadaran (dgn atau tanpa aura/peringatan) dan complex
partial seizures (yi. dgn kehilangan kesadaran). Sang penderita kehilangan kesadaran selama
sebuah complex partial seizure karena kejang2nya melibatkan kedua temporal lobes, yg
90
mengakibatkan gangguan ingatan. Kejang2 Muhamad mencakup kedua macam tipe diatas.
Kadang ia jatuh dan kehilangan kesadaran, dan kadang tidak.
Menurut sebuah hadis, selama konstruksi Ka’bah, sebelum ia menerima pemberitahuan akan
diangkat sbg nabi, Muhamad jatuh ke tanah tanpa sadar dgn kedua matanya mengarah
pada langit. Pada saat itu ia kehilangan kesadaran. Ini jelas tanda kejang2 epilepsi.
Menurut situs emedicine.com, “90% pasien dgn abnormalitas temporal interictal
epileptiform pada EEG mereka pernah mengalami kejang2.”
keterangan ttg EEG : http://www.emedicine.com/neuro/topic108.htm
EEG showing epilepsy 7-283
http://www.fotosearch.com/comp/IDX/IDX032/312302.jpg
Kami tahu bahwa sejak masa kecilnya, Muhamad mengalami kejang2. Ia melihat dua lelaki
dlm jubah putih membuka dadanya dan mencuci jantungnya dgn salju putih. Neurosurgeon
AS dan pionir ahli bedah otak, Harvey Cushing, melaporkan ttg seorang anak lelaki dgn
sebuah cystic glioma dlm temporal lobe bagian kanan mengalami halusinasi kuat ttg
seseorang dlm tiga dimensi dlm jubah putih.
Neurologis Irlandia-AS, Robert Foster Kennedy (1884-1952) adalah salah seorang yg
pertama yg mengidentifikasikan halusinasi kuat yg bersifat audio-visual (bisa didengar dan
dilihat) yg terjadi diluar tubuh penderita, sbg berasal dari temporal lobe.
Ttg masa mudanya, Muhamad mengatakan:
Saya berada diantara anak2 lelaki Quraish, mengangkat batu2 spt yg digunakan anak2 utk
bermain. Kami semua membuka baju kami, masing2 membuka lapisan atas (selembar kain)
dan dililitkan disekeliling leher sambil mengangkat batu2 ini. Saya berbolak-balik bersama
mereka ketika sebuah sosok yg tidak nampak menampar saya sampai sakit sambil
mengatakan, ‘Kenakan bajumu’. Jadi saya mengenakannya dan memulai mengangkat batu2
itu dileher saya, berbeda dari teman2 saya.”
Nampaknya sosok2 dlm halusinasi Muhamad se-kasar dan se-agresif Muhamad.
http://my.epilepsy.com/?q=node/965833
Sadeghian, Muslim asal Teheran ini mengatakan, ia mendasarkan penemuannya atas
pengalamannya dlm bidang kesehatan mental dan 5 thn meriset dokumen2 bersejarah
ttg kehidupan Muhamad.
Selama pekerjaan saya di rumah sakit psikiatris, saya
sering menemui pasien yg mengaku diri NABI. Ini
memang pemandangan lazim di RS2 Penyakit Syaraf.”
Sejak 1988 ia bekerja sbg neuropsychologist, dan mendapatkan ijazah S-3 dari Alliant
International University di San Diego, dan melakukan KKN di Massillon State Hospital.
91
Gejala-gejala Kejang-kejang Temporal Lobe
Kejang-kejang yang diakibatkan dari dalam temporal lobe bisa didahului oleh sebuah aura
(peringatan), dalam bentuk sensasi abnormal, epigastric sensations (perasaan aneh dalam
perut), halusinasi atau ilusi (entah lewat indera mata, hidung atau rasa di mulut ), sensasi déjà
vu (perasaan sangat bahagia dan puas), membayangkan peristiwa atau perasaan di masa lalu
atau emosi tiba2 dan intens yang tidak ada hubungannya dengan keadaan saat itu. Semua
gejala2 ini hadir saat Muhamad mengalami kejang-kejang.
Pengalaman epilepsi ini bisa partial/sebagian, dimana sang penderita tidak kehilangan
kesadaran, atau partial complex, yang mengakibatkan kehilangan atau kekurangan kesadaran.
Gejala2 lain termasuk gerakan kepala yang abnormal dan bola mata yang terangkat keatas
(putih semua, bagian hitamnya tidak kelihatan). Kejang-kejang tipe inilah yang terjadi pada
Muhamad saat dibangunnya Ka’bah.
Gerakan kontraksi otot yang repetitif dan ritmik yang mempengaruhi satu bagian tubuh, satu
lengan, bagian dari wajah atau bagian terisolasi lainnya juga merupakan gejala-gejala TLE.
Gejala-gejala lain termasuk sakit perut bagian bawah (abdominal pain), perasaan muak
(nausea), keringat deras, wajah kemerah2an, detak jantung yang cepat dan perubahan dalam
visi, ucapan, pemikiran, kesadaran dan kepribadian. Jelas, halusinasi lewat panca-indera
(visual, audio, sentuhan badan dsb.) adalah gejala2 utama.
Epilepsy.dk mendefinisikan, “Simple partial seizures dengan gejala-gejala mental, yaitu si
penderita bisa mengingat apa yang dialaminya tadi, dari jaman dulu dikenal sebagai ‘aura’.
Kejang-kejang itu sering disusul dengan gerakan tubuh yang tehentak-hentak (convulsion).
Mereka sering bagaikan mimpi … Ia berpikir ia sudah gila.”
Muhamad memang merasa bahwa ia sudah gila. Khadijah-lah yang
meyakinkannya bahwa ia tidak gila.
Situs itu juga menulis: “Sejak lama diperdebatkan apakah penderita epilepsy memiliki
kepribadian khas yang berbeda dari orang lain. Disimpulkan bahwa penderita dengan
temporal lobe epilepsy lebih tidak stabil secara emosional, dengan kecendrungan untuk
agresif. Ada yang menjadi egois (self-centered), mereka begitu sensitif sampai mendekati
paranoia, dan setiap pernyataan bisa membuatnya tersinggung. Mereka terlalu menganalisa
hal2 secara mendalam (mengarah kepada perasaan dendam), dan sangat tertarik khususnya
pada hal2 seperti agama, hal2 mistik, filosofis dan isu2 moralitas.”
Dijelaskan pula bahwa penderita TLE cenderung untuk depresi, berpikir untuk bunuh diri dan
halusinasi. Penderita merasa bahwa ia sedang ditindas. Namun demikian, hubungan
emosionalnya dengan orang2 lain lebih baik dengan penderita schizophrenia. Berbeda dengan
schizophrenia, TLE sering sembuh dengan sendirinya. Ini kemungkinan terjadi pada
Muhamad, karena semakin beranjak dalam umur kejang-kejangnya semakin jarang terjadi.
Namun demikian, ini tidak menghentikannya untuk terus “menerima wahyu” untuk
melengkapi Qur’annya sesuai dengan keperluan keadaan.
Diantara ayat-ayat Mekah yang dini dan ayat-ayat Medinah yang belakangan, ada perbedaan
dalam nada, ahasa dan struktur bahasa. Surat-surat yang ditulis selama karir Muhamad yang
dini bersifat poetis. Mereka berbunyi seperti sajak, pendek dan menarik perhatian. Mereka
penuh dengan permohonan agar pengikut soleh, rajin berzakat, menafkahi anak yatim,
92
membebaskan budak, sabar, berbaik hati dan penuh kasih dan cukup banyak perngatan dan
janji-janji neraka bagi mereka yang tidak mengindahkan peringatannya.
Surat 91, “Al Shams/Matahari”, adalah surat khas yang menggambarkan periode ini. Surat
itu membicarakan sebuah mitos yang sudah dikenal luas oleh bangsa Arab, bahwa Allâh telah
mengirimkan onta betina untuk memperingatkan rakyat Tsamud, yang karena kecerobohan
mereka memotong sebuah binatang yang sebenarnya seorang nabi betina.
Demi matahari dan cahayanya di pagi hari dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila
menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi
serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya. (Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas,
ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, lalu Rasul Allah (Saleh) berkata
kepada mereka: ("Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya". Lalu mereka
mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka
disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan tanah), dan Allah tidak
takut terhadap akibat tindakan-Nya itu.
Surat 113, “AL Falaq/Subuh”, adalah contoh lain tentang surat yang ditulis dalam periode
Mekah ini.
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-
Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita
tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Biasanya tukang-tukan sihir dalam
melakukan sihirnya membikin buhul-buhul dari tali lalu membacakan jampi-jampi dengan
menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul tersebut. Dan dari kejahatan pendengki bila ia
dengki".
Saat masih di Mekah, ambisi Muhamad hanya terbatas pada kota itu dan sekitarnya. Ia
menulis: Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab, supaya
kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negerinegeri)
sekelilingnya.
Ibu segala Kota, Ummul Qura, adalah Mekah. Dalam ayat-ayat lain, ia mengatakan bahwa ia
datang khusus bagi mereka yang belum menerima wahyu dari Tuhan. Menurut ayat-ayat ini,
pesannya tidak ditujukan bagi Yahudi dan Kristen. Namun dengan lajunya waktu dan
ambisinya, akhirnya ia menuntut agar kesemuanya tunduk padanya atau mati.
Bahasa dalam surat-surat belakangan bersifat legalistik. Sama dengan bahasa seorang tiran
yang menetapkan hukum dan peraturan bagi pengiktunya dan mendorong mereka untuk
merebut wilayah baru.
Seperti dikatakan A. S. Tritton, “Kalimat-kalimatnya panjang dan sulit dicerna sehingga sang
pendengar harus mengendar secara hati-hati atau ia akan kehilangan iramanya; bahasanya
bersifat prosa dengan kata-kata yang berirama dalam intervalnya. Topiknya adalah peraturan,
komentar atas kejadian, pernyataan kebijakan, peringatan kepada mereka yang tidak se-iya
sekata dengan sang nabi, khususnya Yahudi, dan rujukan kepada cekcok rumah tangga. Daya
khayalnya disini mulai melemah dan anak-anak kalimat menunjukkan kemiskinan ide-ide
dengan disana sini berisi letupan entusiasme dari ayat-ayat Mekah.”
93
Juga penting dicatat bahwa halusinasi Muhamad tidak terbatas pada malaikat Jibril. Ia juga
mengaku melihat Jin dan bahkan Setan. Saat sedang solat dalam mesjid, ia mulai menggerakgerikkan
lengannya seakan bergelut dengan seseorang yang tidak kelihatan. Ia kemudian
mengatakan, “Setan datang didepan saya dan mencoba mengganggu doa saya, namun Allâh
memberi saya kekuatan dan saya mencekiknya. Saya berpikir untuk mengikatnya kepada
tiang mesjid shg kau bisa melihatnya saat kau bangun di pagi hari. Lalu saya ingat pernyataan
Nabi Solomon, 'Tuhanku ! Berikan kepada saya sebuah kerajaan yang tidak dimiliki siapapun
setelah saya.' Lalu Allâh membuatnya (Setan) kembali dengan kepala tunduk (terhina).”
Dalam berbagai ahadis, Muhamad meriwayahkan pertemuan2nya dengan Jin. Ada cerita yang
mengatakan ia bermalam di kota mereka dan membuat mereka masuk Islam. Ada paling
sedikit 30 rujukan kepada Jin dalam Qur’an.
Gejala Lain TLE
Penderita TLE memiliki lima tendensi ini (diantara dan bukan selama kejang-kejang):
1. Hypergraphia: sebuah fenomena obsesi yang diwujudkan dalam menulis atau mencatat
dalam buku harian secara ekstensif. Walau mengaku buta huruf, Muhamad menyusun Qur’an,
meminta orang lain untuk menulis untuknya.
2. Hyperreligiositas: kepercayaan religius yang tidak hanya intens/mendalam, namun juga
bisa diasosiasikan dengan teori-teori teologis atau kosmologis yang tidak lazim. Penderita
menganggap diri mendapatkan wahyu ilahi. Muhamad jelas menyibukkan diri dengan filosofi
dan hal-hal mistik, yang membawanya menciptakan sebuah agama baru.
3. Sifat Menempel: Dari cerita-cerita tentang kedekatan Muhamad pada pamannya, ketika ia
masih kecil, bisa disimpulkan bahwa Muhamad secara emosional sangat memerlukan orang
dekat dan sangat marah saat ditolak atau dicampakkan.
4. Niat seksual yang berubah-ubah: Obsesi Muhamad kepada wanita menunjukkan bahwa
interesnya kepada sex meningkat walau, seperti yang akan kita saksikan nanti,
kemampuannya itu kemungkinan berkurang atau hilang sepenuhnya.
5. Agresif: emosi intens ini sering labil, sehingga suatu saat penderita bisa menunjukkan
kehangatan, dan pada saat lain, kemarahan dan iritasi berujung pada amukan dan kelakuan
agresif. Muhamad kadang bersifat ramah, khususnya kepada sahabat-sahabatnya, namun
sangat tidak sabar dan sering jengkel dgn mereka yang ia anggap menolak tuntutantuntutannya.
Bukhari mengatakan: “Jika Nabi tidak suka sesuatu, tanda ketidaksukaan itu
akan nampak pada wajahnya.”
Perjalanan Malam ke Surga
Ada berbagai versi ttg cerita Mi’raj Muhamad, pelancongan malam harinya ke surga. Ibn
Ishaq menyusun tradisi-tradisi yang berasal dari sahabat-sahabatnya, khususnya istrinya,
‘Aisha. Menurut riwayat, Muhamad melaporkan : (terjemahan bebas !)
“Ketika saya tidur dalam hijr, Jibril datang dan membangunkan saya dengan kakinya. Saya
bangun namun tidak melihat apa-apa dan merebah kembali. Untuk kedua kalinya ia datang
dan membangunkan saya dengan kakinya. Saya tidak melihat apa2 dan merebah kembali. Ia
94
datang kepada saya untuk ketiga kalinya dan membangunkan saya dgn kakinya. Saya bangun
dan ia memegang tangan saya dan saya berdiri disebelahnya. Ia membawa saya keluar pintu
mesjid, dan disitulah ada seekor hewan putih, setengah keledai ... (half mule, half donkey),
dengan sayap2 disisinya yang mempercepat gerakan kakinya …. Ia menaikkan saya padanya.
Lalu ia pergi keluar dengan saya, dan terus dekat dengan saya.
Ketika saya mencoba menaikinya, ia [hewan itu] malu-malu. Jibril meletakkan tangannya
pada bulu tengkuknya dan mengatakan, Apakah kau tidak malu, wahai Buraq, untuk
bertingkah seperti ini ? Demi Allâh, tidak ada yang lebih terhormat bagi Allâh daripada
Muhamad menaikimu. Hewan itu begitu malu sampai ia berkeringat dan berdiri sehingga saya
bisa menaikinya.”
Sang periwayah kemudian mengatakan: “Nabi dan Jibril berangkat sampai mereka tiba di kuil
Yerusalem. Disana ia berjumpa dengan nabi-nabi seperti Ibraham, Musa dan Yesus. Sang
nabi berlaku sebagai imam utama mereka dalam memimpin doa. Lalu ia dibawakan dua
ember, yang satu berisi anggur dan yang lainnya berisi susu. Sang nabi mengambil susu itu
dan meminumnya, menolak anggur tersebut. Jibril mengatakan, ‘Kau telah diantarn dengan
benar kepada hukum alami, agama asli yang benar dan begitu pula pengikutmu, Muhamad.
Anggur diharamkan bagimu.’ Lalu sang nabi kembali ke Mekah dan dipagi hari ia
mengatakan kepada Quraish apa yang terjadi. Kebanyakan dari mereka mengatakan, ‘Demi
Allâh, ini jelas sebuah absurditas ! Sebuah karavan saja memerlukan waktu satu bulan untuk
mencapai Syria dan satu bulan untuk kembali. Bagaimana Muhamad bisa melakukan
perjalanan pulang-pergi dalam satu malam ?’”
Ibn Sa’d mengatakan; “Setelah mendengar cerita ini banyak orang yang berdoa dan
bergabung dengan Islam menjadi pembelot dan meninggalkan Islam.” Dan kemudian
ayat Qur’an berikutlah kabarnya diturunkan sebagai tanggapan: “Kami membuat visi yang
Kami tunjukkan hanya untuk menguji manusia.”
Para periwayat Muslim sampai jungkir balik membumbui cerita ini agar nampak kredibel.
Mereka menambahkan bahwa setelah orang menuntut bukti darinya, Muhamad menjawab
bahwa ia dan kuda buraqnya telah melewati karavan si ini dan si itu di sebuah lembah dan
bahwa sang buraq mengagetkan mereka sampai salah satu onta mereka meloncat kaget dan
melarikan diri. Lalu Muhamad dikutip sebagai mengatakan;
“Dan saya menunjuk kepada mereka dimana (karavan) itu berada, saat saya dalam perjalanan
ke Syria. Saya meneruskan perjalanan sampai di Dajanan, sebuah gunung didekat Tihama,
sekitar 25 mil dari Mekah. Saya melewati karavan Banu ini dan itu. Saya menemukan mereka
tertidur. Mereka memiliki ember air yg ditutupi dengan alas penutup. Saya melepaskan
penutup itu dan meminum airnya, dan meletakkan kembali alas penutup tersebut.
Yang ingin dibuktikannya adalah bahwa karavan mereka itu pada saat ini sedang turun dari
al-Baida’ di Celah al-Tan’im, yg dipimpin oleh onta berwarna ke-abu2an yg dibebani dengan
dua kantong, salah satunya berwarna hitam dan satunya lagi berwarna warni.’ Baida adalah
sebuah lembah didekat Mekah, disisi Medinah. Tan’im berada di tanah tinggi didekat Mekah.
Orang-orang itu bergegas mencapai Celah itu dan onta pertama yang mereka temukan adalah
sesuai dengan yang digambarkan (nabi). Mereka menanyakan lelaki-lelaki itu tentang ember
air itu dan mereka mengatakan bahwa ember itu tadinya penuh air, dan mereka menutupinya
dengan sebuah alas namun ketika mereka bangun, ember itu, walau tertutup ternyata kosong
isinya. Mereka bertanya orang lain yang juga berada di Mekah dan mereka mengatakan
bahwa memang benar mereka dikagetkan dan seekor onta berlari kaget. Mereka mendengar
95
seseorang memanggil mereka, yg menunjuk pada arah larinya sang onta sehingga mereka bisa
menangkapnya kembali.”
Tradisi-tradisi ini ditulis lebih dari seratus tahun setelah kematian Muhamad. Tidak ada
cara membuktikan otentisitas klaim-klaim tersebut setelah lewatnya jangka waktu yang cukup
panjang. Namun apa yang umumnya dilewatkan Muslim adalah bahwa pada saat Muhamad
mengaku telah mengunjungi sebuah kuil di Yerusalem, kuil itu sebenarnya belum dibangun.
Enam abad sebelum penerbangan misterius al-Buraq itu, rakyat Romawi telah menghancurkannya.
Pada tahun 70M tidak satupun batu yang berdiri. Menurut Injil, Kuil Solomon
dibangun sekitar abad 10 SM. The Dome of the Rock dibangun diatas fondasi Kuil Yupiter
Romawi pada tahun 691M. Mesjid Al-Aqsa dibangun diatas sebuah basilica Romawi di
sebelah selatan the Temple Mount oleh bangsa Umayyad di tahun 710M. Ironis bahwa
Muhamad bisa menggambarkan karavan suku ini dan itu dengan begitu mendetil, namun lupa
bahwa kuil tempat ia solat itu, sebenarnya belum eksis.
Sebuah hadis lain mengatakan bahwa untuk menguji kebenaran pernyataan Muhamad, Abu
Bakar memintanya agar Muhamad menggambarkan Yerusalem dan ketika ia melakukannya,
Abu Bakar mengatakan ‘Itu benar. Saya bersaksi bahwa kau adalah rasul Allâh’. Tidak jelas
apakah Abu Bakar memang pernah mengunjungi Yerusalem. Ini bukan kota penting bagi
bangsa Arab untuk dikunjungi. Namun demikian, sangat mengherankan bahwa Abu Bakarpun
tidak sedikitpun menggambarkan kuil itu. Ini tidak lain hanyalah cerita-cerita yg disusun
Muslim untuk memberikan kredibiltas kepada cerita yang paling aneh yg pernah dinarasikan
nabi mereka.
Ada versi lain mengenai cerita ini yang kemungkinan lebih bisa dipercaya karena ini juga
diratifikasi dalam Quran. Dalam versi ini Muhamad mengatakan:
"Setelah menuntaskan urusan saya di Yerusalem, sebuah anak tangga yang paling indah yang
pernah saya lihat dibawa kepada saya. Itu tangga yg dipandangi orang menjelang dijemput
maut. Rekan saya menaikinya, sampai kami tiba di salah satu gerbang surga yg disebut dgn
Gerbang Para Penjaga. Malaikat bernama Isma’il bertanggung jawab atasnya dan ia
membawahi 12.000 malaikat, yg masing2 membhawai 12.000 malaikat.’
Ketika Jibril membawa saya masuk, Isma’il bertanya siapa saya dan ketika ia mengatakan
bahwa saya Muhamad, ia bertanya apakah saya diberikan sebuah misi, atau dipanggil, dan
setelah diyakinkan, ia mengucapkan selamat jalan.
Semua malaikat yg menemui saya ketika saya memasuki suga paling bawah tersenyum dan
mengucapkan selamat jalan, kecuali salah satu dari mereka yg tidak senyum atau
menunjukkan ekspresi gembira spt yg lainnya.
Dan ketika saya Tanya alasannya kpd Jibril, ia mengatakan bahwa kalau ia memang pernah
tersenyum kpd orang lain sebelumnya atau tetrseunyim kpd seseorang sesudahnya, ia akan
tersenyum pada saya. Ia tidak tersenyum karena ia Malik, Penjaga Pintu Neraka. ”
… Surah 81:21 ‘Apakah kau tidak akan perintahkan dia utk menunjuk Neraka pada saya ?’
Dan ia mengatakan, ‘Tentu ! Hai Malik, tunjukkan Neraka pada Muhamad.’ Thereupon he
removed its covering, and the flames blazed high into the air, until I thought that they would
consume everything. So I asked Gabriel to order him to send them back to their place, which
he did.
96
Saya hanya bisa menbandingkan dampak penarikan diri mereka spt jatuhnya bayang2 sampai,
ketika api mundur ketempat asal mereka, Malik menutupi mereka.
Ketika saya memasuki surga paling bawah, saya melihat seseorang duduk disana, dgn jiwa2
orang yg melewatinya. Kpd seseorang ia berbicara dgn baik dan … mengatakan ‘Jiwa bagus
dari raga yg bagus.’ Tentang orang lain ia akan mengatakan ‘Wah’ dan cemberut, mengatakan:
‘Jiwa setan dari raga setan.’
Dlm menjawab pertanyaan saya, Jibril mengatakan bahwa ini ayah kami, Adam, sedang
memeriksa jiwa2 keturunannya. Jiwa orang beriman meningkatkan kegembiraannya,
sementara jiwa seorang kafir meningkatkan kejijikannya. ‘Lalu saya melihat orang2 dgn bibir
spt onta. Dlm tangan2 mereka terdapat kepingan2 api, spt batu, yg mereka gunakan utk
dimasukkan dalam mulut mereka dan kemudian keluar dari bokong mereka. Saya diberitabu
bahwa ini mereka yg berdosa karena memakan harta anak yatim piatu. Lalu saya melihat
orang2 seperti keluarga Firaun, dgn perut2 yg belum pernah saya lihat, dan melewati mereka
adalah onta2 yg gila karena kehausan ketika mereka dibuang ke neraka, menginjak mereka
karena mereka tidak dapat mengelak. Mereka adalah para lintah darat.
Lalu saya melihat wanita2 digantung dari buah dada mereka. Mereka melahirkan anak2 haram
jadah bukan dari suami2 mereka.
Lalu saya dibawa ke surga kedua, dan disitu ada dua saudara sepupu dari garis ibu, Isa, putera
Mariam dan Yohanes, putera Zakariah. Lalu saya ke surga ketiga dan disitu ada seseoarng yg
wajahnya spt bulan purnama. Itu saudara saya, Yusuf, putera Yakub. Lalu ke surga keempat,
disana ada seorang bernama Idris. ‘Dan kami …. And we have exalted him to a lofty place.’
Surah 19:58 ??? Lalu ke surga kelima dan disana ada lelaki dgn rambut putih dan jenggot
panjang, belum pernah saya melihat lelaki yg lebih rupawan darinya.
Ia adalah yg paling dikasihi rakyatnya, Aaron, putera ‘Imran. Lalu ke surga keenam, dan
disana ada lelaki berwarna kulit gelap dgn hidung berbentuk kait (‘a hooked nose’), spt kaum
Shanu’a. Ini saudara saya, Musa, putera ‘Imran. Lalu ke surga ketujuh, dan disana ada
seseorang duduk di singgasana pada gerbang rumah mewah immortal, Surga. Setiap hari,
70.000 malaikat masuk dan tidak kembali sebelum hari kiamat. Belum pernah saya melihat
orang lebih mirip dgn saya. Ini ayah saya, Ibraham. Lalu ia membawa saya ke surga, dan
disitu saya melihat gadis dgn bibir merah gelap dan bertanya siapa memilikinya, karena ia
sangat membuat saya suka padanya, dan ia mengatakan ‘Zayd b. Haritha.’ Rasul memberitahu
Zayd berita baik ini tentangnya (gadis itu)."
Satu tradisi mengatakan, Ketika Jibril mengantar Muhamad ke setiap tingkatan surga dan
meminta ijin masuk, ia harus memberitahu para penjaga siapa yang ia bawa dan apakah
tamunya itu menerima sebuah misi atau telah dipanggil, dan para penjaga gerbang akan
menjawab ‘Allâh memberikannya kehidupan, kakak dan sahabat !’ dan membiarkan mereka
lewat sampai mereka mencapai langit ketujuh dan disana Muhamad bertemu dengan Allâh.
Disana ditetapkan kewajiban lima puluh kali solat per hari bagi pengikutnya. Saat ia kembali,
ia bertemu Musa dan inilah yang terjadi:
"Pada saat saya kembali, saya berjumpa dengan Musa dan sungguh ia temanmu yang paling
baik ! Ia bertanya berapa solat yang diwajibkan pada saya dan ketika saya mengatakan lima
puluh, ia mengatakan, ‘Doa adalah sesuatu yang memberatkan dan pengikutmu adalah orangorang
lemah, jadi kembalilah kepada Tuhanmu dan minta padaNya untuk mengurangi jumlah
solatnya bagi dirimu dan komunitasmu.’ Saya melakukannya dan Ia mewajibkan sepuluh
97
solat. Sekali lagi saya berpapasan dengan Musa dan ia sekali lagi mengatakan hal yang sama,
dan begitulah seterusnya sampai hanya ditetapkan lima solat bagi seluruh hari dan malam.
Musa kembali memberikan saya nasehat yang sama. Saya menjawab bahwa saya sudah
kembali kepada Tuhan saya dan bertanya padaNya untuk mengurangi jumlahnya sampai saya
malu dan saya tidak akan melakukannya lagi. Barang siapa yang melakukan doa dalam iman,
imannya akan dihadiahi dengan limapuluh solat."
Ada Muslim yg mengatakan bahwa peristiwa ini tidak terjadi dalam dunia fisik melainkan
sebuah pengalaman spiritual. Namun, itupun tidak benar mengingat pernyataan Muhamad yg
mendetil tentang karavan Banu ini-itu yang ditemuinya dalam perjalanannya dan semua detil
tentang seekor onta yg meloncat kaget atau meminum air dari sebuah ember milik karavan itu.
Bukti paling besar bahwa pengalaman ini sebenarnya sebuah pengalaman fisik adalah karena
ini tercatat dalam Qur’an sendiri, yg mengatakan bahwa asensi ini dimaksudkan untuk
menguji iman pengikut. Muslim memang mempercayai absurditas mana saja selama
absurditas itu diberi cap “spiritual”, tetapi kalau sesuatu dikatakan terjadi dalam dunia nyata,
Muslim bertendensi utk lebih skeptis.
Muhamad Menyatakan Kebenaran
http://www.fyodordostoevsky.com/pictures.php
Penulis Rusia, Feodor Dostoevsky, bahkan percaya bahwa Muhamad mengataskan
kebenaran. Ia percaya bahwa pengalaman Muhamad ini benar, paling tidak menurut dirinya
sendiri. Dostoevsky sendiri menderita temporal lobe epilepsy. Ia mengatakan, lewat salah
satu tokoh dalam bukunya, ketika ia mengalami kejang2, pintu2 Surga akan terbuka dan ia
bisa melihat barisan malaikat meniupkan trompet emas. Lalu kedua gerbang emas akan
terbuka dan ia bisa melihat tangga emas yg mengantar langsung kepada singgasana Tuhan.
Newsweek, tgl 7 Mei, 2001, dalam sebuah artikel berjudul Religion and the Brain (Religi dan
Otak), menjelaskan fenomena ini:
Saat gambaran sebuah salib atau sebuah Taurat berlapis emas, memecut kekaguman religius,
ini disebabkan karena bagian otak yg mengatur penglihatan--yg menafsirkan apa yg dilihat
mata dan menghubungkan gambaran itu dgn emosi dan memori--telah belajar utk
menghubungkan gambaran tsb dgn perasaan tsb. Visi2 yg timbul selama doa atau ritual
agama juga dihasilkan dari dalam area tsb: stimulasi elektris dari temporal lobe (yg tersimpan
dipinggir kepala dan menyimpan sirkuit2 yg bertanggung jawab atas bahasa, pemikiran
konseptual dan asosiasi) menghasilkan visi.
Epilepsi Temporal-Lobe —letupan abnormal aktivitas elektrik di kawasan2 ini—
membawanya ke hal yg lebih ekstrim. Walau studi meragukan koneksi antara epilepsy dgn
98
religiositas, ada yg merasa bahwa kondisi ini mencetuskan visi dan suara2 jelas semacam tipe
yg dialami Joan of Arc.
Walau epilepsy temporal-lobe jarang terjadi, periset menganggap bahwa letupan2 aktivitas
elektrik yg terpusat yg disebut dgn “temporal-lobe transients” bisa menghasilkan pengalaman
mistik. Utk menguji teori ini, Michael Persinger dari Laurentian University di Canada
menempatkan sebuah helm yg dipadati dgn elektromagnet dan dipasang pada kepala
sukarelawan. Helm itu menciptakan aliran magnetik yg lemah, tidak lebih dari yg dihasilkan
layar computer.
Memonitor Epilepsi
Menurut Persinger, letupan2 aktivitas elektrik dalam temporal lobe, menghasilkan sensasi yg
oleh sukarelawan digambarkan sbg supernatural atau spiritual: sebuah pengalaman luar badan,
perasaan kehadiran ilahi. Ia percaya bahwa pengalaman religius diakibatkan oleh badai
elektrik dlm temporal lobes, dan bahwa badai2 itu bisa dicetuskan karena keresahan, krisis
pribadi, kekurangan oxygen, kadar gula rendah dan badan letih—saat2 dimana orang biasanya
menemukan “Tuhan.”
Asal Usul Pengalaman Mistik Muhamad !
Mungkinkah perangsangan temporal lobe membangunkan pengalaman misitk spt merasakan
kehadiran “mahluk halus”, mendengar suara, melihat cahaya atau bahkan hantu ?
Michael Persinger setuju. Ia mampu mendemonstrasikan bahwa sensasi yg digambarkan sbg
“pengalaman religius” tidak lain adalah dampak sampingan dari kegiatan otak kita yg sangat
aktif itu. Dlm kata2 sederhana:
99
Kalau bagian otak sebelah kanan-bagian yg mengatur emosi kita- ... dan lalu bagian kiribagian
bahasa- diperintahkan utk mempertanyakan fenomena tidak eksis ini, otak kita
menghasilkan perasaan adanya “mahluk halus.”
Ken Hollings menulis :
“Persinger… berpendapat bahwa pengalaman religius diciptakan dalam otak. Studi akhir2 ini
menunjukkan bahwa kesadaran mengenai diri kita sendiri (our sense of self) dihasilkan oleh
temporal lobe kiri, yg berlokasi dlm bagian otak yg mengatur logika dan ketepatan, yg
mencoba mempertahankan batasan antara kesadaran individual dan dunia luar. Tutup lobe itu
dan kau akan merasakan bahwa kau telah menyatu dgn Alam Semesta – bentuk utama
pengalaman religius.
Rangsang temporal lobe bagian kanan, bagian otak kita yg lebih kreatif dan emosional, maka
timbullah perasaan kesadaran diri, yg biasanya dirasakan sbg fenomena 'terpisah'.”
Persinger menempatkan helm sepeda motor dgn sumbu2 (solenoid) yg menyalurkan aliran
elektromagnetik lunak disekitar kepala bagian otak seorang sukarelawan. Mereka duduk dgn
mata tertutup kain dlm sebuah kamar kosong yg mendapat julukan “ruang surga dan neraka.”
Dgn memindah2kan aliran listrik itu, 80% dari sukarelawan yg mengambil bagian dlm
eksperimen ini merasakan “kehadiran” mahluk halus dlm kamar tsb, kadang
menyentuh atau bahkan meraih mereka. Ada yg mengatakan bahwa mereka mencium
wangi surga atau bau neraka. Mereka mendengar suara, melihat lorong2 gelap, cahaya dan
pengalaman religius mendalam.
Ed Conroy, melaporkan eksperimen Michael Persinger ini & menulis : “Kepribadian orang2
normal yg menunjukkan meningkatnya aktivitas temporal lobe … menunjukkan
meningkatnya kreatifitas, suggestibility, kapasitas ingatan dan proses intuisi. Sebagian besar
mengalami fantasi hebat atau subyektif yg memupuk adaptabilitas mereka. Banyak dari
mereka cenderung pada aktivitas fisik dan mental yg disusul dgn depresi ringan. Orang2 ini
lebih sering memiliki mengalami perasaan ‘ada hantu dan bahkan melihatnya’; kepercayaan2
eksotik lebih dirasakan ketimbang konsep2 religi tradisional.”
Persinger menemukan bahwa masing2 sukarelawan memberikan nama yg tidak asing kpd
'hantu' mereka. Orang2 beragama merasakan kehadiran tokoh2 suci agama mereka spt Elijah,
Yesus, Bunda Maria, Mohamad, dsb. Mereka yg cenderung memiliki interpretasi ala Freud -
menamakan fenomena yg hadir sbg kakeknya misalnya, sementara sukarelawan yg agnostik,
yg terkagum2 ttg cerita2 piring terbang dari angkasa luar (UFO), menceritakan sesuatu yg
lebih mirip cerita penculikan oleh mahluk dari planet lain.
Metoda ini juga digunakan utk merangsang pengalaman hampir mati
(near-death experience) atau NDE. Hollings menulis :
“Thn 1933 di Montreal, ahli bedah syaraf, Wilder Penfield menemukan bahwa saat ia
menstimulasi sel2 saraf tertentu dlm temporal lobe dgn aliran listrik, pasien akan merasakan
kembali ‘pengalaman2 sebelumnya’ secara mendetil dan meyakinkan.
Dlm bukunya yg kontroversial thn 1976, The Origin of Consciousness in the Breakdown of
the Bicameral Mind, psikologis Princeton, Julian Jaynes mengatakan bahwa perasaan yg
biasanya digambarkan sbg 'pengalaman religius' hanyalah efek sampingan dari
interaktivitas giat antara bagian kiri dan kanan otak kami. Nenek moyang kami, katanya,
100
tidak ... dapat menjelaskan perasaan tsb kecuali menyebutnya sbg suara2 dan visi dari dewa2
di atas.”
Apa yg sebenarnya terjadi dlm saat kesadaran spiritual yg intens ?
Hollings mengatakan, “Aktivitas dlm bagian amygdale otak, yg memantau lingkungan utk
menghindari ancaman dan mengukur ketakutan, ditekan (dampened). Sirkuit2 Parietal lobe
yg memberikan kita orientasi, hilang secara pelan2, sementara sirkuit2 dlm frontal dan
temporal lobe, yg menandai waktu dan mengakibatkan kesadaran diri, menjadi terputus.
Menggunakan brain-imaging data dari Budhis2 Tibet selama meditasi atau biarawati
Fransiskan saat berdoa, Dr. Andrew Newberg dari University of Pennsylvania mengamati
bahwa segenggam syaraf/neuron dlm superior parietal lobe, dihampir atas dan belakang otak
kami, telah berhenti (shut down). Kawasan ini membantu memproses informasi ttg orientasi
dan waktu.”
Persinger menunjukkan bahwa pengalaman “spiritual” dan “supernatural” adalah hasil dari
kurangnya komunikasi dan koordinasi antara temporal lobe kiri dan kanan.
Pengalaman adanya hantu dlm kamar, perasaan bahwa sukma kita terpisah dari badan,
melihat bagian2 tubuh kita terpotong2 secara aneh dan bahkan perasaan religius semuanya
diciptakan dlm otak. Persinger menyebut pengalaman2 ini sbg ‘temporal lobe transients’, atau
peningkatan dan ketidakstabilan dlm pola2 penembakan neuron dlm temporal lobe.
Bagaimana pengalaman ini menghasilkan perasaan religius ?
"Kesadaran diri kita" (our sense of self), kata Persinger “pada fungsi otak normal,
dipertahankan oleh cortex temporal sebelah kiri dan kanan. Begitu kedua cortex ini tidak
terkoordinasi, spt saat kejang2 atau pengalaman 'mistik,' maka otak sebelah kiri
menafsirkan aktivitas tidka terkoordinasi itu sbg ‘pribadi lain’, atau 'kehadiran mahluk
lain’, seakan ada mahluk halus (yg bisa ditafsirkan sbg malaikat, jin, hantu atau mahluk
angkasa luar), atau meninggalkan tubuh mereka (spt dalam pengalaman near-death
experiences), atau bahkan ‘Tuhan’.
Saat amygdala (bagian kanan otak berhubungan dgn emosi) terlibat dlm pengalaman mistik
ini, faktor2 emosional sangat meningkatkan pengalaman itu, yg kalau dihubungkan dgn tema2
spiritual, bisa menjadi sebuah kekuatan yg sangat intens bagi perasaan religius."
101
Stimulasi Otak menciptakan Orang yg tidak Nampak
Pakar sains Swiss menemukan bahwa stimulasi elekytonik/listrik otak bisa menciptakan
perasaan kehadiran seseorang yg tidak nampak (a "shadow person") yg mencontoh gerakgerik
tubuh kita.
physorg.com melaporkan :
Olaf Blanke dan rekan2 di the Federal Polytechnic School of Lausanne mengatakan,
penemuan mereka bisa menjelaskan proses2 otak yg menyumbang bagi gejala2 schizophrenia,
dimana seorang penderita merasa kelakuannya di-beo oleh orang lain.
Dokter yg mengevaluasi seorang wanita normal tanpa latar belakang problema psikiatris
menemukan bahwa stimulasi bagian otaknya yg disebut the left temporoparietal junction
membuatnya percaya bahwa ada seseorang yg berdiri dibelakangnya.
Sang pasien melaporkan bahwa "orang itu" melakukan gerak gerik persis sama dgn dirinya,
walau itu hanya ilusi. Pada saat penyidikan, pasien diminta utk membungkuk kedepan dan
memegang lututnya: ini mengakibatkan perasaan bahwa ‘orang bayangannya itu’ sedang
memeluknya, yg dirasakannya sbg 'tidak nyaman.'
Penemuan ini bisa membuat kami semakin mengerti dampak2 psikiatris spt paranoia,
perasaan dikontrol dan ditindas oleh mahluk ruang angkasa, demikian para neuroscientist
(pakar ilmu saraf).
mahluk luar angkasa ...
Penemuan ini dilaporkan dlm sebuah dlm isu jurnal Nature minggu ini.
Mungkinkah penemuan ini menjelaskan apa yg didengarkan dan dirasakan Muhamad saat
terbang ke surga ? Muhamad datang dari budaya yg percaya jin, malaikat, gendruwo, setan
dan mahluk2 itu jugalah yg dilihatkan dlm halusinasinya. Dijaman itu berlangsung perdebatan
ttg mereka yg percaya akan satu Tuhan, spt Yahudi, Kristen dan Hanifisme (sekte monotheis
pra Islam yg merupakan kepercayaan Khadijah yg disebarkan di Arabia), versus mereka yg
polytheis, spt yg dipercaya clannya Muhamad. Muhamad berpihak pada monotheisme yg
lebih “eksotik”, ketimbang konsep tradisional religius yg dipercaya sukunya. Juga perlu
diingat pengaruh Khadijah dlm menafsirkan halusinasi Muhamad.
Apa yg dialami Muhamad dirasakan benar2 terjadi, tapi ini hanya pengalaman mental. Ketika
ia menceritakannya kpd Khadijah, apa yg dipikirkannya adalah bahwa suami tercintanya
entah kesurupan atau disentuh malaikat. Jadi ketika Muhamad mengatakan kepadanya “Saya
khawatir sesuatu akan terjadi pada saya”, ia menjawab, “Tidak mungkin ! Allâh tidak akan

Cari artikel Blog Ini

copy right